Suku bangsa Tiongkok atau China merupakan etnis yang penyebarannya hampir merata di seluruh dunia. Tidak heran jika di banyak negara kemudian bermunculan kawasan seperti pecinan di Indonesia, yaitu kawasan yang banyak di huni etnis China. Penyebaran mereka di berbagai negara di belahan dunia tentunya juga membawa seni dan kebudayaan dari tanah nenek moyang mereka. Di antara seni yang masih tetap eksis hingga sekarang bahkan sering ditampilkan dalam berbagai event acara adalah pertunjukan seni barongsai.
Barongsai adalah seni tari tradisional Cina dengan menggunakan sarung atau kostum yang menyerupai singa. Menurut kepercayaan tradisional masyarakat Tiongkok, singa adalah simbol dari keberanian, stabilitas, dan keunggulan. Konon, tarian barongsai yang dilakukan dengan diiringi suara keras dapat mengusir roh-roh jahat, hantu dan Nian (monster). Pertunjukan seni barongsai juga bermakna untuk mengusir segala hal-hal buruk yang akan terjadi. Selain itu, Masyarakat China juga percaya, tarian singa barongsai adalah pertunjukan yang membawa keberuntungan. Oleh sebab itu, tarian barongsai biasa diadakan pada berbagai acara penting, seperti diantaranya pembukaan restoran, pendirian klenteng, dan pada Tahun Baru Imlek.
Sejarah Barongsai
Keberadaan Barongsai memiliki sejarah sejak ribuan tahun yang lalu. Catatan pertama tentang seni tari ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi. Barongsai hadir sejak 1500 tahun silam. Ada beberapa versi sejarah mengenai keberadaan tarian Barongsai. Versi pertama mengatakan bahwa keberadaan barongsai adalah berasal dari tradisi untuk pengusiran roh-roh jahat, hantu atau nian (monster).
Menurut cerita masyarakat China, dikisahkan pada masa Dinasti Qing, di salah satu wilayah di Tiongkok, muncul nian (monster) yang mengganggu ketentraman penduduknya. Penduduk dibuat resah dan ketakutan dengan kemunculan monster tersebut. Hingga pada suatu waktu munculah seekor singa (barongsai) yang dengan kedatangannya mampu menghalau monster itu menjauh dari penduduk. Barongsai mampu mengalahkan monster dan membuat hawa jahat itu pergi ketakutan.
Namun setelah kepergian singa barongsai tersebut, sang monster yang sakit hati kembali untuk membalas dendam kepada penduduk desa. Masyarakat dilanda kepanikan dan bingung karena singa yang pernah menyelamatkan desa mereka tidak diketahui keberadaannya. Akhirnya, mereka menciptakan kostum Barongsai untuk dapat mengusir monster itu kembali. Ternyata dengan mengenakan kostum barongsai, mereka berhasil membuat monster itu lari ketakutan. Hal inilah yang kemudian mendasari kenapa Barongsai selalu hadir dalam perayaan Imlek. Kini, pertunjukan barongsai mengusir monster diibaratkan sebagai mengusir aura-aura buruk yang ada.
Sedangkan versi lain, sebagaimana dikutip dari wikipedia, menyebutkan bahwa Kesenian Barongsai muncul pada masa dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Dibuat kewalahan saat menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Akhirnya, Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian barongsai melegenda hingga sekarang.
Seni Tari Barongsai
Seni tari barongsai secara umum dikelompokan dalam dua jenis barongsai, yaitu Singa Utara dan Singa Selatan. Singa Utara bersurai ikal dan berkaki empat. Penampilan Singa Utara juga lebih terlihat alami dan lebih mirip singa. Sementara Singa Selatan memiliki sisik serta jumlah kaki bervariasi, antara dua atau empat kaki. Kepala Singa Selatan juga dilengkapi tanduk. Gerakan Singa Utara dan Singa Selatan juga tidak sama. Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepala yang keras dan melonjak-lonjak seiring tabuhan gong dan tambur. Sementara, Singa Utara cenderung lebih lincah serta penuh dinamika. Salah satu gerakan wajib Barongsai yang merupakan klimaks dan dramatis adalah saat singa memakan amplop berisi uang. Di atas amplop biasanya disertai sayuran selada air sebagai perlambang hadiah bagi sang singa.
via liputan6 |
Pelengkap tarian Barongsai adalah suara kembang api. Suara pukulan simbal, gong, dan gendang biasanya menyertai adegan semarak ini. Setiap gerakan singa, punya irama musik khusus. Musik mengikuti gerakan singa, suara drum mengikuti singa, sementara simbal dan gong mengikuti pemain gendang. Tarian Barongsai menggabungkan seni, sejarah, serta gerakan kungfu. Biasanya para pemain kungfu dan sekompok penari singa terdiri dari sekitar sepuluh orang.
Untuk menguasai tarian barongsai, para penari barongsai membutuhkan keahlian khusus dan ketangkasan yang di dapat dari hasil latihan yang rutin serta tanggap dalam mengenal medan atau arena tempat bermain. Hal ini dikarenakan permainan Barongsai harus dapat dilakukan di segala medan, ataupun arena, atau bahkan dilapangan dan juga di tempat yang luasnya minimalis.
Kesenian Barongsai di Indonesia
Kesenian barongsai masuk ke Indonesia pada sekitar abad 17, yaitu ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Kesenian Barongsai di Indonesia mengalami masa maraknya ketika zaman masih adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan. Setiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan memiliki sebuah perkumpulan barongsai. Perkembangan barongsai kemudian berhenti pada tahun 1965 setelah meletusnya Gerakan 30 S/PKI. Karena situasi politik pada waktu itu, segala macam bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dibungkam. Barongsai dimusnahkan dan tidak boleh dimainkan lagi.
Pada masa Presiden Soeharto, Barongsai hanya boleh dimainkan secara terbatas yaitu seperti pada setiap tanggal 29-30 bulan enam menurut penanggalan Tiong Hoa (Imlek) di panggung besar Klenteng Gedung Batu Sam Po Kong, Semarang. Setelah perubahan situasi politik yang terjadi pada tahun 1998, kesenian barongsai dan kebudayaan Tionghoa lainnya akhirnya bangkit kembali dan banyak perkumpulan barongsai mulai kembali bermunculan. Bahkan di antaranya banyak yang meraih penghargaan dari berbagai ajang kejuaraan baik di tingkat nasional ataupun internasional.
Dalam perkembangannya, permainan barongsai juga semakin bervariasi dengan dipadukan kesenian lain seperti beladiri Wushu, sehingga menjadikan gerakan-gerakan yang dilakukan menjadi indah dan serasi dengan musik yang terdengar dari alat musik. Di Indonesia, kini perkumpulan seni tari barongsai banyak tersebar di berbagai kota dan dipelajari tidak hanya oleh kaum muda masyarakat etnis China. Banyak kaum muda pribumi yang kini ikut serta memainkannya. Keberadaan pertunjukan seni barongsai dapat menjadi ajang pengenalan budaya China disamping turut melestarikannya. Selain itu, keberadaan seni barongsai di Indonesia juga semakin memperkaya khazanah keragaman seni dan budaya yang ada di bumi Indonesia.
Diolah dari berbagai sumber
Labels:
Seni Budaya
Thanks for reading Seni Tari Barongsai, Sejarah dan Keberadaannya. Please share...!
0 Komentar untuk "Seni Tari Barongsai, Sejarah dan Keberadaannya"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.