Kisah Nabi Yusuf AS Menafsirkan Mimpi

Yusuf Alaihis Salam adalah salah seorang Nabi dan Rasul, putra dari Nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim AS. Meski bernasab mulia dan dikarunia wajah yang rupawan, kehidupan Nabi yang saleh ini juga banyak dilalui dalam penderitaan. Mulai dari dibuang saudara-saudaranya sewaktu kecil, dijadikan budak, hingga dimasukkan ke penjara. Namun pada akhirnya Allah mengangkat derajatnya ketika ia diangkat menjadi salah satu tokoh penting di Mesir. 

kaligrafi Yusuf As
via islam.nu.or.id

Selain berwajah tampan, Nabi Yusuf AS juga dikarunia kepandaian dalam menafsirkan mimpi. Kemampuannya inilah yang kemudian menjadikannya sebagai salah satu tokoh penting di Mesir setelah ia berhasil menafsirkan mimpi Raja. Sebelum berhasil menafsirkan mimpi Sang Raja, kemampuannya ini juga pernah ia perlihatkan saat menafsirkan mimpi dua pelayan raja sewaktu ia masih di dalam penjara. 

Menafsirkan Mimpi Dua Pelayan Raja


Sebagaimana diketahui, Nabi Yusuf pernah mendapatkan ujian besar akibat perbuatan tercela dari Zulaikha, istri salah seorang pembesar Mesir. Ketika berita mengenai Yusuf dengan istri menteri tersebar luas ke seluruh kota Mesir, maka para pejabat menyarankan agar bisa bersih dari pencemaran nama baik, sebaiknya Yusuf dijebloskan ke dalam penjara, walaupun sebenarnya mereka tahu kalau Yusuf bersih dan tidak bersalah. 

Dalam penjara, Nabi Yusuf berada antara suka dan duka. Suka karena bisa bebas dari fitnah, dan berduka karena teraniaya. Akan tetapi, penjara itu membawa kebaikan baginya. Dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 33 disebutkan: 

"Yusuf berkata, ‘Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh"

Di dalam penjara yang ditempati Nabi Yusuf, ada dua orang pemuda yang sebelumnya merupakan pelayan raja. Keduanya dipenjara karena diduga terlibat persekongkolan untuk memberontak. Pemuda pertama adalah yang mengurusi minuman raja, sedangkan pemuda kedua adalah yang mengurusi makanan raja. 

Pada satu malam, kedua pemuda tersebut bermimpi. Masing-masing dari mereka kemudian menceritakan mimpi tersebut kepada Yusuf untuk menafsirkannya. Pemuda pertama bercerita, “Aku bermimpi memeras anggur.” Sedangkan pemuda kedua berkata, “Aku bermimpi memikul roti di atas kepalaku dan dimakan oleh burung”. Kisah dua pemuda ini juga termaktub dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 36 sebagai berikut: 

“Dan bersama dengan dia (Yusuf) masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang diantara keduanya, ‘Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras anggur’. Dan yang lainnya berkata, ‘Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung’. Berikanlah kepada kami ta’birnya; sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang-orang yang pandai (menafsirkan mimpi).” 

Sebelum menafsirkan mimpi keduanya, Nabi Yusuf menasehati keduanya terlebih dahulu. Ia berkata bahwa sesungguhnya anugerah menafsirkan mimpi itu dikhususkan Allah kepadanya. Bahkan ia mampu menebak makanan apa yang akan di bawa ke dalam penjara untuk keduanya. Semua itu karena dirinya beriman dan mengikuti agama Ibrahim, Ishak, dan Ya’qub, tidak berbuat syirik, menjauhi agama kepercayaan orang kafir dan yang ingkar hari kemudian. 


Kemudian Yusuf juga menasehati mereka dan mengajak orang-orang dalam tahanan agar beriman kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa, dan meninggalkan agama nenek moyang yang sesat. Kisah ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 37 - 40. 

Setelah itu, barulah Nabi Yusuf AS menafsirkan mimpi keduanya. Yusuf AS mulai dengan menafsirkan mimpi pemuda yang pertama:

“Berbahagialah engkau tukang pembuat minuman raja, sebab engkau akan dibebaskan lantaran engkau tidak terlibat persekongkolan untuk memberontak."

Setelah itu, Nabi Yusuf juga menafsirkan mimpi pemuda yang kedua:

“Adapun kau tukang pembuat roti, kau akan dihukum mati dengan cara disalib, lalu burung-burung akan memakan bagian kepalamu sebab kau terlibat persekongkolan. Penafsiran ini berdasarkan ilham dari Tuhanku dan pasti akan terjadi, “ lanjut Yusuf as. 

Terkait hal ini, dalam Al Qur'an surat Yusuf ayat 41 disebutkan: 

“Hai kedua temanku dalam penjara! Adapun salah seorang di antara kamu berdua akan memberi minum tuannya dengan khamar, adapun seorang lagi maka akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakan (kepadaku).” 

Benar saja, apa yang telah dijelaskan Nabi Yusuf tersebut pun menjadi kenyataan. Pemuda pertama dinyatakan bebas tidak bersalah sedangkan pemuda kedua mendapatkan hukuman mati. 

Menafsirkan Mimpi Sang Raja


Pada satu malam, raja dalam tidurnya bermimpi hingga membuatnya gelisah dan ketakutan. Keesokan harinya, dikumpulkanlah para dukun dan orang-orang pintar serta orang-orang terkemuka di negerinya untuk menafsirkan mimpinya. Mengenai mimpinya ini dalam Al-Qur’an surat Yusuf ayat 43 disebutkan: 

“Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya), ‘Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus, dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh butir lainnya yang kering.’ Hai orang-orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang ta’bir mimpiku itu jika kamu dapat mena’birkan mimpiku.” 

Orang-orang yang mendengarnya pun terkejut dan bingung untuk menafsirkan mimpi rajanya. Mereka pun berunding untuk mencari tahu tafsir dari mimpi raja, namun tak ada satu pun jawaban yang memuaskan raja. Akhirnya mereka berkesimpulan bahwa mimpi raja itu hanyalah mimpi-mimpi kosong tak bermakna. Jawaban mereka ini diabadikan pula dalam Al Qur’an surat Yusuf ayat 44 sebagai berikut: 

“Mereka menjawab, ‘(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu mena’birkan mimpi itu’.” 

Salah seorang pelayan raja yang bertugas mengurusi minuman raja kemudian teringat dengan Nabi Yusuf yang ahli menafsirkan mimpi dan terbukti kebenarannya. Sebelumnya ia lupa dengan pesan Yusuf saat akan keluar dari penjara sehingga Nabi Yusuf pun berada dalam penjara selama beberapa tahun. Ia baru ingat kembali saat raja minta ditafsirkan mimpinya. 

“Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua, ‘Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu.’ Namun setan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu, tetaplah dia ‘(Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya.” (QS. Yusuf: 42)

Pelayan itupun kemudian maju di hadapan yang hadir seraya berkata, “Saya tahu orang yang bisa menafsirkan mimpi raja, Ia ada di dalam penjara yang sama dengan saya tempo dulu, namanya Yusuf. Ia pandai menafsirkan mimpiku dan mimpi temanku yang terbukti kebenarannya. Utuslah aku kepadanya.” Kejadian ini juga termaktub dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 45. 

Pelayan raja itupun diutus untuk menemui Yusuf AS. Setelah berjumpa dengan Nabi Yusuf, ia menjelaskan mengapa sampai terlupa dengan pesannya. Lalu ia pun menceritakan kepada Yusuf mengenai mimpi raja (QS. Yusuf ayat 46).

Akhirnya, Nabi Yusuf AS pun menafsirkan mimpi raja dan memberi solusi atas problem kemasyarakatan yang akan dihadapi oleh rakyat Mesir. Nabi Yusuf menjelaskan:

“Mesir akan mengalami tujuh tahun masa-masa yang subur dan makmur. Oleh karena itu, bertanamlah gandum, lalu hasil panennya kau simpan dalam lumbung dan jangan memakannya kecuali hanya sekedarnya. Setelah itu, akan muncul masa-masa paceklik selama tujuh tahun pula. Untuk itu, makanlah gandum yang disimpan itu, namun jangan dihabiskan sebab perlu persiapan untuk bibit bagi tanam selanjutnya.” 

“Setelah lewat masa paceklik akan datang satu tahun yang subur, akan turun hujan dan tanaman tumbuh subur menghasilkan buah-buahan seperti anggur”, lanjut tafsir Nabi Yusuf AS. Kisah ini bisa dilihat lebih lanjut dalam Al Qur'an surat Yusuf ayat 47, 48, dan 49.

Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa setelah nama baiknya dipulihkan, Yusuf dihadapkan pada Raja. Setelah mereka bercakap-cakap, Raja menyatakan bahwa Yusuf akan diberi kedudukan yang tinggi dan kepercayaan. Nabi Yusuf pun kemudian diangkat menjadi bendaharawan negeri Mesir.

Labels: Kisah Hikmah

Thanks for reading Kisah Nabi Yusuf AS Menafsirkan Mimpi. Please share...!

0 Komentar untuk "Kisah Nabi Yusuf AS Menafsirkan Mimpi"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.