Kasih Sayangilah Sesama Makhluk Bumi

Sayang hewan

Dari Abdullah bin Amr bin Ash, Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda bahwa : "Yang Maha Pengasih (Allah) akan mengasihi orang-orang yang pengasih. Maka kasihilah penduduk bumi agar kalian dikasihi oleh penduduk langit".


Sebagai makhluk yang diberi kewenangan sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia diperintahkan untuk berkasih sayang atau welas asih terhadap lingkungan di sekitarnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, orang-orang yang mau mengasihi penduduk bumi, baik itu manusia, binatang, dan alam lingkungan, maka mereka akan mendapatkan balasan kebaikan yang lebih besar atas apa yang mereka perbuat itu. Yaitu mereka akan memperoleh kasih sayang para malaikat, dan juga kasih sayang Allah yang justru limpahannya akan meratai penghuni langit yang jumlahnya lebih banyak dibanding penduduk bumi ini. 

Kita mengenal beberapa tokoh besar dalam sejarah Islam yang dikenal sebagai tokoh Besar, Pemberani dalam membela dan memperjuangkan agama Allah, Ulama yang senantiasa berdakwah dan menyebarkan kebaikan kepada semua orang dan lain sebagainya. Namun dibalik itu semua, kita mendapati bahwa mereka semua adalah figur-figur tokoh yang mempunyai sifat mulia yaitu berkasih sayang kepada lingkungan sekitarnya, baik itu terhadap sesama manusia, binatang dan alam sekitarnya. Bahkan ketika mereka telah meninggalkan dunia, karena sifat kasih sayangnya itu, mereka mendapatkan kemuliaan yang tiada tara, yaitu mendapatkan kasih sayang rahmat Allah SWT.

Saat menjabat sebagai khalifah, Umar bin Khattab biasa menyamar menelusuri kota Madinah untuk melihat kondisi rakyatnya. Pada suatu hari, saat sedang berjalan-jalan, pandangan Umar tertuju pada sekelompok anak-anak kecil yang sedang bermain. Ternyata anak-anak kecil itu sedang mempermainkan seekor burung pipit, dan burung itu pun tampak kelelahan. Melihat itu, timbul rasa iba di hati Umar melihat nasib burung pipit yang dipermainkan anak-anak kecil itu. Maka, beliau pun mendekati mereka dan kemudian membeli burung pipit itu dari mereka. Setelah dibeli, burung itupun dilepaskan dan terbang bebas ke udara.

Sepeninggal beliau, para Ulama di lingkungan kampung itu bermimpi bertemu dengan beliau. Mereka bertanya: "Apa yang telah diperbuat oleh Allah terhadap Engkau?".
"Allah SWT telah mengampuni dosa-dosaku dan membalas amal perbuatanku," jawab Umar.
"Amal apakah yang menyelamatkanmu itu? Apakah karena keadilanmu atau kezuhudanmu?", tanya mereka penasaran.
"Ketika kalian meletakkan jasadku ke dalam kubur, menimbuni dengan tanah, dan meninggalkanku seorang diri, mendadak masuklah dua malaikat yang sangat menakutkan. Seluruh persendianku pun bergetar hebat karena ketakutan. Keduanya lalu memegang dan mendudukanku serta bermaksud mengajukan pertanyaan," cerita Umar.
"Saat itu, tiba-tiba terdengar suara yang tidak tahu dari mana asalnya berseru,: "Kalian tinggalkan hambaKu, dan jangan menakutinya. Sesungguhnya Aku telah menyayangi dan membalas amal perbuatannya. Sebab, sewaktu masih hidup di dunia ia telah menyayangi seekor burung pipit. Dan sebagai balasannya, Aku menyayanginya di alam akhirat."

Selain kisah Umar RA tersebut, ada pula kisah Hujjatul Islam Imam al Ghazali, seorang tokoh Ulama Besar Ahlussunnah Wal Jama'ah dalam bidang tasawuf. Disebutkan bahwa setelah beliau wafat, pernah beliau ditemui dalam sebuah mimpi, lalu ditanyakan kepadanya: "Apa yang dilakukan Allah terhadap anda?". Imam al Ghazali menjawab: "Allah menghentikanku dihadapanNya, lalu Dia menanyaiku, "Kenapa Aku membawamu ke sisiKu?". Maka aku menyebutkan amal-amalku, lalu Dia berfirman: "Aku tidak menerima itu semua. Sesungguhnya amalmu yang Ku terima adalah ketika suatu hari datang seekor lalat untuk meminum tinta penamu, dimana pada saat itu engkau tengah menulis. Lalu karena kasih sayangmu engkau pun berhenti menulis hingga lalat tersebut puas, "Kemudian Allah SWT memerintahkan: "Bawa hambaKu ini ke surga!".

Dan yang terakhir, tersebut pula kisah tentang Imam asy-Syibli. Beliau adalah Abu Bakar Dalaf bin Jahdar, lahir dan hidup di Baghdad. Beliau adalah seorang Ulama yang terkenal kearifannya dan merupakan sahabat Imam al Junaid dan Ulama-Ulama lain yang semasa dengannya. Imam asy-Syibli mengikuti madzhab Imam Malik, hidup selama 87 tahun dan wafat tahun 334 H., dimakamkan di Baghdad, Irak.

Setelah asy-Syibli wafat, seseorang bermimpi bertemu dengan beliau dan menanyakan tentang nasibnya. Beliau menjawab seraya menjelaskan: "Allah menanyaiku dengan firmanNya: "Wahai Abu Bakar, sebab apa aku mengampunimu?". Aku menjawab: "karena amal shalehku". Allah berfirman: "Tidak!". Aku berkata: "Karena keikhlasan ibadahku" . Allah berfirman: "Tidak juga!". Aku berkata: "karena kepindahanku menuju orang-orang shaleh dan menuntut ilmu". Allah berfirman lagi: "Tidak!". Kemudian aku pun bertanya: "Wahai Tuhanku, lalu sebab apa?". Allah kemudian berfirman: "Ingatkah kamu dahulu saat tengah berjalan menyusuri baghdad lalu engkau mendapati seekor anak kucing yang tidak berdaya lantaran menggigil kedinginan, kemudian karena kasihan engkau pun memungutnya dan kau selamatkan dalam kehangatan jubah tebalmu?". Aku menjawab: "Ya, aku ingat!". Allah pun berfirman lagi: "Karena kasih sayangmu terhadap kucing itulah maka Aku pun kasihan kepadamu".

Demikianlah diantara kisah yang menggambarkan kepada kita betapa mulianya derajat orang yang mempunyai sifat welas asih dalam hidupnya. Karena welas asihnya seseorang terhadap makhluk, maka Sang Khaliq mengasihinya di alam akhirat kelak.



Kisah dinukil dari al mawa'idz al 'Ushfuriyyah karya Syaikh Muhammad bin Abi Bakr,  dan Nashaih al 'Ibad karya Syaikh Nawawi al Bantani.
Labels: Kisah Hikmah

Thanks for reading Kasih Sayangilah Sesama Makhluk Bumi. Please share...!

0 Komentar untuk "Kasih Sayangilah Sesama Makhluk Bumi"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.