Apa yang tersirat di benak anda ketika mendengar istilah kekebalan tubuh?. Apakah maksudnya seperti orang yang kebal dari tembakan peluru?. Atau seperti pemain debus yang tidak mempan dari sayatan senjata tajam?. Maaf, bukan itu maksudnya. Maksud dari kekebalan tubuh di sini adalah kemampuan alami yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup dalam mempertahankan tubuhnya dari berbagai macam virus, bakteri, dan zat-zat asing lain yang membahayakan tubuhnya.
|
via pixabay |
Kita tahu bahwa substansi-substansi asing yang dapat membahayakan tersebut ada di semua tempat, mulai dari air, makanan, udara, dan sebagainya. Ketika tubuh kita terpapar oleh substansi-substansi tersebut, kita tidak selalu sakit bukan?. Atau misalnya setelah kita hujan-hujanan juga tidak selalu jatuh sakit bukan?. Ya, karena tubuh kita secara alami memiliki kekebalan tubuh yang bertugas menghalau serangan dari zat-zat asing berbahaya tersebut. Tubuh memiliki sistem pertahanan berlapis yang melindunginya dari berbagai penyakit.
Kemampuan tubuh untuk menghadapi penyakit itu disebut dengan imunitas. Istilah imunitas atau kekebalan berasal dari bahasa latin immunis yang artinya bebas dari sesuatu. Imunitas adalah semua peristiwa mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing. Jika interaksi antara tubuh seseorang dan benda asing memberi kekebalan, maka orang tersebut menjadi imun.
Kita tidak mudah sakit jika terpapar zat-zat asing dari luar karena tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan yang berlapis-lapis. Tubuh memiliki dua lapisan kekebalan yang bertugas menghadapi zat-zat asing yang hendak masuk ke dalam tubuh tersebut. Kedua lapisan kekebalan tersebut yaitu kekebalan nonspesifik dan kekebalan spesifik. Bakteri, virus, dan zat-zat asing lainnya harus melalui sistem kekebalan nonspesifik terlebih dahulu. Jika kekebalan nonspesifik tidak mampu menghancurkannya, berikutnya zat penginfeksi tersebut akan menghadapi sistem kekebalan spesifik.
Kekebalan Nonspesifik (Bawaan)
Sistem kekebalan bawaan dimiliki oleh seseorang sejak ia lahir. Kekebalan bawaan bersifat nonspesifik artinya sistem kekebalan ini selalu bersiap untuk menghadapi infeksi apapun yang masuk ke dalam tubuh. Mekanisme kekebalan ini efektif terhadap mikroorganisme tanpa terjadinya pengalaman kontak sebelumnya dengan organisme tersebut. Kekebalan nonspesifik ada yang bersifat eksternal dan internal. Kekebalan eksternal disebut juga sebagai perlindungan permukaan, karena melindungi di bagian luar tubuh. Sedangkan kekebalan internal lebih bersifat perlindungan seluler dan kimiawi.
a. Kekebalan Eksternal
Kekebalan eksternal terdiri dari jaringan epitelium yang melindungi tubuh kita (kulit dan kelenjar mukus) beserta sekresi yang dihasilkannya. Selain sebagai penghalang masuknya penyakit, epitelium tersebut juga menghasilkan zat-zat pelindung. Misalnya hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga beracun bagi bakteri. Air ludah (saliva) dan air mata juga dapat membunuh bakteri. Mukus (lendir) menjebak mikroorganisme sehingga tidak dapat masuk ke dalam saluran pencernaan dan pernapasan.
b. Kekebalan Internal
Kekebalan internal akan melawan bakteri, virus, atau zat-zat asing yang mampu melewati kekebalan eksternal. Kekebalan internal berupa rangsangan kimiawi dan melibatkan sel-sel fagositik, sel natural killer, protein antimikroba pelawan zat asing yang telah masuk dalam tubuh, serta peradangan (inflamasi) dan demam.
Sel-sel fagositik yang berperan dalam kekebalan internal antara lain neutrofil, makrofag, dan eosinofil. Neutrofil akan bersifat fagositik (memakan) jika bertemu dengan materi penginfeksi di dalam jaringan. Makrofag akan berlekatan dengan polisakarida di permukaan tubuh mikroba dan kemudian menelan mikroba tersebut. Eusinofil bertugas untuk menyerang parasit yang berukuran besar, misalnya cacing.
Sel natural killer menyerang sel parasit dengan cara mengeluarkan senyawa penghancur yang disebut perforin. Sel natural killer dapat melisiskan dan membunuh sel-sel kanker serta virus sebelum sistem kekebalan adaptif diaktivasi. Protein antimikroba meningkatkan pertahanan tubuh dengan menyerang mikroorganisme secara langsung maupun dengan cara menghambat reproduksi mikroorganisme. Salah satu protein antimikroba yang penting untuk melindungi sel dari serangan virus adalah interferon.
Kekebalan internal lainnya adalah respon peradangan (inflamasi) dan demam. Peradangan dipicu oleh trauma fisik, panas yang berlebihan, infeksi bakteri, dan lain-lain. Peradangan bersifat lokal atau hanya muncul pada daerah terinfeksi sedangkan demam menyebar ke seluruh tubuh.
Kekebalan Spesifik (Adaptif)
Jika bakteri, virus, maupun zat asing lainnya berhasil melewati sistem kekebalan bawaan (nonspesifik), selanjutnya zat-zat asing tersebut akan dihadapi oleh sistem kekebalan adaptif. Kekebalan adaptif bersifat spesifik artinya mekanisme pertahanannya bergantung pada pembentukan respons imun terhadap mikroorganisme tertentu yang memberi rangsangan.
Kekebalan adaptif dapat bersifat alami maupun buatan. Kekebalan adaptif alami pasif diperoleh oleh bayi dari ibunya saat dalam kandungan, sedangkan kekebalan adaptif alami aktif didapat misalnya melalui infeksi (menderita penyakit terlebih dulu). Adapun kekebalan adaptif buatan pasif berupa transfer antibodi dari orang lain, sedangkan kekebalan adaptif buatan aktif diperoleh melalui imunisasi.
Berdasarkan sel yang terlibat dalam mekanismenya, kekebalan adaptif dibagi menjadi dua, yaitu kekebalan humoral dan kekebalan yang diperantarai sel (cell-mediated immunity).
a. Kekebalan Humoral
Unsur yang paling berperan dalam kekebalan humoral adalah antibodi yang dihasilkan oleh sel-sel B limfosit. Antibodi ditemukan dalam humor (cairan) tubuh, misalnya darah dan cairan limfa dan berfungsi mengikat bakteri dan racun bakteri, serta menandai virus untuk dihancurkan lebih lanjut oleh sel darah putih.
b. Kekebalan yang Diperantarai Sel
Faktor terpenting dalam kekebalan ini adalah sel-sel hidup, yaitu sel-sel T limfosit. Sel-sel ini secara aktif melawan bakteri dan virus yang ada dalam sel tubuh yang terinfeksi. Sel-sel ini juga dapat melawan protozoa, jamur, dan cacing parasit.
Ketidakseimbangan Sistem Pertahanan Tubuh
Meski memiliki mekanisme pertahanan tubuh yang berlapis, sistem pertahanan tubuh juga dapat mengalami masalah jika terjadi ketidakseimbangan di dalamnya. Ketidakseimbangan, baik kekurangan maupun kelebihan dalam sistem pertahanan tubuh dapat menimbulkan berbagai penyakit antara lain sebagai berikut:
1. Imunodefisiensi
Imunodefisiensi adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh seseorang sangat lemah atau tidak mampu melakukan tugasnya melawan infeksi berbahaya. Imunodefisiensi dapat terjadi karena bawaan sejak lahir maupun muncul di waktu dewasa. Imunodefisiensi yang paling mematikan adalah penyakit AIDS yang disebabkan oleh HIV. HIV menghambat kerja sel T helper sehingga menekan sistem kekebalan. Penderita AIDS umumnya meninggal karena mengidap komplikasi berbagai infeksi penyakit yang tidak dapat diatasi oleh sistem kekebalannya yang lemah.
2. Hipersensitivitas (Alergi)
Hipersensitivitas adalah respons berlebihan terhadap antigen tertentu. Dalam peristiwa alergi, sistem kekebalan dapat menyebabkan kerusakan jaringan ketika berusaha melakukan perlawanan. Antigen yang menyebabkan alergi disebut alergen.
3. Autoimunitas
Autoimunitas adalah kegagalan sistem kekebalan untuk mengenali sel tubuhnya sendiri. Sistem kekebalan menganggap sel tubuhnya sebagai antigen dan menghasilkan antibodi untuk melawannya.
4. Isoimunitas (Alloimunitas)
Isoimunitas adalah keadaan dimana tubuh mendapatkan kekebalan dari individu lain yang melawan sel tubuhnya sendiri. Isoimunitas dapat muncul akibat transfusi darah atau karena menerima cangkok organ dari orang lain.
|
via istockphoto |
Itulah sekilas tentang kekebalan tubuh manusia dan uraiannya. Mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya akan hal itu, sehingga sudah menjadi keharusan bagi kita untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan yang begitu menakjubkan ini. Meski Tuhan telah merancang semua itu untuk kebaikan hidup kita, anugrah tiada terkira ini bisa saja bermasalah jika tidak kita jaga dengan baik. Oleh karenanya, pola hidup yang sehat mesti kita biasakan agar para pejuang dalam tubuh kita tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Agar tubuh tetap sehat, maka mari kita jaga dan tingkatkan kekebalan (imunitas) tubuh kita misalnya dengan mengkonsumi makanan yang bergizi, memperbanyak makan buah dan sayur, istirahat yang cukup, menghindari stres, jauhi rokok dan alkohol, serta jangan lupa untuk rutin berolahraga. Khusus di masa pandemi Covid ini, tetap patuhi protokol kesehatan dengan cara memakai masker saat bepergian, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan untuk menjaga sistem imun atau daya tahan tubuh agar tetap sehat. Semoga bermanfaat.