Among-Among, Tradisi Ulang Tahun Ala Jawa yang Sarat Makna

Bocah agi pada among-among
via sr33ircham.wordpress.com

Bagi orang jawa, khususnya seperti di daerah saya, ada tradisi yang sekilas mirip perayaan ulang tahun, namun pelaksanaannya menggunakan hitungan yang berbeda. Tradisi ini biasa disebut among-among. Tradisi among-among ini sudah dilakukan oleh orang jawa secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang. Di beberapa desa seperti di daerah saya tinggal, tradisi ini masih dipegang teguh dan tetap dilestarikan keberadaannya. 

Perbedaan among-among dengan ulang tahun yaitu jika ulang tahun dirayakan setiap tahun sekali pada setiap tanggal kelahiran berdasar kalender umum, tapi jika among-among dirayakan menggunakan dasar weton kelahiran seseorang pada penanggalan jawa.

Dalam penanggalan jawa, dikenal adanya lima hari pasaran, yakni pon, wage, legi, pahing dan kliwon. Lima hari pasaran ini jika dikalikan dengan tujuh hari dalam seminggu, maka hasilnya adalah 35 hari. Artinya, among-among akan diselenggarakan setiap 35 hari sekali atau yang biasa dikenal dengan istilah selapan dina. Meski begitu, ketentuan ini bukanlah patokan yang pasti. Artinya, among-among tidak mesti harus diselenggarakan setiap 35 hari sekali, semua itu tergantung hajat dan kemampuan.

Among-among dirayakan dengan makan bersama-sama oleh sekumpulan anak-anak kecil yang biasanya diundang terlebih dahulu untuk datang ke rumah anak yang sedang diamong-amongi. Jika diamati ini mirip tradisi kenduren yang dilakukan oleh orang-orang tua/dewasa. Hanya saja among-among ini diselenggarakan lebih sederhana dan tidak mesti harus berpakaian rapi atau sopan sebagaimana kenduren atau ulang tahun. Among-among juga biasanya hanya diikuti oleh anak-anak kecil yang biasa bermain atau ditemui di lingkungan sekitar tempat tinggal anak yang diamong-amongi. 

Hidangan yang disajikan pada saat among-among biasanya berupa nasi putih, kluban, tempe goreng, krupuk, gorengan kedelai, telur goreng atau kadang juga telur rebus yang dipotong kecil-kecil. Semuanya itu diletakan merata di atas tampah yang beralaskan daun pisang. Sedang di bawah tampah biasanya diletakan baskom berisi air dan daun tawa. Hidangan yang ada memang tidak ada patokan khusus, semuanya tergantung kemampuan yang punya hajat. Meskipun terlihat sederhana, hidangan tersebut akan terasa sangat nikmat karena dimakan bersama-sama. 

Among-among akan dimulai ketika anak-anak sudah hadir semua. Mereka semua duduk melingkar mengelilingi tampah tempat hidangan disajikan. Sebelum acara makan dimulai, orang tua atau sesepuh yang ada biasanya akan berdoa dengan diamini oleh anak-anak yang ikut among-among. Selesai berdoa, maka hidangan among-among siap untuk disantap. 

Kesederhanaan dan kebersamaan sangat kentara dalam acara among-among ini. Semua anak duduk bersama dan makan dengan menu yang sama, tanpa memandang strata sosial si anak. Semuanya berbaur tanpa batasan menikmati hidangan yang sederhana dengan lahap. Kadang saking meriahnya ada yang sampai berebut makanan. Tapi semua itu dilakukan untuk membuat suasana lebih ceria dan menyenangkan. 

Biasanya anak-anak akan diwanti-wanti agar menghabiskan makanannya, sebab kalau tidak habis, ayam peliharaan (kuthuk)nya akan mati. Kalaupun tidak habis atau ada yang tersisa, biasanya akan dipincukkan untuk dibawa pulang atau diberikan kepada anak lain yang kebetulan tidak bisa ikut among-among. Setelah acara makan selesai, air rendaman daun tawa yang ada di baskom dicipratkan ke anak-anak sembari mengucap doa sederhana dengan bahasa jawa. Setelah selesai semuanya, sebelum anak-anak pulang kerumahnya masing-masing, orang tua dari anak yang diamong-amongi akan membagikan uang receh kepada setiap anak yang hadir. 

Ada yang berpendapat bahwa among-among berasal dari kata pamomong, artinya yaitu yang ngemong/ penjaga/ pelindung jiwa raga. Pelindung yang dimaksud adalah malaikat utusan Tuhan. Menurut kepercayaan masyarakat, malaikat adalah roh baik utusan Tuhan yang diperintahkan untuk melindungi manusia. Setiap satu manusia memiliki satu malaikat yang menjadi pelindungnya. Oleh karenanya, dengan menyelenggarakan among-among, kita berterimakasih kepada malaikat yang telah menjaga (ngemong) setiap langkah hidup kita di dunia.

Tradisi among-among juga memiliki makna yang luhur di dalamnya. Dalam acara among-among, kita diajarkan mengenai bentuk keimanan dengan berdoa sebelum dan sesudah menyantap hidangan. Among-among juga melambangkan kesederhanaan masyarakat desa yang merasa cukup dengan makanan dan lauk yang sederhana ala kadarnya. 

Rasa kebersamaan juga terlihat dalam among-among, yang mana hal itu terlihat manakala anak-anak duduk bersama dan makan bersama tanpa memandang status sosial masing-masing anak. Selain itu, among-among juga merupakan bentuk kepedulian dengan besedekah berupa makanan untuk anak-anak dengan harapan memperoleh berkah bersama. 

Tradisi among-among sejatinya merupakan bentuk syukur orang tua atas putra putrinya yang telah diberikan kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Among-among juga bermakna bahwa manusia sudah selayaknya bersyukur atas hasil bumi yang dapat dipanen dan dinikmati untuk kebutuhan hidup sehari-hari. 

Dengan among-among, wujud syukur diungkapkan lewat berbagi makanan dengan sesamanya. Selain bentuk syukur, among-among juga merupakan bentuk ungkapan doa orang tua agar putra-putrinya senantiasa diberi kesehatan, panjang umurnya, dan menjadi putra putri yang sholeh dan sholehah sebagaimana harapan orang tuanya. 
Labels: Seni Budaya

Thanks for reading Among-Among, Tradisi Ulang Tahun Ala Jawa yang Sarat Makna. Please share...!

0 Komentar untuk "Among-Among, Tradisi Ulang Tahun Ala Jawa yang Sarat Makna"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.