Memaknai Penderitaan

Penderitaan


Pernahkah kita berpikir mengapa begitu banyak penderitaan di dunia ini sementara Allah dideskripsikan sebagai Yang Maha Pengasih? Bahkan kita juga tahu bahwa kasih sayang Allah di dunia ini tidak hanya untuk hamba-hambaNya yang beriman, tapi juga bagi seluruh umat manusia, yang beriman ataupun yang ingkar, bahkan kasih sayang Allah meliputi semua makhluk di alam semesta ini.

Jika Allah terpisah dari manusia, dan Dia senang dengan penderitaan kita, maka Dia bisa disalahkan. Tetapi sejatinya Dia adalah penderitaan dan Pemberi penderitaan, akan tetapi Dia di luar semua penderitaan. Hal ini memang sulit untuk kita pahami, tetapi tidak bagi hambaNya yang benar-benar telah beriman dan mengenalNya.

Seandainya tangan kita menjatuhkan benda berat ke kaki kita dan kaki kita terluka karenanya, apakah tangan kita yang harus disalahkan?. 

Tidak, karena tangan juga berbagi penderitaan bersama kaki, dan kendati kaki tampaknya terluka, tetapi yang merasakan sakit adalah seluruh tubuh, dan karena itu tangan juga ikut merasakan sakit itu.

Demikian juga dengan Allah. Hidup kita adalah milikNya, dan Dia tidak bebas dari perasaan bahagia dan sakit, seperti yang kita rasakan. Dalam realitas, Dia merasakan apa yang kita bayangkan kita rasakan, tetapi secara bersamaan Kesempurnaan WujudNya membuat DiriNya di atas semua kegembiraan dan penderitaan duniawi, sementara ketidaksempurnaan kita membatasi diri kita, sehingga kita menjadi subyek dari semua kegembiraan dan penderitaan, betapapun kecilnya.

Lantas jika Allah ikut ''merasakan'' penderitaan yang kita rasakan, mengapa Allah menciptakan penderitaan bagi kita?

Dalam islam, kita diajarkan untuk bersabar ketika mendapat musibah dan bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan. Jika seseorang telah benar-benar memiliki keyakinan dan keikhlasan yang mendalam atas ketentuan Allah, maka jarak antara musibah dan kenikmatan akan menjadi semakin dekat sampai hampir tak berjarak.

Ia tidak hanya mensyukuri nikmat dan karunia yang Allah berikan, tetapi ia juga mensyukuri apapun yang berasal dari Allah, bahkan termasuk penderitaan dan musibah.

Dalam Shahih Muslim disebutkan Rasulullah SAW bersabda :

“Pada Hari Kiamat nanti, penghuni neraka, yang dulunya adalah penghuni dunia yang paling enak hidupnya didatangkan, lalu dicelupkan sekali saja ke neraka. Kemudian ditanyakan kepadanya, Hai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kenikmatan?’ Orang tersebut menjawab, ‘Tidak, demi Allah, wahai Tuhanku.’ Kemudian didatangkan seorang penghuni surga, yang dulunya penghuni dunia yang paling menderita, lalu dicelupkan sekali saja ke surga. Ditanyakan kepadanya, ‘Hai anak Adam, apakah engkau pernah melihat kesengsaraan?’ Orang itu menjawab, ‘Tidak, demi Allah. Aku tidak pernah merasakan penderitaan dan melihat kesengsaraan sebelum ini’.”
(HR. Muslim).
Labels: Refleksi

Thanks for reading Memaknai Penderitaan. Please share...!

0 Komentar untuk "Memaknai Penderitaan"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.