Tubuh manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup mencolok terjadi ketika anak perempuan dan anak laki-laki memasuki usia antara 9 sampai 15 tahun. Pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi. Masa inilah yang disebut masa pubertas atau masa remaja (akil baligh).
|
via pixabay |
Masa pubertas juga disebut sebagai masa perubahan/transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Pubertas juga merupakan suatu tahap perkembangan seorang anak menjadi dewasa secara seksual. Ketika memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon, terutama hormon estrogen dan progesteron, mulai berperan aktif sehingga pada diri anak perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, dan mengalami menstruasi.
Di samping itu, akan mulai tumbuh rambut-rambut halus di daerah ketiak dan kemaluan. Pada usia remaja mulai tumbuh jerawat pada wajah, dan terjadi perubahan lainnya, seperti kulit dan rambut mulai berminyak, keringat bertambah banyak: lengan dan tungkai kaki bertambah panjang: tangan dan kaki bertambah besar, tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi, pinggul berkembang lebih besar, indung telur mulai membesar, vagina mulai mengeluarkan cairan.
Pada remaja laki-laki, hormon testosteron akan mengakibatkan tumbuhnya rambut-rambut halus di daerah ketiak, kemaluan, tumbuh janggut dan kumis, terjadi perubahan suara, tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah.
Perubahan lainnya antara lain tubuh bertambah berat dan tinggi: keringat bertambah banyak, kulit dan rambut berminyak, lengan dan tungkai kaki bertambah panjang: tangan dan kaki bertambah besar: tulang wajah mulai memanjang dan membesar: pundak dan dada bertambah besar dan bidang: tumbuh jakun: suara berubah menjadi berat: penis dan buah zakar membesar.
Datangnya menstruasi atau mimpi basah pertama tidak sama pada setiap remaja. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah satunya adalah karena masalah gizi. Contohnya, ada remaja perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama di usia 9-10 tahun, namun ada pula yang pada usia 14 tahun. Akan tetapi pada umumnya, menstruasi pertama terjadi di sekitar usia 12 tahun.
Menstruasi pada Wanita
Secara berkala, sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari indung telur. Sel telur ini akan bergerak melalui saluran telur menuju rahim. Sementara itu, rahim secara berkala akan mengalami penebalan pada dinding-dindingnya (endometrium) yang banyak berisi pembuluh darah, sehingga jika diperlukan siap menerima hasil pembuahan.
Jika sel telur tidak bertemu dengan sperma yang berarti tidak terbuahi, sel telur dan seluruh jaringan yang terbentuk pada dinding rahim akan luruh dan dikeluarkan dari rahim sebagai menstruasi (haid).
Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan penebalan endometrium. Pada manusia, siklus menstruasi rata-rata 28 hari, namun tidak semua orang mempunyai siklus yang sama, ada yang masanya 21 hari, dan ada pula yang 30 hari. Siklus ini dikendalikan oleh hormon-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.
Pada masa sekitar menstruasi, menjelang, dan sesudah menstruasi, sebagian remaja putri diliputi suasana yang tidak menentu dan juga perasaan yang kurang nyaman atau terasa sakit di sekitar bawah pusar. Hal ini dapat membuat cepat lelah dan mudah tersinggung. Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin.
Gonadotropin akan merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH (follicle stimulating hormone atau hormon pemicu pembentukan folikel). Pada awal siklus berikutnya pada hari pertama sampai ke-14, folikel akan melanjutkan perkembangannya karena pengaruh FSH. Setelah itu terbentuk folikel yang sudah masak (folikel Graaf) dan menghasilkan hormon estrogen. Masa pertumbuhan folikel ini disebut dengan fase folikel.
Kenaikan estrogen pada saat itu berfungsi untuk mempertahankan pertumbuhan dan merangsang terjadinya pembelahan sel-sel endometrium uterus. Selain itu, estrogen berperan dalam menghambat pembentukan FSH oleh hipofisis dan merangsang hipofisis untuk menghasilkan LH (luteinizing hormone). LH berperan merangsang folikel Graaf yang telah masak untuk melakukan ovulasi.
Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus menstruasi. Ovulasi adalah peristiwa keluar atau lepasnya oosit sekunder yang siap dibuahi sperma dari ovarium. Biasanya, pada setiap ovulasi dihasilkan satu oosit sekunder. Waktu di sekitar terjadinya ovulasi ini disebut fase estrus. LH juga merangsang folikel Graaf yang telah kosong ini untuk membentuk korpus luteum (badan kuning).
Selanjutnya korpus luteum menghasilkan progesteron. Progesteron mengakibatkan dinding dalam rahim (endometrium) menebal dan lembut serta banyak mengandung pembuluh darah. Selama 10 hari setelah ovulasi, progesteron dalam darah berfungsi mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil. Uterus menebal sementara dinding dalam rahim (endometrium) dipenuhi pembuluh darah. Uterus pada tahap ini siap untuk menerima dan memberi makan sel telur yang telah dibuahi (zigot). Periode ini disebut dengan fase luteal. Selain itu progesteron berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH.
Apabila fertilisasi tidak terjadi, produksi progesteron mulai menurun pada hari ke26. Korpus luteum (badan kuning) berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam rahim luruh (mengelupas) pada hari ke-28 sehingga terjadi pendarahan. Fase ini disebut fase menstruasi atau pendarahan. Biasanya menstruasi berlangsung selama seminggu. Setelah itu dinding uterus pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada lagi progesteron yang dibentuk, maka FSH dibentuk lagi dan terjadilah proses oogenesis dan siklus dimulai lagi. Siklus menstruasi akan berhenti apabila terjadi kehamilan.
Masa subur wanita adalah sejak mengalami menstruasi (sekitar umur 9-15 tahun) sampai masa menopause (sekitar umur 45-49 tahun). Pada saat menopause seorang wanita sudah tidak dapat melakukan ovulasi, karena semua oosit primer yang tersisa mengalami degradasi.