Home
» Mozaik
» Seni Budaya
» 9 Daerah Wisata Budaya Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Selain keindahan alamnya, Indonesia juga kaya akan budaya lokal yang memiliki potensi dalam meningkatkan bidang pariwisata, salah satunya yaitu lewat pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif sebagai potensi wisata budaya tradisional bersumber dari seni budaya dan tradisi serta kearifan lokal masyarakat adat setempat. Oleh karenanya, ekonomi kreatif ini cukup berperan dalam mempromosikan sekaligus melestarikan budaya-budaya tradisional yang ada di Indonesia.
Wisata ekonomi kreatif dengan menampilkan budaya tradisional juga dapat menambah perekonomian masyarakat di samping menjaga kelestariannya. Dicuplik dari tulisan K. Wardiyatmoko, berikut ini beberapa daerah wisata budaya dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
1. Kampung Laweyan di Solo, Jawa Tengah
via 1001indonesia.net
Sejak abad ke 14, daerah Laweyan di Solo sudah dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan pakaian. Industri batik di Laweyan konon mulai berkembang pada masa kerajaan Islam Pajang (1568-1586). Hingga saat ini, Laweyan juga masih terkenal sebagai kampung batik. Terdapat banyak pengrajin batik berskala kecil sampai menengah yang memproduksi beraneka macam kerajinan batik seperti kemeja, selendang, dan sarung.
2. Kebudayaan Batak di Tapanuli
via ANTARA FOTO/Nugroho Gumay
Masyarakat etnis Batak di Tapanuli, Sumatera Utara telah berhasil mengembangkan potensi budaya tradisional mereka menjadi ekonomi kreatif lewat kesenian tari tor-tor, rumah adat bolon, dan kerajinan kain ulos. Usaha kerajinan kain tenun ulos terbukti dapat meningkatkan pendapatan warga serta memperbaiki tingkat ekonomi penduduk khususnya masyarakat Tapanuli.
3. Kerajinan Suku Dayak di Kalimantan
via bobo.grid.id
Suku Dayak di Kalimantan memiliki hasil kerajinan tangan unik serta corak yang khas. Kerajinan tangan suku Dayak antara lain berupa tas dari anyaman rotan, kain tenun dari serat daun doyo, serta kerajinan manik-manik. Aneka kerajinan dari hasil budaya tradisional ini dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi kreatif sekaligus menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat suku Dayak.
4. Tradisi Suku Toraja di Sulawesi Selatan
via sulselsatu.com
Suku Toraja telah dikenal luas akan keunikan budaya dan tradisinya seperti ritual pemakaman, rumah adat tongkonan, dan ukiran kayunya. Hal-hal tersebut dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi kreatif sekaligus untuk meningkatkan potensi perekonomian penduduknya. Upacara pemakaman adat (Rambu Solo') yang berlangsung selama berhari-hari juga selalu mampu menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang berkunjung.
5. Desa Ubud di Bali
via balikami.com
Ubud adalah desa adat sekaligus destinasi wisata di kabupaten Gianyar, Bali yang dikenal sebagai pusat tarian dan kerajinan tradisional. Pertunjukan seni sendratari kecak dan pameran lukisan serta pameran ukiran merupakan pertunjukan yang selalu digelar setiap harinya di museum dan galeri di desa Ubud. Selain itu, kuliner khas Ubud seperti bebek bengil juga merupakan kekayaan tradisional yang dapat menjadi potensi pengembangan ekonomi kreatif bagi masyarakatnya.
6. Kampung Sade di Nusa Tenggara Barat
via kate.id
Kampung adat Sade di Lombok, NTB merupakan perkampungan suku Sasak dengan jumlah penduduk sekitar 700 jiwa. Kampung ini memiliki kebudayaan tradisional yang masih sangat dijaga kelestariannya. Di antara hasil kebudayaan tersebut misalnya yaitu kerajinan tenun ikat dan tenun songket khas suku Sasak. Hasil-hasil kerajinan tersebut juga dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi kreatif sekaligus untuk meningkatkan perekonomian penduduknya.
7. Kampung Adat Bena di Nusa Tenggara Timur
via nttonlinenow.com
Kampung Bena adalah salah satu perkampungan megalitikum yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Kampung ini memiliki kekhasan tersendiri yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Kampung adat Bena didesain berbentuk perahu dan juga dapat berfungsi sebagai benteng pertahanan. Selain keunikan tersebut, kampung ini juga memiliki kerajinan tenun ikat yang dapat menjadi potensi untuk pengembangan ekonomi kreatif di daerah tersebut.
8. Pulau Morotai di Maluku Utara
via indonesia-heritage.net
Pulau Morotai di Maluku Utara memang terkenal dengan budaya tradisionalnya berupa tradisi adat (Hao Gumi) dan tarian tradisional seperti tarian cakalele, tide-tide, dan salumbe. Kekayaan tersebut merupakan budaya tradisional yang melengkapi keindahan bahari dari pulau Morotai. Selain itu, terdapat pula peninggalan sejarah Perang Dunia II seperti benteng, mobil tanker, dan museum bawah laut yang dapat menjadi nilai potensi wisata untuk pengembangan ekonomi kreatif di Pulau Morotai.
9. Raja Ampat di Papua
via kompas.com
Selain terkenal akan potensi wisata alamnya, Raja Ampat juga kaya akan wisata budaya tradisional yang berpotensi untuk pengembangan ekonomi kreatif. Hal itu bisa dilihat mulai dari usaha kreatif rumahan seperti aneka barang kerajinan dan ukiran hingga penyelenggaraan festival Raja Ampat yang diadakan setiap tahunnya. Selain itu, pengembangan desa wisata juga terus dilakukan seperti di desa Yenwaupnor, Arborek, Yenbuba, Sawinggrai, dan Sawandarek di Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat.
Santos el SalamFebruari 22, 2021AdminBandung Indonesia
9 Daerah Wisata Budaya Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Santos el Salam
22 Februari 2021
Selain keindahan alamnya, Indonesia juga kaya akan budaya lokal yang memiliki potensi dalam meningkatkan bidang pariwisata, salah satunya yaitu lewat pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif sebagai potensi wisata budaya tradisional bersumber dari seni budaya dan tradisi serta kearifan lokal masyarakat adat setempat. Oleh karenanya, ekonomi kreatif ini cukup berperan dalam mempromosikan sekaligus melestarikan budaya-budaya tradisional yang ada di Indonesia.
Wisata ekonomi kreatif dengan menampilkan budaya tradisional juga dapat menambah perekonomian masyarakat di samping menjaga kelestariannya. Dicuplik dari tulisan K. Wardiyatmoko, berikut ini beberapa daerah wisata budaya dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
1. Kampung Laweyan di Solo, Jawa Tengah
via 1001indonesia.net
Sejak abad ke 14, daerah Laweyan di Solo sudah dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan pakaian. Industri batik di Laweyan konon mulai berkembang pada masa kerajaan Islam Pajang (1568-1586). Hingga saat ini, Laweyan juga masih terkenal sebagai kampung batik. Terdapat banyak pengrajin batik berskala kecil sampai menengah yang memproduksi beraneka macam kerajinan batik seperti kemeja, selendang, dan sarung.
2. Kebudayaan Batak di Tapanuli
via ANTARA FOTO/Nugroho Gumay
Masyarakat etnis Batak di Tapanuli, Sumatera Utara telah berhasil mengembangkan potensi budaya tradisional mereka menjadi ekonomi kreatif lewat kesenian tari tor-tor, rumah adat bolon, dan kerajinan kain ulos. Usaha kerajinan kain tenun ulos terbukti dapat meningkatkan pendapatan warga serta memperbaiki tingkat ekonomi penduduk khususnya masyarakat Tapanuli.
3. Kerajinan Suku Dayak di Kalimantan
via bobo.grid.id
Suku Dayak di Kalimantan memiliki hasil kerajinan tangan unik serta corak yang khas. Kerajinan tangan suku Dayak antara lain berupa tas dari anyaman rotan, kain tenun dari serat daun doyo, serta kerajinan manik-manik. Aneka kerajinan dari hasil budaya tradisional ini dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi kreatif sekaligus menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat suku Dayak.
4. Tradisi Suku Toraja di Sulawesi Selatan
via sulselsatu.com
Suku Toraja telah dikenal luas akan keunikan budaya dan tradisinya seperti ritual pemakaman, rumah adat tongkonan, dan ukiran kayunya. Hal-hal tersebut dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi kreatif sekaligus untuk meningkatkan potensi perekonomian penduduknya. Upacara pemakaman adat (Rambu Solo') yang berlangsung selama berhari-hari juga selalu mampu menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang berkunjung.
5. Desa Ubud di Bali
via balikami.com
Ubud adalah desa adat sekaligus destinasi wisata di kabupaten Gianyar, Bali yang dikenal sebagai pusat tarian dan kerajinan tradisional. Pertunjukan seni sendratari kecak dan pameran lukisan serta pameran ukiran merupakan pertunjukan yang selalu digelar setiap harinya di museum dan galeri di desa Ubud. Selain itu, kuliner khas Ubud seperti bebek bengil juga merupakan kekayaan tradisional yang dapat menjadi potensi pengembangan ekonomi kreatif bagi masyarakatnya.
6. Kampung Sade di Nusa Tenggara Barat
via kate.id
Kampung adat Sade di Lombok, NTB merupakan perkampungan suku Sasak dengan jumlah penduduk sekitar 700 jiwa. Kampung ini memiliki kebudayaan tradisional yang masih sangat dijaga kelestariannya. Di antara hasil kebudayaan tersebut misalnya yaitu kerajinan tenun ikat dan tenun songket khas suku Sasak. Hasil-hasil kerajinan tersebut juga dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi kreatif sekaligus untuk meningkatkan perekonomian penduduknya.
7. Kampung Adat Bena di Nusa Tenggara Timur
via nttonlinenow.com
Kampung Bena adalah salah satu perkampungan megalitikum yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Kampung ini memiliki kekhasan tersendiri yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Kampung adat Bena didesain berbentuk perahu dan juga dapat berfungsi sebagai benteng pertahanan. Selain keunikan tersebut, kampung ini juga memiliki kerajinan tenun ikat yang dapat menjadi potensi untuk pengembangan ekonomi kreatif di daerah tersebut.
8. Pulau Morotai di Maluku Utara
via indonesia-heritage.net
Pulau Morotai di Maluku Utara memang terkenal dengan budaya tradisionalnya berupa tradisi adat (Hao Gumi) dan tarian tradisional seperti tarian cakalele, tide-tide, dan salumbe. Kekayaan tersebut merupakan budaya tradisional yang melengkapi keindahan bahari dari pulau Morotai. Selain itu, terdapat pula peninggalan sejarah Perang Dunia II seperti benteng, mobil tanker, dan museum bawah laut yang dapat menjadi nilai potensi wisata untuk pengembangan ekonomi kreatif di Pulau Morotai.
9. Raja Ampat di Papua
via kompas.com
Selain terkenal akan potensi wisata alamnya, Raja Ampat juga kaya akan wisata budaya tradisional yang berpotensi untuk pengembangan ekonomi kreatif. Hal itu bisa dilihat mulai dari usaha kreatif rumahan seperti aneka barang kerajinan dan ukiran hingga penyelenggaraan festival Raja Ampat yang diadakan setiap tahunnya. Selain itu, pengembangan desa wisata juga terus dilakukan seperti di desa Yenwaupnor, Arborek, Yenbuba, Sawinggrai, dan Sawandarek di Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat.