Keajaiban dibalik Ibadah Haji

Ibadah haji di Makkah
ibadah haji di tanah suci, via pixabay.com

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu di antara bulan-bulan mulia bagi umat Islam. Selain identik dengan perayaan hari raya Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban, di bulan dzulhijjah juga dijalankan kewajiban beribadah haji di tanah suci sebagai rukun Islam yang kelima bagi setiap muslim yang telah mendapat panggilan (mampu). Dalam Al Qur'an Allah berfirman:

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ  

"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh," (QS: Al-Hajj, 27)

Ketika menafsiri ayat di atas, dalam tafsir Jalalain disebutkan:

(Dan berserulah) serukanlah (kepada manusia untuk mengerjakan haji) kemudian Nabi Ibrahim naik ke puncak bukit Abu Qubais, lalu ia berseru: 

"Hai manusia! Sesungguhnya Rabb kalian telah membangun Baitullah dan Dia telah mewajibkan kalian untuk melakukan haji, maka sambutlah seruan Rabb kalian ini".

Kemudian Nabi Ibrahim menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri serta ke arah Timur dan ke arah Barat. Maka menjawablah semua orang yang telah ditentukan baginya dapat berhaji dari tulang-tulang sulbi kaum lelaki dan rahim-rahim kaum wanita, seraya mengatakan: 

"Labbaik allaahumma Labbaika", artinya: Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu, Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu. 

Sedangkan Jawab dari Amar yang di muka tadi ialah (niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki) lafal Rijaalan adalah bentuk jamak dari lafal Raajilun, wazannya sama dengan lafal Qaaimun yang bentuk jamaknya adalah Qiyaamun; artinya berjalan kaki (dan) dengan berkendaraan (dengan menaiki unta yang kurus) karena lamanya perjalanan; lafal Dhamirin dapat ditujukan kepada jenis jantan dan betina (mereka datang) yakni unta-unta kurus itu yang dimaksud adalah orang-orang yang mengendarainya (dari segenap penjuru yang jauh) dari daerah yang perjalanannya sangat jauh.

Baca juga: Kisah Nabi Ibrahim dan Asal Usul Hari Raya Kurban

Dari ayat di atas diketahui bahwa ibadah haji juga telah diwajibkan semenjak zaman Nabi Ibrahim As. Dalam ayat di atas juga terkandung tanda-tanda keajaiban (kemukjizatan), informasi dan keagungan manfaat yang begitu banyak di balik pensyariatan ibadah haji, di antaranya yaitu:

Bumi itu Bulat


Dalam ayat di atas terdapat kata " عَمِيْقٍ " yang berarti dalam (jauh). Penyebutan kata tersebut mengindikasikan akan kemukjizatan Al Qur'an sejak 1400 tahun yang lalu bahwa bumi itu bulat. Jikalau bumi itu datar sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang pada masa lalu atau pada masa turunnya Al Qur'an, maka redaksinya mestinya akan menggunakan kata " بَعِيْدٍ " yang artinya jauh (secara mutlak), sebab kata " بَعِيْدٍ " menunjukan jarak antara dua hal atau tempat dalam satu tingkatan. Namun karena bumi itu bulat dan orang-orang yang datang ke Makkah untuk beribadah haji berasal dari berbagai penjuru bumi dan dari arah yang berbeda-beda, maka Allah SWT pun menggunakan redaksi " مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ" (dari segala penjuru yang dalam/jauh).

Makkah Sebagai Pusat Bumi


Sebagai tujuan tempat ibadah haji dari berbagai penjuru bumi, tanah suci kota Makkah adalah pusat bumi di alam semesta, atau jantung dan sentral bumi. Fakta baru ini telah membutuhkan riset selama bertahun-tahun untuk membuktikannya. Selain itu, Makkah juga merupakan poros gravitasi magnetis yang bisa dikonfirmasikan dengan fenomena aneh yang pasti dirasakan oleh setiap orang yang datang ke Makkah dengan hati yang bertaubat, baik pada waktu haji maupun umrah. Secara naluri, ia akan merasa terpikat dengan segala sesuatu yang ada di sana. Tanahnya, pegunungannya, dan semua sudutnya, sampai-sampai jika memang seandainya bisa, ia pun akan meleleh dan menyatu bersama kota ini dengan segenap jiwa dan raganya. Dan ini merupakan sensasi perasaan yang sudah berlangsung sejak awal keberadaan bumi. Maka tidak heran jika para Ulama banyak yang berharap agar dapat meninggal dan dikuburkan di tanah suci Makkah ini.

Berbagai kalangan menilai bahwa perjalanan ibadah haji merupakan wisata penyucian dan penenangan diri yang mengandung manfaat-manfaat rohani maupun jasmani. Bagaimana mungkin orang yang berhaji tidak merasakan sensasi ketentraman dan ketenangan mental jika ia menjadi tamu Allah SWT yang Maha Mulia di antara Yang Paling Mulia, Yang Maha Mengampuni dosa para pendosa, dan Yang Maha mengabulkan doa orang-orang yang dalam tekanan. Oleh karenanya, setiap jamaah haji mestilah menjalankan setiap rangkaian ritual ibadahnya dengan segenap hati, memperhatikan setiap syarat, rukun dan segala ketentuan dalam praktek ibadah haji, dengan harapan nantinya ia mendapatkan haji mabrur yang diridhai Allah SWT.

Jalan kaki dalam ibadah haji
ritual dalam haji via pixabay.com

Ritual Haji yang Menyehatkan


Praktek ibadah haji mengandung unsur olahraga fisik yang menyehatkan, sebab setiap jamaah haji dituntut untuk berjalan pelan dan cepat secara bergantian. Dunia medis pun menetapkan bahwa berjalan merupakan olahraga yang paling baik, khususnya bagi orang-orang yang sudah berumur, karena berjalan bisa menambah oksigen, serta mengurangi kadar kolesterol di dalam darah dan mengurangi resiko terjangkit penyakit jantung. 

Ketika sampai di Makkah, jamaah yang lemah, sakit, maupun yang sudah tua (renta) akan merasa bahwa Allah SWT telah memberinya kekuatan besar yang menghilangkan kelemahan dan rasa sakit pada tubuh mereka. Ini adalah berkah kemurahan Allah SWT terhadap hamba-hambaNya yang beriman, yang sudah bukan rahasia umum lagi bagi kaum muslimin dan kita pun tidak lagi memerlukan dalil-dalil pembuktian. Olahraga jasmani selama ibadah haji efektif mengurangi berat badan, karena hal itu dapat membakar lemak, juga dapat mencegah kenaikan tekanan darah dan menunda kekeroposan tulang akibat hilangnya mineral di kalangan orang-orang tua. Wallahu A'lam

Labels: Mozaik

Thanks for reading Keajaiban dibalik Ibadah Haji. Please share...!

0 Komentar untuk "Keajaiban dibalik Ibadah Haji"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.