Kisah Sahabat Ukasyah RA 'Menagih Hutang' Kepada Nabi SAW

Rasulullah SAW adalah sosok panutan yang begitu dicintai oleh para sahabatnya sehingga betapa sedihnya mereka ketika mengetahui bahwa ajal beliau sudah kian dekat. Sebelum wafat, Rasulullah SAW memang telah jatuh sakit agak lama sehingga keadaan beliau menjadi sangat lemah. Hingga pada suatu ketika, Rasulullah SAW meminta tolong kepada Bilal untuk memanggil semua Sahabat agar datang berkumpul di Masjid.

Kisah Sahabat Ukasyah RA 'Menagih Hutang' Kepada Nabi SAW
via pixabay


Tidak lama kemudian, masjid pun telah dipenuhi oleh para Sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama mereka tidak mendapatkan tausiyah dari beliau. Rasulullah SAW kemudian duduk di atas mimbar. Dengan tubuh lemah dan wajah terlihat pucat, tampak beliau menahan sakit yang tengah dideritanya. Beliau kemudian bertanya kepada para sahabatnya: 

"Wahai sahabat-sahabatku semua.. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan kepada kalian semua bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah?"

Para Sahabat pun menjawab: "Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami semua bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak untuk disembah."

Rasulullah SAW kemudian melanjutkan: "Persaksikanlah ya Allah, Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."

Rasulullah SAW pun bersabda lagi dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat. Hingga akhirnya sampailah pada satu pertanyaan yang menjadikan para Sahabat sedih dan terharu. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah SWT, dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian?. Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut karena aku tidak mau bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan berhutang dengan manusia."

Ketika itu semua Sahabat terdiam. Dalam hati mereka masing-masing berkata, "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah".

Rasulullah SAW kemudian mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba-tiba bangkitlah seorang lelaki yang bernama Ukasyah. Ia adalah salah seorang sahabat yang dikenal sebagai mantan preman sebelum masuk Islam. Ukasyah berkata:

"Ya Rasulullah... Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".

Rasulullah SAW lalu berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".

Maka Ukasyah pun mulai bercerita: "Aku masih ingat ketika perang Uhud dahulu, suatu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda. Namun cemeti tersebut tidak kena pada belakang kuda melainkan justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rasulullah".

Mendengar itu, Rasulullah SAW kemudian berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama."

Dengan suara yang agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu, aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah".

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. Sementara ketika itu sebagian sahabat berteriak marah kepada Ukasyah, "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. Bukankah Baginda sedang sakit?" 

Ukasyah pun tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW kemudian meminta tolong Bilal untuk mengambil cambuk di rumah Fathimah, putrinya. 

Saat Bilal meminta cambuk itu dari Fathimah, Fathimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

Bilal pun menjawab dengan nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah."

Terperanjat dan menangislah Fathimah, seraya berkata: "Kenapa Ukasyah hendak memukul Ayahku Rasulullah?. Ayahku sedang sakit, kalau ia mau memukul, pukullah saja aku anaknya".

Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan di antara mereka berdua".

Bilal kemudian membawa cambuk tersebut ke Masjid dan lantas diberikannya kepada Ukasyah.

Setelah mengambil cambuk itu, Ukasyah berjalan menuju ke hadapan Rasulullah. Tiba-tiba Abu Bakar RA berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah... kalau kamu hendak memukul, pukul saja aku. Aku adalah orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".

Rasulullah SAW bersabda: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah melanjutkan langkahnya menuju ke hadapan Rasulullah SAW. Tiba-tiba Umar bin Khattab RA berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah.. kalau engkau hendak memukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya. Namun itu dulu. Sekarang, tidak boleh ada seorang pun yang boleh menyakiti Rasulullah Muhammad SAW. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku.."

Kemudian dijawab oleh Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Umar. Ini adalah urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah lanjut berjalan menuju ke hadapan Rasulullah, dan tiba-tiba berdirilah Ali bin Abi Thalib RA, sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW. Ali menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husein. Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon:

"Wahai Paman, pukullah kami Paman, Kakek kami sedang sakit, Pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah SAW. Dengan memukul kami, sesungguhnya itu sama dengan memukul kakek kami wahai Paman."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu-cucu kesayanganku, duduklah kalian. Ini adalah urusan kakek dengan paman Ukasyah".

Maka sampailah Ukasyah di hadapan Rasulullah SAW. Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata:

"Bagaimana aku hendak memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini". 

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat untuk memapahnya ke bawah. Rasulullah SAW kemudian didudukkan pada sebuah kursi.

Dengan suara tegas, Ukasyah pun berkata lagi: "Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju Ya Rasulullah."

Mendengar perkataan Ukasyah, Para sahabat pun menjadi sangat geram. Namun mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa. Tanpa berlama-lama dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW pun membuka bajunya. Terlihatlah tubuh Rasulullah yang sangat indah, dengan beberapa batu terikat di perut Rasulullah, pertanda Rasulullah sedang menahan lapar. Rasulullah SAW lalu berkata:

"Wahai Ukasyah, Segeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Allah SWT akan murka kepadamu."

Tiba-tiba Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW. Cambuk di tangannya ia buang jauh-jauh. Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya sambil menangis sejadi-jadinya. 

Ukasyah kemudian berkata: 

"Ya Rasulullah, Ampuni aku, Maafkan aku. Mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu, karena Engkau pernah mengatakan bahwa "Barang siapa yang kulitnya pernah bersentuhan denganku, maka diharamkan api neraka atasnya."

"Seumur hidupku aku bercita-cita agar dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah..."

Rasulullah SAW pun tersenyum dan berkata:

"Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat Ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah!" 

Melihat hal itu, para sahabat pun menitikkan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW. Itulah bukti kecintaan para sahabat kepada Kekasih Allah SWT. Allaahumma Shalli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad.

Labels: Kisah Hikmah

Thanks for reading Kisah Sahabat Ukasyah RA 'Menagih Hutang' Kepada Nabi SAW. Please share...!

0 Komentar untuk "Kisah Sahabat Ukasyah RA 'Menagih Hutang' Kepada Nabi SAW"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.