Awal Mula Penggunaan Kalender Jawa

Awal Mula Penggunaan Kalender Jawa

kalender jawa
via kompas.com 

Kalender Jawa (Penanggalan Jawa) adalah sistem penanggalan yang diciptakan pada masa pemerintahan Sultan Agung (Raja Mataram Islam) yang berkuasa dari tahun 1613 hingga 1645 M. Kalender ini memakai dua siklus hari yaitu siklus mingguan (saptawara) yang terdiri dari tujuh hari (Ahad sampai Sabtu) dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima hari pasaran (Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi/manis). Keistimewaan penanggalan ini yaitu merupakan perpaduan antara sistem penanggalan Islam, Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat.

Keberadaan kalender Jawa memang tidak bisa dilepaskan dari peran Sultan Agung, Raja Mataram terbesar yang memiliki gelar lengkap Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati Ing Alaga Ngabdurrahman. Di bawah pemerintahannya, Mataram mencapai puncak kejayaannya. Berbagai aspek seni budaya berkembang dengan pesat baik seni tari, seni pahat, seni suara dan seni sastra. Kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan Jawa juga turut berkembang pesat, salah satunya yaitu dengan terciptanya kalender Jawa. 

Pada masa itu, sistem penanggalan ini digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai wilayah pecahannya yang mendapat pengaruh Mataram. Sang Raja Mataram, Sultan Agung, memang dikenal sebagai seorang raja yang berusaha membuat suasana harmonis antara kebudayaan Jawa dengan nilai-nilai Islam. Oleh karenanya, beliau menghendaki adanya sistem penanggalan tersendiri bagi orang Jawa yang dihasilkan dari perpaduan antara kebudayaan asli jawa, kebudayaan Hindu/ Budha (India), dan kebudayaan Islam. 

Sebelum tahun 1633 Masehi, Kesultanan Mataram menggunakan Kalender Saka yang didasarkan pada peredaran matahari (tarikh syamsiah), yang merupakan perpaduan perhitungan kalender jawa dengan kalender Hindu. Sementara saat agama Islam telah semakin berkembang di Jawa, masyarakat pesantren biasa menggunakan kalender Hijriah yang didasarkan pada peredaran bulan (tarikh Qomariyah). 

Sultan Agung bermaksud memadukan tradisi masyarakat kejawen yang masih menggunakan Kalender Saka dengan tradisi pesantren yang sudah menggunakan Kalender Hijriah. Oleh karena itulah sejak tahun 1633 M (1555 Saka) Sultan Agung merubah kalender Saka menjadi kalender Hijriah yang dipadukan dengan tradisi-tradisi Jawa. Perubahan sistem kalender ini juga dimaksudkan agar hari-hari raya Islam seperti Maulid Nabi, Idul Fitri dan Idul Adha yang biasa dirayakan di keraton Mataram (biasa disebut Grebeg) dapat dilaksanakan pada hari dan tanggal yang sesuai dengan ketentuan dalam kalender Hijriah. 

Pada waktu itu, kalender Saka sendiri sudah berjalan sampai akhir tahun 1554. Angka tahun 1554 itu kemudian diteruskan dalam kalender Hijriah (Islam) dengan angka tahun 1555, meskipun dasar perhitungan keduanya berbeda. Saat itu, perubahan kalender di jawa ini terjadi dan mulai diberlakukan pada hari Jum'at Legi tanggal 1 Sura tahun Alip 1555, tepat pada tanggal 1 Muharram tahun 1043 Hijriah, dan bersamaan dengan tanggal 8 Juli 1633 Masehi. 

Ide besar Sultan Agung ini didukung oleh para Ulama dan abdi dalem keraton, khususnya para tokoh pakar yang menguasai ilmu falak atau ilmu perbintangan. Kalender ini kemudian juga diberlakukan di seluruh wilayah Kesultanan Mataram meliputi seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi (Blambangan). 

Sistem kalender baru ini kemudian disebut juga dengan Kalender Sultan Agung atau Anno Javanico. Adapun sekarang, kalender (penanggalan) ini lebih dikenal sebagai kalender Jawa. 

Nama-Nama Bulan dalam Kalender (Penanggalan) Jawa


Nama-nama bulan dalam kalender Jawa sebagian diambil (serapan) dari Kalender Hijriyah dengan nama-nama Arab dan sebagian lagi menggunakan nama dalam bahasa Sanskerta dan Melayu. 

No.  Nama Bulan Jumlah hari
Sura 30
Sapar 29
Mulud atau Rabingul awal 30
Bakda Mulud atau Rabingulakir 29
Jumadilawal 30
Jumadilakir 29
Rejeb 30
Ruwah (Arwah, Saban) 29
Pasa (Puwasa, Siyam, Ramelan) 30
10  Sawal 29
11  Séla (Dulkangidah, Apit) 30
12  Besar (Dulkahijjah) 29/30


Selengkapnya
Berbagai Perayaan Tahun Baru Yang ada di Indonesia

Berbagai Perayaan Tahun Baru Yang ada di Indonesia


Mengawali pergantian tahun, kita mesti menghatur syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia usia yang masih bisa bertemu dengan tahun baru 2023 ini. Tentunya dalam berjalannya waktu, bergantinya hari dan berlalunya bulan dan tahun, terdapat pelajaran berharga bagi kita yang mau merenungkannya. Disamping mensyukuri anugrah nikmat tiada terkira yang kita rasakan selama ini, tahun baru juga menjadi harapan bagi kita agar bisa menjadi lebih baik lagi dalam menjalani hidup ini. 

Demi tercapainya hal itu, berbagai resolusi pun dibuat agar semua impian dan harapan berwujud kesuksesan akan dapat direngkuh pada tahun yang baru berganti ini. Tahun baru memang kerap diisi dengan berbagai perayaan. Seperti halnya tahun ini, perayaan tahun baru pun dirayakan hampir diseluruh dunia untuk menyambut pergantian tahun yang terjadi. Meski demikian, alangkah baiknya jika tahun baru juga diisi doa bersama untuk kebaikan dalam menjalani hidup. Tahun baru tidak mesti harus dirayakan dengan meriah, namun mesti diperingati sebagai ajang perenungan menuju arah hidup yang lebih baik lagi. 

Tahun Baru 2023
via shutterstock

Tahun yang baru saja datang kali ini adalah Tahun baru Masehi, yang dibuat berdasarkan kalender Masehi. Menurut sejarah, konon Tahun baru Masehi pertama kali dirayakan oleh kaisar Romawi, Julius Caesar pada tanggal 1 Januari 45 SM. Kalender Masehi sendiri memiliki 12 bulan atau 52 minggu yang dibuat berdasarkan pola pergerakan matahari. Sebagai penanggalan yang berlaku di seluruh dunia, maka tidak heran jika perayaan tahun baru Masehi selalu dirayakan dengan meriah setiap tahunnya. 

Selain tahun baru Masehi, di Indonesia sendiri sebetulnya terdapat berbagai moment pergantian tahun yang juga diperingati setiap tahunnya. Karena menggunakan kalender dan perhitungan yang berbeda, tentunya awal mula atau jatuhnya tahun baru kalender-kalender tersebut juga berbeda. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut berbagai peringatan tahun baru yang ada di Indonesia. 

1. Tahun Baru Hijriyah


Tahun Baru Islam
via republika.co.id

Tahun Baru Hijriyah atau disebut juga tahun baru Islam merupakan tahun baru yang diperingati oleh umat Islam sedunia. Berbeda dengan kalender Masehi, tahun Baru Hijriyah menggunakan pola pergerakan bulan sebagai patokannya. Tahun baru Hijriyah juga dibuat untuk menandai peristiwa penting dalam sejarah Islam, yakni peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekkah menuju Madinah pada tahun 622 M. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1 Muharram, sehingga diambil sebagai awal perhitungan bagi kalender Hijriyah. 

Penetapan ini juga untuk mengenang perubahan paradigma di mana pertama kali dalam sejarah Islam seorang Nabi dan Rasul membentuk pemerintah dengan segala kesulitan dan berhasil membuat hubungan diplomatik dengan beberapa negara serta menyampaikan dakwah Islam secara global sehingga Islam dapat tersebar merata ke seluruh penjuru dunia. Di beberapa daerah di Indonesia, perayaan tahun baru Hijriyah biasanya diisi dengan pawai keliling sambil bersenandung sholawat dan takbir, serta pembacaan doa awal dan akhir tahun.

2. Tahun Baru Saka


Tahun Baru Saka
via kontan.co.id

Tahun baru Saka biasa diperingati oleh umat Hindu di Bali dengan tradisi Nyepi, dimana para umat Hindu berusaha untuk tidak melakukan aktivitas apapun yang mengundang kebisingan. Sistem penanggalan yang digunakan adalah berdasarkan kalender Saka, yang konon berasal dari India dan kira-kira dimulai sejak tahun 78 Masehi. Saat Hari Raya Nyepi, para umat Hindu akan melakukan amati geni, yaitu mengadakan Samadhi pembersihan diri secara lahir dan batin.

Hari Raya Nyepi atau tahun Baru Saka jatuh pada hitungan Tilem Kesanga, dimana hari itu diyakini saat yang baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan hari penyucian para dewa yang berada di pusat samudra yang akan datang ke dunia dengan membawa air kehidupan (amarta) untuk kesejahteraan manusia dan umat Hindu di dunia. Saat melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi manusia yang bersih dan suci lahir batin, segala aktifitas yang ada seperti di Bali pun ditiadakan, biasanya hanya rumah sakit saja fasilitas umum yang buka.

3. Tahun Baru Jawa


Tahun Baru Jawa
via athisa88.files.wordpress

Tahun Baru Jawa merupakan awal tahun dalam Penanggalan Jawa. Sistem penanggalan ini dibuat oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyakrakusuma dan digunakan oleh Kesultanan Mataram dan kerajaan pecahannya. Penanggalan ini memiliki keistimewaan karena memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat. 

Perayaan tahun baru Jawa biasa dilakukan pada malam 1 Suro (Muharram) dengan menyucikan diri berikut benda-benda yang diyakini sebagai pusaka. Berbagai ritual perayaan juga dilakukan untuk menyambut malam keramat ini. Iring-iringan rombongan masyarakat atau yang biasa disebut kirab menjadi salah satu hal yang bisa kita lihat dalam ritual tradisi masyarakat jawa saat menyambut tahun baru Jawa. Perayaan Tahun baru ini memang lebih menekankan unsur tradisi dan spritual, sebab bagi orang jawa, malam Satu Suro adalah malam yang keramat.

4. Tahun Baru Sunda


Tahun Baru Sunda
via jabarekspres.com

Tahun baru Sunda dikenal juga dengan Pabalu Sunda, yang dibuat berdasarkan kalender Sunda dan dirayakan oleh masyarakat tradisional Sunda di Indonesia. Kalender Sunda memiliki sistem hari, minggu, dan bulan yang hampir sama dengan kalender Masehi, yang membedakannya adalah penamaannya. Kalender Sunda mempunyai nama-nama hari, minggu, dan bulan yang berbeda. Pada sistem penanggalan Sunda, pergantian hari terjadi pada sore hari, yakni saat bulan separuh terang dan separuh gelap.

Tahun baru Sunda jatuh pada 1 Suklapaksa, bulan Kartika atau berkisar pada bulan agustus akhir di kalender Masehi. Perayaan tahun baru Sunda ini memang sebelumnya jarang terdengar, namun belakangan mulai banyak usaha yang dilakukan untuk melestarikan budaya Sunda, salah satunya dengan merayakan tahun baru Sunda. Acara yang dilakukan untuk menyambut tahun baru Sunda biasanya berupa pesta perayaan berbalut pesta seni kebudayaan masyarakat Sunda.

5. Tahun Baru Imlek


Hari Raya Imlek
via today.line.me

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan yang penting bagi masyarakat keturunan etnis China (Tionghoa). Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Banyak rangkaian perayaan yang dilakukan orang Tionghoa dalam menyambut tahun baru Imlek ini. Di Indonesia, perayaan Imlek juga cukup beragam sesuai adat dan tradisi wilayah masing-masing. 

Tradisi Tahun Baru Imlek identik dengan warna merah, karena dalam budaya Tionghoa, merah adalah warna keberuntungan. Saat perayaan berlangsung, biasanya acara diisi dengan perjamuan makan malam bersama keluarga, tradisi Barongsai, berbagi angpau, penyulutan kembang api dan hal-hal yang berbau kebisingan. Mereka percaya bahwa suara bising yang disebabkan oleh pesta dan petasan dapat mengusir roh-roh jahat yang membawa nasib buruk, sehingga harapannya perayaan tersebut akan mengundang keberuntungan di tahun yang baru tersebut. 

Demikianlah beberapa peringatan dan perayaan Tahun Baru yang ada di Indonesia. Selamat Tahun Baru 2023, Semoga Hidup menjadi lebih baik. Amiin.

Selengkapnya
Khasiat Yang Terkandung dari Ayat-Ayat Al Qur'an

Khasiat Yang Terkandung dari Ayat-Ayat Al Qur'an

Di antara cabang dalam disiplin ilmu Al Qur'an adalah ilmu khawashsh al Qur'an, yaitu ilmu yang menerangkan tentang khasiat-khasiat yang dikandung oleh ayat-ayat al Qur'an. Para pakar ilmu al Qur'an seperti al-lmam al-Muhaddits Badruddin al-Zarkasyi dalam al-Burhan fi Ulum al Qur'an dan al-Hafizh al-Suyuthi dalam al Itqan fi 'Ulum al Qur'an, membuat satu bab khusus tentang khawashsh al Qur'an. 

Al Qur'an sebagai obat penawar


Ada sekian banyak dalil yang menjelaskan bahwa Al Qur'an memiliki sekian banyak khasiat bagi kebutuhan manusia di dunia. Dalam al Qur'an al-Karim, Allah SWT berfirman: 

وَنُنَزِّلُ مِنَ الۡـقُرۡاٰنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحۡمَةٌ لِّـلۡمُؤۡمِنِيۡنَ‌ۙ

Dan kami turunkan dari al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. al-lsra' : 82). 

Menurut Ibnu Qayyim al Jauziyyah, ayat ini memberikan penjelasan bahwa seluruh kandungan al Qur'an itu dapat menjadi penyembuh yang sempurna dari segala penyakit, pelindung yang bermanfaat dari segala mara bahaya, cahaya hidayah dari segala kegelapan dan rahmat yang merata bagi orang-orang yang beriman. Dalam konteks ini, Ibnu Qayyim mengatakan dalam kitabnya Zad al Ma'ad (4/162): 

“Dan telah diyakini bahwa sebagian perkataan manusia memiliki sekian banyak khasiat dan aneka kemanfaatan yang dapat dibuktikan. Apalagi ayat-ayat al Qur'an selaku firman Allah, Tuhan semesta alam, yang keutamaannya atas semua perkataan sama dengan keutamaan Allah atas semua makhluk-Nya. Tentu saja, ayat-ayat al Qur'an dapat berfungsi sebagai penyembuh yang sempurna, pelindung yang bermanfaat dari segala marabahaya, cahaya yang memberi hidayah dan rahmat yang merata. Dan andaikan al Qur'an itu diturunkan kepada gunung, niscaya ia akan pecah karena keagungannya. Allah telah berfirman: “Dan kami turunkan dari al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. al Isra': 82). Kata-kata “dari al Qur'an”, dalam ayat ini untuk menjelaskan jenis, bukan bermakna sebagian menurut pendapat yang paling benar. (Ibn al Qayyim, Zad al-Ma'd, 2/162).

Al-Hafizh al-Dzahabi dalam kitabnya 'al Thibb al-Nabawi' (hal. 165) secara lebih gamblang juga menyebutkan:

"Yakni, Kami (Allah SWT) menurunkan al Qur'an yang semuanya dapat berfungsi sebagai penyembuh..." 

Dari pernyataan-pernyataan di atas ada beberapa kesimpulan yang dapat kita petik, yaitu: 

Pertama, sebagian perkataan manusia diyakini memiliki sekian banyak khasiat dan faedah yang dapat dibuktikan melalui percobaan. 

Kedua, seluruh ayat-ayat al Qur'an al-Karim -yang tentu lebih utama daripada perkataan manusia-, jelas lebih banyak kandungan khasiat dan manfaatnya bagi kehidupan daripada perkataan manusia. 

Ketiga, ayat-ayat al Qur'an dapat berfungsi sebagai penyembuh dan penawar yang sempurna dari segala penyakit. 

Keempat, ayat-ayat al Qur'an dapat berfungsi sebagai pelindung yang bermanfaat dari segala marabahaya dan kejahatan. 

Kelima, ayat-ayat al Quran dapat berfungsi sebagai cahaya petunjuk dari kegelapan.

Keenam, ayat-ayat al Qur'an dapat berfungsi sebagai rahmat yang merata bagi orang-orang yang beriman. 

Kaitannya dengan hal ini, ada sebuah kisah menarik yang dijabarkan dalam sebuah hadits dari Abu Sa'id al-Khudri RA:

“Abu Said al-Khudri RA berkata: “Suatu ketika beberapa orang sahabat Rasulullah SAW bepergian, hingga sampai pada satu perkampungan Arab. Mereka meminta penduduk kampung Arab itu agar menerima mereka sebagai tamu, tetapi mereka menolaknya. Lalu kepala suku kampung itu tersengat kalajengking beracun. Akhirnya penduduk kampung itu berupaya menolong kepala sukunya dengan segala cara, akan tetapi hasilnya nihil. Lalu sebagian mereka berkata: “Bagaimana kalau kita mendatangi rombongan yang lagi singgah itu, barangkali di antara mereka dapat menolong”. 

Kemudian mereka mendatanginya, dan berkata: “Wahai rombongan, kepala suku kami disengat kalajengking. Kami sudah berusaha menolongnya dengan segala cara, tapi hasilnya nihil, Apakah di antara kalian ada yang bisa membantu?”. 

Sebagian mereka (para sahabat Nabi) menjawab: “Ya, demi Allah saya bisa meruqyah. Tetapi kalian telah menolak kami sebagai tamu. Jadi saya tidak mau meruqyah sehingga kalian menjanjikan upah buat kami”. Lalu mereka menyetujui dengan imbalan beberapa ekor kambing. 

Salah seorang sahabat kemudian meruqyahnya dan membaca surah al-Fatihah. Setelah itu sang kepala suku langsung sembuh. Ia segera dapat berjalan tanpa merasakan sakit sama sekali. 

Abu Sa'id al-Khudri berkata: “Lalu mereka memenuhi upah yang dijanjikan”. Sebagian rombongan mengatakan: “Bagi-bagi”. Lalu yang meruqyah berkata: “Jangan dulu, sehingga kita mendatangi Rasulullah SAW, kita laporkan apa yang terjadi. Kita lihat apa perintah beliau”. 

Lalu mereka mendatangi Rasulullah SAW dan menceritakan kejadiannya. Rasulullah SAW bersabda: “Jadi kamu tahu kalau itu ruqyah?” Beliau bersabda: “Kalian benar, bagi-bagikan hasilnya. Dan saya minta bagian juga”. 

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (2115), Muslim (2201), Abu Dawud (3900), al-Tirmidzi (2064), al-Nasa'i dalam 'Amal al Yaum wa al-Lailah (1028), dan Ibn Majah (2156). Hadits ini juga menunjukkan bahwa sesuatu yang belum pernah diajarkan oleh Rasulullah belum tentu jelek dan keliru. Hadits ini juga menunjukkan bahwa al Qur'an itu dapat digunakan sebagai penyembuh. 

Selain sebagai penyembuh, al Qur'an juga dapat digunakan sebagai pelindung dari segala marabahaya dan kejahatan. Sebuah hadits menyebutkan:

Khaulah binti al Hakim al Salamiyah RA berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa singgah di suatu tempat lalu mengatakan: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan Allah”, maka ia tidak akan ditimpa oleh marabahaya apapun sampai ia pergi dari tempat singgahnya itu.” (HR. Muslim) 

Hadits ini mengajarkan kita agar berlindung dengan kalimat-kalimat Allah, dan tentu saja termasuk al Qur'an al Karim, dari marabahaya dan kejahatan yang mungkin mengancam kita di suatu tempat. Sebenarnya hadits-hadits seperti di atas ini ada banyak sekali dan dapat dirujuk dalam kitab-kitab karya Ulama Salaf. 

Pengamalan Ulama Salaf Terkait Khasiat dari Ayat-Ayat Al Qur'an


Menurut al Hafizh al Suyuthi dalam al-Itqan fi 'Ulum al Qur'an, ada dua cara untuk mengetahui khasiat-khasiat yang dikandung al Qur' an al Karim. Pertama yaitu melalui keterangan dan hadits-hadits Rasulullah SAW. Kedua, melalui pengamalan orang-orang yang saleh. 

Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh khasiat-khasiat al Qur'an berdasarkan pengamalan dari Ulama Salaf yang Saleh. 

1. Abdurrahman bin 'Auf RA

Al-lmam al-Muhaddits Badruddin al-Zarkasyi menyebutkan dalam kitabnya al Burhan fi' Ulum al Qur'an (1/434) bahwa Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA pernah menuliskan huruf-huruf yang ada di permulaan surat-surat Al Qur' an untuk tujuan menjaga harta benda dan perkakas rumahnya, sehingga semuanya aman dan terjaga. 

2. Imam Sufyan al-Tsauri RA

Al lmam Sufyan al-Tsauri, salah seorang ulama salaf terkemuka, pernah menuliskan untuk wanita yang akan melahirkan pada lembaran yang digantungkan di dadanya, yaitu ayat 1 - 4 Surat Al Insyiqaq: 

اِذَا السَّمَاۤءُ انْشَقَّتْۙ. وَاَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْۙ. وَاِذَا الْاَرْضُ مُدَّتْۙ. وَاَلْقَتْ مَا فِيْهَا وَتَخَلَّتْۙ 

3. Imam Syafi'i RA

Seorang laki-laki mengeluh kepada Imam al Syafi'i tentang matanya yang rabun. Lalu beliau menuliskan ayat (Surat Qaf ayat 22): 

 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاۤءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيْدٌ

lalu tulisan tersebut dijadikan kalung oleh laki-laki ini, sehingga matanya segera pulih dan dapat melihat dengan baik. 

4. lmam Ahmad bin Hanbal RA

Ibnu Qayyim meriwayatkan dalam Zad al Ma'ad fi Hady Khair al Ibad (4/326), bahwa al-Marwazi berkata: “Aku pernah terserang penyakit demam dan didengar oleh Abu Abdillah al lmam Ahmad bin Hanbal. Lalu beliau menuliskan pada satu kertas untukku: 

Doa dari Imam Ahmad


Dalam ta'widz yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal di atas mengandung tawassul dengan Nama Allah, nama Muhammad Rasulullah SAW, dan ayat-ayat al Qur'an. Ta'widz dari lmam Ahmad bin Hanbal ini, juga dianjurkan untuk diamalkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitabnya Zad al Ma'ad. 

5. Imam Ilkiya al-Harrasi RA

Al Imam Ilkiya al-Harrasi, faqih bermadzhab Syafi'i yang sangat populer dan rekan lmam Hujjatul Islam  Al Ghazali, apabila dalam perjalanan beliau membaca huruf-huruf yang terdapat di permulaan surat-surat. Dan ketika beliau ditanya tentang hal itu, beliau menjawab: “Orang yang membaca atau menyimpan tulisan huruf-huruf itu, akan terjaga dirinya dan harta bendanya dari marabahaya.” 

6. Ibnu Taimiyah al-Harrani 

Ibnu Qayyim meriwayatkan dalam Zad al Ma'ad (4/326), bahwa Ibnu Taimiyah pernah menuliskan ayat berikut ini (Surat Hud Ayat 44) bagi orang yang mimisan atau keluar darah dari hidungnya. 

وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Ibnu Taimiyah menuliskan ayat ini di dahi orang yang hidungnya keluar darah. Ibnu Taimiyah berkata: “Beberapa kali aku melakukannya, dan berhasil sembuh”. 

Berdasarkan pengamalan-pengamalan dari ulama terkemuka di atas, dapat disimpulkan bahwa ayat-ayat al Qur'an, dipastikan memiliki sekian banyak khasiat dan manfaat dalam segala kebutuhan umat manusia. Tentu saja khasiat dan manfaat ayat-ayat al Qur'an tersebut hanya dapat diketahui melalui nash-nash dari Nabi SAW atau pengamalan orang-orang saleh. Wallaahu A'lam


Selengkapnya
Destinasi Tempat-Tempat Ziarah di Makkah dan Madinah, Saudi Arabia

Destinasi Tempat-Tempat Ziarah di Makkah dan Madinah, Saudi Arabia

Meski tidak termasuk dalam rangkaian ibadah haji, alangkah baiknya jika kita sempatkan untuk mengunjungi atau berziarah ke tempat-tempat bersejarah yang ada di sekitar kota Makkah maupun kota Madinah. Ziarah atau kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat dari dekat tempat-tempat bersejarah dan menyaksikan secara nyata tempat-tempat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan agama Islam, agar dapat mempertebal keimanan.

Hukum asal berziarah ke tempat-tempat bersejarah tersebut adalah mubah. Namun bila dilaksanakan dengan niat yang baik untuk menambah iman dan keyakinan terhadap kebenaran ajaran Islam, maka hukumnya menjadi sunnah. Lain halnya jika dilaksanakan dengan cara berlebihan, misalnya dengan cara mengeramatkan tempat-tempat tersebut sehingga menimbulkan kemusyrikan, maka hukumnya menjadi haram. 

Tempat-Tempat Ziarah di Makkah


Selain Ka'bah di Masjidil Haram, ada beberapa tempat yang bisa kita tuju saat hendak berziarah ke tempat-tempat suci atau tempat bersejarah di sekitar Makkah, antara lain sebagai berikut:

1. Jabal Nur dan Gua Hira


jabal Nur dan gua Hira
via duniatimteng.id

Di sebelah utara Masjidil Haram lebih kurang 6 km terdapat sebuah gunung yang disebut Jabal Nur. Untuk mendaki ke atas memerlukan waktu kurang lebih 1 jam. Di puncaknya, agak menurun sedikit, terdapat sebuah gua yang cukup untuk duduk 4 orang, tinggi di dalamnya setinggi orang berdiri. Gua tersebut dikenal dengan nama Gua Hira. 

Gua ini terletak pada tebing menanjak yang agak curam walau tidak terlalu tinggi, oleh karena itu untuk menuju gua itu setiap orang harus memiliki fisik yang kuat. Jabal Nur dan Gua Hira ini sangat penting dalam sejarah Islam, karena di gua inilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al ‘Alaq dari ayat 1 sampai dengan ayat 5.

2. Jabal Tsur


jabal Tsur
via travelumroh.co.id

Di sebelah selatan Masjidil Haram sejauh kurang lebih 6 km terdapat Jabal Tsur. Di Jabal Tsur ini, Rasulullah SAW bersama dengan Abu Bakar RA pernah bersembunyi waktu hendak hijrah ke Madinah. Menurut riwayat, setelah Rasulullah SAW selamat dari kepungan kaum kafir Quraisy di rumahnya, maka beliau dengan diam-diam menyinggahi Abu Bakar RA. 

Dari rumah Abu Bakar beliau bersama-sama dengan Abu Bakar lebih dahulu berlindung menyembunyikan dirinya di sebuah gua di Jabal Tsur kemudian menuju Madinah. Jika ingin masuk ke dalam gua tersebut kita harus bertiarap dan setelah masuk hanya dapat duduk saja. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1 setengah jam.

3. Jabal Rahmah


jabal Rahmah
via kompas.com

Di padang Arafah terlihat sebuah bukit yang atasnya terdapat tugu, bukit tersebut bernama Jabal Rahmah. Jabal Rahmah merupakan sebuah bukit dengan ketinggian 70 meter yang terletak 25 kilometer sebelah tenggara Kota Makkah. Bukit ini berada di selatan Padang Arafah, tempat jamaah haji berwukuf tanggal 9 Dzulhijah. 

Disebut Jabal Rahmah (artinya bukit kasih sayang) karena menurut riwayat sewaktu Nabi Adam AS dan Siti Hawa turun dari surga, keduanya terpisah dalam kurun waktu yang cukup lama sampai 100 tahun. Antara satu dengan yang lain saling mencari, hingga akhirnya keduanya bertemu di Padang Arafah dan berkumpul di Jabal Rahmah.

4. Masjid Jin


masjid Jin
via detik.com

Masjid Jin terletak di dekat Ma’la, sekitar dua kilometer arah utara dari Masjidil Haram. Penamaan masjid ini berkaitan erat dengan suatu peristiwa tentang bangsa jin dan dakwah Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Tempat ini dahulu digunakan oleh Rasulullah untuk membaiat jin dan sekaligus mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. 

Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Al-Bai’ah, karena masjid ini menjadi tempat serombongan jin melakukan baiat. Masjid ini ada kaitannya dengan ayat Al Qur’an surah Al Jin. Dalam Asbabun Nuzulnya, ayat-ayat tersebut diturunkan kepada Nabi Muhammad terkait pertemuan Rasulullah SAW dengan jin di tempat ini.

Tempat-Tempat Ziarah di Madinah


Setelah mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Makkah, kita juga bisa berziarah ke beberapa tempat-tempat bersejarah yang berada di Madinah. Berikut ini di antara beberapa tempat-tempat bersejarah tersebut:

1. Masjid Nabawi dan Makam Rasulullah SAW


Masjid Nabawi dan Makam Nabi
Masjid Nabawi dan Makam Nabi

Masjid Nabawi menjadi tempat paling suci kedua dalam agama Islam setelah Masjidil Haram di Makkah. Bangunan Masjid Nabawi yang ada sekarang ini ditambah dengan halamannya sudah mencukupi hampir keseluruhan luas kota Madinah pada zaman Nabi SAW. 

Termasuk kuburan (Maqbarah) Baqi’ yang dahulu berada di pinggir kota Madinah sekarang ini berada di pinggir halaman masjid. Bahkan makam Nabi Muhammad SAW kini termasuk di dalam bangunan masjid. Areal makam yang dahulu dinamakan Masqurah ini di dalamnya terdapat 3 buah makam, yaitu makam Rasulullah SAW, Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA.

2. Makam Baqi'


pemakaman Baqi'
via liputan6.com

Baqi’ adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman Jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah juga dimakamkan di Baqi’, letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di situ dimakamkan Usman bin Affan (khalifah ketiga) dan para istri Nabi yaitu Siti Aisyah, Ummi Salamah, Juwairiyah, Zainab, Hafsah binti Umar bin Khattab dan Mariyah Al Qibtiyah. 

Putera dan puteri Rasulullah juga dimakamkan di situ di antaranya yaitu Ibrahim, Siti Fatimah, Zainab bin Ummu Kulsum. Pemakaman ini dikenal juga dengan nama Baqi’ Al Gorqod, karena di sini dahulu kala tumbuh pohon-pohon Gorqod sejenis pohon-pohon yang berdaun kecil.

3. Masjid Quba


masjid Quba
via malangtimes.com

Masjid Quba adalah sebuah masjid yang terletak di daerah Quba, atau terletak lebih kurang 5 km sebelah barat daya Madinah. Masjid Quba adalah masjid yang pertama-tama didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dan masjid ini dibangun oleh Nabi Muhammad SAW 2 kali, pertama ketika kiblatnya menghadap Baitul Maqdis dan kedua ketika kiblatnya menghadap Baitullah. 

Dalam membangun masjid ini beliau dibantu Malaikat Jibril yang memberi petunjuk kiblat masjid tersebut. Di masjid ini pula pertama kali diadakan shalat berjamaah secara terang-terangan. Letak masjid Quba saat ini berada di sudut perempatan jalan tidak jauh dari jalan yang menghubungkan Madinah-Makkah-Jeddah. 

4. Jabal Uhud (Bukit Uhud) 


jabal Uhud
via okezone.com

Jabal Uhud adalah nama dari sebuah gunung di utara kota Madinah dengan ketinggian sekitar 1077 meter. Jabal Uhud merupakan bukit terbesar dan tertinggi di Madinah. Letaknya lebih kurang 5 km dari pusat kota Madinah, berada di pinggir jalan lama Madinah-Makkah. 

Di lembah bukit ini pernah terjadi perang dahsyat (perang Uhud pada tahun ke 3 H) antara kaum muslimin sebanyak 700 orang melawan kaum musyrikin Makkah sebanyak 3000 orang. Dalam pertempuran tersebut yang gugur sampai 70 orang syuhada, antara lain yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW. 

5. Masjid Qiblatain


masjid Qiblatain
via wikipedia

Masjid ini mulanya dikenal dengan nama masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas tanah bekas rumah Bani Salamah. Pada permulaan Islam, umat Islam saat shalat menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerusalem. Pada tahun ke 2 H hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di masjid Bani Salamah ini, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat 144. 

Saat itu, mula-mula Rasulullah SAW shalat menghadap ke arah masjid Aqsa tetapi setelah turun ayat tersebut, beliau menghentikan sementara, kemudian meneruskan shalat dengan memindahkan arah menghadap ke Masjidil Haram. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua. 

Itulah di antara beberapa tempat suci dan bersejarah yang biasa menjadi destinasi kunjungan (ziarah) bagi umat Muslim ketika berada di Makkah dan Madinah. Semoga bermanfaat.

Selengkapnya
Sejarah Asal Usul Air Zam-zam dan Faedah-Faedah Meminumnya

Sejarah Asal Usul Air Zam-zam dan Faedah-Faedah Meminumnya

Setelah membawa Siti Hajar dan putranya, Nabi Ismail ke Mekkah, Nabi Ibrahim kemudian berdoa kepada Allah SWT, "Ya Allah, aku telah tempatkan istri dan keturunanku di dekat rumah-Mu (Baitullah) dilembah yang sunyi dari tanaman dan manusia, agar mereka mendirikan shalat dan beribadah kepadaMu, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rizki dari buah-buahan yang lezat, mudah-mudahan mereka bersyukur kepadaMu.

Setelah memanjatkan do‘a, Nabi Ibrahim kembali ke Palestina untuk hidup bersama Siti Sarah. Dengan menahan rasa sedih, Ia pasrahkan semuanya kepada Allah. Siti Hajar dan Ismail ditinggalkannya hidup di lembah padang pasir yang sunyi di antara bukit-bukit batu yang kokoh berbekal iman dan taqwa serta persediaan ala kadarnya. Seiring waktu, perbekalanpun akhirnya menipis dan habis sama sekali. Tangis pilu bayi dan perihnya perut yang kosong, tidak menghalangi Siti Hajar untuk berdo'a dan berusaha mencari karunia Allah. 

Munculnya Air Zamzam


Siti Hajar mondar-mandir sembari berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwa tidak kurang tujuh kali, namun karunia Allah yang diharapkan berupa air untuk sekedar membasahi tenggorokan yang kering, tidak juga ia dapatkan. Maka bersujudlah ia kepada Allah sembari memohon karuniaNya. Dan Allah kemudian menunjukkan karuniaNya. Melalui kaki mungil Ismail, tiba-tiba memancarlah air dari dalam tanah. Itulah air zam-zam yang kita kenal sekarang. 

Riwayat lain menyebutkan bahwa saat Siti Hajar mondar mandir antara Shafa dan Marwa, pada saat lari yang ketujuh dia mendengar suara orang yang memanggil-manggil, padahal di sekitar tempat itu tidak ada orang kecuali ia dan Ismail. Siti Hajar pun berseru, "Aku dengar suaramu, tolonglah aku kalau engkau orang baik”. Maka muncullah Malaikat Jibril yang kemudian menghentakkan tumitnya di tanah, lalu memancarlah air di tempat itu. Dengan tergesa-gesa, Siti Hajar kemudian membendungi air dengan tanah dan pasir agar tidak mengalir kemana-mana. Maka disebutlah air itu dengan nama "Zamzam", artinya air yang gemercik tapi terkumpul. 

Air zamzam sengaja diberikan oleh Allah mula-mula kepada Ismail dan Ibunya Siti Hajar, kemudian oleh mereka berdua diberikan kepada siapa saja yang memerlukan. Ini terbukti setelah beberapa hari Siti Hajar dan anaknya tinggal di dekat air itu, datanglah kepadanya dua orang dari suku Jurhum yang mewakili bangsanya untuk berkenalan sekaligus meminta izin untuk memanfaatkan air. Dengan senang hati diterimalah mereka dan pada akhirnya jadilah sekumpulan masyarakat baru di sekitar mata air zamzam hingga menjadi sebuah kota yang amat ramai. 

Bagi para jemaah haji, minum air zamzam sehabis thawaf mengingatkan akan besarnya nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang mengalami kesulitan, sekaligus mensyukuri nikmat Allah yang amat besar di bumi Makkah yang sangat tandus, serta menanamkan keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan Maha Pemurah, Maha Kaya dan Maha Mendengar do’a orang yang berdo’a kepada-Nya.

Faedah-Faedah Meminum Air Zamzam

 
Bagi umat Islam, air zamzam adalah air yang diberkahi dan disucikan. Air yang mengalir dari sumur zamzam ini juga dianggap sebagai air paling bersih dan paling murni di bumi karena tidak mengandung jamur, bakteri, virus, kuman, lumut, atau jenis kotoran lainnya. Air zam-zam juga diketahui kaya akan mineral yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Tidak heran para jemaah haji berlomba-lomba minum air zamzam serta menjadikannya oleh-oleh untuk dibawa pulang.

botol air zamzam
via okezone.com

Di samping hal itu, air zamzam memang diketahui memiliki banyak manfaat dan faedah bagi siapapun yang meminumnya. Diantara faedah-faedah meminum air zamzam adalah sebagai berikut:
  • Syaba‘ah, artinya kenyang, karena setelah minum air zamzam menjadi kenyang. 
  • Murwiyah, artinya segar, karena air zamzam dapat menghilangkan rasa dahaga dan menjadi segar. 
  • Nafi‘ah, artinya bermanfaat, karena memang sangat banyak manfaatnya. Diantaranya yaitu menguatkan hati dan menenangkan rasa takut. 
  • Afi'ah, artinya sehat, karena air zamzam jika diminum dapat menangkal atau menolak penyakit. 
  • Maimunah, artinya barokah, karena keberkahan air zamzam sangat dirasakan. 
  • Barrah, artinya memiliki kebaikan, karena air zamzam sangat baik bagi orang yang meminumnya untuk memperoleh keberkahan. 
  • Madhmunah, artinya bagus, karena indahnya air zamzam maka Allah melarang satu kaum dari bangsa Arab tinggal di sekitarnya karena berbuat maksiat. 
  • Kafiyah, artinya mencukupi, karena orang yang minum zamzam akan merasa cukup atau puas. 
  • Mu'dzibah, artinya mencegah rasa dahaga karena air zamzam mengandung rasa antara manis dan tawar.
  • Syifa Saqamin, artinya menyembuhkan penyakit, karena air zamzam dapat menjadi obat dari penyakit yang diderita seseorang. 
  • Tho'amu Thu'min, artinya mengenyangkan, karena meminum air zamzam dapat menghasilkan rasa kenyang. 
  • Hazmatu Jibril, artinya injakan atau tekanan tumit malaikat Jibril. Disebut demikian karena air zamzam keluar dengan perantaraan tumit kaki Jibril. 
  • Maghfurah, artinya ampunan, karena orang yang meminumnya diampuni dosanya. 
Di dalam hadits juga dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Sebaik-baik air di muka bumi adalah air zam-zam. Air tersebut bisa menjadi makanan yang mengenyangkan dan bisa sebagai obat penyakit". (HR. Muslim) 

Air zamzam bagi yang diniatkan ketika meminumnya, jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud agar engkau merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. la adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail.” (HR. Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas)

Selengkapnya
Kemuliaan Hajar Aswad dan Kesunnahan Mencium Hajar Aswad

Kemuliaan Hajar Aswad dan Kesunnahan Mencium Hajar Aswad

Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang berada di sudut tenggara Ka’bah. Umat Islam meyakini bahwa Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang berasal dari surga, pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail dan yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim AS. Batu ini dulunya memiliki sinar terang dan dapat menerangi seluruh Jazirah Arab. Namun semakin lama, sinarnya semakin meredup hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Di dalam sebuah hadits dijelaskan:

Hajar Aswad diturunkan dari surga dengan warna yang jauh lebih putih dari susu, kemudian dia menjadi hitam karena dosa-dosa anak cucu Adam.” (HR. Tirmidzi) 

foto Hajar Aswad
gambar via diadona

Dalam sebuah riwayat menunjukkan bahwa bagian yang tertanam di Ka’bah adalah putih, seperti yang diriwayatkan oleh Mujahid dalam kitab Akhbar Makkah, ia berkata, "Saya melihat ke rukun (Hajar Aswad) tatkala Abdullah bin Zubair membongkar Ka’bah. Ternyata apa yang ada di dalam Ka’ bah itu adalah putih."

Dengan demikian bahwa bagian yang hitam itu disebabkan oleh dosa-dosa manusia dan ini merupakan bagian yang tampak dari Hajar Aswad. Ibnu Zhahirah berkata, “Ketahuilah bahwa jika dosa-dosa itu memberi bekas di Hajar Aswad, maka bekasnya di dalam hati tentu jauh lebih besar dan lebih berat. Karena itu hendaknya setiap orang menjauhi dosa-dosa itu”. 

Hajar Aswad dijadikan sebagai tanda untuk memulai thawaf dan mengakhirinya. Sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab Jahiliyah yang melangsungkan ibadah haji peninggalan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail itu, betapapun penyimpangan-penyimpangan telah mereka lakukan, namun mereka tetap memelihara keselamatan Hajar Aswad itu sebagaimana yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il AS. 

Ketika Nabi Muhammad masih muda (belum diangkat menjadi rasul), bangunan Ka'bah direnovasi akibat banjir yang melanda Makkah pada saat itu. Saat Hajar Aswad hendak diletakkan kembali pada tempatnya, sempat terjadi perselisihan di antara suku Quraiys mengenai siapa yang berhak untuk menaruhnya. Perselisihan ini akhirnya diselesaikan dengan kesepakatan menunjuk seorang pengadil yang berhak memutuskan. Pilihan tersebut ternyata jatuh pada Al-Amin yaitu Nabi Muhammad SAW. 

Dengan bijaksana Rasulullah SAW berkata kepada mereka, “Berikan padaku sebuah kain”. Kemudian didatangkanlah sebuah kain kepada beliau. Selanjutnya beliau mengambil Hajar Aswad dan menaruhnya dalam kain itu dengan tangannya. Lalu beliau berkata:

Hendaklah setiap kabilah memegang sisi-sisi kain ini, kemudian angkatlah bersama-sama!”. Mereka kemudian melakukannya dan ketika telah sampai di tempatnya, Rasulullah menaruhnya sendiri dengan tangannya kemudian dibangunlah.

Kesunnahan Mencium Hajar Aswad 


mencium hajar aswad
gambar via portal jogja

Mencium Hajar Aswad menjadi salah satu keinginan bagi umat Islam saat menunaikan ibadah haji atau umrah. Mencium Hajar Aswad merupakan amalan dalam rangka mengikuti amaliah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan juga dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Nilai yang menonjol dalam mencium Hajar Aswad adalah nilai kepatuhan mengikuti Sunnah Rasul. Kaitannya dengan hal ini, ada sebuah riwayat tentang sahabat Umar RA, ketika mencium Hajar Aswad ia mengatakan :

Sungguh aku mengetahui engkau hanyalah batu, sekiranya aku tidak melihat kekasihku Rasulullah SAW telah menciummu dan mengusapmu, niscaya aku tidak akan mengusapmu dan menciummu.” (HR. Ahmad) 

Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa ‘Umar menghampiri Hajar Aswad kemudian menciumnya seraya mengatakan : 

Sungguh aku mengetahui bahwa engkau hanyalah batu, kamu tidak mampu memberi mudharat maupun manfaat, sekiranya aku tidak melihat Rasullalh SAW menciummu niscaya aku tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud)

Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan dalam bersikap terhadap Hajar Aswad dengan sangat bijaksana. Jika memungkinkan, saat kita sedang thawaf supaya mencium Hajar Aswad. Namun jika tidak mungkin, cukup menyentuhnya dengan tangan, kemudian mencium tangannya yang telah menyentuh Hajar Aswad itu. Jika masih tidak mungkin, maka cukup berisyarat dari jauh, dengan tangan atau tongkat yang dibawa kemudian menciumnya.

Dengan demikian, mencium Hajar Aswad mencerminkan sikap kepatuhan seorang muslim dalam rangka mengikuti tuntunan Rasulullah SAW. Mengenai kemuliaan Hajar Aswad, sebuah hadits juga menyebutkan:

Hajar Aswad itu tangan kanan Allah Azza Wajalla di muka bumi. Allah berjabat tangan dengan makhlukNya, seperti seseorang berjabatan tangan dengan saudaranya.,” (HR. Al Khatib dan Ibn ‘Asyakir)

Kabarnya batu Hajar Aswad memiliki aroma yang unik dan merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Pada saat ini, batu Hajar Aswad ditaruh di sisi luar Ka'bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menyentuh dan menciumnya.

Selengkapnya
Kisah Pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS

Kisah Pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS

Kisah Pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS

Nabi Ibrahim As dan putranya yaitu Nabi Ismail As, keduanya adalah Rasul (utusan) Allah yang mana kisahnya juga diabadikan dalam syariat perintah ibadah haji dan perayaan Hari Raya Kurban (Idul Adha) bagi umat Islam. Selain kisah Asal Usul Hari Raya Idul Adha (Baca: Kisah Nabi Ibrahim dan Asal Usul Hari Raya Kurban), kisah terkenal lainnya dari kedua Rasul ini adalah peristiwa dibangunnya ka'bah pasca banjir besar pada masa Nabi Nuh As. 

Kisah tentang penyembelihan Nabi Ismail (yang kemudian Allah ganti dengan seekor domba kibas) memang menjadi salah satu bukti ketaatan serta ketulusan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam mematuhi perintah Allah. Meski mendapatkan ujian yang berat dari godaan Iblis laknatullah, keduanya tetap teguh dan yakin dalam menjalankan segala perintah dari Allah SWT. 

Waktu pun terus berjalan, keduanya kembali menjalani hidup masing-masing di tempat terpisah yang lumayan jauh jaraknya. Nabi Ibrahim dan Ismail harus berpisah karena Nabi Ismail tinggal di Makkah sementara Nabi Ibrahim tinggal di Palestina. Tahun demi tahun, tanpa terasa Nabi Ismail pun sudah menginjak dewasa dan telah membina bahtera rumah tangga dengan seorang putri dari Bani Israil.

Pada suatu hari, Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk mendirikan Baitullah (Ka'bah) di tanah Makkah. Nabi Ibrahim pun datang kembali ke Makkah untuk melaksanakan perintah Allah tersebut. Sebelum itu, ia mencari putranya, Nabi Ismail untuk membantunya dalam membangun ka'bah. Setelah beberapa lama mencari, maka ketemulah Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail. 

Kebetulan, Nabi Ismail saat itu sedang di suatu tempat didekat mata air zam-zam. Nabi Ismail sedang berteduh dibawah pohon rindang sambil meraut anak panahnya. Setelah bertemu, Nabi Ibrahim melepas rindu dengan rasa haru dan gembira dapat berjumpa kembali dengan sang anak tercinta. Setelah melepas rindunya, maka Nabi Ibrahim mulai menceritakan maksud kedatangannya. Nabi Ibrahim berkata:

“Wahai Ismail, Allah telah memberikan perintah kepadaku.”

"Kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu.", Nabi Ismail menanggapi. 

"Apakah engkau bersedia membantuku?", tanya Nabi Ibrahim seraya menunjuk ke arah tumpukan tanah yang lebih tinggi dari tanah sekitar dan berkata:

"Allah telah memerintahkan untuk membangun sebuah rumah di sini!”

Mendengar permintaan ayahnya, Nabi Ismail pun dengan begitu gembira menyatakan kesanggupannya untuk membantu ayahnya. Dengan rencana dan pemikiran yang bulat untuk membangun rumah Allah, maka dimulailah pembangunan Ka'bah yang berlokasi diatas sebuah bukit dan dikerjakan oleh mereka berdua yaitu Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. 

Akhirnya, ayah dan anak itu pun bekerja sama membangun ka'bah. Ismail mengangkut batu, sementara Ibrahim memasangnya. Keduanya bekerja tanpa kenal lelah. Mereka saling bekerja sama mengumpulkan batu, meninggikan pondasi, dan segala hal mereka kerjakan dengan ketekunan. Kisahnya diabadikan dalam firman Allah:

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah, 127)

Saat Nabi Ibrahim tidak bisa menjangkau bagian atas, ia menyuruh Nabi Ismail untuk mencari sebuah batu sebagai pijakan untuk mencapai tembok yang sudah tinggi. Batu bekas pijakan Nabi Ibrahim sampai sekarang dinamai dengan “Maqam Ibrahim".

Dengan penuh ketekunan dan kesabaran, maka selesai jualah pembangunan Ka’bah. Bentuknya seperti kubus sesuai dengan petunjuk dan perintah Allah SWT. Menurut sejarawan, bentuk ka'bah pada masa Nabi Ibrahim ini masih sederhana berupa susunan tumpukan batu tanpa atap dan tanpa ada perekat semacam semen untuk melengketkan batu-batu tersebut. 


Setelah selesai tugas mendirikan Ka'bah, Nabi Ibrahim beserta Nabi Isma'il kemudian berdo'a: 

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak-cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah, 128)

Selengkapnya
7 Taman Laut Eksotis dan Menakjubkan di Indonesia

7 Taman Laut Eksotis dan Menakjubkan di Indonesia

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah perairan luas yang menyimpan keanekaragaman makhluk hidup di dalamnya. Kekayaan alam tersebut merupakan aset yang sangat berharga sehingga mesti dijaga kelestariannya. Selain kawasan Taman Nasional, Indonesia juga memiliki sejumlah taman laut indah dan menakjubkan yang menjadi habitat bagi beragam biota laut di dalamnya. 

Ada banyak taman laut eksotis nan mempesona yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Nah, pada artikel berikut ini kita akan mengenal 7 di antaranya. 

1. Taman Laut Raja Ampat


Raja Ampat
via shutterstock

Taman Laut ini terletak di barat bagian kepala burung Pulau Papua yang masuk dalam wilayah kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Taman Laut Raja Ampat merupakan salah satu lokasi penyelaman terbaik di dunia. Beberapa sumber menyebutkan bahwa wilayah ini merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bukan itu saja, kawasan ini juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air saat ini. Wilayah perairan Raja Ampat memiliki ribuan spesies ikan, berbagai jenis terumbu karang, moluska, mamalia laut, dan penyu. 

2. Taman Laut Banda


Laut Banda
via tagar.id

Kawasan ini merupakan taman laut yang terletak di gugusan pulau Neira, pulau Gunung Api, pulau Ai, pulau Sjahrir, dan pulau Hatta di kabupaten Maluku Tengah. Kawasan Taman Laut Banda termasuk sebagai salah satu kawasan Warisan Dunia yang ditetapkan PBB. Taman Laut Banda memiliki kekayaan terumbu karang yang indah dengan ratusan spesies ikan di dalamnya, dan terdapat juga karang purba yang dilindungi. Selain keanekaragaman hayatinya, kawasan ini juga menyimpan potensi lainnya yaitu sebagai wisata sejarah dan agrowisata di bagian daratannya. 

3. Taman Laut Kepulauan Derawan


Derawan
via kompas.com

Taman laut ini terletak di kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kawasan ini cukup terkenal di kalangan penyelam karena keindahan pemandangan alam bawah lautnya. Kepulauan Derawan memiliki setidaknya 28 spot menyelam yang sudah diakui oleh dunia Internasional. Taman laut ini dihuni oleh 460 jenis terumbu karang dan sekitar 832 jenis spesies ikan karang yang siap memanjakan mata anda. Kawasan ini juga menjadi rumah bagi beberapa spesies satwa seperti beragam jenis penyu, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan satwa-satwa lainnya. 

4. Taman Laut Takabonerate


Takabonerate
via travelingyuk.com

Taman Laut Takabonerate terletak di Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Taman laut ini memiliki kawasan atol terbesar ketiga di dunia dengan luas total dari atol ini mencapai 220.000 hektare dengan sebaran terumbu karang mencapai 500 km². Selain keragaman jenis terumbu karang, kawasan ini juga memiliki sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi, serta berbagai jenis penyu. Tidak hanya sebagai objek wisata bahari, kawasan ini juga mempunyai beberapa tempat wisata bersejarah seperti Taka Mariam dan Taka Gantarang. 

5. Taman Laut Pulau Menjangan


Pulau Menjangan
via kintamani.id

Terletak di kawasan Taman Nasional Bali Barat, Taman Laut ini dikenal sebagai wall diving terbaik di Bali yang memiliki taman bawah laut dengan visibility yang baik dan penuh warna sekaligus kaya akan biota laut. Nama pulau menjangan sendiri diambil dari nama penghuni utama di pulau ini yaitu menjangan, sejenis hewan rusa liar. Wilayah perairan di kawasan ini mempunyai beragam terumbu karang cantik dan alami serta beragam jenis ikan yang mudah ditemukan di spot penyelaman. Disamping keindahan bawah lautnya, potensi daratan pulau Menjangan pun menawarkan pesona yang tidak kalah indahnya.

6. Taman Laut Pulau Rubiah


Pulau Rubiah
via dolandolen.com

Taman laut ini terletak di ujung utara Pulau Sumatera, tepatnya berada di kawasan Pulau Weh, sebelah barat Kota Sabang. Nama pulau Rubiah sendiri diambil dari nama seorang wanita bernama Cut Nyak Rubiah yang makamnya berada di sekitar kawasan ini. Taman Laut Pulau Rubiah cukup terkenal akan pamandangan bawah lautnya yang menakjubkan. Kawasan ini juga memiliki beragam spesies biota laut yang bervariasi mulai dari beraneka jenis terumbu karang, ikan, dan beragam jenis satwa lainnya. Tidak heran kawasan ini juga sering disebut sebagai surganya taman laut bagi para wisatawan yang hobi menyelam.

7. Taman Laut Selat Pantar


Selat Pantar
via shutterstock

Taman Laut Selat Pantar berada di wilayah Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan seluas  2.864,64 kilometer persegi ini juga terkenal akan keindahan alam lautnya sehingga sering dikunjungi para penyelam dari berbagai negara. Mereka bahkan mengakui kawasan ini sebagai taman laut terindah nomor dua di dunia setelah Taman Laut Kepulauan Karibia di Amerika Selatan. Taman Laut Selat Pantar memiliki beragam jenis terumbu karang dan biota laut lainnya yang unik dan mengagumkan. Ikan-ikan cantik dan beraneka warna dapat dijumpai di kawasan ini. Bahkan pada bulan-bulan tertentu, di kawasan ini juga sering terlihat kawanan lumba-lumba yang ramah dan bersahabat.

Selengkapnya