Home
» Mozaik
» Mana Yang Benar, Solo Atau Surakarta?, Mari Kita Cari Tahu Jawabannya
Jika Jogja/Yogya adalah nama lain dari sebutan kota Yogyakarta, maka Solo adalah nama lain/sebutan dari kota Surakarta. Lho, kenapa Surakarta?, kenapa bukan Solokarto seperti halnya pada kota Jogjakarta. Sebenarnya, dua nama ini merupakan nama dari kota yang sama ataukah dua kota yang berbeda sih?. Ya, keunikan ini sempat membuat saya penasaran sehingga saya pun coba mencari tahu tentang asal penyebutan Solo dan Surakarta ini.
Bagi orang Solo dan sekitarnya, mungkin kebanyakan sudah tahu mengenai nama dari kota yang sarat akan sejarah salah satu kerajaan terbesar di pulau jawa ini. Namun bagi masyarakat luar kota Solo atau masyarakat Indonesia kebanyakan, mungkin ada yang belum tahu mengenai dua penyebutan untuk kota ini. Meski mungkin termasuk hal sepele, tidak ada salahnya kita mengetahui asal kedua nama tersebut untuk menambah wawasan kita.
Surakarta atau Solo adalah wilayah otonom dengan status Kota di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan penduduk 519.587 jiwa (2019) dan kepadatan 11.798,06/km2. Kota ini dikenal akan produksi batik khasnya yang tersohor ke seantero negeri. Selain itu, kota ini juga dikenal sebagai kota budaya karena merupakan pusat kebudayaan jawa di Jawa Tengah. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta juga merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.
Menurut asal usul sejarahnya, sebutan Solo diketahui berasal dari sebuah desa bernama Sala yang terletak tidak jauh dari tepi sungai Bengawan Solo. Dahulu desa ini dipilih oleh Sunan Pakubuwana II atas saran dari Tumenggung Hanggawangsa, Tumenggung Mangkuyudha, serta komandan pasukan Belanda, J.A.B. van Hohendorff ketika hendak mendirikan istana baru pasca-Keraton Kartasura rusak karena pemberontakan.
Kala itu, Pakubuwono II membeli tanah desa tersebut seharga 10.000 ringgit (gulden Belanda) dari lurah Desa Sala, yaitu Kyai Sala untuk memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke wilayah tersebut. Setelah istana tersebut telah dibangun, secara resmi istana Mataram yang baru ini kemudian dinamakan Keraton Surakarta Hadiningrat dan mulai ditempati sejak tanggal 20 Februari 1745. Nama "Surakarta" juga diberikan sebagai nama "wisuda" bagi pusat pemerintahan baru Mataram.
keraton Surakarta via shutterstock
Dalam bahasa Jawa, kata "Sura" berarti "keberanian" dan "karta" berarti "makmur". Harapannya, kota Surakarta menjadi tempat dimana penghuninya adalah orang-orang yang selalu berani berjuang untuk kebaikan serta membawa kemakmuran bagi negara dan bangsa. Dapat pula dikatakan bahwa nama Surakarta merupakan permainan kata dari Kartasura. Sedangkan kata Solo yang berasal dari nama desa tempat istana tersebut dibangun (Sala) konon juga adalah nama dari pohon suci asal India yaitu pohon Sala Shorea robusta.
Dari uraian singkat di atas dapat dipahami bahwa Solo sejatinya merupakan nama sebuah desa yang ada di wilayah Surakarta, sedangkan Surakarta adalah berasal dari nama Keraton Kasunanan Surakarta. Jadi, Solo dan Surakarta adalah dua kota yang sama dengan penyebutan berbeda. Perlu diketahui pula bahwa pelafalan Solo sendiri dahulu menggunakan kata 'Sala' seperti halnya nama desa tersebut. Namun karena lidah penjajah Belanda tidak bisa mengucapkan Sala ("a" diucapkan sama seperti "o" pada "monitor"), maka dipakailah lafal Solo yang terbawa hingga saat ini.
Pada masa sekarang, penyebutan Solo dan Surakarta sering digunakan masyarakat pada situasi-situasi tertentu. Dalam situasi formal pemerintahan, nama Surakarta- lah yang digunakan. Surakarta menjadi sebutan resmi bagi semua instansi pemerintahan, sekolah, atau gedung-gedung pelayanan yang berada di wilayah kota tersebut. Sedangkan untuk nama Solo lebih terasa nonformal. Penyebutan ini lebih merujuk kepada penyebutan umum yang dilatarbelakangi oleh aspek kultural. Penyebutan Solo juga lebih simpel dan mudah diingat sehingga banyak orang lebih suka menyebut Solo ketimbang Surakarta.
Namun apa pun itu, baik Solo atau pun Surakarta intinya adalah kota yang sama. Terserah anda mau menyebut kota ini dengan nama Solo atau Surakarta. Semuanya benar alias keduanya adalah sama saja. Solo atau Surakarta adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah yang sangat kental akan kekayaan tradisi dan kebudayaan jawa. (diolah dari berbagai sumber)
Santos el SalamApril 02, 2021AdminBandung Indonesia
Mana Yang Benar, Solo Atau Surakarta?, Mari Kita Cari Tahu Jawabannya
Santos el Salam
2 April 2021
Jika Jogja/Yogya adalah nama lain dari sebutan kota Yogyakarta, maka Solo adalah nama lain/sebutan dari kota Surakarta. Lho, kenapa Surakarta?, kenapa bukan Solokarto seperti halnya pada kota Jogjakarta. Sebenarnya, dua nama ini merupakan nama dari kota yang sama ataukah dua kota yang berbeda sih?. Ya, keunikan ini sempat membuat saya penasaran sehingga saya pun coba mencari tahu tentang asal penyebutan Solo dan Surakarta ini.
Bagi orang Solo dan sekitarnya, mungkin kebanyakan sudah tahu mengenai nama dari kota yang sarat akan sejarah salah satu kerajaan terbesar di pulau jawa ini. Namun bagi masyarakat luar kota Solo atau masyarakat Indonesia kebanyakan, mungkin ada yang belum tahu mengenai dua penyebutan untuk kota ini. Meski mungkin termasuk hal sepele, tidak ada salahnya kita mengetahui asal kedua nama tersebut untuk menambah wawasan kita.
Surakarta atau Solo adalah wilayah otonom dengan status Kota di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan penduduk 519.587 jiwa (2019) dan kepadatan 11.798,06/km2. Kota ini dikenal akan produksi batik khasnya yang tersohor ke seantero negeri. Selain itu, kota ini juga dikenal sebagai kota budaya karena merupakan pusat kebudayaan jawa di Jawa Tengah. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta juga merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.
Menurut asal usul sejarahnya, sebutan Solo diketahui berasal dari sebuah desa bernama Sala yang terletak tidak jauh dari tepi sungai Bengawan Solo. Dahulu desa ini dipilih oleh Sunan Pakubuwana II atas saran dari Tumenggung Hanggawangsa, Tumenggung Mangkuyudha, serta komandan pasukan Belanda, J.A.B. van Hohendorff ketika hendak mendirikan istana baru pasca-Keraton Kartasura rusak karena pemberontakan.
Kala itu, Pakubuwono II membeli tanah desa tersebut seharga 10.000 ringgit (gulden Belanda) dari lurah Desa Sala, yaitu Kyai Sala untuk memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke wilayah tersebut. Setelah istana tersebut telah dibangun, secara resmi istana Mataram yang baru ini kemudian dinamakan Keraton Surakarta Hadiningrat dan mulai ditempati sejak tanggal 20 Februari 1745. Nama "Surakarta" juga diberikan sebagai nama "wisuda" bagi pusat pemerintahan baru Mataram.
keraton Surakarta via shutterstock
Dalam bahasa Jawa, kata "Sura" berarti "keberanian" dan "karta" berarti "makmur". Harapannya, kota Surakarta menjadi tempat dimana penghuninya adalah orang-orang yang selalu berani berjuang untuk kebaikan serta membawa kemakmuran bagi negara dan bangsa. Dapat pula dikatakan bahwa nama Surakarta merupakan permainan kata dari Kartasura. Sedangkan kata Solo yang berasal dari nama desa tempat istana tersebut dibangun (Sala) konon juga adalah nama dari pohon suci asal India yaitu pohon Sala Shorea robusta.
Dari uraian singkat di atas dapat dipahami bahwa Solo sejatinya merupakan nama sebuah desa yang ada di wilayah Surakarta, sedangkan Surakarta adalah berasal dari nama Keraton Kasunanan Surakarta. Jadi, Solo dan Surakarta adalah dua kota yang sama dengan penyebutan berbeda. Perlu diketahui pula bahwa pelafalan Solo sendiri dahulu menggunakan kata 'Sala' seperti halnya nama desa tersebut. Namun karena lidah penjajah Belanda tidak bisa mengucapkan Sala ("a" diucapkan sama seperti "o" pada "monitor"), maka dipakailah lafal Solo yang terbawa hingga saat ini.
Pada masa sekarang, penyebutan Solo dan Surakarta sering digunakan masyarakat pada situasi-situasi tertentu. Dalam situasi formal pemerintahan, nama Surakarta- lah yang digunakan. Surakarta menjadi sebutan resmi bagi semua instansi pemerintahan, sekolah, atau gedung-gedung pelayanan yang berada di wilayah kota tersebut. Sedangkan untuk nama Solo lebih terasa nonformal. Penyebutan ini lebih merujuk kepada penyebutan umum yang dilatarbelakangi oleh aspek kultural. Penyebutan Solo juga lebih simpel dan mudah diingat sehingga banyak orang lebih suka menyebut Solo ketimbang Surakarta.
Namun apa pun itu, baik Solo atau pun Surakarta intinya adalah kota yang sama. Terserah anda mau menyebut kota ini dengan nama Solo atau Surakarta. Semuanya benar alias keduanya adalah sama saja. Solo atau Surakarta adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah yang sangat kental akan kekayaan tradisi dan kebudayaan jawa. (diolah dari berbagai sumber)