Home
» Kisah Hikmah
» Kisah Ummu Haram dan Kebenaran Mimpi Rasulullah SAW
Selain figur panutan bagi umatnya, Rasulullah SAW juga dikenal sebagai sosok yang perhatian dengan para sahabatnya. Hal itu pula yang membuat beliau dekat dengan siapa saja, termasuk beberapa sahabat dari kalangan wanita. Pada waktu senggangnya, Rasulullah sering mengunjungi rumah mereka untuk sekedar menanyakan kabar atau keperluan lainnya. Salah satu di antaranya yaitu Ummu Haram.
ilustrasi via islampos.com
Ummu Haram binti Milhan adalah seorang sahabat Nabi dari kalangan wanita Anshar. Suaminya adalah Ubadah bin Shamit RA, salah seorang sahabat Nabi yang terkemuka dari kalangan Bani Khazraj. Ummu Haram juga merupakan saudara kandung Ummu Sulaim dan rumah mereka sering dikunjungi oleh Nabi. Karena kedekatannya dengan Nabi, Ummu Haram pun dikenal juga sebagai perawi hadits. Ia sering meriwayatkan hadits dari keponakannya, yakni Anas bin Malik.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW pergi mengunjungi rumah keluarga Ummu Haram Binti Milhan. Demi menyambut Rasul, Ummu Haram pun menyiapkan suguhan makanan untuk beliau. Tidak lama kemudian, ia mulai mencari kutu (metani) di rambut beliau. Lalu Rasulullah SAW tertidur sebentar, dan setelah terjaga beliau pun tersenyum. Ummu Haram bertanya, "Ya Rasulullah!, Apa yang membuat Anda tersenyum?".
Rasulullah SAW menjawab, "Sebagian dari pengikutku diperlihatkan kepadaku di dalam mimpiku sebagai pejuang di jalan Allah (fi sabilillah), berlayar menyeberangi lautan seperti para raja di atas singgasananya atau para raja duduk di atas singgasananya (periwayat lupa mana yang lebih tepat)".
"Ummu Haram berkata, “Ya Rasulullah!, Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk salah seorang dari mereka".
Rasulullah SAW lalu berdoa kepada Allah untuknya dan kemudian beliau tertidur lagi. Setelah terbangun Rasulullah tersenyum lagi. Ummu Haram kembali bertanya, "Ya Rasulullah!, Apa yang membuat Anda tersenyum?".
Beliau menjawab, "Sebagian dari umatku diperlihatkan kepadaku sebagai para pejuang di jalan Allah".
Ummu Haram kembali memohon kepada Rasul, "Ya Rasulullah!, Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk salah seorang di antara mereka".
Rasulullah SAW kemudian menjawab, "Engkau termasuk di antara kelompok pertama."
Benar saja, sabda Rasul terkait Ummu Haram ini pun menjadi kenyataan ketika kekhalifahan Islam hendak memperluas pengaruhnya ke wilayah Siprus. Saat itu, Ummu Haram dan suaminya ikut berlayar melintasi lautan bersama pasukan kaum Muslimin. Namun malang, Ummu Haram terjatuh dari kudanya begitu ia tiba di pulau itu dan meninggal dunia. Ia pun kemudian dimakamkan di tempat ia jatuh dan meninggal. Makamnya kini berada di Larnaca, Siprus.
Untuk menghormati makam Ummu Haram, kekhalifahan Turki Utsmani kemudian membangun sebuah masjid di sebelahnya. Kompleks bangunan ini dikenal dengan nama Hala Sultan Tekke, merupakan tempat ibadah paling populer bagi umat Muslim di Siprus setelah Makkah, Madinah di Saudi Arabia dan Al Aqsa di Yerusalem. (Kisah di atas terdapat dalam Shahih Bukhari riwayat dari Anas bin Malik).
Hala Sultan Tekke via wikimedia.org
Santos el SalamNovember 30, 2023AdminBandung Indonesia
Kisah Ummu Haram dan Kebenaran Mimpi Rasulullah SAW
Santos el Salam
30 November 2023
Selain figur panutan bagi umatnya, Rasulullah SAW juga dikenal sebagai sosok yang perhatian dengan para sahabatnya. Hal itu pula yang membuat beliau dekat dengan siapa saja, termasuk beberapa sahabat dari kalangan wanita. Pada waktu senggangnya, Rasulullah sering mengunjungi rumah mereka untuk sekedar menanyakan kabar atau keperluan lainnya. Salah satu di antaranya yaitu Ummu Haram.
ilustrasi via islampos.com
Ummu Haram binti Milhan adalah seorang sahabat Nabi dari kalangan wanita Anshar. Suaminya adalah Ubadah bin Shamit RA, salah seorang sahabat Nabi yang terkemuka dari kalangan Bani Khazraj. Ummu Haram juga merupakan saudara kandung Ummu Sulaim dan rumah mereka sering dikunjungi oleh Nabi. Karena kedekatannya dengan Nabi, Ummu Haram pun dikenal juga sebagai perawi hadits. Ia sering meriwayatkan hadits dari keponakannya, yakni Anas bin Malik.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW pergi mengunjungi rumah keluarga Ummu Haram Binti Milhan. Demi menyambut Rasul, Ummu Haram pun menyiapkan suguhan makanan untuk beliau. Tidak lama kemudian, ia mulai mencari kutu (metani) di rambut beliau. Lalu Rasulullah SAW tertidur sebentar, dan setelah terjaga beliau pun tersenyum. Ummu Haram bertanya, "Ya Rasulullah!, Apa yang membuat Anda tersenyum?".
Rasulullah SAW menjawab, "Sebagian dari pengikutku diperlihatkan kepadaku di dalam mimpiku sebagai pejuang di jalan Allah (fi sabilillah), berlayar menyeberangi lautan seperti para raja di atas singgasananya atau para raja duduk di atas singgasananya (periwayat lupa mana yang lebih tepat)".
"Ummu Haram berkata, “Ya Rasulullah!, Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk salah seorang dari mereka".
Rasulullah SAW lalu berdoa kepada Allah untuknya dan kemudian beliau tertidur lagi. Setelah terbangun Rasulullah tersenyum lagi. Ummu Haram kembali bertanya, "Ya Rasulullah!, Apa yang membuat Anda tersenyum?".
Beliau menjawab, "Sebagian dari umatku diperlihatkan kepadaku sebagai para pejuang di jalan Allah".
Ummu Haram kembali memohon kepada Rasul, "Ya Rasulullah!, Berdoalah kepada Allah agar aku termasuk salah seorang di antara mereka".
Rasulullah SAW kemudian menjawab, "Engkau termasuk di antara kelompok pertama."
Benar saja, sabda Rasul terkait Ummu Haram ini pun menjadi kenyataan ketika kekhalifahan Islam hendak memperluas pengaruhnya ke wilayah Siprus. Saat itu, Ummu Haram dan suaminya ikut berlayar melintasi lautan bersama pasukan kaum Muslimin. Namun malang, Ummu Haram terjatuh dari kudanya begitu ia tiba di pulau itu dan meninggal dunia. Ia pun kemudian dimakamkan di tempat ia jatuh dan meninggal. Makamnya kini berada di Larnaca, Siprus.
Untuk menghormati makam Ummu Haram, kekhalifahan Turki Utsmani kemudian membangun sebuah masjid di sebelahnya. Kompleks bangunan ini dikenal dengan nama Hala Sultan Tekke, merupakan tempat ibadah paling populer bagi umat Muslim di Siprus setelah Makkah, Madinah di Saudi Arabia dan Al Aqsa di Yerusalem. (Kisah di atas terdapat dalam Shahih Bukhari riwayat dari Anas bin Malik).