Biografi Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi

Biografi Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi

Syaikh Nawawi

Nama Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani sangat terkenal di kalangan masyarakat pesantren di Jawa. Beliau juga dikenal sebagai gurunya para Ulama Indonesia dan merupakan tokoh Ulama besar yang hasil karyanya menjadi rujukan utama berbagai pesantren di tanah air, bahkan di luar negeri. Beliau adalah seorang Ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab dalam bidang-bidang yang meliputi fiqih, tauhid, tasawuf , tafsir, dan hadits. Nama beliau sering di nisbahkan al Bantani karena beliau berasal dari daerah Banten, Indonesia. 

Masa kecil dan Pendidikannya


Nama lengkap beliau adalah Abu Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi bin ‘Umar bin ‘Arabi. Beliau lahir pada tahun 1230 H atau 1815 M di Kampung Tanara, kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Propinsi Banten (Sekarang Kampung Pesisir, desa Pedaleman Kecamatan Tanara depan Mesjid Jami’ Syaikh Nawawi Bantani). Beliau merupakan keturunan ke 12 Sultan Banten, Maulana Hasanuddin Putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Nasab beliau melalui jalur ini juga sampai kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Sejak kecil, dibawah didikan sang ayah, Umar bin Arabi, seorang ulama di Banten, Imam Nawawi hidup dalam tradisi keagamaan yang sangat kuat. Semenjak kecil beliau memang terkenal kecerdasannya, sehingga dengan mudah beliau dapat menyerap pelajaran yang telah diberikan ayahnya sejak umur 5 tahun. Ketika berusia 8 tahun, ayahnya mengirimkan beliau untuk  berguru kepada temannya yang juga seorang ulama Banten, KH Sahal, dan seorang ulama di Purwakarta, KH Yusuf. Konon di usianya yang belum lagi mencapai 15 tahun, Syaikh Nawawi telah mengajar banyak orang. Beliau mencari tempat di pinggiran pantai agar lebih leluasa mengajar murid-muridnya yang kian hari bertambah banyak. Pada usia yang ke 15 tahun, beliau berangkat menunaikan haji ke Makkah dan berguru kepada sejumlah ulama terkenal di sana.

Guru - Gurunya


Selain berguru langsung kepada ayahnya, Syaikh Umar bin Arabi serta KH Sahal dari Banten, dan KH Yusuf dari Purwakarta, di tanah suci Makkah beliau juga berguru kepada sejumlah ulama terkenal di Makkah, seperti Syaikh Khâtib al-Sambasi, Syaikh Abdul Ghani Bima, Syaikh Yusuf Sumbulaweni, Syaikh Abdul Hamîd Daghestani, Syaikh Sayyid Ahmad Nahrawi, Syaikh Ahmad Dimyati, Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, Syaikh Muhammad Khatib Hambali, dan Syaikh Junaid Al-Betawi. Di antara guru-guru yang paling berpengaruh dalam terbentuknya karakter beliau adalah Syaikh Sayyid Ahmad Nahrawi, Syaikh Junaid Al-Betawi dan Syaikh Ahmad Dimyati, Ketiganya merupakan Ulama terkemuka di Mekah. Selain itu ada juga dua ulama lain yang berperan besar mengubah alam pikirannya, yaitu Syaikh Muhammad Khatib dan Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, ulama besar di Madinah.

Kepulangannya ke Tanah Air


Setelah tiga tahun lamanya beliau menggali ilmu dari Ulama-ulama Makkah, beliau memutuskan kembali ke tanah air. Namun setibanya di tanah air, beliau menyaksikan praktik-praktik ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan penindasan dari Pemerintah Hindia Belanda. Kondisi seperti ini juga tidak menguntungkan pengembangan ilmunya, karena hampir semua ulama Islam pada saat itu juga mendapat tekanan dari penjajah Belanda. Hal itu membuat Syaikh Nawawi akhirnya terpaksa menyingkir kembali ke Negeri Makkah dan meneruskan menuntut ilmu di sana. Namun selama masih di tanah air, beliau juga sempat ikut mengobarkan gelora jihad melawan penindasan penjajah Belanda. Beliau juga menularkan semangat Nasionalisme dan Patriotisme di kalangan Rakyat Indonesia.

Kembali ke Makkah dan bermukim di sana


Begitu sampai di Makkah, beliau segera kembali memperdalam ilmunya kepada guru-gurunya. Beliau tekun belajar selama 30 tahun, sejak tahun 1830 hingga 1860 M. Sampai akhirnya beliau memantapkan hati untuk mukim di tanah suci dan menetap di Syi'ib Ali, Makkah. Beliau mengajar di halaman rumahnya. Mula-mula muridnya cuma puluhan, tetapi makin lama jumlahnya kian banyak. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia. Di Makkah, Syaikh Nawawi juga giat menghadiri majelis ilmu di Masjidil Haram. Hingga kemudian seorang imam masjid utama tersebut, Syaikh Ahmad Khatib Sambas Al-Minangkabawi meminta Syaikh Nawawi untuk menggantikan posisinya sebagai Imam Masjidil Haram. Sejak itulah beliau dikenal dengan nama Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi, artinya Nawawi dari Banten, Jawa.

Nama Syaikh Nawawi di Makkah semakin dikenal sebagai ulama yang piawai dalam ilmu agama, terutama tentang tauhid, fiqih, tafsir, dan tasawwuf. Bahkan tidak hanya di kota Makkah dan Madinah saja nama beliau dikenal, bahkan di negeri Mesir nama beliau masyhur di sana. Syaikh Nawawi bahkan mendapat gelar al-Sayyid al-‘Ulama al-Hijâz (Tokoh Ulama Hijaz). Selain itu, kalangan Intelektual masa itu juga menggelarinya sebagai al-Imam wa al-Fahm al-Mudaqqiq (Tokoh dan pakar dengan pemahaman yang sangat mendalam). Kefaqihannya dalam ilmu agama pun membuatnya dijuluki Nawawi kedua, maksudnya penerus dari Ulama dunia terkenal, Imam an-Nawawi, seorang Ulama besar dari Damaskus, Syria. Sementara para Ulama Indonesia menggelarinya sebagai Maha Guru Ulama Indonesia dan Bapak Kitab Kuning Indonesia.

Disamping menjadi Imam Masjidil Haram, Syaikh Nawawi juga menjadi pengajar dan membuka majelisnya sendiri di Masjidil Haram. Selain itu, beliau juga menyelenggarakan halaqah (diskusi ilmiah) bagi murid-muridnya yang datang dari berbagai belahan dunia. Ketawadhuan Syaikh Nawawi yang disertai dengan kedalaman ilmunya membuat setiap pengajian beliau selalu ramai dipenuhi oleh para pelajar. Bahkan tercatat ada sekitar 200 pelajar yang setia untuk menghadiri majlis ilmunya di Masjidil Haram. Beberapa di antara muridnya merupakan pemuda asal Indonesia, Salah satu muridnya, yakni KH Hasyim Asy'ari pendiri Nadlatul Ulama (NU).

Meskipun bermukim di Makkah, Syaikh Nawawi masih tetap mengobarkan nasionalisme dan patriotisme di kalangan para muridnya yang biasa berkumpul di perkampungan Jawa di Makkah. Di sanalah beliau menyampaikan perlawanannya lewat pemikiran-pemikirannya. Kegiatan ini tentu saja membuat pemerintah Hindia Belanda berang. Tak ayal, Pemerintah Belanda pun mengutus Snouck Hourgronje ke Makkah untuk menemui beliau. Dari beberapa pertemuan dengan Syaikh Nawawi, Orientalis Belanda itu mengambil beberapa kesimpulan. Menurutnya, Syaikh Nawawi adalah Ulama yang ilmunya dalam, rendah hati, tidak congkak, bersedia berkorban demi kepentingan agama dan bangsa.

Murid - Muridnya


Murid-murid Syaikh Nawawi datang dari berbagai penjuru dunia. Banyak diantara murid-muridnya yang berasal dari Indonesia kemudian hari juga menjadi ulama besar, di antaranya yaitu K.H. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdhatul Ulama), K.H. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), K.H. Khalil Bangkalan, K.H. Asnawi Kudus, Syekh Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri Sempur, Plered, Purwakarta, K.H. Arsyad Thawil, dan lain-lainnya.

Karya - Karyanya


Syekh Nawawi mengabdikan hidupnya untuk mengajar. Beliau terkenal giat menulis dan menghasilkan banyak karya. Sampai-sampai, banyak manuskripnya disebarkan bebas kemudian diterbitkan tanpa royalti. Sedikitnya, 34 tulisannya juga masuk dalam Dictionary of Arabic Printed Books. Syaikh Nawawi sangat produktif menulis hingga karyanya mencapai seratus judul lebih, meliputi berbagai disiplin ilmu. Selain itu banyak pula karya beliau yang berupa syarah atau komentar terhadap kitab-kitab klasik. Sebagian dari karya-karya Syaikh Nawawi di antaranya adalah sebagai berikut:

1. al-Tsamâr al-Yâni’ah syarah al-Riyâdl al-Badî’ah
2. al-‘Aqd al-Tsamîn syarah Fath al-Mubîn
3. Sullam al-Munâjah syarah Safînah al-Shalâh
4. Baĥjah al-Wasâil syarah al-Risâlah al-Jâmi’ah bayn al-Usûl wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf
5. al-Tausyîh/ Quwt al-Habîb al-Gharîb syarah Fath al-Qarîb al-Mujîb
6. Niĥâyah al-Zayyin syarah Qurrah al-‘Ain bi Muĥimmâh al-Dîn
7. Marâqi al-‘Ubûdiyyah syarah Matan Bidâyah al-Ĥidâyah
8. Nashâih al-‘Ibâd syarah al-Manbaĥâtu ‘ala al-Isti’dâd li yaum al-Mi’âd
9. Salâlim al-Fadhlâ΄ syarah Mandhûmah Ĥidâyah al-Azkiyâ΄
10. Qâmi’u al-Thugyân syarah Mandhûmah Syu’bu al-Imân
11. al-Tafsir al-Munîr li al-Mu’âlim al-Tanzîl al-Mufassir ‘an wujûĥ mahâsin al-Ta΄wil musammâ Murâh Labîd li Kasyafi Ma’nâ Qur΄an Majîd
12. Kasyf al-Marûthiyyah syarah Matan al-Jurumiyyah
13. Fath al-Ghâfir al-Khathiyyah syarah Nadham al-Jurumiyyah musammâ al-Kawâkib al-Jaliyyah
14. Nur al-Dhalâm ‘ala Mandhûmah al-Musammâh bi ‘Aqîdah al-‘Awwâm
15. Tanqîh al-Qaul al-Hatsîts syarah Lubâb al-Hadîts
16. Madârij al-Shu’ûd syarah Maulid al-Barzanji
17. Targhîb al-Mustâqîn syarah Mandhûmah Maulid al-Barzanjî
18. Fath al-Shamad al ‘Âlam syarah Maulid Syarif al-‘Anâm
19. Fath al-Majîd syarah al-Durr al-Farîd
20. Tîjân al-Darâry syarah Matan al-Baijûry
21. Fath al-Mujîb syarah Mukhtashar al-Khathîb
22. Murâqah Shu’ûd al-Tashdîq syarah Sulam al-Taufîq
23. Kâsyifah al-Sajâ syarah Safînah al-Najâ
24. al-Futûhâh al-Madaniyyah syarah al-Syu’b al-Îmâniyyah
25. ‘Uqûd al-Lujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain
26. Qathr al-Ghais syarah Masâil Abî al-Laits
27. Naqâwah al-‘Aqîdah Mandhûmah fi Tauhîd
28. al-Naĥjah al-Jayyidah syarah Naqâwah al-‘Aqîdah
29. Sulûk al-Jâdah syarah Lam’ah al-Mafâdah fi bayân al-Jumu’ah wa almu’âdah
30. Hilyah al-Shibyân syarah Fath al-Rahman
31. al-Fushûsh al-Yâqutiyyah ‘ala al-Raudlah al-Baĥîyyah fi Abwâb al-Tashrîfiyyah
32. al-Riyâdl al-Fauliyyah
33. Mishbâh al-Dhalâm’ala Minĥaj al-Atamma fi Tabwîb al-Hukm
34. Dzariyy’ah al-Yaqîn ‘ala Umm al-Barâĥîn fi al-Tauhîd
35. al-Ibrîz al-Dâniy fi Maulid Sayyidina Muhammad al-Sayyid al-Adnâny
36. Baghyah al-‘Awwâm fi Syarah Maulid Sayyid al-Anâm
37. al-Durrur al-Baĥiyyah fi syarah al-Khashâish al-Nabawiyyah
38. Lubâb al-bayyân fi ‘Ilmi Bayyân.

Dari sekian banyak karyanya, tidak sedikit yang kemudian diterbitkan di Timur Tengah. Universitas Al Azhar Kairo juga pernah mengundang syaikh Nawawi karena karya-karyanya juga digemari kalangan akademisi. Buku-bukunya memang tersebar di Mesir. Di Universitas Islam tertua itu, Syaikh Nawawi menjadi pembicara dalam sebuah diskusi ilmiah.

Di Nusantara, Karya-karya beliau menjadi buku wajb di pesantren-pesantren. Bagi komunitas santri, Syaikh Nawawi merupakan mahaguru yang banyak memberikan ilmu mengenai landasan beragama. Apalagi, ia juga merupakan guru dari sang pendiri NU. Sehingga, tak sedikit yang menyebut Syaikh Nawawi sebagai akar tunjang tradisi intelektual ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Karamah-Karamahnya


Konon, pada suatu waktu pernah beliau mengarang kitab dengan menggunakan telunjuknya sebagai lampu. Saat itu beliau dalam sebuah perjalanan. Karena tidak ada cahaya dalam syuqduf yakni rumah-rumahan di punggung unta, sementara aspirasi tengah kencang mengisi kepalanya, maka Syaikh Nawawi kemudian berdoa memohon kepada Allah Ta’ala agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu menerangi jari kanannya yang untuk menulis. Kitab yang kemudian lahir dengan nama Marâqi al-‘Ubudiyyah syarah Matan Bidâyah al-Hidayah itu harus dibayar beliau dengan cacat pada jari telunjuk kirinya. Cahaya yang diberikan Allah pada jari telunjuk kirinya itu membawa bekas yang tidak hilang.

Karamah beliau yang lain juga diperlihatkannya yaitu saat beliau masih muda sedang mengunjungi salah satu masjid di Jakarta yakni Masjid Pekojan. Masjid yang dibangun oleh salah seorang keturunan cucu Rasulullah saw Sayyid Utsmân bin ‘Agîl bin Yahya al-‘Alawi, Ulama dan Mufti Betawi (sekarang ibukota Jakarta), itu ternyata memiliki kiblat yang salah. Padahal yang menentukan kiblat bagi mesjid itu adalah Sayyid Utsmân sendiri.

Tak ayal, saat seorang remaja yaitu Imam Nawawi yang belum dikenalnya menyalahkan penentuan kiblat, kagetlah Sayyid Utsmân. Diskusipun terjadi dengan seru antara mereka berdua. Sayyid Utsmân tetap berpendirian kiblat Mesjid Pekojan sudah benar. Sementara Syaikh Nawawi remaja berpendapat arah kiblat mesti dibetulkan. Saat kesepakatan tidak bisa diraih karena masing-masing mempertahankan pendapatnya dengan keras, Syaikh Nawawi remaja menarik lengan baju lengan Sayyid Utsmân. Dirapatkan tubuhnya agar bisa saling mendekat. Kemudian Imam Nawawi berkata :

''Lihatlah Sayyid!, itulah Ka΄bah tempat Kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! Tidakkah Ka΄bah itu terlihat amat jelas? Sementara Kiblat masjid ini agak kekiri. Maka perlulah kiblatnya digeser ke kanan agar tepat menghadap ke Ka΄bah". Ujar Syaikh Nawawi remaja.''

Sayyid Utsmân termangu. Ka΄bah yang ia lihat dengan mengikuti telunjuk Syaikh Nawawi remaja memang terlihat jelas. Sayyid Utsmân merasa takjub dan menyadari, remaja yang bertubuh kecil di hadapannya ini telah dikaruniai kemuliaan, yakni terbukanya nur basyariyyah. Dengan karamah itu, di manapun beliau berada Ka΄bah tetap terlihat. Dengan penuh hormat, Sayyid Utsmân langsung memeluk tubuh kecil beliau. Sampai saat ini, jika kita mengunjungi Masjid Pekojan akan terlihat kiblat digeser, tidak sesuai aslinya.

Karamah beliau yang lain terjadi pada saat terjadi kebijakan Pemerintah Arab Saudi bahwa orang yang telah dikubur selama setahun kuburannya harus digali. Tulang belulang si mayat kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya. Selanjutnya semua tulang itu dikuburkan di tempat lain di luar kota. Lubang kubur yang dibongkar dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya terus silih berganti. Kebijakan ini dijalankan tanpa pandang bulu. Siapapun dia, pejabat atau orang biasa, saudagar kaya atau orang miskin, sama terkena kebijakan tersebut.

Inilah yang juga menimpa makam Syaikh Nawawi. Setelah kuburnya genap berusia satu tahun, datanglah petugas dari pemerintah kota untuk menggali kuburnya. Tetapi yang terjadi adalah hal yang tak lazim. Para petugas kuburan itu tidak menemukan tulang belulang seperti biasanya. Yang mereka temukan adalah satu jasad yang masih utuh. Tidak kurang satu apapun, tidak lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti lazimnya jenazah yang telah lama dikubur. Bahkan kain putih kafan penutup jasadnya pun tidak sobek dan tidak lapuk sedikitpun.

Terang saja kejadian ini mengejutkan para petugas. Mereka lari berhamburan mendatangi atasannya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan. Langkah strategis lalu diambil. Pemerintah melarang membongkar makam tersebut. Jasad beliau kemudian dikuburkan kembali seperti sediakala. Hingga sekarang makam beliau tetap berada di Ma΄la, Makkah.

Demikianlah di antara karamah Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Tanah organisme yang hidup di dalamnya sedikitpun tidak merusak jasadnya. Kasih sayang Allah Ta’ala berlimpah padanya. Karamah Syaikh Nawawi yang paling tinggi akan kita rasakan saat kita membuka lembar demi lembar Tafsîr Munîr yang beliau karang. Kitab Tafsir fenomenal ini menerangi jalan siapa saja yang ingin memahami Firman Allah SWT. Begitu juga dari kalimat-kalimat lugas kitab fiqih, Kâsyifah al-Sajâ, yang menerangkan syariat. Begitu pula ratusan hikmah di dalam kitab Nashâih al-‘Ibâd. Serta ratusan kitab lainnya yang akan terus menyirami umat dengan cahaya abadi dari buah tangan beliau.

Wafatnya Beliau


Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi menikah dengan Nyai Nasimah, gadis asal Tanara, Banten dan dikaruniai 3 anak: Nafisah, Maryam, Rubi’ah. Sang istri lebih dahulu wafat mendahuluinya.  Pengabdian beliau sebagai guru Umat Islam selama kurang lebih 69 tahun telah memberikan pandangan-pandangan cemerlang atas berbagai masalah umat Islam. Syaikh Nawawi wafat di Makkah pada tanggal 25 syawal 1314 H/ 1897 M atau ada pula yang mencatat tahun wafatnya pada tahun 1316 H/ 1899 M. Makamnya terletak di pekuburan Ma'la di Makkah. Makam beliau bersebelahan dengan makam anak perempuan dari Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq. Hingga kini, masyarakat Nusantara, terutama masyarakat Banten, selalu memperingati haul hari wafatnya setiap tahun.

Selengkapnya
Kisah Rasulullah dan Pengemis Yahudi Buta

Kisah Rasulullah dan Pengemis Yahudi Buta

Screenshoot video

Sungguh pada diri Rasulullah Muhammad SAW banyak sekali teladan yang bisa kita contoh dan kita terapkan dalam perilaku kehidupan kita sehari-hari. Rasulullah adalah pribadi yang sempurna akhlaknya. Beliau terkenal dengan lemah lembut dan sopan santunnya, namun juga tegas dalam mengambil setiap tindakan yang memang memerlukan ketegasan. Salah satu sifat mulia dari Rasulullah adalah kesabaran beliau dalam mengatasi segala persoalan, termasuk menghadapi orang-orang yang membenci beliau. Bahkan dengan kesabarannya, cacian atau makian yang sering dialamatkan kepada beliau justru beliau balas dengan kebaikan dan tetap bersikap lemah lembut. Berikut ada sebuah video kartun menarik yang mengisahkan tentang sifat sabar beliau dalam menghadapi seorang pengemis yahudi buta yang membenci beliau dan selalu mencaci-maki beliau. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah berikut ini :



Selengkapnya
Siapa mereka Ahlussunnah Wal Jama'ah?

Siapa mereka Ahlussunnah Wal Jama'ah?

Ahlussunnah Wal Jamaah

Seiring berlalunya zaman, semakin banyak pula bermunculan aliran-aliran yang mengatas namakan sebagai agama yang paling benar. Pada masa lampau kita mendengar nama-nama aliran seperti mu'tazilah, syiah, khawarij, murjiah, serta faham-faham seperti jabbariyah dan qadariyah. Sedangkan pada masa kini bahkan lebih banyak lagi aliran yang muncul sampai tidak terhitung jumlahnya. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa : "Sesungguhnya Bani Israil terpecah ke dalam 72 aliran, sedangkan umatku akan terpecah dalam 73 aliran, semuanya di neraka, kecuali satu aliran saja". Para sahabat bertanya : "Siapa mereka itu wahai Rasulullah?". Nabi menjawab, (mereka) adalah "Aliran yang mengikuti jalanku dan para sahabatku"

Dari hadits di atas, sudah jauh hari Nabi memberi tahu kepada kita bahwa akan terjadi perpecahan umat Islam ke dalam beberapa aliran dan kecenderungan yang berbeda-beda. Perpecahan ini juga memunculkan berbagai macam aliran-aliran sesat yang justru semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Tetapi Nabi juga memberitahukan kepada kita bahwa untuk menjaga agamaNya, Allah menetapkan satu aliran lurus yang senantiasa menegakkan aturan-aturan Allah dalam meredam pertentangan dan kekacauan ini. Sebagaimana diterangkan dalam hadits diatas, mereka adalah aliran yang dalam persoalan teologi, hukum dan urusan-urusan lainnya selalu menempuh metode dan langkah Rasul beserta para sahabatnya. 

Semangat “ma ana alaihi wa ashabii” (aliran yang mengikuti jalanku dan para sahabatku) sebagaimana hadits di atas dicetuskan kembali setelah masa sesudah Nabi wafat hingga pada periode tertentu oleh ulama besar bernama Abu Hasan Al Asy’ari (260H - 324H), tokoh Mu'tazilah yang kemudian keluar dan mendirikan madzab baru yang kemudian pengikut madzab ini dinamakan Asy’ariyah. Selain Abu Hasan Al Asy’ari, ada juga tokoh lain yang mendukung semangat ini yaitu Abu Mansur Al Maturidi, yang kemudian pengikutnya dikenal dengan Al Maturidiyah. Dua tokoh inilah yang kemudian secara formal dikenal sebagai ulama besar yang memelopori munculnya kembali semangat ajaran Islam berwawasan Ahlussunnah wal jama’ah di tengah derasnya arus Islam berwawasan Jabariyah, Qodariyah, dan Mu’tazilah yang banyak membingungkan umat Muslim. 

Dua tokoh ini bisa dikatakan sebagai bapak Ahlussunah wal Jama’ah dalam bidang tauhid atau teologi. Dalam bidang tasawuf, Ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah yang dikenal pertama kali adalah Imam al Ghazali dan Imam Abu Qasim Al-Junaidy. Sementara itu, Ulama-ulama besar yang ijtihad fiqihnya mendasarkan pada Ahlussunah Wal Jama'ah di antaranya adalah para Ulama yang kemudian kita kenal dengan imam empat madzab, yakni Imam Hanafi, Imam Syafi’I, Imam Maliki dan Imam Hambali. Selain mereka, tersebut pula para Imam ahli fiqih, Ulama Hadits, Ulama Tafsir, para zuhud sufiyah, Ulama lughat dan Ulama-ulama lain yang senantiasa berpegang teguh pada aqidah Ahlussunnah Wal jamaah.

Mereka inilah sebagian besar para Ulama dari berbagai bidang keilmuan, pembawa sunnah yang bersatu dalam barisan yang kokoh, yaitu Ahlussunnah Wal jama'ah. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa memperlihatkan adanya kesesuaian antara jalan yang mereka tempuh dengan metode langkah Nabi dan para sahabatnya, serta selalu menetapkan ajaran Rasulullah SAW dan para sahabatnya tersebut sebagai pijakan hukum baik dalam masalah aqidah, syari’ah dan tasawwuf.

Dalam pemahaman agama dan mengeluarkan hukum, mereka berpegang erat pada wahyu atau sumber-sumber yang mempunyai kekuatan seperti dalil-dalil ijma', qiyas, mashlahah dan lainnya yang tidak bertentangan dengan nash syara'. Mereka pun senantiasa memelihara diri untuk beraktivitas di bawah naungan syara' serta mengikuti perintah dan menjauhi larangannya. Mereka berpendapat bahwa dalam beberapa teks nash ada yang mengandung makna haqiqi dan ada yang mengandung makna majazi (metaforis), sehingga ada ruang bagi akal untuk memberikan tafsir dalam memahami teks tersebut. Mereka menjauhi sikap ekstrimitas dan lebih mengutamakan sikap moderasi dalam pemikiran dan aktivitas. Dalam pemahaman Al Qur'an dan hadits Nabi, mereka mengikuti apa yang dipahami generasi salafnya, yakni para sahabat, Tabi'in, Ulama Salaf, Ulama madzhab dan mereka yang senantiasa tetap berpegang teguh kepada jalan kebenaran Islam.

Mereka menyikapi perselisihan dan peperangan di antara para sahabat Rasul dengan bijak. Mereka mencintai semua para sahabat Rasul, tidak memisah-misahkan di antara mereka, dan tidak mengabaikan mereka. Mereka tidak menyebut para sahabat, kecuali dengan sesuatu yang baik. Pertikaian politik yang terjadi di antara para sahabat Nabi saw merupakan ijtihad para sahabat, bila benar mendapat dua pahala dan bila salah mendapat satu pahala. Semua sahabat Nabi, radhiyallaah 'anhum, yang pernah berada di sisi Nabi dan berjuang menegakkan Islam bersama Nabi adalah mereka yang mendapat petunjuk dan berada dalam kebenaran dan berlaku adil. 

Dalam persoalan dosa besar, Ahlussunnah Wal Jama'ah mempunyai konsep yang berbeda dengan kaum khawarij ataupun Mu'tazilah dan kaum lainnya. Ahlussunnah Wal Jama'ah memandang bahwa pelaku dosa besar yang mati dalam keadaan tauhid tidak abadi dalam neraka. Mereka sepenuhnya berada di atas kehendak Allah. Bila berkehendak, Ia akan mengampuninya, bila berkehendak, Ia pun akan mengazab mereka dengan keadilanNya. Setelah itu, mereka keluar dari neraka dengan rahmatNya dan syafaat para Nabi serta orang-orang yang diberi izin olehNya. Mereka kemudian dimasukkan ke dalam surga sebagaimana ditetapkan dalam hadits-hadits sahih. 

Aliran Ahlussunnah Wal Jama'ah pun tidak mengkafirkan seseorang yang termasuk ahli kiblat hanya karena melakukan suatu dosa. Mereka pun tidak berpendapat bahwa keimanan tidak akan terpengaruhi oleh perbuatan dosa sebagaimana dikatakan oleh kaum murji'ah, tetapi mereka berharap dapat melakukan kebaikan dan takut melakukan dosa. Mereka berpendapat bahwa perbuatan manusia pada dasarnya diciptakan oleh Tuhan, namun manusia memiliki kuasa (kasb) atas perbuatannya yang bersamaan dengan kehendak Tuhan.

Kerangka umum aliran Ahlussunnah Wal Jama'ah mengatakan bahwa ilmu dan amal lebih bermanfaat daripada pertentangan dan perdebatan. Itulah sebabnya faham Ahlussunnah Wal Jamaah dengan prinsip yang terwujud dalam karakter tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), dan tawazun (seimbang) mampu hidup dan berkembang di wilayah mana saja dan mampu melebur dengan berbagai kebudayaan, serta senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. 

Salah satu ciri warisan intelektual Ahlussunnah Wal Jama'ah yang mesti kita pertahankan sebagai generasi muslim penerus mereka adalah sikap moderat dalam memahami peristiwa-peristiwa sejarah, mengukur sesuatu dengan ukuran Islam, tidak berpandangan sempit dalam menyikapi bid'ah, menjauhi sikap ekstrim dan mudah mengkafirkan orang lain apalagi sesama umat Islam, sebagaimana dilakukan oleh aliran-aliran yang muncul pada masa kini dalam menyikapi segala bentuk perbedaan pendapat.

Kesimpulannya, para pengikut Ahlussunnah Wal Jama'ah adalah orang-orang yang selalu mendasarkan konsep, ilmu-ilmu, dan perbuatan kepada kitab Allah dan sunnah RasulNya. Dengannya pula dapat dibedakan mana yang benar dan mana yang bathil. Mereka mempelajari, menganalogi, dan memberikan penilaian terhadap keyakinan, filsafat dan madzhab berdasarkan pertimbangan ilmiah. Mereka pun tetap melepaskan akal dari keterikatannya untuk membuka tabir kajian dan ilmu pengetahuan. Akal yang mereka gunakan itu berada di bawah bimbingan kitab Allah yang menjaga akal dari kesalahan, penyimpangan dan hawa nafsu.

Selengkapnya
Pentingnya keberadaan Populasi Lebah di Bumi

Pentingnya keberadaan Populasi Lebah di Bumi

Lebah madu

Lebah adalah salah satu hewan yang namanya tercantum sebagai salah satu nama surat dalam kitab suci umat Islam, Al Qur'an, yaitu surat An Nahl. Dalam islam, lebah juga merupakan salah satu hewan yang dimuliakan sehingga kita dilarang membunuhnya. Begitu banyak keistimewaan pada diri hewan lebah ini sehingga keberadaannya dibutuhkan oleh manusia dan alam.

Lebah termasuk jenis serangga yang termasuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat sekitar 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Lebah merupakan hewan yang hidup berkelompok, meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Lebah mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah biasa membuat sarangnya di atas bukit, pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda yang terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari. 

Lebah banyak memberikan manfaat bagi manusia. Mereka memproduksi madu yang bisa kita manfaatkan untuk kesehatan, selain itu propolis lebah pun tidak kalah bermanfaatnya untuk manusia. Namun selain banyak memberikan manfaat, keberadaan lebah merupakan suatu ekosistem yang sangat penting dan berpengaruh bagi keberlangsungan hidup manusia dan seluruh makhluk hidup. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Albert Einstein “If the bee disappeared off the face of the Earth, man would only have 4 years left to live.” yang artinya "Jika lebah menghilang dari muka Bumi, maka manusia hanya memiliki 4 tahun lagi untuk dapat bertahan hidup".

Mungkin apa yang dikatakan Albert Einstein belum tentu benar adanya, tetapi dari apa yang dikatakannya, bisa jadi hal itu merupakan peringatan bagi kita untuk lebih peduli terhadap alam disekitar kita, termasuk mencegah punahnya keberadaan lebah. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa semua elemen dari suatu ekosistem keberadaannya sangat penting, dan mereka memainkan peran mereka sendiri yang berbeda dalam fungsional holistik ekosistem tersebut. Jika Anda menghapus salah satu unsur itu, maka akan dapat menyebabkan tingkat kehancuran tertentu, dan sistem alami akan perlu melakukan penyesuaian, yang bisa positif atau negatif dan berada di luar kendali kita.

Lebah madu menyerbuki 90% dari semua tanaman berbunga di Amerika Serikat dan minimal 30 % dari seluruh tanaman di dunia. Setidaknya sepertiga dari makanan yang kita makan, tergantung pada penyerbukan. Penyerbukan oleh lebah diperlukan untuk banyak tanaman seperti: apel, ceri, kacang kedelai, jeruk, lemon, jeruk nipis, wortel dan lain-lain. Lebih dari 100 tanaman pangan kita memerlukan penyerbukan ini, tanaman seperti pohon almond, akan tumbuh buah hanya jika bunga mereka menyerbuk silang, membuat pertukaran genetik antara dua varietas yang berbeda.

Ilmuwan telah meneliti setidaknya ada sekitar 20.000 species lebah-lebahan di dunia. Namun sejumlah orang masih merendahkan kesejahteraan dunia yang bertumpu pada koloni lebah. Perlu diketahui bahwa jasa penyerbukan alami yang disediakan oleh serangga penyerbuk khususnya lebah jantan, adalah €153 milyar Euro, kembali pada tahun 2005, nilai mereka menyumbang setidaknya 9,5 % dari total nilai makanan dari pertanian dunia, dan bertanggung jawab untuk peningkatan senilai $ 15 miliar tanaman per tahun.

Sederhananya, jika lebah untuk penyerbukan punah, maka kita tidak memiliki tanaman bunga dan tanaman buah. Karena jika tidak ada penyerbukan, maka tumbuhan juga tak akan dapat beregenerasi atau berkembang biak. Hal itu membuat semua rantai makanan termasuk hewan juga akan mati, begitu pula mamalia dan manusia. Hal ini tentunya harus menjadi kewaspadaan masyarakat dunia, karena koloni lebah seantero Amerika dan dunia semakin lama semakin menurun drastis.

Merosotnya koloni lebah dunia membuat cemas para peneliti sejagat, dan tak sedikit pula masyarakat dunia ikut mencemaskannya. Lebah mencari madu dari tumbuhan berbunga, termasuk tumbuhan buah. Namun sayangnya tumbuhan-tumbuhan berbunga kebanyakan adalah tumbuhan semak. Oleh karenanya kadang tumbuhan semak yang berbunga ini justru dianggap “tumbuhan hama” oleh para petani dunia. Tumbuhan yang dikategorikan sebagai ‘tumbuhan hama’ tersebut akibat tumbuhan itu tumbuh di sela-sela tumbuhan pertanian. Padahal ia juga punya hak untuk tumbuh, justru manusialah yang mengambil lahan mereka menjadi lahan pertanian.

Tumbuhan semak yang dianggap “hama” justru banyak bunganya dan sesungguhnya justru merupakan tumbuhan yang menyediakan madu bagi kebanyakan lebah dunia. Pada saat tumbuhan tersebut tumbuh diantara padi, gandum dan lahan pertanian lainnya, para petani justru mencabutnya, membuangnya atau mematikannya. Sebagai gantinya, maka lebah “terpaksa” mencari bunga dari tumbuhan-tumbuhan pertanian. Seperti kebun tomat, cabai, semangka dan banyak lainnya. Akan tetapi, mengganti tumbuhan semak yang berbunga dengan tumbuhan pertanian pun ternyata tidak bisa menyelamatkan koloni lebah.

Hal tersebut dikarenakan para petani di bidang pertanian seantero dunia menggunakan pestisida. Padahal pestisida tersebut juga mencemari bunga dari semua tumbuhan pertanian dunia. Lebah terpaksa mencari bunga-bunga yang telah terkontaminasi oleh pestisida-pestisida berbahaya tersebut untuk bertahan hidup. Kebanyakan pestisida dunia menggunakan zat neo-nicotinoids, yang justru membuat lebah linglung dan tak dapat kembali ke sarangnya (disorder), lalu mati oleh racun pestisida tersebut. Itulah salah satu mengapa lebah semakin sedikit.

Selain itu, diyakini juga bahwa “organisme yang dimodifikasi secara genetika” atau Genetically Modified Organisms (GMO) juga memiliki suatu peranan buruk yang telah dilakukan dan menimbulkan masalah terhadap lebah. Hal ini berpotensi karena fakta, bahwa semua individu dari ‘strain transgenik’ semua identik secara genetik, dan ditanam secara monokultur, yang berarti lebah memiliki makanan yang terbatas dan tidak sehat.

Banyak pihak seantero Bumi yang telah termotifasi untuk dapat menyelamatkan lebah dunia dari kepunahan. Bagimana cara kita agar koloni lebah dapat kembali tumbuh dengan pesat? Ada beberapa cara agar koloni lebah dapat tumbuh dan naik jumlahnya, diantaranya:

1. Tanamlah tumbuhan berbunga dan/atau tumbuhan buah di pekarangan, taman, halaman di sekitar perumahan anda.

2. Tanamlah tumbuhan berbunga di badan-badan jalan seperti di trotoar dan jalur hijau jalanan, jalur hijau jalan tol, juga taman-taman mulai dari desa dan juga perkotaan. Gunakan semaksimal mungkin lahan yang ada untuk tumbuhan bunga.

3. Jangan gunakan pestisida kimiawi seperti yang mengandung neo-nikotinoid, terhadap semua tumbuhan bunga dan tumbuhan buah-buahan disekitar anda. Gunakanlah pestisida organik atau alamiah. Atau dapat pula hama tanaman tersebut dimusnakan dengan cara menggunakan predator alami, misalnya burung.

4. Beritahu kepada kerabat anda termasuk semua petani dan masyarakat dunia mengenai mengapa koloni lebah dunia menyusut drastis pada beberapa tahun ini. Sehingga dengan begitu, semoga koloni lebah dapat kembali naik dan menjadi sehat kembali sebagai salah satu kunci hidupnya semua species di Bumi.



Sumber : Kaskus.co.id
Selengkapnya
Kesombongan yang Menjerumuskan Manusia

Kesombongan yang Menjerumuskan Manusia

Kesombongan yang Menjerumuskan Manusia

Memang manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna dibanding ciptaan Allah yang lain. Bahkan Allah memuliakan manusia sebagaimana dalam kisah disebutkan bahwa para Malaikat pernah disuruh oleh Allah untuk bersujud hormat kepada Nabi Adam As. Namun, kelebihan yang Allah berikan kepada manusia justru seringkali membuat manusia mudah sekali dihinggapi sifat sombong. Bahkan sudah menjadi tabiat manusia yaitu suka bersikap sombong dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.

Betapa banyak kesombongan yang dilakukan manusia. Kita seringkali mudah bersikap sombong ketika kita mendapatkan banyak nikmat dari Allah. Yang kaya sombong dengan kekayaannya, yang berpangkat sombong dengan kedudukan pangkatnya, yang cerdas sombong dengan kecerdasannya, yang cantik sombong dengan kecantikannya, bahkan yang ahli ibadah sombong dengan ibadahnya. Begitu seterusnya. 

Kita lupa bahwa bahwa nikmat itu semua adalah berasal dari Allah, Dialah yang memberi dan Dia juga yang berhak untuk mengambilnya kembali dari kita. Namun adakalanya kita justru mudah terjebak dalam bujukan syetan. Bujukan yang dapat menjerumuskan kita jatuh ke dalam jurang kehinaan. Apakah kita lupa bahwa iblis dihinakan oleh Allah karena kesombongannya. Mengapa kita justru mudah terpedaya tipu muslihat syaitan, keturunan iblis, untuk menjadi makhluk yang sombong seperti mereka. Apakah kita ingin seperti mereka yaitu dihinakan oleh Allah? Na'udzubillah min dzaalik. 

Sikap sombong akan membuat kita jauh dari rasa bersyukur, karena ketika rasa sombong ada pada diri kita, maka kita akan merasa bahwa semua yang kita miliki adalah dari usaha sendiri, bukan anugrah dari Allah SWT. Ketika hal ini terjadi, maka kita akan semakin jauh dari Allah. Kesombongan akan kelebihan-kelebihan yang kita miliki membuat kita mudah untuk menghiraukan perintah-perintah Allah, bahkan untuk menentang Allah. Kita lupa bahwa semua itu adalah berasal dari Allah.

Seringkali kita merasa hebat dengan kepandaian yang kita miliki, sehingga merasa tidak perlu kepada tuntunan Allah dan Rasulnya. Kita seringkali memaksakan kehendak kita untuk hanya mau menerima ayat atau hadits yang sesuai dengan kemauan kita, atau bahkan kita merasa pandai sehingga boleh dan mampu untuk melakukan interpretasi sendiri terhadap ayat atau hadits agar sejalan dengan pemikiran kita. Padahal untuk mengetahui semua itu, kita mestilah mempelajari ilmunya terlebih dahulu, ada ilmu tafsir, ushul fiqh, mushthalah hadits dan sebagainya. 

Wujud kesombongan lain yang bisa kita temukan adalah tidak mau berdoa dan beribadah kepada Allah. Kadangkala kita terlalu yakin dengan kemampuan kita dalam menyelesaikan segala persoalan dalam hidup ini. Kita juga yakin bahwa semua yang telah kita gapai dan kita peroleh dalam hidup ini adalah atas hasil kerja keras keringat kita sendiri, bukan campur tangan dari Allah. Oleh karena itu, kita tidak merasa perlu meminta dengan berdoa dan beribadah kepada Allah, karena semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan dengan usaha kita sendiri. Mungkin kita bisa terlena karena kelebihan yang kita anggap dari hasil usaha kita sendiri, tetapi apakah yang kita rasakan ketika Allah sewaktu-waktu mengambil nikmat dan kelebihan-kelebihan itu? Mungkin saat itulah baru kita akan sadar bahwa itu semua dari Allah.

Kesombongan juga sering kita tampakkan dalam hubungannya dengan sesama manusia dan dengan makhluk Allah yang lainnya. Yang kaya merendahkan yang miskin, yang kuat merendahkan yang lemah, dan yang berpangkat pejabat haus akan kehormatan sehingga meminta untuk dihormati oleh rakyatnya. Begitu seterusnya. 

Sebagai seorang muslim, hendaklah kita tahu diri, merenung dan introspeksi. Kita sadari bahwa bersikap sombong pada dasarnya adalah menyaingi kebesaran dan keagungan Allah. Kita mesti sadar bahwa sifat Sombong hanyalah pantas disandang oleh Dzat Yang Agung, yaitu Allah SWT. Sedangkan kita sebagai hambaNya, sudah seharusnya untuk selalu tunduk, khusyu', dan tawadhu' dihadapan Allah dan bersikap rendah hati dengan sesama manusia. Kita syukuri bahwa semua nikmat yang kita miliki adalah anugrah dari Allah. Oleh karenanya, sudah seharusnya bagi kita sebagai hambaNya untuk selalu beribadah dan meminta kepadaNya. Kita tanamkan pada diri kita bahwa hanya Allah yang Maha Besar, dan betapa kecil dan lemahnya kita manusia dihadapan Sang Pencipta.
Selengkapnya
Kebiasaan-kebiasaan yang dapat Menurunkan Daya Ingat dan Cara Efektif Untuk Meningkatkan Daya Ingat

Kebiasaan-kebiasaan yang dapat Menurunkan Daya Ingat dan Cara Efektif Untuk Meningkatkan Daya Ingat

Kebiasaan-kebiasaan yang dapat Menurunkan Daya Ingat dan Cara Efektif Untuk Meningkatkan Daya Ingat.

Semakin tua usia seseorang, biasanya akan diiringi dengan menurunnya kemampuan otak dalam daya ingatnya. Hal ini pun menjadikan seseorang semakin besar beresiko menjadi pikun. Akan tetapi pada masa sekarang sering pula kita kita jumpai bahwa kepikunan tidak hanya melanda orang tua, kepikunan juga bisa menghampiri mereka yang muda. Terlebih bagi mereka yang dalam kehidupannya selalu dihinggapi rasa stres serta tekanan baik dari hubungan atau pekerjaan. Melemahnya daya ingat karena gejala kepikunan yang menghampiri seseorang dapat mempengaruhi ketepatan kognitif seseorang. 

Memang stres dapat memicu tumpulnya daya ingat seseorang. Namun ternyata selain stres, beberapa kebiasaan berikut seringkali tidak kita sadari, juga diam-diam dapat memicu terjadinya kepikunan. Berikut ulasannya : 

1. Mengabaikan Sarapan

Orang zaman sekarang seringkali disibukkan dengan pekerjaan, sehingga tidak jarang membuat mereka melewatkan sarapan. Padahal untuk bisa menjalankan kegiatan setiap harinya, diperlukan tenaga fisik dan otak yang seimbang. Kebutuhan nutrisi bagi otak harus dipenuhi dengan seimbang, karena ketika tubuh kekurangan gizi, maka kinerja otak akan menurun dan mempengaruhi kinerja otak untuk bekerja maksimal, bahkan hal ini juga bisa menurunkankan tingkat gula darah dalam tubuh. 

2. Dehidrasi 

Air merupakan komponen penting dalam tubuh kita. Dehidrasi atau kekurangan cairan tidak hanya bisa membuat tubuh lemas, tetapi juga bisa mempengaruhi kinerja otak kita. Kondisi ini dikarenakan pada saat tidak ada air yang masuk ke dalam tubuh, maka akibatnya tubuh akan meminjam air dari otak, sehingga dampaknya otak pun menjadi kesulitan untuk berpikir.

3. Kebiasaan merokok

Sebagian orang beranggapan bahwa dengan merokok akan dapat membantu otak memunculkan ide-ide segar. Akan tetapi sebenarnya, selain memicu penyakit seperti kangker paru-paru, impotensi serta penyakit berbahaya lainnya, menghisap rokok juga ternyata bisa memberi dampak buruk bagi otak kita. Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi yang dilakukan Mcgill University yang menyebutkan bahwa merokok menyebabkan penipisan korteks dari waktu ke waktu, bahkan dalam jangka panjang bisa menurunkan kemampuan memori otak.

4. Jarang berpikir

Otot memang membutuhkan latihan agar tetap kencang, tetapi otak pun juga demikian. Organ tubuh untuk berpikir ini berkembang sesuai dengan penggunaannya. Ketika seseorang menjalani hidup lamban dan membosankan, maka akibatnya otak jarang berpikir sehingga daya ingat menurun. Guna menghindari hal ini dan membuat otak tetap berkembang, biasakanlah otak untuk selalu berpikir seperti dengan membaca buku, menulis artikel, ataupun dengan kegiatan ringan seperti mengisi teka-teki silang, bermain game yang dapat mengasah otak dan sebagainya.

5. Makan berlebihan

Makan dalam jumlah yang berlebihan dan tidak wajar ternyata juga dapat memberikan resiko buruk bagi otak manusia. Makan berlebihan akan mengakibatkan otak berada di kondisi tidak berimbang dalam produksi insulin. Akibatnya, daya ingat juga akan menurun.

6. Banyak konsumsi makanan manis

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tingkat kadar gula darah dalam tubuh yang berlebih akan berakibat kurangnya memori dan kemampuan belajar sesorang. Ini juga bisa diartikan bahwa makan dengan kadar gula terlalu banyak bisa membuat orang menjadi bodoh.

Itulah beberapa kebiasaan yang ternyata dapat memicu menurunnya daya ingat seseorang. Untuk tetap bisa memiliki daya ingat yang kuat dan pikiran yang cemerlang, berikut 5 cara efektif untuk meningkatkan kemampuan daya ingat :

1. Berolahraga

Olahraga merupakan aktifitas olah tubuh yang bermanfaat untuk kesehatan. Dengan berolahraga dapat membantu memperlancar sirkulasi darah pada seluruh bagian tubuh, termasuk aliran darah pada otak. Oleh karenanya, otak akan senantiasa sehat karena kadar oksigen dan nutrisi pada otak akan meningkat seiring dengan tubuh yang sehat juga.

2. Hindari Stres

stres tidak hanya akan berpengaruh pada kesehatan psikis, tetapi stres juga bisa memperburuk ingatan dan kinerja otak. Oleh karenanya, sebisa mungkin cobalah untuk menghindari terjadinya stres. Lakukanlah hal positif yang bisa membuat kita merasa bahagia dan tertawa. Rasa bahagia akan membuat otak dan pikiran fresh, sehingga hal ini akan berpengaruh pada kesehatan otak serta dapat mengembalikan kemampuan memori otak dalam mengingat.

3. Tidur yang cukup

Selain untuk mengistirahatkan tubuh, tidur yang cukup juga merupakan cara yang efektif untuk mengembalikan kesegaran otak kita. Sebuah penelitian yang dilakukan di universitas of luberk jerman mengemukakan bahwa dengan tercukupinya kebutuhan tidur seseorang, otak akan merefresh sehingga bisa menyimpan memori dangan baik.

4. Fokus

Berbagai masalah yang kita hadapi akan membuat pikiran kacau dan rumit. Hal ini aka menurunkan kemampuan otak dalam mengingat. Karena itulah, sangat penting bagi kita untuk selalu menjadi pribadi yang fokus dalam setiap aktivitas agar tetap memiliki daya ingat yang kuat.

5. Konsumsi Makanan Sehat

Sama halnya dengan tubuh, otak juga memerlukan nutrisi dan asupan yang baik agar bisa bekerja secara maksimal. Pemenuhan kebutuhan nutrisi otak dengan mengonsumsi makanan - makanan sehat juga akan membantu kinerja otak dalam meningkatkan daya ingatnya.

Demikian ulasan mengenai kebiasaan-kebiasaan yang dapat Menurunkan Daya Ingat dan Cara Efektif untuk Meningkatkan Daya Ingat. Semoga bermanfaat.




Sumber :
m.log.viva.co.id.
media-shareplus.blogspot.co.id
Selengkapnya
Peranan Akal dalam Hukum Islam (Ilmu Fiqih)

Peranan Akal dalam Hukum Islam (Ilmu Fiqih)

Peranan Akal dalam Hukum Islam (Ilmu Fiqih)

Ketika kita membicarakan mengenai peran akal dalam kajian hukum Islam yang disebut fiqh, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu arti dari kata fiqh. Dalam bahasa arab, kata Fiqh ( فقه ) adalah bentuk isim mashdar dari bentuk fi'il madli faqiha yang berarti faham dan mengerti. Kita sebagai manusia dapat memahami dan mengerti segala sesuatu adalah melalui pemikiran dan penggunaan akal. 

Dengan demikian fiqh merupakan ilmu yang membahas pemahaman dan tafsiran ayat-ayat Al Qur'an yang berkenaan dengan hukum, yakni yang disebut dengan ayat-ayat ahkam. Untuk memahami dan menafsirkan ayat-ayat tersebut maka diperlukanlah ijtihad. Ijtihad ( إجتهاد ) secara bahasa berarti usaha keras dalam melaksanakan suatu pekerjaan berat, sedangkan secara istilah, ijtihad berarti usaha keras dalam bentuk pemikiran akal untuk mengeluarkan atau menghasilkan ketentuan hukum agama dari sumber-sumbernya. 

Ijtihad sangat penting kedudukannya dalam fiqh. Ijtihad banyak dipakai sesudah zaman Sahabat dan Tabi'in. Bahkan saking banyaknya penggunaan ijtihad, terdapat perbedaan di antara para Ulama dalam ciri penggunaan ijtihad mereka. Karena begitu pentingnya kedudukan ijtihad dalam merumuskan suatu ketentuan hukum, para Ulama menjadikan ijtihad sebagai sumber ketiga dari hukum Islam setelah Al Qur'an dan Sunnah.

Dasar yang mereka kemukakan adalah sebuah argumen kuat dari hadits Nabi berkenaan dengan sahabat Mu'adz bin Jabal. Sebagaimana diketahui bahwa dalam hadits tersebut Nabi pernah bertanya kepada Mu'adz mengenai apa yang akan diperbuatnya di Yaman jika ia mendapati suatu perkara dan ketika hendak memutuskannya ia tidak menemui ketentuan hukumnya dalam Al Qur'an dan Sunnah. Muadz menjawab bahwa ia akan memakai ijtihadnya. Selain hadits tentang Muadz, adapula hadits berkenaan dengan Sahabat Ibnu Mas'ud dimana Nabi pernah berpesan kepadanya "Tentukanlah hukum dengan Al Qur'an dan Sunnah jika ada di dalamnya, dan jika tidak ada maka berijtihadlah dengan pendapatmu." Inilah di antara dasar dari pentingnya kedudukan ijtihad dalam menentukan suatu hukum.

Di samping ijtihad, dijumpai pula dalam fiqh istilah yang disebut al ra'yu ( الرأي ). Al ra'yu biasa diterjemahkan dengan pendapat atau opini. Pendapat atau opini dihasilkan oleh akal melalui pemikiran dan perenungan. Menurut Syaikh Mustafa Abd al-Raziq dari Al Azhar, makna ra'yu ialah bersandar dan bergantung semata kepada pendapat akal dalam penentuan hukum syariat. Ra'yu digunakan dikala tiadanya nash hukum dari teks dalam Al Qur'an dan Sunnah dalam menentukan suatu hukum.

Seperti diketahui dalam sejarah, Imam Abu Hanifah banyak memakai al ra'yu dalam pengambilan ketentuan-ketentuan hukumnya. Hal ini beliau lakukan karena sedikitnya hadits yang sampai dan diketahui di Irak pada masa itu. Hingga timbullah pada masa itu istilah ahl al ra'y yang dipertentangkan dengan ahl al hadits, pemakai akal lawan pemegang hadits, atau dengan kata lain akal dikontraskan dengan wahyu. Ahl al ra'y berpendapat bahwa Nabi sendiri juga pernah memakai al ra'y tanpa wahyu dalam menentukan hukum, begitu pula sahabat ketika tidak menemukan hukum dalam Al Qur'an dan As Sunnah. Sebagai argumen disebutkan contoh kasus-kasus yang di dalamnya Nabi menentukan hukum tanpa adanya wahyu yang turun seperti baiknya seorang anak menunaikan haji orang tuanya yang karena telah lanjut usia tidak sanggup lagi melaksanakan ibadah itu, baiknya berziarah kubur dan sebagainya.

Di samping al ijtihad dan al ra'y terdapat pula dalam fiqh istilah al qiyas ( القياس ). Qiyas secara bahasa berarti mengukur sesuatu dengan ukuran tertentu, sedang dalam istilah fiqh, Qiyas mengandung arti menyamakan hukum sesuatu yang tidak ada nash hukumnya dengan hukum sesuatu yang lain yang ada nash hukumnya atas dasar persamaan illat atau sebab. Untuk menentukan adanya persamaan illat itu maka diperlukanlah pemikiran.

Sebagai contoh, kita mengetahui tentang hukum haramnya khamr, karena nash telah menyebutkan bahwa khamr, yaitu minuman keras yang dibuat dari anggur diharamkan atas dasar illat memabukan, maka minuman keras lain yang dibuat umpamanya dari korma atau juga termasuk narkoba pada zaman sekarang, karena juga memabukan dan merusak akal, atas dasar qiyas atau analogi, hukumnya dalam fiqih adalah haram juga. Haramnya minuman keras lain dari korma tadi misalnya, atau haramnya narkoba yang keduanya tidak ada nash hukumnya, disamakan dengan haramnya khamr yang ada nash hukumnya dalam Al Qur'an. Maka dari hasil analogi ini, hukum keduanya pun menjadi haram.

Selanjutnya terdapat pula istilah al Istihsan ( الإستحسان ). Secara bahasa istihsan berarti memandang atau menganggap lebih baik, sedang dalam istilah fiqih, istihsan berarti ''meninggalkan qiyas jelas untuk mengambil qiyas yang samar atau tidak jelas'' atau bisa juga diartikan "meninggalkan hukum umum untuk mengambil hukum kecuali", karena dipandang lebih baik. Dalam menentukan hukum dengan istihsan ini pastilah diperlukan peran dari akal dalam "memandang lebih baik" suatu hukum.

Sebagai contoh, syariat melarang terhadap jual beli benda yang tidak ada dan mengadakan akad terhadap sesuatu yang tidak ada, namun syariat memberikan kemurahan dengan dalil istihsan melalui akad salam (pemesanan). Dalam akad salam, meskipun barang belum ada, tetapi karena ada pengecualian kasuistis dari hukum kulli (umum) karena dalil istihsan (dianggap lebih baik), maka akad salam menjadi boleh.

Dari beberapa istilah yang telah disebutkan di atas, jelaslah bahwa sungguhpun sumber utama dari fiqih atau hukum islam adalah Al Qur'an dan sumber kedua adalah Sunnah, pada prakteknya banyak juga dipakai akal dalam menentukan hukum Islam. Hal ini juga ditegaskan dengan kesepakatan Jumhur Ulama bahwasanya dalil-dalil syar'iyyah yang menjadi sumber pengambilan hukum-hukum yang berkenaan dengan perbuatan manusia, kembali kepada empat sumber, yakni Al Qur'an, Sunnah, Ijma' dan Qiyas. Al Qur'an dan Sunnah adalah sumber hukum yang berdasar pada wahyu, sedangkan Ijma' dan Qiyas adalah sumber hukum yang berdasar pada hasil akal dalam berijtihad. Jadi semakin jelas kiranya bahwa dalam bidang fiqih, akal disamping wahyu memainkan peranan penting dalam perkembangan hukum Islam.



Sumber :
Akal dan Wahyu dalam Islam, Harun Nasution.
Ilmu Ushul Fiqh, Abdul Wahhab Khallaf.

Selengkapnya
Klenteng Sam Po Kong, Jejak Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Semarang

Klenteng Sam Po Kong, Jejak Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Semarang

Klenteng Sam Po Kong, Jejak Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Semarang

Baru beberapa hari yang lalu saudara-saudara kita etnis China atau Tionghoa merayakan tahun baru China. Indonesia merupakan salah satu negara dengan keberadaan etnis China yang cukup banyak. Keberadaan etnis China di Indonesia tentunya tidak terlepas dari sejarah kedatangan nenek moyang mereka pada masa lampau. Sejumlah peninggalan baik bentuk fisik ataupun non fisik seperti seni budaya China masih banyak kita jumpai di berbagai daerah di Indonesia. 

Diantara daerah yang memiliki kaitan sejarah dengan datangnya etnis China di Nusantara adalah kota Semarang. Di kota Semarang, ada sebuah bangunan yang juga merupakan destinasi wisata yang berhubungan dengan China. Sam Po Kong, itulah namanya, saya pernah berkesempatan mengunjungi tempat ini bersama beberapa teman saya yaitu Fakhri, Alim, Fian dan dua orang cewek teman dari Fian. Klenteng Sam Po Kong adalah sebuah bangunan yang merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Zheng He atau Cheng Ho. Bangunan yang juga berfungsi sebagai tempat beribadah Umat Kong hu Cu ini terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. 

Asal muasal Kelenteng Sam Poo Kong terkait erat dengan muhibah atau perjalanan Laksamana Cheng Ho, seorang laksamana besar Cina yang terkenal dalam sejarah telah mengarungi samudra melintasi beragam negeri. Tempat ini juga biasa disebut Gedung Batu, karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Oleh karenanya bangunan ini juga disebut Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong. Bangunan yang bentuknya memiliki arsitektur bangunan China ini menjadi tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah bagi Umat Kong Hu Cu.

Klenteng Sam Po Kong, Jejak Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Semarang

Bangunan inti dari kelenteng adalah sebuah Goa Batu yang dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya ketika mengunjungi Pulau Jawa di tahun 1400-an. Goa Aslinya sendiri tertutup longsor pada tahun 1700-an, kemudian dibangun kembali oleh penduduk setempat sebagai penghormatan kepada Cheng Ho. Di area ini juga juga terdapat dinding yang dihiasi relief yang menceritakan tentang perjalanan Laksamana Cheng Ho dari daratan China hingga akhirnya sampai di pulau Jawa.

Menurut sejarah, Laksamana Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (kaisar ketiga dari dinasti Ming, berkuasa tahun 1403-1424). Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保)/Sam Po Bo. Dia lahir di daratan Yunnan dan masih keturunan dari Persia. Ia hidup dan besar ketika China dilanda peperangan saudara, dan Cheng Ho merupakan orang kepercayaan Yongle yang akhirnya menjadi kaisar dinasti Ming.

Karir Cheng Ho melesat dan Sang kaisar mempercayakan Cheng Ho menjadi duta internasional seiring dengan lahirnya dinasti yang baru. Ia melakukan ekspedisi sebanyak tujuh kali dan Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi tempat singgah Cheng Ho. Ia menjelajahi Samudra Hindia dan rute yang dia tempuh dari China menuju berbagai negara Asia Tenggara, India, Timur Tengah, Jazirah Arab hingga Afrika. Ia membawa pesan perdamaian dengan setiap kerajaan yang dikunjungi dan ia memulai perdagangan yang adil dan membagikan ilmu pengetahuan.

Klenteng Sam Po Kong, Jejak Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Semarang

Ketika sedang berlayar melewati laut jawa, banyak awak kapalnya yang jatuh sakit. Melihat hal itu kemudian Ia memerintahkan para awak kapalnya untuk membuang sauh dan merapat ke pantai utara semarang. Setelah mendarat, Ia dan para awaknya berlindung di sebuah Goa dan mendirikan bangunan sebagai markas dan tempat tinggal sementara di tepi pantai yang sekarang telah berdiri menjadi kelenteng. Seiring bergantinya zaman, bangunan itu kini telah bergeser menjadi berada di tengah kota Semarang. Hal ini diakibatkan pantai utara jawa yang selalu mengalami proses pendangkalan yang di akibatkan adanya proses sedimentasi, sehingga lambat-laun daratan akan semakin bertambah luas kearah utara.

Di tempat ini, Cheng Ho juga sempat memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat di sekitarnya. Konon, setelah Cheng Ho meninggalkan tempat tersebut karena harus melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang memutuskan tinggal di desa Simongan dan menikah dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang ditempat itu.

Meskipun sebenarnya laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi bagi etnis China Umat Kong Hu Cu, Beliau juga dianggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tao menganggap orang yang sudah meninggal, terlebih orang tersebut merupakan tokoh yang berpengaruh, dapat memberikan pertolongan kepada mereka yang masih hidup.

Seperti halnya bangunan-bangunan yang kental dengan unsur China, warna merah banyak mendominasi bangunan ini. Sejumlah lampion merah tidak saja menghiasi kelentengnya, tetapi juga pohon-pohon menuju pintu masuk. Di halaman yang cukup luas di depan kelenteng, terdapat sejumlah patung, baik yang berukuran besar maupun kecil. Patung Laksamana Cheng Ho juga berdiri gagah di depan bangunan kelenteng yang berwarna merah menyala. Arsitektur di kelenteng Sam Po Kong ini dipenuhi dengan ornamen naga. Selain itu bangunan kelenteng ini beratap susun melambangkan kelopak bunga teratai. Ukiran-ukiran seperti naga dan kapal dari Cheng Ho juga menambah kemegahan kelenteng ini.

Klenteng Sam Po Kong, Jejak Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Semarang

Meskipun sebagai tempat destinasi wisata, area kelenteng yang berupa kuil lebih dimaksudkan untuk sembahyang, sehingga tidak semua orang boleh memasukinya. Bangunan kuil, baik yang besar maupun yang kecil dipagari dan pintu masuknya dijaga oleh petugas keamanan. Hanya yang bermaksud sembahyang saja yang diizinkan masuk sedangkan wisatawan yang ingin melihat lihat hanya bisa melakukan dari balik pagar. 

Di areal wisata klenteng Sam Po Kong ini juga terdapat beberapa lokasi menarik yang menunjukan sisa-sisa peninggalan di masa lalu. Diantaranya adalah tempat Kyai Juru Mudi yang berupa makam juru mudi kapal yang ditumpangi Laksamana Cheng Ho. Selain itu ada pula tempat lainnya yang dinamai kyai Jangkar, karena di sini tersimpan jangkar asli kapal Cheng Ho yang dihias dengan kain warna merah. Kemudian ada juga Kyai Cundrik Bumi, yang dulunya merupakan tempat penyimpanan segala jenis persenjataan yang digunakan awak kapal Cheng Ho, serta Kyai dan Nyai Tumpeng yang merupakan tempat penyimpanan bahan makanan pada zaman Cheng Ho.

Sejak renovasi yang terakhir yang dilakukan pada tahun 2005, saat ini bangunan klenteng Sam Po Kong merupakan salah satu klenteng paling cantik di Indonesia. Keindahan dan kemegahan klenteng Sam Po Kong ini juga menjadi daya tarik yang menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata yang mulai dikenal luas di dunia. Pada hari-hari besar seperti Hari Raya Imlek dan hari kelahiran Cheng Ho juga biasa diadakan perayaan disertai dengan arak-arakan, bazaar, dan festival Barongsai. Hal ini tentunya banyak menarik wisatawan baik dalam negeri maupun wisatawan asing, terutama dari China untuk datang kesini. Klenteng Sam Po Kong ini juga sering dikunjungi turis-turis asing seperti dari Amerika, Rusia, Brazil dan negara negara lain.

Saya dkk

Klenteng Sam Po Kong, Jejak Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Semarang

Selengkapnya
Lihatlah diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain

Lihatlah diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain

Lihat dirimu sebelum menyalahkan orang lain

Dikisahkan seorang profesor sedang membaca lembaran-lembaran tugas mahasiswanya. Tetapi rupanya Sang Profesor sedang dalam kesulitan. 

"Ah, tulisannya terlalu kecil," pikirnya. Lalu dipanggilah salah satu mahasiswanya.
"Selamat siang, Prof!" kata mahasiswa itu memberi salam.
"Silahkan duduk!"
"Ada apa Profesor memanggil saya?"
"Begini, katakan kepada teman-temanmu untuk revisi mengulangi membuat tugas ini. Tulisannya terlalu kecil sehingga saya sulit membacanya," kata profesor sambil memperagakan membaca salah satu lembaran tugas itu. 
"Maaf Prof, sekali lagi maaf. Profesor sedang tidak memakai kacamata."
"Oh ya Tuhan. Pantas." Kemudian diambil kacamata dari sakunya dan berkata, "Sekarang sudah terbaca. Ya sudah silahkan kembali!" 

Mahasiswa itu pun keluar sambil geleng-geleng kepala. Coba bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan seandainya profesor itu tidak segera tahu kesalahannya sendiri.

Mungkin kisah di atas bukanlah kisah nyata atau pernah terjadi, tetapi kisah di atas menjadi gambaran nyata bagi kita bahwa seringkali kita senang menyalahkan dunia luar sana padahal seringkali masalah itu justru ada pada diri kita sendiri. Bayangkan dampak yang terjadi apabila setiap ada masalah kita selalu menyalahkan yang di luar sana. Kita akan begitu mudahnya membenci orang lain. Selain itu, sikap seperti ini juga dapat memunculkan permusuhan, pertikaian dan perselisihan. Benarlah kiranya kata pepatah "Kuman diseberang lautan tampak, gajah dipelupuk mata sendiri tidak kelihatan".

Ini tidak berarti kita harus menutup mata atau tidak peduli kepada kesalahan yang mungkin memang telah dilakukan orang lain. Kita boleh bahkan wajib meluruskan yang bengkok dan membetulkan yang salah, tetapi hal itupun hendaknya kita lakukan dalam rangka amar ma'ruf nahi mungkar, saling menasehati dan dengan memperhatikan etika komunikasi yang baik.

Sikap selalu menyalahkan orang lain adalah sifat egois. Sifat-sifat inilah yang sering menghinggapi manusia-manusia modern. Terkadang kita hidup hanya memandang dari apa yang tampak di mata, sehingga begitu mudahnya kita memutuskan mana yang baik dan mana yang buruk menurut versi kita. Kita juga begitu mudahnya mencari dan menemukan kesalahan pada orang lain. Bahkan setiap tindakan orang lain yang tidak sesuai dengan kemauan kita, akan dengan mudahnya kita mengecapnya sebagai sebuah keburukan dan kesalahan.

Memang mudah menyalahkan orang lain, terlebih jika orang tersebut orang yang kita benci karena suatu sebab tertentu. Maka semakin tambahlah rasa kebencian kita kepada orang tersebut, seakan orang tersebut memang tidak mempunyai kebenaran dalam dirinya. Kita memandang hanya ada kesalahan dan kesalahan dalam dirinya.

Tetapi, apakah kita sempat berpikir bahwa ketika kita memvonis seseorang telah melakukan suatu kesalahan, kita sudah mengaca kepada diri kita sendiri? Apakah kita sudah terbebas dari dosa dan kesalahan sehingga kita diperbolehkan untuk memvonis dan menyalahkan seseorang sekehendak kita. Padahal belum tentu orang yang kita anggap bersalah yang telah melakukan kesalahan itu. Bahkan tidak menutup kemungkinan pula bahwa kesalahan sebenarnya justru ada pada diri kita.

Beruntung jika ada orang yang mengingatkan kita bahwa kesalahan itu mungkin ada pada diri kita sendiri, sebagaimana yang dikisahkan dalam cerita diatas, sehingga kita bisa lekas tersadar dari kekhilafan kita dan berusaha untuk memperbaikinya. Tetapi bagaimana jika tidak ada yang mengingatkan, tidak jarang kita justru akan semakin tenggelam dalam kebencian dan juga kesalahan yang kita buat sendiri. Bahkan bisa jadi ketika kita telah menyadari ternyata kesalahan ada pada diri kita sendiri, kita akan menutupinya rapat-rapat karena malu dan keegoisan kita. 

Ketahuilah bahwa kegiatan mencari-cari aib dan kesalahan orang lain bukan hanya mengeruhkan hati, tetapi lebih dari itu menjadikan amal kebaikan yang kita lakukan menjadi sia-sia. Langkah pertama ketika masalah timbul adalah mari kita lihat pada diri kita terlebih dahulu dan cari tahu kesalahan yang ada pada diri kita, bukan yang ada di luar sana. Jangan terlalu sibuk menilai orang lain, namun diri sendiri tidak pernah dinilai. Mari kita cermati kembali wasiat dari Sayyidina Umar bin Khattab. "Hitunglah diri kalian sebelum kalian dihisab kelak pada hari kiamat"



Kisah dikutip dari buku Wisata Cinta karya Mustamir

Selengkapnya
Rasionalitas dalam Ajaran Islam

Rasionalitas dalam Ajaran Islam

Rasionalitas dalam Ajaran Islam

Dewasa ini banyak saudara kita yang mencoba untuk selalu mencari tahu rasionalitas dari setiap ajaran-ajaran yang diperintahkan dalam Islam. Sebagai Umat Muslim kita harus yakin bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang pasti membawa kebaikan bagi kita. Setiap perintah dalam Islam selalu terkandung maksud dan tujuan untuk kemaslahatan Umat manusia dalam mengarungi hidup di dunia. 

Kita tentu pernah mendengar bahwa pelarangan makan daging babi dalam Islam terkandung maksud bahwa berdasarkan penelitian ternyata dalam daging babi terdapat bibit-bibit penyakit yang berbahaya jika masuk kedalam tubuh, atau kita juga pernah mendengar bahwa zina dilarang dalam Islam karena selain bisa merusak hubungan rumah tangga bagi yang sudah menikah, ternyata berzina juga bisa menjadi sebab tertularnya berbagai penyakit berbahaya. Rahasia-rahasia atau maksud seperti inilah yang yang bisa kita jumpai dari setiap aturan yang diperintahkan oleh syariat Islam.

Meskipun begitu, di dalam ajaran tentang apapun dalam Islam tentu terdapat hal-hal yang tidak mudah atau tidak segera dapat dipahami oleh kita mengenai alasan dan maksudnya secara rasional. Memang, lambat laun, dengan meningkatnya kemajuan daya pikir manusia, sebagian rahasia, alasan dan maksud-maksud itu dapat dipahami. Hanya saja tidak semua bisa kita pahami sepenuhnya, karena seberapa banyak yang telah diketahui dan dipahami maksudnya oleh manusia, masih jauh lebih banyak lagi rahasia dan maksud-maksud yang belum diketahui.

Di dalam Islam, hal-hal yang tidak perlu dan tidak harus dirasionalkan itu disebut ta'abbudi. Seperti misalnya mengapa shalat maghrib tiga rakaat, sementara shalat shubuh dua rakaat? Atau mengapa seluruh badan perempuan kecuali muka dan telapak tangan termasuk aurat dalam shalat?. Contoh lain adalah mengapa barang najis kalau dimasukan ke ember yang berisi air, maka air itu menjadi najis, sementara kalau najis itu ditaruh di dalam ember kosong kemudian diisi air bersih sampai melimpah, maka airnya menjadi suci? Itulah diantara syariat yang tidak perlu dirasionalkan atau disebut ta'abbudi. Intinya adalah kita menjalankan segala perintah agama itu karena murni semata untuk menghambakan diri kepada Allah, bukan karena faktor, alasan atau syarat tertentu.

Sebenarnya bukan saja dalam ajaran agama kita temui hal-hal yang tidak dapat dirasionalkan, di dalam kehidupan sehari-haripun banyak hal yang juga tidak dapat dirasionalkan atau bagi sebagian orang dianggap tidak rasional. Sebagai contoh, mengapa kita yang tinggal di Indonesia dalam berkendara di jalan raya diharuskan memakai jalur sebelah kiri, padahal di negara lain ada juga yang aturannya memakai jalur sebelah kanan. Atau contoh lain mengapa aturan lampu rambu lalu lintas jika merah harus berhenti, sementara kuning berhati-hati dan hijau berarti jalan. 

Dari contoh di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa, jika manusia saja berwenang membuat aturan terhadap sesama manusia, meskipun kadang belum tentu rasional, dan kita patuh terhadap aturan tersebut, mengapa ada yang bersikap mau taat kepada Allah dengan syarat syariatNya harus rasional? Padahal semestinya aturan yang berasal dari Allah, meskipun irrasional, haruslah lebih kita yakini dan kita patuhi. Kita harus percaya bahwa Allah lebih mengetahui tentang rasionya syariat.

Taqwa adalah hasrat, semangat dan aktivitas untuk menyesuaikan diri dengan ajaran Allah, tanpa harus prasyarat apapun. Zina dilarang, tidak peduli apakah menyebabkan ketularan penyakit atau tidak, istri keberatan atau tidak. Atau makan babi akan tetap menjadi haram, meskipun mungkin dengan berbagai cara dagingnya telah dibersihkan dari bibit penyakit. Itulah ta'abbudi, jiwa yang mengakui akan kebenaran Islam harusnya selalu merealisasikan taqwa tanpa harus memandang rasionya suatu aturan yang telah diatur oleh syariat. 

Islam tidaklah membekukan akan peran akal dalam memahami segala sesuatu, bahkan sebenarnya Islam justru menempatkan akal pada kedudukan yang cukup tinggi. Namun setinggi-tingginya kedudukan dan kemampuan akal, Islam menempatkan bahwa akal itu harus tunduk kepada wahyu, di bawah ajaran agama, di bawah syariat Allah. Akal tidak akan bisa mengingkari bahwa Allah tidaklah mensyariatkan hukum-hukumnya kepada umatNya melainkan didasarkan atas adanya manfaat atau bahaya di dalamnya. Akal itu adalah alat untuk mencari kebenaran dan wahyu itu adalah hakikat kebenaran.



Baca juga : Peranan Akal dalam Hukum Islam
Selengkapnya
Kursi roda buatan Peneliti LIPI yang bisa digerakan dengan pikiran

Kursi roda buatan Peneliti LIPI yang bisa digerakan dengan pikiran

Kursi roda buatan LIPI yang bisa digerakan dengan pikiran

Seiring berkembangnya zaman, perkembangan teknologi dewasa ini juga semakin pesat dengan terus bermunculannya berbagai penemuan atau hasil karya manusia yang berguna dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang. Sejumlah peneliti dari lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah berhasil mengembangkan sebuah kursi roda dengan menggunakan teknologi Electroencephalography (EEG).

Kursi roda yang belum diberi nama itu kabarnya benar-benar bisa digerakkan hanya dengan pikiran. Kursi roda elektrik ini diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas yang tak bisa menggerakkan anggota badan, seperti penderita stroke, sehingga pengguna bisa menggerakkan serta mengendalikan kursi roda hanya dengan memikirkan perintah.

Ada beberapa komponen penting pada kursi roda sehingga bisa digerakan dengan pikiran. Diantaranya elektroda yang total berjumlah 32 sebagai penangkap sinyal dari otak yang terpasang pada benda semacam penutup kepala. Sedangkan pada bagian belakang kursi roda terdapat perangkat untuk memperkuat sinyal. Sinyal otak punya tegangan kurang dari 60 mikrovolt sehingga harus diperkuat agar cukup untuk menggerakkan sebuah benda.

Pada prosesnya, data sinyal yang telah diperkuat akan masuk ke komputer, kemudian dengan sebuah aplikasi khusus yang dikembangkan oleh LIPI akan mengekstrak dan mengidentifikasi sinyal. Muhammad Agung, peneliti Balai Pengembangan Instrumentasi yang terlibat pembuatan kursi roda ini mengatakan bahwa tujuan dari ekstraksi sinyal adalah untuk mengetahui ciri sinyal yang dibutuhkan, berapa frekuensinya, dan berapa amplitudonya. Sinyal yang terpilih kemudian dikirim ke bagian pengontrol. Pengontrol inilah yang kemudian memerintahkan kursi roda untuk bergerak.

Memang kursi roda buatan LIPI ini masih belum sempurna dan masih dalam tahap pengembangan. Inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi para pengembang alat berteknologi EEG ini. Kemungkinan, produk ini bisa selesai dikembangkan dalam 2-3 tahun ke depan. Kini, pengembangannya masuk tahun keempat. Program pada tahun ini adalah menguji coba fungsi kursi roda secara terbatas sambil terus menyempurnakannya.


Sumber : Kompas.com
Selengkapnya
Pendakian Puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah

Pendakian Puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah

Gunung merbabu

Bagi para pendaki gunung, sampai di puncak merupakan sensasi tersendiri yang bisa dirasakan. Rasa capek, lelah, penat terbayarkan sudah ketika kita bisa mencapai puncak. Gunung merbabu merupakan salah satu gunung yang terbilang cukup tinggi di pulau jawa. Terletak di wilayah Magelang dan Boyolali, puncak tertinggi gunung merbabu dengan puncak triangulasinya berada di ketinggian 3.142 mdpl.

Pendakian Gunung Merbabu cukup populer dikalangan para pendaki karena gunung merbabu merupakan salah satu gunung yang tinggi dengan pemandangan yang indah di Indonesia. Selain itu, pendakian gunung merbabu juga memiliki tingkat kesulitan yang tidak terlalu sulit, meskipun kadang juga ditemui lokasi yang cukup ekstrem bagi pendakian.

Ada cerita unik sebelum kami memutuskan untuk melakukan pendakian di gunung merbabu ini. Sebelumnya, berminggu-minggu atau berhari-hari sebelum berangkat, kami telah merencanakan bukan untuk mendaki merbabu, melainkan gunung Andong di Magelang. Bahkan pada hari menjelang jam berangkat dari Semarang, tujuan kami masih ke gunung Andong. Namun pada saat berkumpul di kos hendak berangkat, sembari menunggu personil yang awalnya akan berjumlah 8 orang, salah seorang teman saya, fakhri menyeletuk bagaimana kalau mendaki diganti ke gunung merbabu saja yang lebih tinggi dan pastinya lebih menantang. Celetukan teman saya ternyata dianggap serius dan akhirnya menjadi kesepakatan kami yang saat itu masih hanya bertiga.

Dikarenakan hari semakin sore dan personil kami yang lain tidak juga datang, akhirnya kami bertiga memutuskan untuk berangkat dan menjemput mereka di tempatnya yang berada di pondok. Setibanya di pondok, ternyata mereka belum berkumpul, bahkan ada yang masih pergi atau belum pulang dari kegiatan di kampus. Setelah dipertimbangkan akhirnya satu teman dari pondok yaitu deni ikut dengan kami untuk langsung ikut berangkat ke merbabu, sementara empat personil yang lain yang dimotori Ulil dan kawan-kawan memutuskan berangkat jam 5 sorean menyusul. Belakangan diketahui empat personil tersebut akhirnya berangkat menuju tujuan awal yaitu gunung Andong di Magelang. Jadi dari 8 personil akhirnya kami terbagi menjadi dua kelompok, 4 ke Merbabu dan 4 yang lain ke Andong.

Pada perjalanan pendakian di gunung merbabu ini, saya dengan tiga orang teman saya, fakhri, reza dan deni berangkat dari Semarang pada hari sabtu waktu ashar 15 agustus 2015 dan kembali ke Semarang pada minggu malam 16 agustus 2015, atau tepat satu hari sebelum HUT Kemerdekaan RI. Ini dilakukan karena pada tanggal 17 nya teman saya ada yang ikut upacara di tempat kerjanya.

Merbabu 2

Jalur pendakian menuju puncak merbabu ada beberapa alternatif, diantaranya via jalur thekelan, Chuntel, Wekas dan jalur Selo. Pada pendakian ini, kami berempat mengambil jalur Chuntel yang merupakan sebuah dusun yang terletak di desa Kopeng, Kec. Getasan, Kab. Semarang. Untuk menuju basecamp pendakian di dusun Chuntel yang berada tidak jauh dari kawasan wisata kopeng, Jalan yang kami lewati sepanjang kopeng hingga chuntel berupa jalan aspal menanjak yang masih mulus.

Menjelang waktu maghrib kami sampai di lokasi basecamp Chuntel yang letaknya berada tepat di kiri jalan sebelum gapura masuk dusun chuntel. Setibanya di basecamp pendakian Chuntel ini, kami menjumpai banyak sekali pendaki yang hendak melakukan pendakian dan pendaki yang ingin merayakan hari kemerdekaan di puncak merbabu. Ratusan lebih para pendaki berdatangan dari berbagai penjuru tanah air, bahkan juga dari luar negeri.

Setelah melakukan registrasi, persiapan dan istirahat secukupnya, tepat setelah habis shalat isya kami langsung bergegas melakukan pendakian. Pada awal perjalanan, kami melewati perkampungan penduduk dengan jalanan yang beraspal. Setelahnya, kami melalui ladang perkebunan penduduk dan beberapa bak air penampungan. Setelah melewati areal ladang, kami mulai memasuki kawasan hutan gunung merbabu. Jalan yang kami lewati cukup landai, belum ditemui jalur-jalur terjal. Hanya saja karena kami mendaki pada musim kemarau, banyak debu yang beterbangan sehingga para pendaki harus memakai masker.

Sekitar 30 menit berjalan, kami sampai di pos bayangan 1. Di pos bayangan 1 terdapat bangunan yang bisa digunakan pendaki untuk beristirahat. Beranjak dari pos bayangan, perjalanan terasa lebih menanjak dari sebelumnya. Kami terus berjalan melewati hutan lereng merbabu hingga sekitar 45 menit kemudian kami sampai di pos pertama. Di pos pertama, tempatnya tidak terlalu luas dan tidak ada bangunan untuk beristirahat, sehingga banyak pendaki yang lebih memilih melanjutkan perjalanan. 

Perjalanan dari pos 1 menuju pos berikutnya kami lewati tidak begitu berbeda dari sebelumnya. Perjalanan menanjak melewati areal hutan merbabu. Setelah sekitar 60 menit kami berjalan, akhirnya kami sampai di pos 2. Di sekitar pos 2 ini terdapat sumber mata air yang bisa diambil para pendaki untuk mengisi perbekalan air minum. Untuk mengambil air kami melewati jalan menurun di sisi kanan lintasan. Sumber mata air berada sekitar 20 meter dari pos 2. Mata air ini akan tetap ada meskipun pada musim kemarau.

Setelah dari pos 2, kami menuju ke pos 3 dengan melewati medan yang lebih terbuka dari sebelumnya. Sekitar 60 menit dari pos 2, kami sampai di pos 3. Pos 3 berada di sebuah areal datar yang luas, sehingga banyak pendaki yang memanfaatkannya untuk mendirikan tenda. Kebanyakan para pendaki yang mendaki malam itu bersama rombongan kami mendirikan tenda di pos 3 ini. Saya dan ketiga teman saya sempat berunding untuk mendirikan tenda, tetapi hasil berunding akhirnya kami memutuskan melanjutkan perjalanan dan mendirikan tenda di tempat berikutnya. 

Sekitar 15 menit berjalan, tepat di pinggir jalanan hutan di atas pos 3 kami akhirnya mendirikan tenda di bawah naungan pepohonan dan dikelilingi semak-semak. Kami saat itu mendirikan tenda sekitar pukul 11 atau 12 malam. Setelah tenda berdiri, kami sempatkan memasak mie instan untuk mengisi perut kami sebelum akhirnya kami terlelap tidur malam.

Merbabu 3

Pukul 5 pagi kami bangun dan melanjutkan pendakian. Tenda sengaja kami tinggalkan untuk mengurangi beban bawaan. Sunrise matahari terbit kami lalui dalam perjalanan ini. Setelah beberapa menit kami berjalan, akhirnya sampailah kami di pos pemancar. Pos pemancar merupakan lapangan yang cukup luas tetapi sangat terbuka, selain itu angin juga cukup keras menerpa kita, oleh karenanya bagi para pendaki harus hati-hati dan waspada karena di sekitarnya banyak lereng yang curam. Di pos pemancar kami sempatkan beristirahat sembari menikmati pemandangan pagi alam gunung merbabu dari atas ketinggian.

Merbabu 4

Selepas dari pos pemancar, perjalanan menuju puncak kami lanjutkan hanya berdua, yakni saya dan reza, sementara fakhri dan deni tetap berada di pos pemancar. Beranjak dari pos pemancar kami berdua berjalan mengikuti jalan yang menurun di sela sela rerumputan hijau yang indah. Perjalanan menuju ke puncak kentengsongo banyak kami temui pemandangan indah.

Merbabu 5

Kami harus naik turun bukit dan sesekali seperti memutari gunung. Sampai-sampai beberapa kali saya dan teman saya reza seperti 'tertipu' ketika melihat seperti puncak di depan mata, tetapi setelah didatangi ternyata masih ada puncak lagi dibelakangnya, begitu seterusnya berulang kali. Di tengah perjalanan kami sempat berpapasan dan menyapa pendaki asing yang hendak turun. Saat teman saya Reza bertanya asalnya, mereka mengatakan berasal dari Netherland (Belanda). Dalam perjalanan kami juga melewati jembatan setan yang terkenal di gunung merbabu. Kami juga sempat mencium aroma belerang dalam perjalanan ini.

Merbabu 6

Setelah terus mendaki akhirnya kami sampai di sebuah pertigaan. Jalan yang menanjak ke arah kiri akan membawa pendaki ke puncak syarif yaitu puncak tertinggi ke-2 setelah puncak kentengsongo. Berhubung hari sudah semakin siang dan badan semakin lelah, pada saat itu kami berdua memutuskan untuk melewatkan puncak syarif ini dan langsung menuju puncak tertinggi gunung merbabu yakni puncak kentengsongo atau puncak triangulasi.

Merbabu 7

Untuk menuju puncak kentengsongo, kami mengambil arah kanan dari persimpangan, kami melewati jalur yang sedikit menurun ke arah bukit kecil. Setelahnya kami berjalan memutari bukit yang jalurnya sempit dan berlereng terjal. Banyaknya pendaki saat itu membuat kami sering berpapasan dengan pendaki yang hendak turun. Oleh karenanya kami harus berhati-hati dengan berbagi jalan yang sempit dengan pendaki-pendaki yang lain. Setelah melewati satu tanjakan lagi, akhirnya sekitar jam 10 pagi menjelang siang sampailah kami berdua di puncak tertinggi di gunung merbabu.

Merbabu 8

Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan, namun begitu sampai puncak, terbayarkan sudah perjuangan kami. Berdiri di puncak merbabu seakan berada di atas langit dengan panorama gunung-gunung lain yang berdiri di sekelilingnya.
Dari pendakian di merbabu ini banyak pelajaran yang bisa kami ambil. Jauh dan lama perjalanan menuju puncak membuat kami sadar bahwa perlengkapan terutama persediaan makanan atau air minum harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh sebelum pendakian. Hal ini karena kami merasakan sendiri bagaimana rasanya kelaparan ketika sampai puncak, persediaan makanan dan minum kami sangat menipis karena kurangnya persediaan dan sebagian persediaan tertinggal bersama 2 personil kami yang menunggu di pos pemancar. 

Selain itu kondisi medan juga menjadi perhatian kami ketika akan mendaki. Sebagaimana yang kami alami di pendakian merbabu, ketika musim kemarau banyak sekali debu yang beterbangan setiap kali kaki melangkah, apalagi jika berada di tempat terbuka dan tiba-tiba muncul angin besar, maka debu akan semakin banyak memenuhi udara. Hal ini yang mengharuskan kami untuk melindungi hidung kami dengan masker atau penutup hidung, sehingga debu tidak masuk paru-paru dan membahayakan kesehatan. Hampir sepuluh jam atau lebih pendakian merbabu ini jika kami kalkulasikan. Tetapi yang jelas pendakian ini menjadi salah satu pengalaman berharga bagi kami dalam mengenal alam, menikmati hidup dan mengagumi keindahan ciptaan Tuhan.

Merbabu 9

Merbabu 10

Merbabu 11

Merbabu 12


Selengkapnya