Home
» Info & Sains
» Batu bara, Proses Pembentukan, Serta Jenis dan Kegunaannya
Hingga saat ini, sebagian besar negara di dunia masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi utamanya. Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil yang terbentuk sejak zaman Karbon (antara 360 hingga 290 juta tahun yang lalu). Pengertian umum batu bara adalah batuan sedimen mudah terbakar yang terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
via tempo.co
Batu bara merupakan salah satu barang tambang nonmigas yang sangat penting keberadaannya. Pemanfaatan batu bara sering dijumpai dalam kegiatan sehari-hari sebagai sumber energi. Manfaat batu bara juga sangat diperlukan sebagai bahan bakar dalam kegiatan industri. Di Indonesia, daerah-daerah tambang batu bara dapat ditemukan antara lain di Ombilin dekat Sawahlunto Sumatera Barat, Bukit Asam dekat Tanjung Enim Sumatera Selatan, Aceh, Jambi, Riau, dan Kalimantan.
Proses Pembentukan Batu bara
Batu bara terbentuk sejak zaman karbon (Carboniferous Period), berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Batu bara berasal dari sisa-sisa tumbuhan purba yang terakumulasi di dalam suatu cekungan kemudian mengalami proses pembatubaraan (coalification) yang disebabkan oleh faktor tekanan, suhu, dan waktu geologi. Batu bara mengandung unsur-unsur organik yang disebut maseral. Kematangan maseral merupakan bentuk derajat pembatubaraan (level of coalification).
Hampir seluruh bahan pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Menurut Diessel (1981), jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya antara lain sebagai berikut:
Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari periode ini.
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari periode ini.
Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Proses terbentuknya batu bara berawal dari endapan tumbuhan yang berubah menjadi gambut (peat) kemudian berubah menjadi batu bara muda (lignit) atau disebut pula batu bara coklat (brown coal). Batu bara muda adalah batu bara dengan jenis kematangan maseral rendah.
Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan secara terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan secara bertahap yang menambah kematangan maseral dan menjadi batu bara subbituminus, antrasit, dan meta antrasit.
Dalam proses pembentukan batu bara, kematangan maseral menggambarkan perubahan konsentrasi dari tiap unsur utama pembentuk batu bara. Batu bara yang berkualitas tinggi semakin keras dan kompak, warnanya semakin hitam mengkilat, kelembapannya berkurang, dan kadar karbonnya meningkat sehingga kandungan energinya semakin besar.
via liputan6.com
Dilihat dari proses terbentuknya, batu bara merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Hal ini karena proses terbentuknya batu bara sangat panjang bahkan membutuhkan waktu hingga jutaan tahun lamanya. Selain itu, proses pembentukan batu bara juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tektonik bumi. Oleh karenanya, produksi batu bara sangat sulit untuk dikontrol oleh manusia. Hal ini menjadikan batu bara sebagai salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Jenis-Jenis Batu bara dan Kegunaannya
Tertimbun di dalam bumi, kondisi tanah, serta lamanya waktu mempengaruhi jenis dan pemanfaatan batu bara. Berbagai jenis batu bara dan kegunaannya antara lain sebagai berikut:
Peat, dianggap sebagai bentuk awal batu bara. Biasa digunakan sebagai bahan bakar oleh industri.
Batu bara lignit atau batu bara coklat, biasa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik.
Batu bara subbitumen, digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap.
Batu bara bitumen, selain digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap, juga sebagai bahan bakar pembuatan kokas.
Batu bara steam coal, dahulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap, juga digunakan sebagai bahan bakar pemanas air domestik.
Batu bara antrasit, merupakan batu bara hitam dan keras, digunakan untuk pemanas ruang perumahan dan komersial.
Batu bara grafit, digunakan sebagai bahan dasar pensil.
Tar batu bara, merupakan residu (sisa) batu bara, digunakan untuk campuran dalam pembuatan cat, kain, shampo, dan sabun.
Santos el SalamJanuari 30, 2021AdminBandung Indonesia
Batu bara, Proses Pembentukan, Serta Jenis dan Kegunaannya
Santos el Salam
30 Januari 2021
Hingga saat ini, sebagian besar negara di dunia masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi utamanya. Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil yang terbentuk sejak zaman Karbon (antara 360 hingga 290 juta tahun yang lalu). Pengertian umum batu bara adalah batuan sedimen mudah terbakar yang terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
via tempo.co
Batu bara merupakan salah satu barang tambang nonmigas yang sangat penting keberadaannya. Pemanfaatan batu bara sering dijumpai dalam kegiatan sehari-hari sebagai sumber energi. Manfaat batu bara juga sangat diperlukan sebagai bahan bakar dalam kegiatan industri. Di Indonesia, daerah-daerah tambang batu bara dapat ditemukan antara lain di Ombilin dekat Sawahlunto Sumatera Barat, Bukit Asam dekat Tanjung Enim Sumatera Selatan, Aceh, Jambi, Riau, dan Kalimantan.
Proses Pembentukan Batu bara
Batu bara terbentuk sejak zaman karbon (Carboniferous Period), berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Batu bara berasal dari sisa-sisa tumbuhan purba yang terakumulasi di dalam suatu cekungan kemudian mengalami proses pembatubaraan (coalification) yang disebabkan oleh faktor tekanan, suhu, dan waktu geologi. Batu bara mengandung unsur-unsur organik yang disebut maseral. Kematangan maseral merupakan bentuk derajat pembatubaraan (level of coalification).
Hampir seluruh bahan pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Menurut Diessel (1981), jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya antara lain sebagai berikut:
Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari periode ini.
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari periode ini.
Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Proses terbentuknya batu bara berawal dari endapan tumbuhan yang berubah menjadi gambut (peat) kemudian berubah menjadi batu bara muda (lignit) atau disebut pula batu bara coklat (brown coal). Batu bara muda adalah batu bara dengan jenis kematangan maseral rendah.
Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan secara terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan secara bertahap yang menambah kematangan maseral dan menjadi batu bara subbituminus, antrasit, dan meta antrasit.
Dalam proses pembentukan batu bara, kematangan maseral menggambarkan perubahan konsentrasi dari tiap unsur utama pembentuk batu bara. Batu bara yang berkualitas tinggi semakin keras dan kompak, warnanya semakin hitam mengkilat, kelembapannya berkurang, dan kadar karbonnya meningkat sehingga kandungan energinya semakin besar.
via liputan6.com
Dilihat dari proses terbentuknya, batu bara merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Hal ini karena proses terbentuknya batu bara sangat panjang bahkan membutuhkan waktu hingga jutaan tahun lamanya. Selain itu, proses pembentukan batu bara juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tektonik bumi. Oleh karenanya, produksi batu bara sangat sulit untuk dikontrol oleh manusia. Hal ini menjadikan batu bara sebagai salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Jenis-Jenis Batu bara dan Kegunaannya
Tertimbun di dalam bumi, kondisi tanah, serta lamanya waktu mempengaruhi jenis dan pemanfaatan batu bara. Berbagai jenis batu bara dan kegunaannya antara lain sebagai berikut:
Peat, dianggap sebagai bentuk awal batu bara. Biasa digunakan sebagai bahan bakar oleh industri.
Batu bara lignit atau batu bara coklat, biasa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik.
Batu bara subbitumen, digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap.
Batu bara bitumen, selain digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap, juga sebagai bahan bakar pembuatan kokas.
Batu bara steam coal, dahulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap, juga digunakan sebagai bahan bakar pemanas air domestik.
Batu bara antrasit, merupakan batu bara hitam dan keras, digunakan untuk pemanas ruang perumahan dan komersial.
Batu bara grafit, digunakan sebagai bahan dasar pensil.
Tar batu bara, merupakan residu (sisa) batu bara, digunakan untuk campuran dalam pembuatan cat, kain, shampo, dan sabun.