Menyambut Fenomena Alam Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

Gerhana Matahari Total

Beberapa hari ini sejumlah media surat kabar baik cetak maupun elektronik banyak mewartakan mengenai munculnya gerhana matahari yang akan terjadi pada besok rabu 9 maret 2016. Sejumlah Peneliti, pemerintah dan masyarakat luas mulai bersiap menyambut gerhana matahari total ini. Bahkan sejumlah event juga diselenggarakan dalam rangka menyambut terjadinya fenomena alam ini. Beberapa daerah juga memasukkan moment ini dalam kalender destinasi wisata mereka dalam menarik pengunjung atau wisatawan yang ingin menyaksikan langsung munculnya fenomena alam ini. Apa yang membuatnya istimewa sehingga banyak yang hendak meliput peristiwa alam ini?.

Munculnya gerhana merupakan fenomena kosmik yang menunjukkan kebesaran Allah. Oleh karenanya, untuk mengingat Allah Sang Maha Pencipta, umat muslim disunnahkan melakukan salat sunah khusus gerhana selama terjadinya fenomena gerhana ini. Gerhana matahari merupakan salah satu fenomena alam yang selalu menarik perhatian manusia sejak dahulu. Namun, yang membuat peristiwa gerhana yang diperkirakan terjadi besok rabu pagi 9 maret ini lebih istimewa adalah karena wilayah daratan yang dilalui gerhana total ini hanya berada di wilayah Indonesia.

Gerhana matahari total dianggap sebagai salah satu fenomena alam paling mengesankan yang terjadi di Bumi. Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, Gerhana matahari total ini pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, yaitu pada 1983, 1988, dan 1995. Gerhana matahari total yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 diperkirakan baru akan terjadi lagi pada 2023.

Sebenarnya, selain di Indonesia, negara lain seperti India dan Nepal juga akan mengalami gerhana matahari, akan tetapi hanya bersifat parsial. Begitu juga Malaysia, Filipina, dan Papua Nugini hanya akan dapat menyaksikan lebih dari 50% gerhana parsial. Sedangkan Kamboja, Myanmar, Vietnam dan Thailand akan melihat sekitar 50% gerhana matahari parsial. Sementara Australia, China, Jepang dan Alaska akan mendapatkan kurang dari 50% gerhana parsial.

Jalur totalitas gerhana membentang dari Samudra Hindia hingga utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Jalur gerhana itu selebar 155-160 kilometer dan terentang sejauh 1.200-1.300 kilometer, yang kali ini melintasi 12 provinsi di Indonesia. Artinya, gerhana matahari total ini akan bisa disaksikan dengan jelas di 12 provinsi dari Indonesia bagian barat sampai timur. Provinsi-provinsi tersebut adalah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. Selain itu, juga bisa disaksikan di wilayah lain, seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah, serta Maluku Utara. Namun, tidak semua daerah di provinsi itu dilintasi jalur totalitas gerhana.

Untuk wilayah Indonesia bagian barat, waktu puncak terjadinya gerhana adalah pada pukul 07.20 WIB. Untuk Indonesia bagian tengah, puncak gerhana matahari total akan terjadi pada pukul 08.35 WITA. Sedangkan untuk Indonesia bagian timur, puncak gerhana ini akan terlihat pada pukul 09.50 WIT.

Di pusat jalur gerhana, gerhana total terpendek terjadi di Seai, Pulau Pagai Selatan, Sumatera Barat, yaitu selama 1 menit 54 detik dan terpanjang terjadi di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, yaitu selama 3 menit 17 detik. Totalitas gerhana terlama terjadi di satu titik di atas Samudra Pasifik di utara Papua Nugini yaitu selama 4 menit 9 detik. Sedangkan di wilayah Indonesia barat, gerhana terjadi mulai pukul 06.20 WIB, sedangkan di Indonesia tengah dan timur pukul 07.25 Wita dan 08.35 WIT. Fase Gerhana Matahari Total (GMT) rata-rata terjadi satu jam kemudian. Selama GMT, piringan Matahari tertutup penuh oleh piringan Bulan dan hanya menyisakan cahaya korona atau bagian atas atmosfer Matahari. Sehingga yang akan terjadi pada saat itu adalah "Hari yang terang akan berubah seperti senja untuk sesaat,". Menurut LAPAN, gerhana matahari total ini hanya akan terlihat selama 1,5-3 menit.

Wilayah Indonesia lain yang tidak berada di 12 provinsi tersebut akan tetap bisa menyaksikan gerhana matahari meski hanya sebagian yang terlihat (GMS). Bahkan "Seluruh wilayah Indonesia, di luar yang mengalami GMT, akan mengalami GMS. Daerah yang mengalami Gerhana matahari sebagian ini akan melihat Matahari berbentuk sabit. 

Kabarnya, sejumlah peneliti atau ilmuwan, baik dari dalam negeri maupun peneliti asing akan mengamati dan meneliti terjadinya peristiwa gerhana matahari total ini. Mereka akan tersebar di sejumlah wilayah yang menjadi tempat pengamatan. 

Menurut Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Jaya Murjaya mengatakan bahwa tim BMKG akan meneliti variasi medan magnet Bumi dan anomali gravitasi Bumi selama gerhana. Sementara itu, Kepala Observatorium Bosscha ITB, Mahasena Putra juga mengatakan bahwa sejumlah peneliti yang tersebar di beberapa daerah itu juga berencana menyiarkan langsung GMT ini melalui fasilitas live streaming, sehingga totalitas gerhana tetap bisa dinikmati masyarakat di daerah lain.

Selain sebagai kegiatan ilmiah, peneliti, komunikator astronomi, dan astronom amatir itu juga akan mengadakan berbagai kegiatan edukasi publik, mengajak menikmati GMT dengan aman. Kemudian juga menjadikannya sebagai peristiwa budaya yang menyenangkan.



Sumber :
Labels: Info & Sains

Thanks for reading Menyambut Fenomena Alam Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016. Please share...!

0 Komentar untuk "Menyambut Fenomena Alam Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.