Secara umum dipahami bahwa tidur adalah kebutuhan manusia untuk mengistirahatkan tubuhnya. Menurut medis, pusat pengendali tidur terletak di dalam batang otak, tepatnya pada dasar otak. Ketika bagian ini mengalami kelelahan akibat aktivitas saat dalam keadaan terjaga, maka muncullah rasa letih dan mengantuk, dan inilah yang disebut dengan mekanisme tidur.
via halodoc.com |
Saat berbaring, seseorang begitu mudah segera tertidur. Jantung dan pernapasan melambatkan kerjanya, tekanan darah dan suhu tubuh menurun. Meski demikian, tidak bisa diketahui kapan tidur itu dimulai, bahkan dengan alat bantu EEC (electroenchephalogram) sekalipun. Tanda yang bisa diketahui kalau seseorang sudah tidur adalah hilangnya kesadaran atau tidak ada respon.
Ada dua jenis tidur yang khas, yakni gerakan mata cepat (Rapid Eye Movement atau REM) dan gerakan mata lambat (non Rapid Eye Movement atau nREM).
Saat seseorang mulai tidur dikenal sebagai fase tidur yang tenang, yakni nREM. Dalam tidur, fase REM dan nREM bergantian mengisi waktu tidur. Awalnya, fase nREM berperan dominan kurang lebih 90 menit. Kemudian berganti dengan fase REM selama 10 menit. Selanjutnya, fase nREM semakin singkat dan fase REM mengambil alih sebagian waktu tidur.
Tanda tidur REM adalah gerakan-gerakan kecil pada otot wajah dan tangan, kedua mata mulai bergerak cepat dari sisi kanan ke sisi kiri di bawah kelopak mata yang tertutup seperti melihat benda yang bergerak dan inilah yang disebut tidur nyenyak. Tidur yang baik adalah tidur yang menyelesaikan siklus REM dan nREM.
Pada tidur REM tidak ada dengkuran (sebab hanya terjadi pada tidur nREM), pernapasan menjadi berat, tekanan darah meningkat, dan denyut jantung semakin cepat seolah-olah sedang melakukan aktivitas fisik. Baik pada tahapan REM maupun nREM, bila tidurnya dibangunkan, menurut penelitian, maka yang bersangkutan sedang mengalami mimpi.
Selama tidur, tubuh mengalami perubahan fisiologis dan psikologis. Pengalaman yang biasa disebut dengan mimpi pada dasarnya adalah manifestasi dari perubahan-perubahan tersebut.
Perubahan pola tidur dari REM ke nREM menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis yang penting, seperti jantung yang mulai berdebar lebih kencang, tekanan darah naik, dan otot-otot pun bergerak aktif.
Kejadian-kejadian tersebut diubah ke dalam bentuk visual yang dikomunikasikan oleh alam bawah sadar kepada yang tidur dalam bentuk simbol-simbol. Rangsangan suara atau aroma dapat ditangkap oleh alam bawah sadar dan dikomunikasikan dalam bentuk mimpi.
Dari uraian di atas diketahui bahwa tidur bukanlah mesti dipahami sebagai aktivitas untuk mengistirahatkan fisik dan relaksasi otot setelah beraktivitas, sebab istirahat dalam keadaan terjaga pun dapat memulihkan otot-otot, bahkan dalam keadaan tidur sebenarnya tubuh sering melakukan gerakan untuk melatih otot-otot bukannya melemaskannya.
Di samping itu, tidur juga bukanlah aktivitas untuk mengistirahatkan otak, sebab ketika dilakukan rangsangan elektronik otak, ternyata otak lebih aktif kala tidur dibanding saat dalam keadaan terjaga.
Selain itu, banyak sekali perbedaan antara tidur malam hari dan tidur pada siang hari. Tidur malam hari besar sekali faedahnya karena anggota tubuh memperoleh istirahat berlipat ganda yang diperolehnya daripada tidur siang hari. Sebabnya ialah bahwa tidur pada siang hari terganggu karena kebisingan suara dan cahaya yang kuat, dan semua itu mempunyai dampak keras terhadap alat syaraf.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa kelenjar prospata dalam otak mengeluarkan element yang disebut milatonim yang berpengaruh langsung pada saat tidur. Suasana gelap menambah lancarnya element tersebut, sedangkan sinar dan cahaya yang menghambat kelancarannya. Oleh karenanya, saat tidur di malam hari disarankan untuk mematikan lampu agar tidur menjadi semakin berkualitas. Demikian sekilas mengenai tidur dan fenomena mimpi menurut tinjauan medis. Sumber dikutip dari tulisan Miftahul Asror, dalam The Dream. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Mengenal Narkolepsi, Serangan Tidur Secara Tiba-tiba
Baca juga: Mengenal Narkolepsi, Serangan Tidur Secara Tiba-tiba
Labels:
Info & Sains,
Kesehatan
Thanks for reading Tidur dan Mimpi dalam Tinjauan Medis. Please share...!
0 Komentar untuk "Tidur dan Mimpi dalam Tinjauan Medis"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.