Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang berada di sudut tenggara Ka’bah. Umat Islam meyakini bahwa Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang berasal dari surga, pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail dan yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim AS. Batu ini dulunya memiliki sinar terang dan dapat menerangi seluruh Jazirah Arab. Namun semakin lama, sinarnya semakin meredup hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Di dalam sebuah hadits dijelaskan:
“Hajar Aswad diturunkan dari surga dengan warna yang jauh lebih putih dari susu, kemudian dia menjadi hitam karena dosa-dosa anak cucu Adam.” (HR. Tirmidzi)
gambar via diadona |
Dalam sebuah riwayat menunjukkan bahwa bagian yang tertanam di Ka’bah adalah putih, seperti yang diriwayatkan oleh Mujahid dalam kitab Akhbar Makkah, ia berkata, "Saya melihat ke rukun (Hajar Aswad) tatkala Abdullah bin Zubair membongkar Ka’bah. Ternyata apa yang ada di dalam Ka’ bah itu adalah putih."
Dengan demikian bahwa bagian yang hitam itu disebabkan oleh dosa-dosa manusia dan ini merupakan bagian yang tampak dari Hajar Aswad. Ibnu Zhahirah berkata, “Ketahuilah bahwa jika dosa-dosa itu memberi bekas di Hajar Aswad, maka bekasnya di dalam hati tentu jauh lebih besar dan lebih berat. Karena itu hendaknya setiap orang menjauhi dosa-dosa itu”.
Hajar Aswad dijadikan sebagai tanda untuk memulai thawaf dan mengakhirinya. Sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab Jahiliyah yang melangsungkan ibadah haji peninggalan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail itu, betapapun penyimpangan-penyimpangan telah mereka lakukan, namun mereka tetap memelihara keselamatan Hajar Aswad itu sebagaimana yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il AS.
Ketika Nabi Muhammad masih muda (belum diangkat menjadi rasul), bangunan Ka'bah direnovasi akibat banjir yang melanda Makkah pada saat itu. Saat Hajar Aswad hendak diletakkan kembali pada tempatnya, sempat terjadi perselisihan di antara suku Quraiys mengenai siapa yang berhak untuk menaruhnya. Perselisihan ini akhirnya diselesaikan dengan kesepakatan menunjuk seorang pengadil yang berhak memutuskan. Pilihan tersebut ternyata jatuh pada Al-Amin yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dengan bijaksana Rasulullah SAW berkata kepada mereka, “Berikan padaku sebuah kain”. Kemudian didatangkanlah sebuah kain kepada beliau. Selanjutnya beliau mengambil Hajar Aswad dan menaruhnya dalam kain itu dengan tangannya. Lalu beliau berkata:
”Hendaklah setiap kabilah memegang sisi-sisi kain ini, kemudian angkatlah bersama-sama!”. Mereka kemudian melakukannya dan ketika telah sampai di tempatnya, Rasulullah menaruhnya sendiri dengan tangannya kemudian dibangunlah.
Kesunnahan Mencium Hajar Aswad
gambar via portal jogja |
Mencium Hajar Aswad menjadi salah satu keinginan bagi umat Islam saat menunaikan ibadah haji atau umrah. Mencium Hajar Aswad merupakan amalan dalam rangka mengikuti amaliah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan juga dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Nilai yang menonjol dalam mencium Hajar Aswad adalah nilai kepatuhan mengikuti Sunnah Rasul. Kaitannya dengan hal ini, ada sebuah riwayat tentang sahabat Umar RA, ketika mencium Hajar Aswad ia mengatakan :
“Sungguh aku mengetahui engkau hanyalah batu, sekiranya aku tidak melihat kekasihku Rasulullah SAW telah menciummu dan mengusapmu, niscaya aku tidak akan mengusapmu dan menciummu.” (HR. Ahmad)
Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa ‘Umar menghampiri Hajar Aswad kemudian menciumnya seraya mengatakan :
“Sungguh aku mengetahui bahwa engkau hanyalah batu, kamu tidak mampu memberi mudharat maupun manfaat, sekiranya aku tidak melihat Rasullalh SAW menciummu niscaya aku tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud)
Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan dalam bersikap terhadap Hajar Aswad dengan sangat bijaksana. Jika memungkinkan, saat kita sedang thawaf supaya mencium Hajar Aswad. Namun jika tidak mungkin, cukup menyentuhnya dengan tangan, kemudian mencium tangannya yang telah menyentuh Hajar Aswad itu. Jika masih tidak mungkin, maka cukup berisyarat dari jauh, dengan tangan atau tongkat yang dibawa kemudian menciumnya.
Dengan demikian, mencium Hajar Aswad mencerminkan sikap kepatuhan seorang muslim dalam rangka mengikuti tuntunan Rasulullah SAW. Mengenai kemuliaan Hajar Aswad, sebuah hadits juga menyebutkan:
“Hajar Aswad itu tangan kanan Allah Azza Wajalla di muka bumi. Allah berjabat tangan dengan makhlukNya, seperti seseorang berjabatan tangan dengan saudaranya.,” (HR. Al Khatib dan Ibn ‘Asyakir)
Kabarnya batu Hajar Aswad memiliki aroma yang unik dan merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Pada saat ini, batu Hajar Aswad ditaruh di sisi luar Ka'bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menyentuh dan menciumnya.
Labels:
Mozaik
Thanks for reading Kemuliaan Hajar Aswad dan Kesunnahan Mencium Hajar Aswad. Please share...!
0 Komentar untuk "Kemuliaan Hajar Aswad dan Kesunnahan Mencium Hajar Aswad"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.