Perkembangan Islam ke luar jazirah Arab membawa pengaruh bagi perkembangan seni dan budaya yang ada pada saat itu. Seni dan budaya dapat beradaptasi dengan ajaran islam sepanjang tidak keluar dari nilai-nilai islam dan dapat dimanfaatkan dalam penyebaran islam. Salah satu diantaranya adalah seni tulis menulis kaligrafi atau biasa disebut seni khat. Seni Khat termasuk daripada cabang-cabang kesenian islam yang masih terpelihara hingga hari ini.
Secara bahasa, khat berarti garis atau garisan, tetapi yang dimaksud disini adalah garisan indah yang membentuk tulisan. Seni menulis khat terikat dengan peraturan dan kaedah tertentu yang mempunyai estetika tinggi dan telah dikaji serta ditentukan oleh mereka yang terlibat dengan kemajuan seni khat ini.
Pada dasarnya Seni kaligrafi atau seni khat bertujuan untuk mempermudah dan memperindah dalam membaca dan menulis kalimat arab. Selain itu, dalam seni khat juga terkandung nilai abstrak yang disimpulkan dengan kehalusan, kelembutan, kesinambungan, pergerakan, keharmonian, dan sebagainya.
Seni khat yang berkembang seiring dengan berkembangnya wilayah Islam turut menciptakan berbagai macam jenis khat yang muncul dalam khazanah islam. Ada banyak sebutan untuk berbagai macam jenis kaligrafi. Ibnu Nadim menyebutkan ada 40 jenis kaligrafi dengan sebutan sendiri sendiri. Sementara Muhammad Bin Sulaiman al-Rawandi menyebutnya ada 70. Yang lain menyebutkan ada 150 jenis kaligrafi. Bahkan ada yang menyebutkan 120 jenis untuk kaligrafi model kufi saja.
Akan tetapi sebutan-sebutan itu sebenarnya bukan jenis-jenis yang betul-betul memiliki karakteristik sendiri, hal ini karena adanya bentuk yang mirip satu sama lain, sehingga bisa dimasukkan dalam satu kategori saja. Sebagai misal, nama-nama jenis kaligrafi saat itu antara lain : jalil, tsulus, tsulutsain, tsulus tsaqil, gubar, tumar, lu'lu'iy, musalsal, mudabbaj, masyaq, tajawid, muhaqqaq, munamnam, musahham, mabsuth dan seterusnya.
Maka pada perkembangan selanjutnya, jenis jenis kaligrafi yang dikelompokan dalam beberapa kategori tersebut pada akhirnya menjadi paten dan memiliki kaidah kaidah masing masing. Jenis jenis kaligrafi yang masih dikenal pada masa kini diantaranya yaitu :
1. Kufi
Kufi ialah bentuk jenis khat Arab tertua yang dikenal dalam Islam. Namanya diambil dari kota Kufah, Iraq. Jenis khat ini telah digunakan di semenanjung Arab sebelum datangnya Islam. Salinan-salinan terawal al Quran juga diketahui ditulis dalam jenis khat ini.
Ciri khat kufi pada asalnya adalah tidak bertitik, tidak bersyakal serta dibiarkan asli tanpa hiasan. Namun dalam perkembangannya bentuk khat kufi diolah dan dipercantik dengan menyisipkan unsur-unsur ornament, sehingga lahirlah beragam corak kufi yang baru. Diantaranya macamnya adalah Khat Kufi Basit dan Khat Kufi Musattar atau Murabba’ atau Handassi Tarbi’i. Kaligrafi dengan menggunakan gaya khat kufi banyak digunakan untuk karya karya arsitektur Islam dalam menghias masjid, istana dan makam.
2. Naskhi
Disebut "naskhi" yang berarti naskah, karena secara luas khat ini digunakan untuk "naskh al-Quran". Ia muncul mengiringi maraknya penulisan buku dan Al-Quran. Jenis Tulisan ini muncul pada akhir abad ke 5 Hijriyah dan merupakan modifikasi dari tulisan Kufi dengan bentuk yang lebih lentur. Kaligrafi jenis Naskhi ini biasanya diajarkan pertama kali sebelum mempelajari yang lain. Perlu latihan tekun dan banyak pengulangan untuk benar benar menguasainya.
Pada awal kemunculannya, jenis kaligrafi ini disebut "badi'". Kaidah kaidah kaligrafi ini di sempurnakan oleh al- Wazir Ibnu Muqlah. Kaligrafi Naskhi ini memiliki karakteristik lembut, dan jelas dibaca. Apalagi bila kemudian diberi syakal dan titik. Naskhi tidak digunakan dalam bentuk "tarkib" (bertumpuk tumpuk seperti halnya Tsuluts), melainkan datar mengikuti garis. Pada masa kini, gaya naskhi menjadi tulisan baku untuk buku buku dan karya karya ilmiyah (termasuk untuk penulisan menggunakan mesin cetak dan komputer).
3. Tsuluts
Dinamakan Khat Tsuluts karena khat ini ditulis dengan pena yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (tsuluts) goresan pena. Khat tsuluts adalah jenis kaligrafi yang dianggap paling gagah, mewah dan elegan. Khat tsuluts juga dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain baik dari segi kaidah ataupun proses penyusunannya yang menuntut harmoni dan seimbang.
Dalam rentang perjalanannya, Khat Tsuluts berkembang menjadi beberapa gaya, diantaranya yaitu khat Tsuluts Adi dan khat Tsulus Jali. Karena kelenturannya, khat tsuluts biasa digunakan untuk dekorasi dinding dan berbagai media lainnya.
4. Farisi
Jenis khat ini disebut farisi karena ia muncul dan populer dinegeri negeri Persia atau kini Iran. Sebagaimana khat Naskhi, khat farisi juga menjadi gaya tulisan standar bagi buku buku pengetahuan, bahkan sampai hari ini buku buku pengetahuan berbahasa Persia dan website website mereka masih menggunakan khat Farisi.
Keindahan khat ini terletak pada bentuk lengkungannya yang menarik, bentuk hurufnya yang condong kekanan dan tidak berbaris. Diantara jenis dari khat ini ialah khat ta'liq atau nasta'liq. Jenis khat ini banyak digunakan untuk menulis syair, dan untuk berbagai kegunaan harian.
5. Diwani
Diwani adalah salah satu gaya khat yang diciptakan oleh masyarakat Turki Usmani. Peletak dasar-dasar kaidah dan ukuran huruf-hurufnya adalah Ibrahim Munif. Jenis ini mulai dipelajari dan popular setelah penaklukan kota Konstantinopel oleh Sultan Muhammad al-Fatih pada 875 H. Penamaan Diwani karena dinisbahkan kepada kantor-kantor pemerintahan dimana tulisan tersebut digunakan dan karena dewan-dewan pemerintah itulah khat ini menyebar keseluruh kalangan masyarakat.
Keindahan Diwani terletak pada keluwesannya dan banyak menggunakan huruf huruf memutar. Karakter Diwani terkenal dengan putarannya sehingga tidak satu pun huruf yang tidak mempunyai lengkungan. Goresannya yang lentur dan lembut memudahkan Diwani beradaptasi dengan tulisan apapun. Diwani memiliki kreasi selanjutnya yang disebut diwani jaliy. Sebagian besar bentuk hurufnya mirip dengan diwani biasa, hanya saja hiasannya lebih ramai. Selain itu juga dibedakan dengan adanya mahkota-mahkota di kepala kepala hurufnya.
6. Riq'ah
Khat jenis ini termasuk khat yang indah, sederhana dan mudah dipelajari. Peletak dasar kaidah khat jenis ini adalah Musytasyar Mumtaz Bik, seorang pengajar kaligrafi Sultan Abdul Majid Khan, Raja Dinasti Usmani pada tahun 1280 H. Kaidah ini kemudian disempurnakan oleh Muhammad Izzat At-Turky. Ciri khat riq'ah tidak memiliki struktur yang rumit. Huruf hurufnya yang pendek juga lebih mudah dan cepat ditulis jika dibandingkan dengan khat yang lain. Riq’ah sering digunakan karena dapat mencakup kata-kata panjang dengan goresan-goresan yang tidak banyak makan tempat. Khat Riq’ah juga biasa digunakan untuk catatan tangan atau dikte.
Itulah diantara jenis-jenis khat yang masyhur dan masih dipelajari hingga kini. Kiranya butuh perhatian bagi kita umat Islam untuk melestarikannya, sehingga dapat terus dipelajari oleh generasi generasi yang akan datang.
Labels:
Seni Budaya
Thanks for reading Seni Khat Kaligrafi Islam. Please share...!
0 Komentar untuk "Seni Khat Kaligrafi Islam"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.