Bipolar disorder : Perubahan dua kutub emosi yang berlainan

Bipolar disorder

Kita kadang melihat orang yang mudah sekali berubah suasana hatinya, kadang terlihat bahagia tetapi tiba-tiba berubah menjadi terlihat sedih, ataupun sebaliknya. Jika perubahan suasana hati itu terjadi sangat ektrem atau tidak normal sewajarnya, dalam ilmu kejiwaan, orang yang seperti ini disebut mengidap bipolar disorder.

Bipolar disorder adalah gangguan kejiwaan dengan ciri perubahan mood atau suasana hati yang ekstrim antara dua kutub (bipolar), yaitu kebahagiaan (manik) dan kesedihan (depresi).

Perubahan mood yang dialami penderita bipolar sangat ekstrim karena bisa muncul secara tiba-tiba, bisa tanpa sebab, atau karena hal kecil namun bisa menjadi pemicu yang kuat. 

Antara dua kutub emosi tersebut, penderita bisa menjadi terlihat sangat bahagia, sangat sedih atau keduanya secara bergantian. Namun depresi bipolar berbeda dengan depresi unipolar (penyakit depresi saja) atau depresi agitatif (depresi yang bisa meledak-ledak, mudah emosi). Jadi, bukan berarti jika seseorang mudah berubah suasana hatinya, misalnya mudah emosi, disebut mengalami bipolar.

Gejala-gejala bipolar

Bagi gejala manik bipolar biasanya adalah perasaan gembira yang meluap-luap, energi berlebihan, sangat aktif, gelisah, mempunyai banyak ide dan pikiran yang meloncat-loncat, serta tidak fokus.

Contoh sederhana dari tidak fokus dan ide yang meluap-luap pada orang yang mengidap manik bipolar adalah sering pindah atau berganti-ganti pekerjaan. Atau kerap memiliki ide-ide brilian dan out of the book, namun pikiran-pikiran ini saling meloncat, dan akhirnya ia tidak pernah menyelesaikan pekerjaannya.

Seseorang dengan gejala manik bipolar juga kadang mengalami halusinasi, mudah mengkritik orang lain, dan mudah menghamburkan uang. Selain itu penderita bipolar juga merasa tidak ada kebutuhan untuk tidur, sehingga otomatis mengalami gangguan tidur yang tidak jarang juga berakibat pada pola makan tidak teratur. 

Kebalikan dari penderita manik bipolar, gejala yang menimpa penderita depresif bipolar biasanya merasa dirinya tidak berguna atau rendah diri, perasaan menurun, minat terhadap segala hal (pekerjaan, bersosialisasi) menurun, merasa tidak punya harapan, merasa kosong secara emosional, tidak bisa merasakan kebahagiaan.

Selain itu ia juga sering merasa bersalah, mudah lelah, sering menangis tanpa sebab yang jelas, susah berkonsentrasi dan muncul keinginan bunuh diri. 

Pasien bipolar pasti pernah mengalami kedua fase tersebut, manik dan depresif. Namun siklusnya tidak selalu naik turun, ada yang biasa atau stabil dalam waktu lama, lalu naik lagi karena ada faktor pencetusnya. 

Siklus naik-turunnya bipolar biasanya tergantung dari masalah yang dihadapi sehari-hari, serta kemampuan masing-masing individu dalam menghadapi masalahnya, dan berapa lama masa depresi atau manik yang dialaminya. Misalnya ketika remaja ia mengalami manik, lalu bipolarnya tidak kambuh selama bertahun-tahun, setelah dewasa, bipolarnya bisa muncul lagi jika ada kejadian yang sangat mengguncang jiwanya.

Untuk mengatasi perilaku-perilaku di bawah fase manik maupun depresi yang sering kali tidak terkendali, kemampuan dalam mengontrol perubahan suasana hati menjadi kuncinya. 
Berikut beberapa cara mengontrol gangguan bipolar :

Pertama, hindari stress. Kontrol stres dengan menjaga keseimbangan kondisi tubuh, pikiran dan hati dengan menerapkan pola hidup sehat.

Kedua, monitor suasana hati. Kenali gejala dan perhatikan tanda-tanda jika suasana hati berubah di luar kendali. Ini perlu agar ia dapat menghentikan masalah sebelum ia mulai kesulitan mengontrol dirinya sendiri.

Ketiga, terapi bicara. Dengan terapi bicara melalui psikoterapi, penderita akan mendapatkan pengetahuan, bimbingan, dan dukungan untuk mengatasi gejala-gejala yang bisa kambuh kapan saja dan menghindari perilaku-perilaku yang berbahaya.

Keempat, pertahankan ritme. Saat kedua kutub, manik dan depresi saling menyerang, pola tidur dan pola makan bisa berubah-ubah. Saat kondisi seperti ini muncul, cobalah untuk selalu mengontrol gejala manik dan depresi tetap pada ritmenya dan sesuai jadwal sehari-hari. Perubahan jadwal tidur atau pola makan bisa jadi tanda kambuhnya gangguan psikologi ini, segera konsultasi ke dokter untuk dapat penanganan lebih lanjut.

Kelima, mengonsumsi obat anti depresan yang diresepkan dokter setidaknya bisa mengurangi perubahan suasana hati yang tidak jelas dan gejala lainnya.

Keenam, hindari narkoba dan alkohol. Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar biasanya akan tergoda untuk menghilangkan gejala depresi yang dialami dengan minum minuman keras atau mengonsumsi obat-obatan terlarang, padahal itu hanya akan membuat kondisi semakin buruk.

Ketujuh, mencari dukungan. Pastikan orang dengan gangguan bipolar memiliki orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman yang selalu mendukungya.

Sumber : SUARA MERDEKA, Edisi 24 Agustus 2014
Labels: Info & Sains, Kesehatan

Thanks for reading Bipolar disorder : Perubahan dua kutub emosi yang berlainan. Please share...!

0 Komentar untuk "Bipolar disorder : Perubahan dua kutub emosi yang berlainan"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.