Meski sepintas terlihat sama, domba dan kambing adalah dua jenis hewan yang berbeda. Perbedaan paling mencolok di antara keduanya biasanya dapat terlihat dari bulunya. Kambing memiliki bulu lurus memanjang sehingga tidak perlu dicukur. Sedangkan domba umumnya memiliki bulu keriting dan biasanya dicukur jika sudah lebat untuk dibuat menjadi wol. Meski begitu, keduanya merupakan jenis hewan yang mudah diternakkan sehingga menjadi daya tarik tersendiri di kalangan para peternak.
|
via k-sheepfarm.blogspot.com |
Seperti terlihat dari namanya, domba garut adalah jenis domba unggulan yang banyak dibudidayakan di wilayah Priangan terutama Garut, Jawa Barat. Domba garut/ priangan merupakan jenis domba pedaging hasil persilangan segitiga antara domba lokal (asli Indonesia), Domba Cape/Capstaad (Domba Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino dari Asia Kecil. Bagi masyarakat Priangan, domba garut ini juga biasa ditampilkan saat pesta kebudayaan sebagai hewan aduan.
Ciri-ciri domba garut memiliki perawakan besar dan lebar dengan bobot mencapai 40 – 80 kg untuk domba jantan dewasa dan 30 – 40 kg untuk domba garut betina. Ciri khas lainnya dari domba ini yaitu sang pejantan memiliki tanduk yang tajam dan melengkung ke belakang berbentuk spiral dan kuat sedangkan betina cenderung tidak memiliki tanduk. Selain kualitas dagingnya, domba garut juga terkenal akan kulitnya yang merupakan salah satu kulit terbaik di dunia. Tidak heran jika domba ini dihargai cukup mahal di pasaran.
2. Domba Kibas/ Ekor Gemuk
|
via okdogi.com |
Domba Kibas atau ekor gemuk adalah jenis domba yang mempunyai ciri khas ekor besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor yang tampak gemuk ini merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak terjadi penimbunan lemak. Cadangan lemak pada ekor ini berfungsi sebagai sumber energi saat musim paceklik. Salah satu keunggulan domba ini yaitu kemampuan adaptasi yang baik sehingga tahan terhadap cuaca panas dan iklim kering.
Domba ini diperkirakan berasal dari Asia Barat atau India yang dibawa ke Nusantara oleh pedagang Arab pada abad ke-18. Pada awalnya, domba gibas banyak ditemui di daerah Jawa Timur, Madura, Sulawesi, dan Nusa Tenggara (terutama di Lombok). Namun kini, domba ini juga sudah berkembang di seluruh Indonesia. Selain bentuk ekornya yang unik, domba gibas memiliki bentuk badan sedikit lebih besar daripada domba lokal lainnya. Warna bulu wolnya putih dan kasar. Bobot domba jantan mencapai 40-60 kg, sedangkan domba betina mencapai 25-50 kg.
3. Domba Gembel/ Ekor Tipis
|
via hobiternak.com |
Domba ekor tipis atau masyarakat biasa menyebutnya domba gembel adalah domba asli Indonesia yang populasinya banyak dijumpai di berbagai wilayah Indonesia, terutama di pulau jawa seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jika dilihat dari bentuk fisiknya, domba gembel termasuk jenis domba berukuran kecil dengan bobot domba dewasa hanya berkisar rata-rata 20 s/d 30 kg. Domba gembel biasa diternakkan sebagai domba penghasil daging, yang biasa disebut domba pedaging atau domba potong.
Ciri domba gembel di antaranya yaitu memiliki tanduk dengan bentuk melingkar untuk jantan, sedangkan betina tidak bertanduk. Bulunya berwarna putih dominan dengan warna hitam di sekeliling mata, hidung, dan beberapa bagian tubuh lain. Beberapa keunggulan domba ekor tipis ini di antaranya yaitu mampu melahirkan anak kembar 2-5 ekor setiap kelahiran, mudah berkembang biak dan tidak dipengaruhi musim kawin, serta mampu beradaptasi pada daerah tropis dan makanan yang buruk.
4. Domba Batur Banjarnegara
|
via trubus.id |
Domba batur atau disebut juga domba domas adalah jenis domba yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Banjarnegara, Jawa Tengah. Asal mula domba ini yaitu domba hasil perkawinan silang antara domba Ekor Tipis (Gembel), domba Suffolk dan domba Texel yang dilakukan oleh kelompok peternak di Kecamatan Batur, Banjarnegara pada tahun 1984. Hasil persilangan ini kemudian dinamai domba batur dan telah menjadi salah satu ikon dari kota Banjarnegara.
Domba batur merupakan domba penghasil daging yang baik karena memiliki tubuh yang besar dan panjang. Proporsi dagingnya (bukan karkas yang masih bertulang) juga tinggi, lebih empuk dan lemaknya cukup tinggi sehingga cocok untuk olahan sate. Bobot domba batur jantan dewasa mampu mencapai 108 kg, sementara bobot domba betina sekitar 82 kg. Selain cocok sebagai domba pedaging, domba batur juga cocok sebagai domba penghasil wol karena mampu menghasilkan banyak bulu wol dengan kualitas yang bagus.
5. Domba Texel Wonosobo
|
via inibaru.id |
Dinamakan domba texel karena jenis domba ini pada mulanya didatangkan oleh Pemerintah Indonesia pada sekitar tahun 1954 dan 1955 dari pulau Texel di negeri Belanda. Kini, populasi domba ini banyak dijumpai di daerah dataran tinggi Dieng atau sekitar Wonosobo sehingga biasa disebut Domba Texel Wonosobo. Di tempat asalnya, domba ini memang tumbuh di negara beriklim dingin sehingga cocok juga untuk dikembang biakkan di kawasan berhawa dingin seperti Dieng atau wilayah sekitar Wonosobo.
Ciri-ciri domba texel memiliki bulu wol berwarna putih keriting halus berbentuk spiral yang menyelimuti seluruh bagian tubuhnya, kecuali bagian kepala, perut bawah, dan keempat kakinya. Lehernya panjang dengan bentuk ekor kecil. Postur tubuh domba texel memiliki bentuk tinggi besar dan panjang dengan bobot mencapai 100 kg untuk pejantan dewasa dan 80 kg untuk betina. Jenis domba ini cocok untuk dijadikan domba pedaging maupun penghasil wol untuk dimanfaatkan bulunya.
6. Domba Suffolk
|
via pixabay |
Domba Suffolk adalah jenis domba impor asal Inggris yang didatangkan pertama kali ke indonesia sekitar tahun 1975 dari negara Australia. Biasanya, domba jenis ini dikawin silangkan dengan domba garut untuk memperoleh keturunan yang unggul dengan berat badan ideal serta tanduk yang lebih bagus. Domba suffolk sangat cocok sebagai domba potong karena merupakan penghasil daging yang baik. Tingkat persentase dagingnya cukup tinggi yaitu antara 55 sampai 65 % dari bobot tubuhnya.
Ciri khas dari domba suffolk yaitu memiliki muka berwarna hitam beserta keempat kakinya. Inilah ciri yang paling membedakan antara domba suffolk dengan jenis domba yang lain. Jika anda perhatikan, domba suffolk juga terlihat mirip dengan domba dalam film kartun "shaun the sheep". Di tempat asalnya, bobot domba ini bisa mencapai berat antara 135 - 200 kg untuk jantan dan 100 - 150 kg untuk betina. Namun di Indonesia, bobot domba ini biasanya hanya berkisar antara 60 - 80 kg.
7. Domba Dorset
|
via m.jitunews.com |
Sama halnya seperti domba Suffolk, domba dorset juga merupakan domba impor asal Inggris yang didatangkan ke Indonesia melalui Australia. Meski bisa juga diternakkan sebagai penghasil wol, domba ini lebih dikenal oleh para peternak sebagai jenis domba unggulan yang cocok diternakkan untuk diambil dagingnya. Kandungan dagingnya berkisar antara 50-65% dari bobot badannya. Domba dorset juga memiliki tingkat reproduksi yang cukup baik dibandingkan dengan jenis domba lain.
Ciri-ciri domba ini biasanya dibedakan lagi dalam dua kelompok, kelompok pertama yaitu domba dorset jantan dan domba betina yang memiliki sepasang tanduk melingkar, sedangkan kelompok kedua yaitu domba dorset jantan dan dorset betina yang tidak memiliki tanduk. Postur tubuh domba ini pada umumnya memiliki bentuk panjang, lebar, serta dalam dan lebih berbentuk balok. Bobot domba dorset jantan dewasa mampu mencapai berar antara 100 - 125 kg sementara dorset betina antara 70 - 90 kg.
Itulah tadi perkenalan kita dengan beberapa jenis domba yang biasa dibudidayakan oleh para peternak di Indonesia. Semoga bermanfaat. Diolah dari berbagai sumber.