Perangi Korupsi Sejak Dini Mulai dari Kehidupan Sehari-hari


Semua pasti tahu bahwa korupsi adalah perbuatan yang tidak baik karena merugikan orang banyak. Dalam skala nasional, pejabat negara yang melakukan korupsi juga telah merugikan negara tidak terhitung jumlahnya. Persoalan ini memang cukup pelik untuk bisa diatasi sampai ke akar-akarnya. Bahkan sebagian orang menganggap bahwa korupsi ini seakan telah menjadi 'budaya' yang telah mengakar kuat pada masyarakat kita, sehingga memang sulit untuk diberantas.

Oleh karenanya, selain menghukum para pelakunya, untuk membasmi korupsi juga mesti mencerabut dari akar-akarnya agar tidak lahir bibit-bibit pelaku korupsi di kemudian hari.

Sedikit bercerita bahwa saat saya kuliah, kegiatan KKL bagi kami para mahasiswa Fakultas Hukum Islam (Syariah) adalah mengunjungi beberapa lembaga tinggi milik negara seperti Gedung DPR MPR, MK, MUI dan termasuk pula berkunjung ke gedung KPK di ibukota Jakarta.

Saat kami mengunjungi gedung KPK dan mendapat wawasan tentang segala hal yang berkaitan dengan kejahatan korupsi, kami juga diberi beberapa modul, stiker, dan sebuah buku kecil berisi informasi penjelasan seputar korupsi beserta contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Kebetulan buku kecil punya saya sudah agak lusuh tampilannya. 

Buku dari KPK tentang Korupsi

Dikutip dari buku kecil tersebut, istilah korupsi sebenarnya berasal dari kata dalam bahasa latin "corruptio". Kata ini mempunyai kata kerja corrumpere yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok.

Menurut Tranparency International, korupsi adalah perilaku pejabat, mau politikus atau pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengan dirinya, dengan cara menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. 

Dari apa yang dipahami dari pengertian tersebut, memang pelaku korupsi terdiri dari para pejabat negara yang menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan tertentu yang merugikan negara. Namun jika ditarik lebih jauh lagi, ternyata tumbuhnya sikap ini tidak semata-mata muncul begitu saja.

Artinya, perilaku korupsi sebetulnya bisa saja telah tumbuh sebelum seseorang menjadi pejabat negara. Bahkan adakalanya benih-benih perilaku korupsi telah tumbuh sejak seseorang masih kecil, sehingga dianggap sebagai hal yang lumrah juga untuk dilakukan saat orang tersebut telah dewasa atau menjadi pejabat negara. 

Oleh karenanya, pengetahuan tentang bahaya korupsi memang benar-benar harus dipahami sejak dini, sehingga bisa diperangi sesegera mungkin sebelum tumbuh besar dan menguasai akal pikiran seseorang dalam mengambil suatu tindakan.

Tulisan singkat ini memang tidak akan menjelaskan ketentuan tentang perilaku korupsi sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang (silahkan anda cari tahu sendiri), namun tulisan ini lebih kepada penggambaran dan penanaman pemahaman untuk menghindari perilaku korupsi sejak dini dalam lingkup kecil agar tidak semakin membesar dan menguasai diri pribadi seseorang. 

Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku 'korupsi' sebetulnya sering dijumpai dengan beragam jenisnya. Sebagai contoh, seorang anak kecil diberi sejumlah uang oleh ibunya untuk pergi berbelanja kebutuhan di warung. Jika sampai ada uang kembalian yang ternyata untuk beli coklat oleh anak kecil tersebut tanpa sepengetahuan ibunya, maka artinya anak itu telah korupsi.

Atau contoh lain misalnya seorang siswa ditunjuk untuk menjadi bendahara dalam panitia pentas musik di Sekolah. Saat menuliskan jumlah dana yang dibutuhkan dalam proposal, ia menuliskan Rp. 5 juta, padahal yang dibutuhkan cuma Rp. 3 juta. Meskipun maksud dari sisa 2 juta kelebihannya itu hendak dipakai untuk pesta pembubaran panitia, tapi tetap saja apa yang dilakukan siswa tersebut tergolong tindakan korupsi.

Selain kedua contoh di atas, masih banyak perilaku-perilaku sejenis yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari dimana sebetulnya tergolong korupsi, meski dalam lingkup yang lebih kecil. Memang hal-hal seperti ini terkesan remeh. Tapi jangan salah, dari perilaku-perilaku seperti inilah dapat muncul benih-benih perilaku korupsi yang semakin lama bisa semakin membesar jika tidak segera diarahkan ke jalan kebenaran.

Perilaku ini bisa terus terpelihara dan akan menjadi kebiasaan sampai dewasa. Jadi jangan heran jika orang-orang berperilaku tersebut sampai diangkat menjadi pejabat negara, maka demokrasi tidak akan berjalan semestinya, jabatan diisi oleh orang yang tidak kompeten, dan ekonomi bisa menjadi hancur karena semua ditentukan oleh uang. 
Memang suatu tindakan tidak baik yang dianggap wajar dan sudah menjadi kebiasaan kadang sulit untuk dirubah. Seseorang yang sudah terbiasa berbohong, menipu, atau berbuat tidak jujur maka mudah baginya untuk selalu berperilaku demikian, bahkan tidak jarang ia mengemukakan beragam alasan sehingga menurutnya benar dan boleh untuk dilakukan. Padahal dalam agama sendiri juga sudah diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan seperti itu adalah tindakan yang jelas-jelas salah. Salah, karena merugikan negara dan juga membuat sengsara orang lain. Di akhirat kelak, ia juga akan mendapatkan balasan setimpal atas perbuatannya itu. 

Oleh karenanya bagi para guru dan orang tua, penting untuk selalu menanamkan perilaku jujur kepada murid-murid atau putra-putrinya agar sifat jujur inilah yang terpatri, tertancap kuat, dan terpelihara hingga mereka dewasa kelak.

Dengan demikian, perilaku korupsi yang sudah terlanjur mengakar kuat ini semoga nantinya bisa lekas tercerabut dan digantikan oleh perilaku jujur generasi-generasi penerus yang sudah terbebas dari perilaku korupsi sejak dini, sehingga diharapkan mereka dapat menjalankan amanah yang diembannya dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan negara dan kemaslahatan orang banyak. 

Demikianlah sedikit coretan singkat yang kebetulan ingin saya tuliskan pada artikel kali ini. Sekian. Semoga bermanfaat.

Labels: Horizon

Thanks for reading Perangi Korupsi Sejak Dini Mulai dari Kehidupan Sehari-hari. Please share...!

0 Komentar untuk "Perangi Korupsi Sejak Dini Mulai dari Kehidupan Sehari-hari"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.