Meski ada beragam jenis fauna yang hidup dan tersebar luas di bumi ini, jenis hewan di suatu wilayah bisa berbeda dengan hewan di wilayah lain. Hal ini karena adanya faktor-faktor pembatas persebaran hewan. Faktor-faktor tersebut umumnya berhubungan dengan keadaan fisik bumi seperti keberadaan laut, sungai, gunung, padang pasir, dan iklim. Selain itu, wilayah persebaran hewan juga ditentukan oleh kondisi bumi pada masa lalu dan berhubungan dengan kondisi bumi saat ini.
Kajian tentang wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh Philip Lutley Sclater (1858), Thomas Henry Huxley (1868), dan kemudian dikembangkan oleh Alfred Russel Wallace (1876). Alfred Russel Wallace (lahir di Inggris, 8 Januari 1823) adalah seorang naturalis, penjelajah, serta ahli dalam bidang geografi, biologi, dan antropologi. Ia juga terkenal akan perannya dalam pembagian garis imajiner yang memisahkan flora dan fauna antara kepulauan Indonesia bagian barat dan bagian timur.
Menurut Wallace, persebaran fauna di dunia dapat dikelompokkan menjadi enam wilayah fauna, yaitu:
1. Wilayah Neartik
Wilayah fauna Neartik meliputi Amerika Utara dan Greenland. Amerika Utara bagian timur pada hutan gugur, Amerika Utara bagian tengah pada padang rumput, dan bagian utara pada hutan konifer. Sementara Greenland merupakan wilayah tertutup salju dengan ketebalan 2-15 m. Jenis fauna yang terdapat di wilayah neartik antara lain berang-berang, beruang coklat, sejenis tupai dari Amerika Utara (prairie dog), salamander, bison, karibu, dan kalkun.
|
prairie dog via istockphoto |
2. Wilayah Neotropik
Wilayah fauna Neotropik meliputi Meksiko bagian selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Wilayah neotropik sebagian besar beriklim tropis dan beriklim sedang di zona selatan. Hewan-hewan yang terdapat di wilayah neotropik antara lain yaitu armadilo, alpaca, kukang, kelelawar penghisap darah, orang utan, siamang, menjangan, trenggiling, tapir, ilama, ikan arapaima, dan ular anaconda.
|
ilama via kompas.com |
3. Wilayah Australis
Wilayah fauna Australis meliputi Australia, Selandia Baru, Papua, dan Maluku. Sebagian besar lingkungan di wilayah ini beriklim tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Kondisi lingkungan Australia yang mencolok disebabkan letaknya yang terpisah jauh dari benua lain. Contoh hewan yang hidup di wilayah fauna Australis misalnya kanguru, koala, platipus, cendrawasih, burung kiwi, wallaby, buaya, dingo, burung pengisap madu, burung emu, dan kasuari.
|
kanguru via pixabay |
4. Wilayah Oriental
Wilayah fauna Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau di sekitarnya. Termasuk di antaranya seperti pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Srilangka, dan Filipina. Kondisi fisik wilayah fauna oriental sebagian besar beriklim tropis dan banyak terdapat hutan hujan tropis sehingga dikatakan kaya akan ragam flora dan fauna. Contoh hewan di wilayah ini antara lain harimau, orang utan, badak bercula satu, macan tutul, beruang madu, gajah, dan babi hutan.
|
harimau via pixabay |
5. Wilayah Paleartik
Wilayah fauna Paleartik meliputi hampir seluruh daratan Eurasia, sebagian daerah Himalaya, Afganistan, Afrika, Inggris, dan Jepang. Lingkungan fisik wilayah fauna paleartik cukup bervariasi, misalnya memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan curah hujan yang berbeda-beda. Karenanya, hewan-hewan yang mendiami wilayah ini juga cukup bervariasi antara lain seperti lynx, landak, macan tutul salju, rusa kutub, panda, serigala, dan bison.
|
panda via istockphoto |
6. Wilayah Etiopian
Wilayah fauna Etiopian meliputi seluruh daratan Benua Afrika, Madagaskar, dan daratan Arab bagian selatan. Lingkungan alam pada wilayah fauna Etiopian relatif seragam. Di bagian utara wilayah etiopian terdapat Gurun Sahara yang merupakan gurun pasir terluas di dunia. Jenis hewan yang dapat ditemui di wilayah ini antara lain gorila, simpanse, kuda nil, burung unta, keledai, jerapah, zebra, gazelle, dan babon.
|
jerapah via pixabay |