Makna di balik Tembang Macapat

Macapat

Masuknya budaya-budaya asing ke tanah air terus berupaya meggerus warisan budaya dan tradisi lokal bangsa kita, sehingga tidak jarang kita justru terlena dan lupa akan budaya bangsa kita sendiri. Fenomena ini juga tentunya dapat membawa dampak negatif yang bisa merusak sendi-sendi kesantunan dan etika budaya bangsa kita. 

Tembang Macapat adalah salah satu diantara seni budaya jawa yang kini mulai terpinggirkan di tengah maraknya budaya pop modern yang makin mendominasi masyarakat kita. Saya teringat saat masih di Sekolah Dasar, saya dan beberapa teman saya pernah diseleksi guru untuk mewakili Sekolah mengikuti lomba tembang macapat di Kecamatan. Setiap hari saya dan teman-teman saya berlatih dengan giat belajar tembang macapat yang iramanya terasa begitu merdu, syahdu, namun sarat makna. 

Macapat merupakan karya sastra klasik yang berupa tembang atau puisi tradisional jawa. Secara etimologi macapat diartikan sebagai maca papat-papat, karena cara membaca tembang ini terjalin tiap empat suku kata. Tembang macapat biasanya berisi pitutur, kritik, sejarah, cerita, maupun ungkapan emosional atau ungkapan perasaan. Selain itu, rangkaian bentuk lagu yang disajikan juga mempengaruhi bobot makna yang terkandung dalam tembang tersebut.

Menurut berbagai sumber, macapat diperkirakan muncul pada akhir era zaman Majapahit dan awal era Walisongo. Diantara para Wali yang menciptakan dan menggunakan media tembang macapat dalam berdakwah dan mengenalkan Islam di jawa adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Drajat dan Sunan Kudus.

Tembang Macapat yang diciptakan para Wali mengandung falsafah dan makna yang sangat dalam, karena dalam tembang macapat terkandung gambaran mengenai perjalanan hidup manusia. Berikut uraian singkatnya :

1. Maskumambang


Maknanya adalah gambaran saat manusia masih berada di alam ruh. Kemudian ruh ditanamkan dalam rahim sang Ibu. Dalam ilmu Psikologi, masa ini disebut dengan masa prenatal. Jadi maskumambang menggambarkan awal cikal bakal kehidupan manusia di alam dunia.

2. Mijil


Maknanya adalah gambaran mengenai proses kelahiran manusia. Mijil dalam bahasa jawa bersinonim dengan kata mbrojol atau mencolot yang berarti keluar atau lahirnya jabang bayi manusia ke dunia.

3. Sinom


Maknanya adalah muda atau masa muda. Artinya bahwa masa muda adalah masa saat manusia memasuki masa remaja, yang kritis, bersemangat, penuh dengan harapan dan angan-angan.

4. Kinanthi


Kinanthi  berasal dari kata kanthi atau tuntun, yang maknanya bahwa manusia hidup di dunia membutuhkan tuntunan atau bimbingan ke arah jalan yang benar, agar cita-cita yang diidam-idamkan dapat terwujud. Oleh karenanya masa ini disebut masa pembentukan jati diri. Tuntunan bisa berasal dari lingkungan sekitar, sehingga baik atau tidaknya lingkungan dimana dia hidup juga turut bertanggung jawab atas segala perkembangan sikap di masa mendatang.

5. Asmaradana


Maknanya adalah masa di mana manusia butuh akan dimabuk asmara. Asmara berarti cinta. Dorongan rasa cinta kepada lawan jenis menciptakan kebahagiaan dan pengayoman.

6. Gambuh


Gambuh berasal dari kata jumbuh yang artinya bersatu. Maknanya adalah masa di mana manusia berkomitmen untuk menyatukan cinta dalam suatu biduk rumah tangga.

7. Dhandhanggula


Maknanya adalah gambaran mengenai kehidupan manusia yang telah mapan dan sejahtera. Namun ada pula yang mengatakan bahwa makna dari dhandhanggula adalah bahwa kehidupan manusia terhalangi oleh keindahan dan kebahagiaan dunia.

8. Durma


Durma berasal dari kata derma yang juga berarti sedekah kepada sesama. Maknanya adalah rasa syukur kepada Allah dapat kita wujudkan dengan sering berderma atau bersedekah kepada sesama yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita. Derma atau sedekah juga dapat menumbuhkan rasa empati sosial dalam jiwa kita, sehingga kita semakin peka dan peduli akan kondisi-kondisi masyarakat yang membutuhkan bantuan.

9. Pangkur


Pangkur atau mungkur maknanya adalah menyungkurkan hawa nafsu. Dengan selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, Setiap manusia hendaknya mampu untuk mengendalikan dan mengalahkan hawa nafsunya, sehingga dia tidak mudah terbujuk rayuan syaitan dan tipu daya dunia. 

10. Megatruh


Maknanya adalah masa terpisahnya nyawa atau roh dari jasad manusia. Megatruh atau megat-ruh adalah fase yang paling sulit bagi manusia untuk dihadapi, karena fase inilah yang akan menentukan akan kemana tujuan manusia setelah terlepasnya roh.

11. Pucung


Maknanya adalah akhir kehidupan manusia. Ketika manusia muslim mati, dia akan dibungkus dengan kain kafan putih dan dipocong. Inilah akhir pengembaraan manusia di dunia dan saatnya untuk kembali kepada Allah SWT.

Itulah beberapa makna yang bisa kita ambil dari tembang macapat. Sudah seharusnya bagi kita untuk menjaga dan melestarikan, atau nguri-nguri tradisi dan budaya bangsa kita sendiri, karena itu merupakan warisan nenek moyang yang menunjukan kepribadian dan identitas bangsa kita di mata dunia.

Labels: Seni Budaya

Thanks for reading Makna di balik Tembang Macapat. Please share...!

0 Komentar untuk "Makna di balik Tembang Macapat"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.