Asal - Usul Nama dan Sejarah Kota Kebumen

Asal - Usul Nama dan Sejarah Kota Kebumen

Kebumen

Ketika di perantauan, saya sering ditanya oleh teman-teman mengenai asal kota saya, dan saya akan menjawab bahwa saya berasal dari Kebumen. Namun yang membuat saya hampir selalu menahan marah adalah banyak diantara teman saya yang mengejek kota kelahiran saya. Mereka mengatakan bahwa Kebumen berasal dari kata kebo (kerbau) dan men sehingga menjadi Kebumen.

Mungkin sebenarnya mereka tidak bermaksud mengejek atau menjelekkan kota saya, karena mereka memang tidak tahu asal usul yang sebenarnya, lagipula mereka juga punya tanah kelahiran masing-masing. Sebagai orang Kebumen, menjadi keharusan bagi saya untuk selalu meluruskan anggapan teman-teman saya yang salah itu.

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki asal usul dan sejarahnya sendiri, begitu pula dengan Kebumen. Kebumen adalah sebuah kabupaten di Jawa Tengah bagian barat dan berada di pesisir selatan pulau jawa. 

Sejarah mengenai asal usul keberadaan Kabupaten Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan Kesultanan Mataram Islam. Pada masa itu belum dikenal nama Kebumen, melainkan Panjer. Konon pada waktu Sultan Agung menyerang Batavia, banyak pemuda-pemuda dari Panjer yang bergabung menjadi prajurit laskar Mataram.

Kebumen atau Panjer pada masa itu termasuk wilayah bagian dari kekuasaan Mataram Islam yang disebut daerah Manca Negara Kulon atau wilayah Kademangan Karanglo. Panjer juga tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan Mataram ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. 

Adapun mengenai asal-usul penamaan Kebumen dan hari jadi Kabupaten Kebumen ada beberapa versi yang berkembang di masyarakat. Namun versi yang cukup terkenal adalah bahwa asal mula nama Kebumen adalah berasal dari adanya tokoh yang bernama Pangeran Bumidirja.

Pangeran Bumidirja adalah Salah seorang Punggawa keraton Mataram yang masih merupakan adik Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Sewaktu Mataram dipimpin oleh Sunan Amangkurat I, Pangeran Bumidirja melihat banyak kezaliman yang merajalela, bahkan Sunan Amangkurat juga diketahui berkompromi dengan VOC (Belanda). 

Melihat hal itu, beliau tidak setuju dan memperingatkan keponakannya tersebut karena sudah melanggar keadilan dan bertindak zalim. Karena peringatan beliau ternyata tidak digubris oleh Sunan Amangkurat I, maka Pangeran Bumidirja memutuskan pergi meninggalkan keraton dan melakukan perjalanan menuju ke arah barat. 

Dalam pelarian akhirnya beliau sampai di wilayah Panjer. Di Panjer, beliau mendapat hadiah tanah dari penguasa Panjer pada masa itu, yakni tanah di sebelah utara kelokan sungai Lukulo. Pada masa itu juga kemudian dibangun sebuah padepokan/pondok sebagai tempat mengajar dan tempat tinggal beliau. 

Dari sejarah inilah, wilayah tempat kediaman Pangeran Bumidirja atau yang juga dikenal dengan nama Kyai Bumi, kemudian dikenal dengan daerah Ke-bumi-an dan akhirnya berubah menjadi KEBUMEN. Kata Kebumen yang mendapat awalan Ke dan akhiran an yang menyatakan tempat adalah sebagaimana makna kata rumah Lurah yang disebut Kelurahan atau rumah Bupati yang disebut Kabupaten. 

Jika dilihat dari sejarah keberadaan tokoh Pangeran Bumidirja, maka asal usul kota Kebumen dan hari jadinya adalah berdasar pada peristiwa tinggalnya Pangeran Bumidirja di tanah Panjer atau Kebumen, yaitu pada tanggal 26 Juni 1677. Hal ini berarti menunjukan bahwa sebenarnya Kebumen sudah berusia ratusan tahun. Akan tetapi, penetapan hari jadi Kebumen yang dipakai dan diperingati setiap tahunnya adalah justru berdasar pada peristiwa saat Kebumen dipimpin oleh Bupati yang ke 11 yakni Arungbinang ke 8 (1934-1942).
Pada saat itu terjadi penggabungan daerah-daerah Kabupaten (regentschaap) untuk mempermudah administrasi pemerintahan. Pemerintah Belanda yang saat itu masih menjadi penguasa menggabungkan Kabupaten Karanganyar (di bagian barat) dan Kabupaten Kebumen menjadi satu yakni menjadi Kabupaten Kebumen.

Surat keputusan tentang penggabungan kedua daerah ini tercatat dalam lembaran negara Hindia Belanda tahun 1935 nomor 629. Surat Keputusan Gubernur Jendral De Jonge Nomor 3 tertanggal 31 Desember 1935 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 1936. Inilah yang kemudian menjadi patokan hari jadi kota Kebumen hingga kini. Bertepatan dengan tahun baru, 1 Januari juga merupakan hari jadi kota Kebumen yang setiap tahun diperingati dan dirayakan oleh segenap warga Kebumen. 

Update!!!, Sesuai dengan ketentuan baru berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun 2018 tentang Hari Jadi Kabupaten Kebumen, maka ketentuan hari jadi yang semula bertanggal 1 Januari 1936, kini diubah menjadi 21 Agustus 1629. Ketentuan baru ini merupakan hasil diskusi melalui proses panjang yang dikaji oleh tim ahli dari para peneliti UGM, sejarawan, budayawan, dan tokoh-tokoh masyarakat. 

Penetapan 21 Agustus 1629 sebagai hari jadi Kebumen yang baru berlandaskan pada peristiwa heroik saat Ki Bodronolo (Bupati Pertama Panjer/ Kebumen) menyokong pasokan pangan untuk pasukan Mataram pimpinan Sultan Agung saat menyerang VOC ke Batavia. Sosok Panembahan Ki Bodronolo memiliki peran penting dalam membantu Sultan Agung ketika hendak menyerang kolonial Belanda di Batavia. Beliau adalah utusan kerajaan Mataram yang diberi amanah oleh Sultan Agung untuk mempersiapkan perbekalan logistik bagi para prajurit Mataram yang hendak berperang melawan kolonial Belanda.

Atas mandat dari Sultan Agung ini, maka Ki Bodronolo menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan memusatkan perbekalan logistik di wilayah Panjer Kebumen. Atas jasanya tersebut, maka Sultan Agung memberikan penghargaan kepada Ki Bodronolo sebagai Kyai Ageng Gede Panjer sekaligus diberikan kekuasaan sepenuhnya untuk memimpin wilayah Panjer (Kebumen). Peristiwa heroik tersebut diyakini terjadi pada 21 Agustus 1629.

Dari kajian mendalam melalui penelusuran dan penelitian atas sejarah peristiwa tersebut, maka disepakati bahwa latar peristiwa heroik Ki Bodronolo dan pemuda Panjer saat mendukung pasukan Mataram dalam penyerangan di Batavia tersebut dinilai paling tepat untuk diperingati sebagai hari jadi Kebumen. Sehingga dengan perubahan ini, pada peringatan hari jadi yang akan  dimulai pada 21 Agustus 2019, Kabupaten Kebumen akan genap berusia 390 tahun.

Demikian, Semoga dengan perubahan hari jadi yang baru ini, menjadikan Kebumen semakin maju, makmur dan sejahtera rakyatnya, sehingga warga Kebumen akan semakin cinta dan bangga terhadap daerahnya. Kebumen juga kudu tambah maen, dan sesuai dengan slogannya Kota BERIMAN, Kebumen menjadi kota yang Bersih, Indah, Manfaat, Aman dan Nyaman.

DAFTAR NAMA-NAMA TUMENGGUNG/ ADIPATI/ BUPATI KEBUMEN

1. Panembahan Bodronolo 1642-1657, Panjer.

2. Hastrosuto 1657-1677, Panjer

3. Kalapaking I 1677-1710, Panjer

4. KRT. Kalapaking II 1710-1751, Panjer

5. KRT. Kalapaking III 1751-1790, Panjer

6. KRT. Kalapaking IV 1790-1833, Panjer

7. KRT. Arungbinang IV 1833-1861, Panjer

8. KRT. Arungbinang V 1861-1890, Kebumen

9. KRT. Arungbinang VI 1890-1908, Kebumen

10. KRT. Arungbinang VII 1908-1934, Kebumen

11. KRT. Arungbinang VIII 1934-1942, Kebumen

12. R. Prawotosoedibyo S. 1942-1945, Kebumen

13. KRT. Said Prawirosastro 1945-1947, Kebumen

14. RM. Soedjono 1947-1948, Kebumen

15. R.M. Istikno Sosrobusono 1948-1951, Kebumen

16. R.M. Slamet Projorahardjo 1951-1956, Kebumen

17. R. Projosudarto 1956-1961, Kebumen

18. R. Sudarmo Sumohardjo 1961-1963, Kebumen

19. R.M. Suharjo Notoprojo 1963-1964, Kebumen

20. DRS. R. Soetarjo Kolopaking 1964-1966, Kebumen

21. R. Suyitno 1966-1968, Kebumen

22. Mashud Mertosugondo 1968-1974, Kebumen

23. R. Soepeno Soerjodiprodjo 1974-1979, Kebumen

24. DRS. H. Dadiyono Yudoprayitno 1979-1984, Kebumen

25. Drs. Iswarto 1984-1985, Kebumen

26. H. M.C. Tohir 1985-1990, Kebumen

27. H.M. Amin Soedibyo 1990-1995, Kebumen

28. H.M. Amin Soedibyo 1995-2000, Kebumen

29. Dra. Rustriningsih, M.Si. 2000-2005, Kebumen

30. Dra. Rustriningsih, M.Si. 2005-2008, Kebumen

31. K.H. Nashiruddin Al Mansyur 2008-2010, Kebumen

32. H. Buyar Winarso, SE 2010-2015, Kebumen

33. Ir. H. M. Yahya Fuad, SE 2016-......., Kebumen.

Diolah dari berbagai sumber

Selengkapnya
Kesenian Ebeg : Seni Tari Kuda lumping dari Kebumen

Kesenian Ebeg : Seni Tari Kuda lumping dari Kebumen

Ebeg

Kesenian kuda lumping atau jaran kepang mungkin sudah sering kita dengar, atau bahkan pernah menyaksikan. Bagi yang hidup di jawa tengah, kesenian kuda lumping dalam setiap pementasannya selalu menarik banyak penonton karena hiburan yang ditampilkan.

Di tempat tinggal saya di kota Kebumen, sebuah kabupaten di pesisir selatan pulau jawa, pertunjukan kesenian kuda lumping lebih dikenal dengan pertunjukan ebleg atau ebeg jika di daerah saya tinggal. Pada tahun 2008, Kebumen bahkan memecahkan rekor MURI dengan Kuda lumping terbesar di Indonesia.

Kini pertunjukan jaran  kepang atau ebeg memang jarang kita temui. Padahal dulu ketika saya masih kecil, pertunjukan ebeg masih cukup sering tampil mengisi acara hajatan-hajatan di kampung. Dan setiap ada pertunjukan ebeg, pasti banyak penonton yang menyaksikannya, bahkan penonton juga datang dari desa lain. 

Ebeg adalah kesenian tari yang dimainkan dengan menggunakan kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu. Ebeg biasanya diiringi dengan alat musik yang terdiri dari kendang, gamelan pelog, gong, kenong, dan terompet khas kuda lumping. 

Dalam setiap pertunjukan ebeg, ada beberapa karakter yang biasanya ditampilkan, diantaranya seperti para penari yang menunggang kuda lumping dengan warna hitam putih, konon ini adalah simbol pasukan berkuda mataram yang gagah berani. Selain itu adapula barongan sebagai simbol Sultan Agung yang terkenal dengan julukan Singa Mataram dan penthul sebagai simbol penasihat raja sekaligus penasehat peperangan. 


Dalam rombongan ebeg, selain penari ebeg, barongan dan penthul, adapula penabuh gamelan dan penimbul ebeg. Penimbul ebeg adalah pawang yang bertugas memanggil dan memulangkan arwah dan penanggung jawab pertunjukan Ebeg. Penimbul ebeg menggunakan sajen (sesaji) sebagai sarana atau media untuk memanggil roh para leluhur. Sesajen biasanya berupa bunga, kemenyan, kelapa muda dan lain-lain. Penimbul Ebeg juga harus mampu dalam mengendalikan dan mengembalikan kesadaran para pemain yang kerasukan.

Gerakan seni tari dalam ebeg atau jaran kepang yang dinamis dan agresif menggambarkan gerakan pasukan kavaleri berkuda kerajaan Mataram yang berada ditengah medan peperangan. Salah satu hal yang menarik bagi penonton untuk datang menyaksikan pertunjukan ebeg adalah adanya atraksi kekuatan magis yang ditampilkan para penari ebeg.

Pada awal pertunjukan, para penari akan unjuk kebolehan menari dengan mengikuti alunan irama gending. Namun menjelang puncak tarian, para penari akan mempercepat tariannya dan kemudian mulai bertingkah aneh seperti kejang dan tarian mulai tidak beraturan dan tidak terkontrol. Pada saat seperti ini, mereka telah kehilangan kesadarannya. Mereka telah kerasukan arwah-arwah yang dipanggil penimbul. Mereka juga tidak sadar sama sekali sehingga tidak mengingat apa yang dilakukan.

Semakin banyak arwah yang datang dan merasuki para penari, suasana akan menjadi semakin kacau dan tidak terkendali. Bahkan adakalanya kerasukan juga bisa menimpa penonton yang menyaksikan. Pada saat seperti ini tugas penimbul Ebeg akan menjadi semakin berat, namun justru inilah yang menjadi puncak kemeriahan pertunjukan ebeg. Para penari yang kerasukan ini biasa disebut dengan istilah mendem.

Pada saat mendem, para penari juga akan melakukan atraksi-atraksi di luar nalar seperti berjalan diatas pecahan beling dan bara api, makan kaca dan bara api, disayat pisau, dibacok dengan golok dan lain-lain. Ketika pertunjukan Ebeg telah usai, penimbul akan menyadarkan para penari yang kerasukan dan memulangkan arwah-arwah kembali ke tempat dimana mereka tinggal.

Kekuatan mistis memang menjadi daya tarik kesenian ebeg ini.  Meski demikian hal seperti inilah yang dirasa sebagian penonton menjadikan seni ebeg unik dan berbeda dengan seni pertunjukan yang lain. 

Kini, kesenian ebeg khususnya di Kabupaten Kebumen memang masih hidup dan dilestarikan di pelosok-pelosok desa. Namun sebagai warisan budaya nenek moyang, sudah menjadi keharusan bagi kita sebagai generasi penerus untuk ikut menjaga dan melestarikannya. 

Selengkapnya
Maulid Nabi dan Natal 2015, Memahami Perbedaan dalam Kebersamaan dan Kedamaian

Maulid Nabi dan Natal 2015, Memahami Perbedaan dalam Kebersamaan dan Kedamaian

Maulid dan Natal

Ada satu yang menarik pada moment akhir tahun masehi kali ini, yaitu beriringannya dua hari istimewa bagi dua agama besar di Indonesia. Yaitu peringatan hari Kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW bagi umat Muslim dan peringatan hari Natal atau hari kelahiran Yesus Kristus bagi Umat Kristiani.

Umat Islam meyakini bahwa tanggal 12 rabi'ul awwal yang tahun ini bertepatan dengan tanggal 24 desember adalah peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sementara bagi umat kristiani, mereka meyakini bahwa 25 desember adalah peringatan kelahiran Yesus Kristus.

Kita tentu tahu betul bahwa kedua manusia istimewa tersebut adalah sosok yang sangat berpengaruh dibalik keberadaan dua diantara tiga agama samawi terbesar di dunia, yakni Islam dan Kristen.

Bagi umat Islam, Nabi Muhammad adalah Nabi paripurna, pembawa ajaran bagi seluruh umat manusia. Nabi Muhammad adalah simbol contoh teladan manusia paling sempurna di semesta ini. Islam adalah agama yang dibawa oleh Muhammad, Sang Nabi Akhir zaman. 

Sementara bagi umat Kristiani, Yesus Kristus adalah manusia yang menurut mereka adalah anak Tuhan yang rela mengorbankan dirinya di tiang salib untuk penebusan dosa umatnya. Yesus sang pembawa ajaran kristiani juga identik dengan ajaran cinta kasih dan damai.

Nabi Muhammad adalah Nabi yang terkenal akan budi pekertinya yang luhur. Pribadinya yang lemah lembut, sopan santun namun tegas dalam menyebarkan ajaran Allah adalah panutan teladan umat Islam di seluruh dunia.

Begitu pula sosok Yesus juga digambarkan sebagai tokoh manusia yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Bahkan bagi umat kristiani, beliau adalah Juru selamat mereka. Islam mengakui dan mengimani sosok Isa bin Maryam atau Yesus menurut Kristen sebagai salah seorang Nabi dan Rasul utusan Allah. Islam juga sangat menghormati dan memuliakan Isa bin Maryam sebagaimana Nabi-Nabi Allah yang lain.

Melihat sejarah, Umat Muslim dan Umat Kristiani sebetulnya adalah bersaudara, karena keduanya lahir dari budaya monotheisme yang sama, yaitu budaya yang dicetuskan oleh Ibrahim atau Abraham.

Sebagai Umat Islam, kita mesti meyakini dengan seyakin-yakinnya akan kebenaran agama Islam, namun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, hendaknya kita juga menghormati keyakinan mereka umat kristiani ataupun umat lainnya di negeri ini. Perbedaan bukan untuk dijadikan ajang permusuhan. Bahkan ajaran Islam yang dibawa Muhammad sendiri disebut sebagai agama yang rahmatan lil 'alamiin, yakni rahmat bagi seluruh alam.

Hal itu terbukti sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad ketika memimpin negara Madinah, Beliau menghormati keyakinan umat beragama lain dan memberikan tempat bagi mereka bebas menjalankan ajaran mereka. Umat Islam di Madinah hidup berdampingan dengan Yahudi dan Kristen dalam suasana damai.

Bahkan ketika beliau dan para sahabat akhirnya berhasil menaklukan Mekkah dalam peristiwa fathu Makkah, beliau menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi dengan para bekas musuhnya. Beliau juga melarang pembersihan dan perusakan simbol-simbol agama lain seperti yahudi dan kristen.

Islam sendiri selain bermakna ketundukan dan kepasrahan, juga bermakna perdamaian, keselamatan, dan kesejahteraan. Islam yang diajarkan Nabi juga menggarisbawahi pentingnya pluralitas dan toleransi sebagai nilai-nilai fundamental untuk menjaga perdamaian universal antar manusia.

Sebagai muslim, sudah seharusnya bagi kita untuk meneladani pribadi Rasul, termasuk melanjutkan perilaku harmonis beliau dalam menjalankan pesan-pesan universal tauhid dan hidup berdampingan secara damai dengan tetangga agama kita dan menghargai realitas keberagaman yang dianugerahkan Tuhan.

Di momen yang istimewa ini, mari kita kembali ciptakan suasana kebersamaan dalam perdamaian.  Akidah dan ideologi kita memang berbeda dan tidak bisa disatukan, namun kita satu dalam cinta kasih dan damai.
Selengkapnya
Mengapa Allah menciptakan kita?

Mengapa Allah menciptakan kita?

Cinta Allah

Melihat judul di atas, jika pertanyaan tersebut kita tanyakan kepada berbagai macam orang, mungkin akan muncul jawaban yang berbeda-beda pula. 

Ketika kita bertanya kepada Tokoh agama, Ulama, Kiyai atau Ustadz, maka besar kemungkinan mereka akan menjawabnya dengan dalil satu ayat dalam Al Quran yang artinya: dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu (QS. Adzurriyat : 56)

Memang benar bahwa sudah seharusnya bagi kita manusia sebagai makhluk ciptaanNya untuk sembah bakti beribadah kepadaNya, tetapi jikalau seandainya kita diberi kesempatan untuk menyangkal, mengapa kita mesti beribadah kepadaNya sedangkan kita tidak pernah meminta kepadaNya untuk diciptakan?.

Seorang akademisi, dosen, ilmuwan atau semacamnya mungkin memiliki jawaban yang lebih mudah untuk  kita cerna atau kita pahami. Tetapi jika kita tanyakan kepada mereka, mungkin sebagai orang yang terpelajar dan selalu berpikir ilmiah mereka akan menjawab bahwa Tuhan menciptakan manusia adalah untuk menampakkan sifatNya kepada kita, yaitu Sang Maha Pencipta, oleh karenanya bagaimana kita tahu bahwa Dialah Sang Pencipta kalau Dia tidak menciptakan kita, manusia. 

Betul juga memang, bahwa kita ada dan maujud adalah bukti akan keberadaan Tuhan pencipta kita, tetapi mengapa Tuhan mesti menciptakan kita untuk menampakkan sifatNya itu? Bukankah Tuhan mampu menciptakan makhluk lain selain kita seperti hewan, tumbuh-tumbuhan dan yang lainnya sekehendak Dia. 

Orang yang awam atau orang bodoh seperti saya mungkin akan menjawab pertanyaan itu begini: 

''Allah menciptakan kita adalah hak prerogatif Allah semata tanpa intervensi siapapun, apalagi kita makhluk ciptaanNya? itu adalah hak yang semuanya terserah pada Allah, kehendak Allah, semau Allah, mengapa kita mesti memikirkan jawaban pertanyaan seperti itu?. Bukankah semua yang ada dan terjadi adalah hak Allah untuk meng'ada'kan ataupun meniadakan, kita tidak bisa memprotes keputusan itu". 

Benar juga untuk apa memikirkannya, bukankah ketika kita belajar ilmu tauhid kita diajarkan bahwa Allah mempunyai sifat jaiz fi'lu kulli mumkinin aw tarkuhu, yang artinya adalah hak atau kewenangan Allah untuk berbuat segala sesuatu ataupun meninggalkan suatu perbuatan sesuai kehendak Dia. 

Kita sering mempertanyakan hal-hal seperti itu, dan kita tahu berbagai jawaban beserta dalil-dalilnya dari berbagai macam orang ataupun dari buku, padahal pertanyaan seperti itu tidak mesti harus dijawab dengan jawaban yang ilmiah atau njelimet dengan mengemukakan dalil ini itu. Mengapa demikian? Karena jawabannya adalah sederhana. 

Ketika kita telah dewasa, pernahkah terpikirkan mengapa ibu kita mau mengandung dan melahirkan kita ke dunia dengan selamat, padahal kita tidak pernah meminta ibu kita untuk melahirkan kita ke dunia ini? Apakah tanpa alasan atau karena keinginan semata?.

Meskipun pemberian anak adalah keputusan Allah, tetapi jika kita renungkan lebih dalam atau kita merasakan sendiri bagaimana menjadi orang tua, kita akan tahu bahwa kita terlahir ke dunia karena cinta orang tua kita. Cinta orang tua terhadap anaknya sudah ada bahkan sebelum anaknya dilahirkan, bukankah anak adalah buah hati kedua orang tuanya?

Begitulah gambaran sederhananya, tetapi jika kita renungkan lebih dalam lagi, kita mestinya tahu bahwa sejatinya cinta Ayah dan ibu kita adalah refleksi cinta yang dimiliki oleh Allah kepada manusia selaku makhluk ciptaanNya secara sempurna. Dialah Sang Pencipta, Sang Maha Cinta, Sang Pengasih, Penyayang dan Maha Segalanya, yang ketika kita berdosa dan mau kembali kepadaNya serta memohon ampun, Dia pasti mengampuni.

Sebagaimana kecintaan orang tua kepada kita sehingga kita diwajibkan berbakti kepada mereka, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk membalas cinta Allah kepada kita dengan sebuah pengabdian dan penghambaan yang tulus dan ikhlas semata mengharapkan ridhoNya.

Selengkapnya
Mencegah dan Melindungi Mata dari gangguan Computer Vision Syndrome (CVS)

Mencegah dan Melindungi Mata dari gangguan Computer Vision Syndrome (CVS)

Gangguan CVS

Ketika kita sering berlama-lama menatap layar komputer sampai berjam-jam untuk bekerja, mengerjakan tugas, mencari informasi ataupun bersosialisasi, mata menjadi terasa kering, panas, dan penglihatan menjadi kabur.

Bahkan tidak jarang merembet menjadi sakit punggung, leher, bahu dan sakit kepala. Jika terjadi hal demikian, mungkin kita mengalami gangguan yang disebut Computer Vision Syndrome (CSV). Computer Vision Syndrome adalah salah satu bentuk dampak negatif yang terjadi pada mata atau anggota tubuh lainnya akibat pemakaian komputer yang berlebihan.

Untuk mencegah dan melindungi mata dari gangguan CVS tersebut, lakukan langkah-langkah berikut :

  1. Dengan posisi tubuh tegak, atur layar komputer agak ke bawah sehingga letaknya sekitar 4 sampai 8 inci di bawah level mata.
  2. Aturlah cahaya dan kilau layar pada komputer hingga mendapatkan yang paling nyaman bagi mata kita.
  3. Setiap 15 menit, gerakkan mata ke kiri dan kanan. Kemudian lihat ke tempat jauh sambil memutar bahu, sehingga dengan begitu kita juga melakukan peregangan leher.
  4. Gunakan waktu 10 menit untuk istirahat paling sedikit setiap 2 jam. Jalan mondar mandir di dekat meja atau di mana saja, ataupun keluar ruangan. Biarkan mata melihat objek lain selain layar komputer. Lakukan apa saja yang tidak perlu fokus secara intens.
  5. Gunakan tetes mata. Kedipan mata berkurang ketika kita menatap layar. Akibatnya mata menjadi kering. Menggunakan obat tetes mata mungkin bisa membantu mengatasi mata kering.
  6. Penggunaan kacamata. Bagi yang berkacamata, minta kepada dokter spesialis mata untuk memilihkan kacamata yang tepat saat menggunakan komputer juga dianjurkan.
  7. Istirahatkan mata dengan tidur. Membran retina sama seperti bagian tubuh lainnya yang memerlukan istirahat. Tidur juga diperlukan untuk pemulihan.

Tips agar layar tidak merusak mata

Berikut saran para ahli bagi yang sering menatap layar komputer, televisi, atau ponsel.

  1. Gunakan aturan 20-20-20. Ketika menatap layar, kita berkedip 2/3 lebih sedikit per menit. Hal ini bisa membuat mata kering dan dapat menyebabkan iritasi. Untuk membantu mempertahankan tingkat kelembaban yang sehat dan mengurangi mata lelah, biasakan melihat sesuatu yang jaraknya paling sedikit 20 kaki, paling sedikit 20 detik setiap 20 menit. (Mark Rosenfield, PhD., Professor of Clinical Education di State University of New York College of Optometry)
  2. Cari tipografi. Menggunakan font Times New Roman mungkin menjadi pilihan, tetapi di layar komputer, desainnya yang curvy dengan ekor-ekor kecil di ujung huruf dan disebut serif, dapat memperlambat pengenalan kata dan memaksa kita menatap layar lebih keras dan lebih lama, maka akibatnya mata menjadi lelah. Menggunakan font seperti Arial atau Verdana, yang punya lebih jarak di antara huruf-huruf, bisa membuat kata-kata lebih jelas dan lebih mudah dibaca dari jarak agak jauh, dan tidak membuat mata terlalu lelah. (James Sheedy, PhD., Direktur Vision Performance Institute di Pacific University College of Optometry)
  3. Bersihkan layar. Setiap kali memandang sesuatu dari jarak dekat, mata harus bergerak ke dalam untuk membuat fokus. Jika layar tertutup debu, kotoran dan sidik jari, fokus bahkan jadi lebih susah lagi dan lama kelamaan bisa membuat mata lelah, selain itu juga dapat menyebabkan sakit kepala kronik. Lap layar yang paling banyak digunakan setiap hari dengan lap microfiber untuk menghilangkan kotoran. (Peter Shaw McMinn, Assistant Professor of Clinical Studies di Southern California College of Optometry)



Sumber: Situs Sharecare; Oprah.
Selengkapnya
Makna di balik Tembang Macapat

Makna di balik Tembang Macapat

Macapat

Masuknya budaya-budaya asing ke tanah air terus berupaya meggerus warisan budaya dan tradisi lokal bangsa kita, sehingga tidak jarang kita justru terlena dan lupa akan budaya bangsa kita sendiri. Fenomena ini juga tentunya dapat membawa dampak negatif yang bisa merusak sendi-sendi kesantunan dan etika budaya bangsa kita. 

Tembang Macapat adalah salah satu diantara seni budaya jawa yang kini mulai terpinggirkan di tengah maraknya budaya pop modern yang makin mendominasi masyarakat kita. Saya teringat saat masih di Sekolah Dasar, saya dan beberapa teman saya pernah diseleksi guru untuk mewakili Sekolah mengikuti lomba tembang macapat di Kecamatan. Setiap hari saya dan teman-teman saya berlatih dengan giat belajar tembang macapat yang iramanya terasa begitu merdu, syahdu, namun sarat makna. 

Macapat merupakan karya sastra klasik yang berupa tembang atau puisi tradisional jawa. Secara etimologi macapat diartikan sebagai maca papat-papat, karena cara membaca tembang ini terjalin tiap empat suku kata. Tembang macapat biasanya berisi pitutur, kritik, sejarah, cerita, maupun ungkapan emosional atau ungkapan perasaan. Selain itu, rangkaian bentuk lagu yang disajikan juga mempengaruhi bobot makna yang terkandung dalam tembang tersebut.

Menurut berbagai sumber, macapat diperkirakan muncul pada akhir era zaman Majapahit dan awal era Walisongo. Diantara para Wali yang menciptakan dan menggunakan media tembang macapat dalam berdakwah dan mengenalkan Islam di jawa adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Drajat dan Sunan Kudus.

Tembang Macapat yang diciptakan para Wali mengandung falsafah dan makna yang sangat dalam, karena dalam tembang macapat terkandung gambaran mengenai perjalanan hidup manusia. Berikut uraian singkatnya :

1. Maskumambang


Maknanya adalah gambaran saat manusia masih berada di alam ruh. Kemudian ruh ditanamkan dalam rahim sang Ibu. Dalam ilmu Psikologi, masa ini disebut dengan masa prenatal. Jadi maskumambang menggambarkan awal cikal bakal kehidupan manusia di alam dunia.

2. Mijil


Maknanya adalah gambaran mengenai proses kelahiran manusia. Mijil dalam bahasa jawa bersinonim dengan kata mbrojol atau mencolot yang berarti keluar atau lahirnya jabang bayi manusia ke dunia.

3. Sinom


Maknanya adalah muda atau masa muda. Artinya bahwa masa muda adalah masa saat manusia memasuki masa remaja, yang kritis, bersemangat, penuh dengan harapan dan angan-angan.

4. Kinanthi


Kinanthi  berasal dari kata kanthi atau tuntun, yang maknanya bahwa manusia hidup di dunia membutuhkan tuntunan atau bimbingan ke arah jalan yang benar, agar cita-cita yang diidam-idamkan dapat terwujud. Oleh karenanya masa ini disebut masa pembentukan jati diri. Tuntunan bisa berasal dari lingkungan sekitar, sehingga baik atau tidaknya lingkungan dimana dia hidup juga turut bertanggung jawab atas segala perkembangan sikap di masa mendatang.

5. Asmaradana


Maknanya adalah masa di mana manusia butuh akan dimabuk asmara. Asmara berarti cinta. Dorongan rasa cinta kepada lawan jenis menciptakan kebahagiaan dan pengayoman.

6. Gambuh


Gambuh berasal dari kata jumbuh yang artinya bersatu. Maknanya adalah masa di mana manusia berkomitmen untuk menyatukan cinta dalam suatu biduk rumah tangga.

7. Dhandhanggula


Maknanya adalah gambaran mengenai kehidupan manusia yang telah mapan dan sejahtera. Namun ada pula yang mengatakan bahwa makna dari dhandhanggula adalah bahwa kehidupan manusia terhalangi oleh keindahan dan kebahagiaan dunia.

8. Durma


Durma berasal dari kata derma yang juga berarti sedekah kepada sesama. Maknanya adalah rasa syukur kepada Allah dapat kita wujudkan dengan sering berderma atau bersedekah kepada sesama yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita. Derma atau sedekah juga dapat menumbuhkan rasa empati sosial dalam jiwa kita, sehingga kita semakin peka dan peduli akan kondisi-kondisi masyarakat yang membutuhkan bantuan.

9. Pangkur


Pangkur atau mungkur maknanya adalah menyungkurkan hawa nafsu. Dengan selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, Setiap manusia hendaknya mampu untuk mengendalikan dan mengalahkan hawa nafsunya, sehingga dia tidak mudah terbujuk rayuan syaitan dan tipu daya dunia. 

10. Megatruh


Maknanya adalah masa terpisahnya nyawa atau roh dari jasad manusia. Megatruh atau megat-ruh adalah fase yang paling sulit bagi manusia untuk dihadapi, karena fase inilah yang akan menentukan akan kemana tujuan manusia setelah terlepasnya roh.

11. Pucung


Maknanya adalah akhir kehidupan manusia. Ketika manusia muslim mati, dia akan dibungkus dengan kain kafan putih dan dipocong. Inilah akhir pengembaraan manusia di dunia dan saatnya untuk kembali kepada Allah SWT.

Itulah beberapa makna yang bisa kita ambil dari tembang macapat. Sudah seharusnya bagi kita untuk menjaga dan melestarikan, atau nguri-nguri tradisi dan budaya bangsa kita sendiri, karena itu merupakan warisan nenek moyang yang menunjukan kepribadian dan identitas bangsa kita di mata dunia.

Selengkapnya
Penemuan ''Planet'' tanpa Matahari

Penemuan ''Planet'' tanpa Matahari

Planet tanpa matahari

Dalam sistem tata surya, matahari mempunyai peranan penting bagi keberadaan suatu planet, begitu juga dengan planet bumi yang kita tinggali ini. Namun belum lama ini para ilmuwan telah menemukan suatu penemuan terkait planet atau benda luar angkasa yang tidak memiliki matahari. 

Para ilmuwan mengatakan bahwa awan yang terbuat dari lelehan besi cair terdeteksi pada sebuah planet tanpa matahari, yang berjarak 75 tahun cahaya dari Bumi. Salah satu penemuan obyek mirip planet paling aneh ini dinamai PSO J318.5-22. Ia mengapung bebas sendirian di ruang angkasa dengan ukuran hampir sebesar planet Jupiter.

Dengan menggunakan teleskop di Cile, Astronom di Universitas Edinburgh menunjukkan bahwa planet itu diselimuti lapisan awan tipis dan tebal. Para ilmuwan juga memperkirakan bahwa umur planet itu baru sekitar 20 juta tahun. Dan yang lebih mengherankan lagi, "Planet" ini tidak memiliki matahari.

Meskipun planet ini tidak mendapat cahaya menyilaukan dari bintang induk seperti matahari, tim peneliti mampu mengukur variasi kecerahan obyek planet tersebut dengan cukup akurat. Mereka memperkirakan, suhu di dalam awan melebihi 800 derajat celsius. Sedangkan awan terdiri atas debu panas dan besi cair.

Dr Beth Biller dari Fakultas Fisika dan Astronomi University of Edinburgh mengatakan, "Penemuan ini menunjukkan betapa awan ada di mana-mana, meliputi planet dan benda mirip planet."

"Kami sedang berupaya menggunakan teknik (pengukuran) ini untuk planet raksasa di sekitar bintang muda, dan akhirnya kami akan mendeteksi cuaca di planet mirip Bumi yang mungkin menunjang kehidupan."

Temuan ini diterbitkan dalam The Astrophysical Journal.

Sumber : Kompas.com
Selengkapnya
Sifat-Sifat terpuji Rasulullah Muhammad SAW

Sifat-Sifat terpuji Rasulullah Muhammad SAW

Kaligrafi Muhammad

Memasuki bulan maulid kembali kita mengenang kembali akan bulan kelahiran Nabi Agung Muhammad SAW. Banyak Kitab-kitab dan buku-buku yang mengisahkan perjalanan hidup dan perjuangan baginda besar nabi agung Muhammad SAW dari kelahiran hingga wafatnya. Begitu pula dengan mu'jizat terbesar beliau yaitu Al Qur'an, pedoman hidup bagi semua umat muslim.

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus untuk seluruh umat manusia. Kita sebagai umat islam patut bersyukur telah menjadi umat Beliau. Rasulullah Muhammad adalah manusia yang paling sempurna, bahkan kesempurnaan beliau melebihi kesempurnaan para nabi. Beliau sempurna dalam penciptaannya, bentuk fisiknya, dan terlebih sempurna budi pekertinya. 

Beliau terkenal akan pribadinya yang santun, lemah lembut dan kasih sayang kepada sesama. Beliau juga disegani kawan maupun lawan, tidak heran jika predikat Al Amin disematkan kepadanya, karena luhur budinya sifat beliau. Pada diri beliau terdapat suri tauladan baik yang harus kita contoh.

Dalam kitab Maulid al-Barzanji karya Sayyid Ja'far bin Hasan bin ‘Abdul Karim Al-Barzanji, pada bab terakhir disebutkan mengenai beberapa sifat terpuji beliau.

Rasulullah adalah orang yang sangat pemalu dan tawadhu'. Beliau mau membetulkan sandal dan menjahit pakaiannya yang rusak dan beliau juga mau untuk memeras susu kambingnya, kesemuanya beliau lakukan dengan tangan beliau sendiri. Beliau juga suka membantu kebutuhan istri-istrinya dengan perbuatan yang baik.

Sebagai pemimpin umat dan seorang kepala negara, Rasulullah menyukai para faqir miskin. Beliau mau duduk bersama mereka, menjenguk mereka ketika sakit dan mau ikut mengantarkan jenazah mereka sampai liang kubur.

Rasulullah sama sekali tidak mau menghina atau menyepelekan orang faqir. Beliau menerima alasan orang yang berhalangan, bahkan beliau tidak mau berhadapan dengan siapa saja dengan rasa yang tidak mengenakkan. Beliau juga mau berjalan bersama para janda dan para budak. 

Beliau tidak takut atau minder menghadapi para Raja atau kepala negara manapun. Beliau jika marah itu semata karena Allah, bukan atas dasar nafsu, begitu pula beliau ridha juga hanya karena Allah semata.

Ketika bepergian bersama sahabat, beliau berada di belakang mereka atas dasar tawadhu' kepada Allah, dan memberi pengajaran kepada para sahabat, seraya berkata : kosongkanlah arah belakang saya wahai para sahabat, karena itu tempat untuk malaikat Ruhaniyyah. Rasulullah juga mau menerima dan menggunakan unta, kuda, bighal atau khimar pemberian hadiah dari para raja raja.

Rasulullah ketika merasa lapar, beliau menyisipkan batu ke perut beliau atas dasar zuhud, bukan karena tidak mampu dalam penghasilan. Walaupun sebenarnya semua kekayaan bumi telah diserahkan kepada beliau, bahkan gunung gunung pernah menawarkan agar dijadikan emas untuk beliau, tetapi beliau menolaknya.

Rasulullah adalah seorang yang sedikit bicaranya, apalagi berbicara yang tidak ada faedahnya. Ketika bertemu siapa saja, beliau mendahului berucap salam. Beliau lama ketika sholat tetapi singkat/tidak lama ketika berkhutbah jumat.

Rasulullah sangat condong kepada orang orang yang mulia dan memulyakan ahli keutamaan (Orang-orang yang luhur budi pekertinya). Beliau juga mau bercanda gurau sekedarnya selama tidak menyakitkan hati para sahabatnya. Beliau juga tidak mau bertutur kata kecuali perkataan haq yang disukai dan diridhai Allah.

Itulah diantara sifat-sifat luhur Baginda Rasul yang patut kita contoh dan kita jadikan panutan. Sesungguhnya masih banyak akhlaq budi pekerti luhur yang melekat pada diri beliau. Namun sejatinya tidak ada orang yang mampu menerangkan sifat-sifat Rasul sebegitu tepatnya, karena sifat luhur dan kemuliaan Rasul itu tidak ada batasnya.
Selengkapnya
Wayang, Pertunjukan Seni Budaya Masyarakat Jawa

Wayang, Pertunjukan Seni Budaya Masyarakat Jawa

Wayang 1

Bagi masyarakat jawa, pertunjukan wayang kulit sudah sangat akrab dari dulu hingga sekarang. Pertunjukan wayang biasa diselenggarakan pada acara-acara hajatan di pedesaan jawa. Wayang merupakan seni budaya tradisional hasil buah usaha akal budi bangsa Indonesia.

Bahkan keberadaan wayang sebagai salah satu warisan budaya yang luhur dari bangsa Indonesia telah diakui oleh UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB.  Pada 7 November 2003, UNESCO menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Wayang kulit terbuat dari kulit binatang yang dipakai sebagai media untuk bercerita. Disebut wayang karena sejatinya melihat pertunjukan wayang itu menonton bayangan lakon cerita manusia menurut versi pewayangan. Maka penonton menonton wayang dari balik kelir, sedang yang ditonton adalah bayangan dari wayang. Kisah dalam wayang sendiri berisi mengenai kisah Epik Mahabarata dan Ramayana dari India yang telah dimodifikasi selaras dengan budaya masyarakat Indonesia.

Wayang 2

Asal usul mengenai keberadaan wayang sangat erat kaitannya dengan sejarah perkembangan bangsa ini. Menurut berbagai sejarawan, Wayang telah ada bahkan konon sejak sebelum zaman kerajaan Hindu dan Budha berkuasa di jawa. Seiring perkembangan zaman, kesenian wayang juga turut berkembang dari waktu ke waktu sesuai keperluan pada waktu itu. 

Ketika agama Islam masuk ke jawa, para wali penyebar agama islam, khususnya Sunan Kalijaga menggunakan wayang sebagai sarana untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam. Kesenian Wayang yang sebelumnya sarat unsur ajaran Hindu atau Budha, dimodifikasi agar selaras dengan nilai-nilai Islam. 

Selain sebagai media dakwah, Wayang juga digunakan sebagai media untuk pendidikan, hiburan dan komunikasi massa. Hal ini terbukti ketika wayang sangat efektif untuk komunikasi massa dalam memberikan hiburan serta memberikan pesan-pesan moral kepada khalayak. 

Wayang sebagai tontonan sekaligus tuntunan banyak menyampaikan pesan-pesan moral keutamaan hidup. Dalam suatu pertunjukan wayang, kita dapat melihat gambaran mengenai bagaimana kehidupan manusia itu dari lahir hingga mati. Kisah dalam wayang juga berisi perjalanan hidup manusia untuk berjuang menegakkan yang benar dengan mengalahkan yang salah. 

Selain itu wayang juga secara nyata menggambarkan konsepsi hidup 'sangkan paraning dumadi', yaitu bahwa manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepadaNya.

Wayang 3

Sesungguhnya wayang bisa menjadi tontonan dan tuntunan. Sebagai tontonan, wayang memberikan hiburan bagi penikmatnya, baik yang dilihat maupun yang didengar dalam pertunjukan wayang. Sedangkan sebagai tuntunan, artinya pelajaran dan pesan moral dari kisah yang disajikan dari awal hingga berakhirnya pagelaran. 

Pertunjukan wayang kini juga tidak hanya tertuju pada wayang yang dimainkan oleh sang dalang, tetapi juga seni musik gamelan dan suara nyanyian merdu para sinden. Bahkan kini menonton wayang tidak harus dari belakang kelir, tetapi juga bisa dinikmati dari depan kelir.

Hanya saja yang perlu diperhatikan terkait seni wayang adalah bagaimana menggugah kembali minat para kaum muda kita akan dunia pewayangan. Karena patut disayangkan banyak pemuda jawa kini yang tidak  sadar akan budayanya sendiri, bahkan untuk sekedar berbahasa jawa yang benar. 

Oleh karenanya mari kita tumbuhkan kembali kesadaran kita akan budaya bangsa kita, tanamkan kepada generasi muda kita untuk mempelajari dan menyukai wayang demi kelestarian seni wayang sebagai kebudayaan nasional, khususnya bagi etnis jawa.
Selengkapnya
Goa Kreo dan Waduk Jatibarang, Wisata Alam Kota Semarang

Goa Kreo dan Waduk Jatibarang, Wisata Alam Kota Semarang

Papan nama goa kreo

Jika anda sedang berada di Semarang, tidak ada salahnya untuk mampir di salah satu kawasan wisata yang ada di sana. Di antara destinasi wisata yang cukup terkenal adalah goa kreo. 

Ketika saya masih menuntut ilmu di Semarang, saya pernah mengunjungi wisata ini bersama teman saya, Kang Amin dari Kudus. Karcis tiket masuk pada waktu itu adalah 3000 per orang. Setiap liburan atau akhir pekan, kawasan wisata goa kreo ini banyak dikunjungi warga Semarang dan sekitarnya untuk berlibur menghilangkan kepenatan.

Goa Kreo adalah sebuah goa alami yang berlokasi di kelurahan Kandri, kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Lokasinya berada di lereng sebuah bukit yang menghadap ke Waduk Jatibarang yang belum lama selesai dibangun. Waduk jatibarang dibangun dengan tujuan untuk mengatasi dan mengendalikan banjir di wilayah Semarang. Selain itu waduk juga berfungsi untuk irigasi dan air minum, pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA) dan pengembangan potensi pariwisata.

Waduk Jatibarang

Sehingga dikatakan wisata ini adalah perpaduan dari wisata goa dan waduk Jatibarang yang berada di sebelahnya. Sebetulnya wisata goa kreo memang telah lama dikenal masyarakat, khususnya warga Semarang dan sekitarnya, Namun karena kondisi sebelumnya yang kurang terawat, akhirnya tidak banyak dilirik wisatawan, bahkan oleh masyarakat Semarang sendiri.

Dengan diresmikannya waduk Jatibarang pada pertengahan tahun 2014 lalu, geliat wisata goa kreo mulai kembali digiatkan dengan dilengkapinya fasilitas-fasilitas umum seperti toilet, bangunan untuk beristirahat dan fasilitas lain seperti tempat bermain anak-anak.

Jika ingin mencapai lokasi goa, kita akan berjalan melewati banyak anak tangga dan jembatan yang kiri dan kanannya adalah air waduk. Di kawasan wisata goa kreo ini, banyak sekali kera-kera jinak berekor panjang yang berkeliaran seakan menyambut pengunjung yang datang. Kera-kera ini menghuni pepohonan dan goa-goa kecil di sekitar bukit.

Kera-kera

Setelah melewati jembatan, dengan berjalan tidak begitu lama melewati lereng bukit, kita akan sampai di lokasi goa kreo berada. Selain goa, kita juga bisa mendaki ke atas bukit di lokasi goa ini berada. Dari atas bukit kita bisa melihat indahnya kawasan ini dengan luasnya waduk yang membentang di sekitar bukit.

Waduk dari bukit

Menurut cerita masyarakat setempat, penamaan Goa Kreo berasal dari kata mangreho atau ngreho yang berarti menjaga atau memelihara. Konon pada zaman dahulu Sunan Kalijaga dan pengikutnya pernah diperintahkan untuk mencari kayu jati untuk pembangunan masjid agung Demak. 

Setelah menemukan kayu jati yang dicari dan hendak dibawa ke Demak, kayu jati tersebut tersangkut di tebing. Berbagai macam cara sudah dicoba namun kayu jati yang terjepit tidak bergeming. Sunan Kalijaga akhirnya memutuskan untuk berhenti sejenak dan bersemedi di dalam sebuah goa.

Saat sedang bersemedi, muncul empat ekor kera yang ingin membantu kesulitan Sunan dan pengikutnya. Keempat ekor kera ini berwarna merah, kuning, putih dan hitam. Setelah selesai makan malam, dengan bantuan para kera akhirnya kayu jati dipotong menjadi dua bagian. Satu bagian terjatuh ke ladang, dan satu bagian lain bisa dibawa. 

Ketika Sunan dan pengikutnya hendak melanjutkan perjalanan, ke empat kera yang membantu tersebut ingin mengikutinya. Namun beliau tidak memperbolehkan, sebagai gantinya, atas jasa para kera, Sunan Kalijaga memberi wewenang lain kepada para kera untuk ngreho atau mangreho yang berarti menjaga dan memelihara sungai dan goa tersebut. Pada akhirnya goa yang menjadi petilasan kejadian tersebut diberi nama Goa Kreo.

Kini dengan dibangunnya Waduk Jatibarang yang megah dan terlihat asri, kawasan goa kreo dengan waduk Jatibarang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan baru di kota Semarang.

Kang Amin dan.seekor kera

Jembatan menuju lokasi goa

Kera berpose

Goa


Selengkapnya
Ketetapan Allah atas Rizqi bagi MakhlukNya

Ketetapan Allah atas Rizqi bagi MakhlukNya

Hasbunallaah


وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). ( QS. Hud : 6 )

Assalamu'alaikum saudaraku, membicarakan mengenai rezeki, kadang kita melihat saudara-saudara kita yang semangat dan menggebu-gebu sekali dalam mencarinya, sampai muncul istilah membanting tulang demi mencari sesuap nasi. 

Mencari rezeki memang diperintahkan Allah dalam rangka mencukupi kebutuhan kita selama hidup di dunia, tetapi kadang kita justru lebih mengedepankan mencari  rezeki di dunia ini. Kita takut rezeki akan jauh dari kita ketika kita tidak menggebu-gebu dalam mencarinya dan kita juga takut jatuh miskin karena kekurangan rezeki. 

Sehingga tidak sedikit kemudian diantara kita justru akhirnya terbujuk akan gemerlap dunia dan lupa akan kewajiban sejati kita yaitu bersyukur dengan taat beribadah kepada Sang Pemberi Rezeki, Allah SWT. Padahal sebagaimana ayat yang saya sebutkan diatas, Allah adalah pengatur alam semesta, dan tidak ada satu makhluk pun kecuali Allah telah menentukan rezeki atasnya. 

Ada sebuah hikayat yang saya nukil dari kitab Al-mawa'iz al-'Ushfuriyyah karangan Syaikh Muhammad bin Abi Bakr, kiranya hikayat ini dapat kita ambil hikmah dan i'tibar bagi kita.

Hikayat ini berkisah tentang Ibrahim bin Adham, salah seorang tokoh sufi yang masyhur dalam Islam. Sebelum menjalani kesufian, beliau adalah seorang Raja yang kaya raya di suatu negeri. Hikayat ini adalah mengenai sebab pertaubatan beliau.

Pada suatu ketika, beliau sedang pergi berburu di hutan. Setelah lelah berburu, beliau beristirahat di sebuah tempat sembari menggelar tikar untuk tempat beliau makan. Ketika beliau sedang makan, tiba-tiba datanglah seekor burung gagak dan mengambil sepotong roti miliknya. Burung tersebut menggunakan paruhnya untuk membawa roti tersebut dan  terbang ke angkasa. 

Ibrahim bin Adham takjub melihat tingkah burung tersebut dan beliau bergegas menaiki kudanya dan mengikuti kemana burung itu pergi. Beliau terus mengikuti burung itu, hingga akhirnya sang burung naik ke atas sebuah bukit dan hilang dari pandangan mata Ibrahim. Kemudian Ibrahim pun naik ke atas bukit untuk mencari burung tersebut.

Dari jarak yang cukup jauh, beliau melihat burung gagak yang dicarinya. Ketika beliau mencoba mendekat, terbanglah burung gagak tersebut, namun di dekatnya beliau melihat seorang lelaki yang terbaring di tanah dan terikat tali. Melihat hal itu, kemudian beliau turun dari kudanya dan segera melepaskan ikatan tali pada lelaki itu. 

Beliau pun bertanya kepada lelaki tersebut mengenai kisah dan keadaan yang dialaminya. Sang lelaki kemudian menjawab : 
''Sesungguhnya saya adalah pedagang yang hendak pergi berdagang, namun di tengah jalan saya dirampok oleh kawanan perampok. Mereka mengambil semua hartaku dan hendak membunuhku. Mereka mengikatku dan kemudian membuangku di tempat ini. Selama satu minggu dengan keadaan saya terikat, setiap hari datang seekor burung gagak dengan membawa sepotong roti. Burung itu bertengger di atas dadaku dan memecah roti menjadi potongan kecil dengan paruhnya. Kemudian sang burung meletakan roti itu ke dalam mulutku. Dengan keadaan seperti itulah Allah tidak pernah meninggalkanku dalam keadaan lapar walaupun dengan keadaan terikat berhari-hari.

Setelah mendengar kisah sang lelaki, Ibrahim kemudian segera naik ke atas kuda dan membonceng sang lelaki mengantarkannya ke tempat tinggal sang lelaki. 

Ibrahim bin Adham kemudian bertaubat dan kembali kepada Allah. Beliau melepas pakaian kebesarannya dan beliau ganti dengan pakaian dari kain wol, beliau juga merdekakan budak-budaknya serta mewakafkan tanah dan harta miliknya.

Kemudian beliau mengambil tongkat dan berjalan menuju Makkah tanpa membawa bekal dan kendaraan. Beliau pasrahkan semua kepada Allah, bekal dan rasa lapar tidak beliau khawatirkan, hingga akhirnya sampailah beliau di Ka'bah. Kemudian beliau mengucap syukur dan pujian kepada Allah Ta'ala.

Allah berfirman : 

Dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. ( QS. At Thalaq : 3 )
Selengkapnya
Baik dan Buruk dalam konsep teologi Islam

Baik dan Buruk dalam konsep teologi Islam

Baik Buruk

Pada dasarnya kebaikan akan berakibat menguntungkan, sedangkan keburukan atau kejahatan akan mendatangkan kerugian. Akan tetapi dari mana suatu perbuatan dikatakan sebagai perbuatan baik atau buruk? Atau dari mana diketahui konsep adanya aturan mengenai apa itu baik dan apa itu buruk?

Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba memaparkan konsep kebaikan dan keburukan menurut teologi islam. Membicarakan mengenai baik dan buruk dalam ranah ilmu teologi islam, kita pasti akan kembali mengkaji mengenai peran akal dan wahyu dalam islam. 

Polemik mengenai hal ini terjadi antara aliran-aliran dalam teologi islam, terutama aliran yang terbesar, Mu'tazilah di satu pihak, dan Asy'ariyah di pihak lain.

Menurut Kaum Mu'tazilah, semua pengetahuan dapat diperoleh melalui akal dan kewajiban-kewajiban dapat diketahui dengan pemikiran yang mendalam. Demikian juga kebaikan dan keburukan wajib diketahui melalui akal serta wajib mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk. 

Sedangkan golongan Asy'ariyyah mengatakan bahwa semua pengetahuan dan kewajiban manusia dapat diketahui hanya melalui wahyu. Akal tidak dapat menentukan sesuatu menjadi wajib dan dengan demikian tidak dapat mengetahui bahwa mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk adalah wajib. 

Akal memang dapat mengetahui adanya Tuhan, tetapi mengetahui tentang baik-buruk dan kewajiban terhadap Tuhan diperoleh hanya melalui wahyu, begitu menurut golongan Asy'ariyyah. 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bagi kalangan Mu'tazilah, daya pikir manusia adalah kuat, sementara bagi Asy'ariyyah daya pikir manusia adalah lemah.

Kemudian bagaimana peran wahyu dalam menentukan perbuatan yang baik dan yang buruk?

Menurut kalangan Mu'tazilah, meskipun semua pengetahuan, termasuk konsep baik-buruk, dapat diperoleh melalui akal, tetapi tidak semua kebaikan dan keburukan dapat diketahui oleh akal. Menurut mereka, akal mengetahui kewajiban mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk yang membawa kemudharatan, tetapi ada perbuatan-perbuatan yang tidak dapat diketahui atau diketahui oleh akal namun belum pasti apakah membawa kebaikan atau keburukan. Jika demikian halnya, maka wahyulah yang menentukan baik atau buruknya perbuatan yang bersangkutan.

Sebagai contoh akal mengatakan bahwa membunuh hewan adalah perbuatan yang tidak baik, tetapi wahyu turun menjelaskan bahwa membunuh hewan dengan cara menyembelih untuk keperluan-keperluan tertentu adalah baik dan sangat dianjurkan, seperti tradisi penyembelihan kurban pada hari raya, mempererat tali persaudaraan dengan tetangga dan menunjukkan rasa kepedulian dan kasih sayang kepada fakir miskin. 

Sedangkan menurut golongan Asy'ariyyah, hanya wahyulah yang dapat menentukan wajibnya bagi manusia sebagai makhluk untuk berterima kasih kepada Pencipta, dan hanya wahyulah yang dapat menentukan perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk, serta hanya wahyulah yang dapat mewajibkan orang berbuat baik dan mewajibkannya menjauhi perbuatan jahat. Akal tidak punya peranan dalam hal-hal ini. 

Bagi Asy'ariyyah, bahkan akal tidak dapat mengetahui kebaikan dan keburukan. Oleh karenanya, sekiranya tidak ada wahyu, meskipun manusia telah dibekali akal, manusia tidak akan mampu untuk membedakan antara mana yang baik dan mana yang buruk. Manusia mengetahui bahwa mencuri adalah perbuatan buruk karena wahyu menentukan demikian, sekiranya wahyu mengatakan bahwa mencuri adalah perbuatan baik, maka manusia harus meyakini itu mesti baik, dan jika mencuri diwajibkan Tuhan, maka itu mesti bersifat wajib.

Dengan demikian, ketentuan mengenai perbuatan baik dan buruk bagi kalangan Asy'ariyyah adalah bersifat Syar’i (wahyu) bukan 'aqli, artinya suatu perbuatan bisa dikatakan baik hanya jika terdapat dalil nas yang menunjukkan bahwa perbuatan itu adalah baik, demikian pula suatu perbuatan dinilai buruk hanya jika dalil nas menunjukkan bahwa perbuatan itu buruk. 

Kesimpulannya, bahwa baik bagi aliran Mu'tazilah maupun Asy'ariah, akal dan wahyu mempunyai peranan masing-masing dalam menentukan baik-buruknya suatu perbuatan, hanya saja bagi kaum Mu'tazilah, mereka memberikan porsi lebih besar kepada peranan akal disamping wahyu, sementara bagi kaum Asy'ariyyah, meskipun mereka lebih mendasarkan pada peran wahyu, sebenarnya dalam porsi kecil mereka juga menghargai akan peran akal.


Referensi : Akal dan Wahyu dalam Islam, Prof. Dr. Harun Nasution
Selengkapnya
Berhubungan dengan Allah

Berhubungan dengan Allah

Allah teks

Hal pertama dan yang prinsip dalam kehidupan kita di dunia ini adalah membangun hubungan dengan Tuhan, Allah SWT. Usaha kehidupan batin adalah menyadari bahwa Allah tidak sekedar imajinasi, serta menyadari bahwa hubungan kita dengan Allah adalah lebih nyata ketimbang hubungan lainnya di dunia ini. 

Dalam setiap hubungan, kita harus selalu menempatkan Allah dihadapan kita, dan sadar bahwa hubungan itu bukan sekedar khayalan. Allah adalah Sang Pencipta, Pemelihara, Pengadil, Pengampun, Bapak, Ibu, Sahabat dan Kekasih.

Ketika membina hubungan dengan Allah, manakah yang mesti kita tanamkan dalam diri kita? Allah sebagai Pencipta, sebagai Bapak, sebagai Sahabat atau sebagai Kekasih? Jawabannya adalah bahwa dalam setiap langkah hidup kita, hendaknya kita harus memberikan tempat pada Allah sesuai dengan keadaan.

Ketika diterjang oleh ketidakadilan, kebekuan dan kezaliman yang merajalela, kita melihat kepada Allah Yang Maha Adil, sehingga kita tidak lagi teragitas, hati tidak terganggu, kita hibur diri dengan Keadilan Allah. Kita tempatkan Allah Sang Pengadil di hadapan kita, dengan ini kita belajar tentang keadilan, sehingga rasa keadilan bangkit dalam diri kita, dan kita dapat melihat segala sesuatu dengan cara pandang baru.

Ketika kita mendapati diri kita yatim piatu, kita merasakan ada aspek bapak dan ibu dalam Allah, dan meski kita masih memiliki ayah dan ibu di dunia ini, kehadiran mereka hanya berkaitan dengan aspek keduniawian. Keibuan dan Kebapakan Allah adalah satu-satunya hubungan yang nyata.

Ayah dan ibu kita di dunia merefleksikan percikan cinta ibu dan bapak yang dimiliki Allah secara sempurna. Karena itu manusia mengetahui bahwa Allah mau mengampuni, sebagaimana ayah dan ibu memaafkan anak-anaknya jika berbuat kekeliruan. Manusia merasakan kebaikan, keramahan, lindungan dan dukungan, yang mana semua itu datang dari Tuhan Allah, Bapak-Ibu dari semesta.

Ketika kita menggambarkan Allah sebagai Pengampun, kita mendapati bahwa di dunia ini tidak hanya ada keadilan, tetapi juga cinta, rahmat, kasih sayang dan pengampunan. Allah tidak tunduk pada hukum dunia, Dialah Yang Menghakimi, dan Dialah Yang Mengampuni. Dia memiliki kedua kekuasaan itu, Dia memiliki kekuasaan untuk menghakimi dan mengampuni. Dia adalah Sang Hakim, yang tidak menutup mataNya terhadap segala sesuatu yang dikerjakan manusia. Dia mengetahui, menimbang, dan mengukur, dan Dia mengembalikannya kepada manusia.

Dia adalah Pengampun, karena di balik keadilanNya terdapat kasih dan rahmatNya yang agung, yang bersama-sama bekerja dengan kekuatan KeadilanNya. Kita, umat manusia di bumi ini, jika ada percikan kebaikan dan kasih sayang dalam diri kita, hindarilah mudah memvonis orang lain. Hendaknya kita lebih suka mengampuni ketimbang menghukum. Seringkali Pengampunan membuat kita lebih bahagia ketimbang membalas dendam.

Ketika kita merefleksikan Allah sebagai Sahabat, kita tidak akan pernah merasakan kesepian. Sahabat selalu ada bagi kita, baik di tengah keramaian maupun di dalam kesendirian, atau bahkan ketika kita terlelap. Dalam keadaan yang seperti ini, Dia menjadi Sahabat kita dalam pikiran kita, imajinasi kita, hati kita dan jiwa kita.

Dan kita yang menjadikan Allah sebagai Kekasih, apa lagi yang lebih kita inginkan? Manakala Allah menjadi Kekasih kita, hati menjadi bangkit terhadap segala keindahan di dalam maupun di luar. Allah meliputi segala sesuatu, dalam semua nama dan bentuk, karena itu Kekasih tidak pernah absen. Betapa bahagianya seseorang yang Kekasihnya selalu ada disampingnya.

Setiap indera dan perasaannya merasakan adanya Sang Kekasih, matanya melihat Dia, telinganya mendengar suaraNya. Ketika seseorang sampai pada realisasi ini, dia bisa dikatakan hidup dalam kehadiran Allah. Bagi dirinya Allah ada di mana-mana. Di hutan belantara, alam liar, kerumunan dan di mana saja dia melihat Allah.

Adalah tidak mudah untuk mengembangkan cinta Allah di dalam hati, karena ketika seseorang tidak melihat atau menyadari obyek cinta, dia tidak akan bisa mencintainya. Allah harus menjadi ''terlihat'' agar dia bisa mencintai DiriNya, tetapi begitu seseorang mencapai cinta itu, maka dia benar-benar telah masuk ke jalan spiritual.


from The Way of Illumination, Hazrat Inayat Khan.
Selengkapnya
Perjalanan Hidup Manusia

Perjalanan Hidup Manusia

Berjalan melangkah

Seiring berkembangnya usia, akal pikiran manusia pada dasarnya pun ikut berkembang, intelegensi meningkat, kemudian jauh di dalam hatinya ia bertanya kepada dirinya sendiri, ''mengapa aku di sini?''

Kemudian pertanyaan itu dijawab ''aku di sini untuk makan dan minum, '', tetapi jika dipikirkan secara mendalam, hal-hal semacam ini juga dilakukan oleh hewan. Jika demikian, apakah kiranya yang membuat seseorang sempurna sebagai manusia dan berbeda dibanding makhluk Allah yang lain? Jawaban ini tidak tepat pastinya.

Muncul jawaban lain, ''aku di sini untuk mencari dan mendapatkan kekuasaan''. Pencapaian kekuasaan dan kedudukan mungkin penting, tetapi kemudian ia pun sadar dan tahu bahwa keduanya bersifat sementara. Kekuasaan jenis apapun suatu saat akan jatuh atau sebaliknya. Kekuasaan bisa diambil dari orang lain, dan orang lainnya lagi pun sedang menunggu untuk mengambil atau merampasnya. Jawaban ini pun kiranya tidak tepat.

Kemudian muncul jawaban berikutnya, ''aku di sini untuk mendapatkan kehormatan''. Kehormatan tidak akan didapatkan dengan sendirinya, seseorang harus bersikap rendah hati dan menghormati orang lain terlebih dahulu agar kemudian mendapatkan kehormatan yang dicarinya.

Ketika kita menelisik lebih jauh ke dalam perjalanan hidup kita, kita melihat bahwa keinginan diri eksternal kita adalah satu-satunya yang kita ketahui, sementara kita tidak mengetahui kebutuhan diri sejati, yakni kebutuhan batin kita.

Kita tahu bahwa kita menginginkan makanan dan pakaian yang baik, kehidupan yang nyaman dan menyenangkan, mendapatkan kehormatan, dan segala cara untuk kepuasan ego kita, dan kesemuanya ini kelihatannya seperti satu-satunya keinginan kita yang tampak jelas. Namun itu semua tidak selalu menyertai kita.

Lalu kita berpikir bahwa apa yang kita punya hanya sedikit dan mungkin dibutuhkan lebih banyak lagi untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan kita, tetapi setelah diperbanyak tetap saja masih kurang. Bahkan andaikata seluruh alam semesta berada dalam genggaman kita, tetap saja tidak bisa memuaskan keinginan kita.

Hidup adalah perjalanan dari satu kutub ke kutub lainnya, dan kesempurnaan hidup adalah tujuan akhir dari kehidupan yang tidak sempurna ini.

Fitrah manusia tidak bisa menerima kalau akhir perjalanan hidupnya sama seperti hewan, yakni lahir, hidup, mati dan kemudian selesai. Fitrah manusia ingin agar hidupnya lebih bermakna, ingin agar perjuangan dalam hidupnya ini tidak berakhir dengan sia-sia.

Makna hidup, itulah yang menjadi kata kunci eksistensi manusia. Makna hidup itulah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Allah menciptakan manusia tidak untuk kesia-siaan, setiap manusia akan kembali kepadaNya untuk dimintai pertanggungjawaban ketika menjalani hidup di dunia.

Dengan demikian, keyakinan akan adanya kehidupan akhirat memberikan dimensi spiritualisme dan idealisme kepada orang yang beriman dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Sebaliknya orang yang tidak beriman memaknai hidupnya hanya dalam dimensi materialisme dan pragmatisme. Segala sesuatu diukur dengan keuntungan materi dan diorientasikan kepada kemanfaatan segera atau sesaat.

Berbeda dengan orang beriman yang mengorientasikan hidupnya ke masa depan yang jauh, yaitu akhirat. Ia sadar sepenuhnya bahwa tidak semua yang diusahakan dan diperjuangkannya dalam hidup ini bisa tercapai. Tetapi ia tidak kecewa dan ridha karena yakin bahwa perjuangannya tidak sia-sia. Semua ada imbalannya nanti.

Selengkapnya