Sandal adalah salah satu jenis alas kaki yang terbuka pada bagian jari kaki atau tumit pemakainya. Meski terkesan remeh, sandal merupakan aksesoris penting yang mesti dimiliki oleh setiap orang. Bayangkan saja sandal kita satu-satunya hilang atau diambil orang, pasti kita akan dibuat kelimpungan saat hendak bepergian ke suatu tempat. Akan kurang nyaman jika kita harus nyeker saat berjalan di jalanan umum.
via c.pxhere.com |
Menurut asal katanya, sebutan sandal konon berasal dari kata sandalion dalam bahasa Yunani yang kemudian diserap ke dalam bahasa Latin (sandalium), bahasa Prancis (sandale), dan seterusnya. Sebagai alas kaki, sandal telah sangat lama menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak berabad-abad lamanya. Sandal juga telah mengiringi setiap jejak langkah manusia dari generasi ke generasi yang pernah hidup di atas permukaan bumi ini.
Suku Anasazi (8.000 hingga 10.000 tahun lalu)
Menurut penelitian sejarah, sandal telah digunakan oleh suku Anasazi yang hidup pada sekitar 8.000 hingga 10.000 tahun lalu di Benua Amerika. Suku Anasazi adalah suku Indian kuno yang mendiami daratan barat daya Amerika dan bertempat tinggal di sisi pegunungan dan tebing-tebing yang tinggi. Sandal yang dipakai suku anasazi biasanya terbuat dari serat tanaman Yucca yang dianyam dan kemudian diikatkan ke kaki dengan tali yang berbentuk V.
Bangsa Sumeria (6000 SM)
Selain suku Anasazi, bangsa Sumeria yang mendiami wilayah Mesopatamia, atau sekarang wilayah Negara Irak pada sekitar 6000 Sebelum Masehi juga diketahui telah mengenakan sandal yang terbuat dari kulit binatang. Selain itu, Bangsa Sumeria juga mengenakan sandal dari sol kulit, dengan lingkaran kaki dan penjaga tumit, seperti yang dilakukan Bangsa Ashyur dan Babel, kadang-kadang dengan jari-jari kaki terbalik. Orang-orang Ibrani kuno juga mengenakan alas kaki yang mirip dengan bangsa lainnya di Timur Tengah.
Bangsa Mesir (3100 SM)
Hasil penelitian dari para arkeolog menyebutkan bahwa salah satu hieroglif tertua dari Mesir menampilkan kisah tentang para pembuat sandal. Penemuan dari gambar-gambar yang tertera dalam sejumlah makam tersebut menunjukkan bahwa Raja Menes yang berkuasa di Mesir Kuno pada tahun 3100 SM juga selalu membawa pengrajin sandal ketika ia bepergian. Pada masa ini, sandal terbuat bahan-bahan alami seperti anyaman daun papirus, serat tanaman palem, ijuk, kayu, atau kulit hewan.
India Kuno (sekitar 3000 SM)
Bangsa India pada masa lalu juga turut andil dalam sejarah penggunaan sandal bagi umat manusia. Adanya jalur perdagangan kuno, atau yang biasa disebut Jalur Sutra ikut mempengaruhi akan persebaran pola dasar sandal. Sejak 3000 SM, di daerah Chappal, India, banyak dijumpai para pembuat sandal yang saat itu dikenal dengan sebutan Chappli. Sandal ini terbuat dari kulit lembu, kambing, atau sapi. Masuknya Islam ke India pada abad ke 11 memberi perubahan terhadap model sandal di sana, dimana kemudian mulai dikenal model selop.
Yunani Kuno (1000 - 700 SM)
Pada zaman Yunani kuno, sandal biasa digunakan oleh para aktor dan filosof. Sandal pada zaman ini biasanya dibuat dari lapisan seperti gabus sehingga tampak lebih tinggi dan terasa empuk. Sandal ini dikenal dengan nama Kothurnus atau sandal bertelapak tebal. Selain itu, ada juga sandal jenis orkrepiswere, yaitu sandal yang dibuat dengan sol kulit dengan tali kulit terajut antara jari kaki dan di atas punggung kaki. Atau ada juga jenis aspedilahad, yaitu sandal yang talinya dibungkus setengah kaki sampai betis.
Romawi Kuno (100 - 50 SM)
Sementara di zaman Romawi kuno, sandal biasa disebut dengan istilah sandalium yang biasa digunakan oleh para gladiator. Sandal yang digunakan para petarung ini umumnya terbuat dari kulit hewan. Pada masa ini, penggunaan sandal juga menjadi semacam pembeda status, terutama dalam soal warna. Pada masa kekaisaran Romawi, sandal berwarna merah dan ungu dipilih oleh Julius Caesar, Kaisar Roma. Sementara istri Kaisar Nero, Poppaea memilih sandal yang terbuat dari emas dengan tatahan batu-batu berharga.
Jepang (794 - 1192 M)
Pada periode Heian (794 hingga 1192 M), di Jepang telah berkembang sandal dari bahan kayu yang disebut geta. Sandal geta ini juga cukup populer pada era Edo. Sandal ini biasa dipadukan dengan pakaian kimono dan memiliki tinggi sekitar 5 cm agar tidak terkena tanah atau kotoran saat dipakai berjalan. Selain geta, ada juga sandal yang disebut waraji. Sandal ini terbuat dari anyaman jerami atau tali dan biasa digunakan oleh kaum samurai Jepang dan pasukan infanteri (ashigaru) pada zaman feodal atau abad ke-12 hingga 19.
Zaman Modern (Awal Abad 20 - Sekarang)
Memasuki zaman modern, sandal telah berevolusi menjadi berbagai gaya dan fungsi kegunaannya. Dari sekian banyak jenis sandal, salah satu yang menarik perhatian kita adalah sandal jepit. Konon sandal ini merupakan evolusi dari sandal zori yang merupakan sandal jepit tradisional dari Jepang. Menurut sejarah, para serdadu Amerika pulang ke negaranya setelah Perang Dunia II dengan membawa sandal zori sebagai souvenir. Pada 1957, Morris Yock, pebisnis dari Selandia Baru juga mematenkan produk sandal karetnya dengan nama Jandal, diambil dari kata "Japan" dan "Sandal". Karena harganya yang murah, sandal jepit banyak diproduksi massal dan kini paling banyak ditemui.
Berikut ini beberapa jenis sandal dari berbagai negara:
- Bakiak, sandal kayu dengan pengikat kaki dari ban bekas.
- Klompen, selop kayu dari Belanda.
- Espadrille, sandal dari Prancis.
- Huarache, sandal dari Meksiko (bagian penutup punggung kaki sabuk penahan bagian tumit dibuat dari anyaman kulit).
- Caliga, sandal militer Romawi.
- Patten, sandal kayu dari abad pertengahan.
- Mary Jane, sandal dari Amerika Serikat (bagian jari kaki tertutup dengan sabuk penahan pada bagian tumit).
- Geta, sandal kayu dari Jepang.
- Zōri, sandal tradisional Jepang, dibuat dari plastik, kain, atau anyaman rumput.
Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sandal
https://historia.id/asal-usul/articles/melacak-sejarah-sandal-vVe0p
https://bobo.grid.id/read/081761191/sandal-sudah-ada-sejak-10000-tahun-yang-lalu-ini-kisah-sejarah-sandal-bermula?page=all