Home
» Profil Tokoh
» Prof. Dr. Emil Salim, Bapak Lingkungan Hidup Indonesia
Prof. Dr. Emil Salim lahir di Lahat, Sumatera Selatan pada 8 Juni 1930. Ia merupakan putra dari pasangan Baay Salim dan Siti Syahzinan dari Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Emil Salim adalah seorang ahli ekonomi, cendekiawan, pengajar, politikus, dan tokoh lingkungan hidup Indonesia. Tidak hanya di lingkup nasional, Emil Salim juga merupakan salah seorang tokoh di antara sedikit tokoh Indonesia yang berperan dalam dunia internasional.
via jatimtimes.com
Emil Salim merupakan tokoh yang dikenal sangat peduli pada persoalan lingkungan hidup. Pada tahun 2012, World Wide Fund (WWF), suatu lembaga konservasi mandiri terbesar dan sangat berpengalaman di dunia menganugerahkan penghargaan The Leader for the Living Planet Award kepada Emil Salim atas dedikasi, kepemimpinan, dan kontribusinya pada upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.
"The Leader for the Living Planet Award" adalah penghargaan yang diberikan WWF bagi individu di dunia yang berkontribusi secara signifikan terhadap pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan. Selain menerima penghargaan tersebut, Emil Salim juga merupakan penerima anugerah Blue Planet Prize pada tahun 2006 dari The Asahi Glass Foundation.
Sebelumnya, pada tahun 1994, Emil Salim beserta beberapa koleganya seperti Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim mendirikan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Yayasan KEHATI), sebuah organisasi non-pemerintah yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan. Selain itu, pada tahun 1996, ia juga menjadi salah satu pendiri Yayasan WWF Indonesia.
Emil Salim menjadi tokoh kunci dalam KTT Bumi (Earth Summit) Rio de Janeiro pada tahun 1992 yang menjadi fondasi lahirnya deklarasi politis mengenai pembangunan dan lingkungan hidup. Emil Salim juga berperan penting dalam penentuan kebijakan pemerintah RI tentang mitigasi perubahan iklim global dalam berbagai forum internasional mengenai kerangka kerja perubahan iklim (UNFCCC) dan keanekaragaman hayati (CBD).
Dalam lingkungan pemerintahan, Emil Salim adalah menteri lingkungan hidup Indonesia yang pertama. Bahkan ia merupakan salah seorang putra bangsa yang paling lama mengabdi sebagai menteri dan beberapa jabatan lainnya. Jabatan menteri lingkungan hidup pertama kali ia pangku sejak tahun 1978 hingga tahun 1993. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara, merangkap Wakil Kepala Bappenas pada 1971-1973, selanjutnya sebagai Menteri Perhubungan pada 1973-1978.
Ketika menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1978-1983), Emil Salim pernah mencetuskan gagasan kepada Tjokropranolo (Gubernur DKI saat itu) agar isu lingkungan menjadi sebuah gerakan dalam masyarakat. Mereka kemudian melakukan pertemuan bersama organisasi non-pemerintah dari berbagai daerah di Indonesia yang dikemudian hari menjadi cikal bakal dari berdirinya Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).
Pada tahun 2007 hingga 2010, Emil Salim juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2007 hingga 2010. Selanjutnya pada tahun 2010 hingga 2014, ia dilantik kembali untuk periode kedua sekaligus menjabat sebagai ketua Dewan Pertimbangan Presiden, merangkap Anggota Bidang Ekonomi dan Lingkungan Hidup. Atas pengabdian dan perhatian besarnya pada lingkungan, Emil Salim juga dijuluki sebagai Bapak Lingkungan Hidup Indonesia.
Santos el SalamFebruari 27, 2021AdminBandung Indonesia
Prof. Dr. Emil Salim, Bapak Lingkungan Hidup Indonesia
Santos el Salam
27 Februari 2021
Prof. Dr. Emil Salim lahir di Lahat, Sumatera Selatan pada 8 Juni 1930. Ia merupakan putra dari pasangan Baay Salim dan Siti Syahzinan dari Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Emil Salim adalah seorang ahli ekonomi, cendekiawan, pengajar, politikus, dan tokoh lingkungan hidup Indonesia. Tidak hanya di lingkup nasional, Emil Salim juga merupakan salah seorang tokoh di antara sedikit tokoh Indonesia yang berperan dalam dunia internasional.
via jatimtimes.com
Emil Salim merupakan tokoh yang dikenal sangat peduli pada persoalan lingkungan hidup. Pada tahun 2012, World Wide Fund (WWF), suatu lembaga konservasi mandiri terbesar dan sangat berpengalaman di dunia menganugerahkan penghargaan The Leader for the Living Planet Award kepada Emil Salim atas dedikasi, kepemimpinan, dan kontribusinya pada upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.
"The Leader for the Living Planet Award" adalah penghargaan yang diberikan WWF bagi individu di dunia yang berkontribusi secara signifikan terhadap pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan. Selain menerima penghargaan tersebut, Emil Salim juga merupakan penerima anugerah Blue Planet Prize pada tahun 2006 dari The Asahi Glass Foundation.
Sebelumnya, pada tahun 1994, Emil Salim beserta beberapa koleganya seperti Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim mendirikan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Yayasan KEHATI), sebuah organisasi non-pemerintah yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan. Selain itu, pada tahun 1996, ia juga menjadi salah satu pendiri Yayasan WWF Indonesia.
Emil Salim menjadi tokoh kunci dalam KTT Bumi (Earth Summit) Rio de Janeiro pada tahun 1992 yang menjadi fondasi lahirnya deklarasi politis mengenai pembangunan dan lingkungan hidup. Emil Salim juga berperan penting dalam penentuan kebijakan pemerintah RI tentang mitigasi perubahan iklim global dalam berbagai forum internasional mengenai kerangka kerja perubahan iklim (UNFCCC) dan keanekaragaman hayati (CBD).
Dalam lingkungan pemerintahan, Emil Salim adalah menteri lingkungan hidup Indonesia yang pertama. Bahkan ia merupakan salah seorang putra bangsa yang paling lama mengabdi sebagai menteri dan beberapa jabatan lainnya. Jabatan menteri lingkungan hidup pertama kali ia pangku sejak tahun 1978 hingga tahun 1993. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara, merangkap Wakil Kepala Bappenas pada 1971-1973, selanjutnya sebagai Menteri Perhubungan pada 1973-1978.
Ketika menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1978-1983), Emil Salim pernah mencetuskan gagasan kepada Tjokropranolo (Gubernur DKI saat itu) agar isu lingkungan menjadi sebuah gerakan dalam masyarakat. Mereka kemudian melakukan pertemuan bersama organisasi non-pemerintah dari berbagai daerah di Indonesia yang dikemudian hari menjadi cikal bakal dari berdirinya Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).
Pada tahun 2007 hingga 2010, Emil Salim juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2007 hingga 2010. Selanjutnya pada tahun 2010 hingga 2014, ia dilantik kembali untuk periode kedua sekaligus menjabat sebagai ketua Dewan Pertimbangan Presiden, merangkap Anggota Bidang Ekonomi dan Lingkungan Hidup. Atas pengabdian dan perhatian besarnya pada lingkungan, Emil Salim juga dijuluki sebagai Bapak Lingkungan Hidup Indonesia.