Puasa dapat Turunkan Resiko Kerusakan Saraf

Ilustrasi saraf

Banyak penelitian membuktikan bahwa selain merupakan ibadah wajib bagi umat Islam, puasa juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Salah satu di antaranya adalah puasa dapat menurunkan resiko neuropati atau penyakit kerusakan saraf. Berikut keterangan dari Konsultan Neurologis Departemen Neurologi FKUI/RSCM dr Manfaluthy Hakim SpS (K).

Turunkan Resiko Kerusakan Saraf


Bagi penderita neuropati, puasa dapat mengurangi gejala nyeri baal atau kesemutan yang menyertai gangguan ini. Neuropati adalah kondisi gangguan dan kerusakan saraf yang dapat disebabkan oleh trauma pada saraf, efek samping dari suatu penyakit sistemik, atau karena kurangnya vitamin B1, B6 dan B12. Penyakit ini dapat menyerang sejumlah sistem pada jaringan saraf. Di antaranya, sistem motor (sistem yang menggerakkan otot-otot secara sadar), sistem sensorik (mengurus rasa-raba, rasa-nyeri, rasa-suhu) dan sistem otonom (mengatur sesuatu hal yang tidak bisa dikontrol) atau bahkan gabungan ketiganya. Jika rusak, sel saraf sulit atau bahkan tidak bisa tumbuh lagi, sehingga tidak punya gaya regenerasi. 

Sejumlah gejala yang mengindikasikan adanya kerusakan saraf di antaranya yaitu rasa nyeri, mati rasa, kram, kaku, kesemutan, rasa terbakar, kulit hiper-sensitif, kulit mengkilap tidak wajar, rambut rontok pada area tertentu, lemahnya tubuh dan anggota gerak, serta terjadinya atrofi otot atau otot mengecil.

Rasa tidak nyaman tersebut biasanya terjadi pada bagian tangan atau kaki saat tubuh dalam posisi tertentu ketika beraktivitas, misalnya saat duduk sambil menyilangkan kaki atau bersila dan jongkok dalam waktu lama. Adapun yang membedakan kesemutan atau kram biasa adalah gejala neuropati berlangsung spontan, tanpa provokasi terlebih dahulu.

Kegiatan puasa yang dijalani umat muslim saat Ramadhan terbukti bermanfaat untuk kesehatan saraf. Ketika berpuasa, tubuh mendapat kesempatan untuk melakukan detoksifikasi atau pengurangan kadar racun dari dalam tubuh dari pola hidup sehari-hari yang mungkin tidak sehat. 

Ketika kita makan, pasti akan menghasilkan penumpukan zat buang yang berbahaya. Zat buangan yang berupa radikal bebas tersebut saat puasa akan berkurang jauh. Radikal bebas adalah molekul yang tidak memiliki pasangan, kemudian mengambil elektron dari sel sehat sehingga bersifat merusak.

Dengan menurunnya radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel tersebut, maka resiko kerusakan saraf dalam tubuh juga akan menurun. Puasa juga bermanfaat untuk mengalihkan penggunaan glukosa ke lemak sebagai sumber energi secara perlahan sehingga mencegah kerusakan saraf dan otot.

Selain itu, ibadah puasa dapat meningkatkan kondisi mental, kewaspadaan, dan fokus karena beberapa hormon tertentu seperti endorfin mengalami peningkatan dalam darah setelah beberapa hari berpuasa. Jadi jika kita sudah terkena neuropati, hormon ini mencegah terserangnya rasa nyeri baal atau kesemutan.

Pada umumnya, penderita neuropati akan menurunkan dosis atau bahkan tidak minum obat lagi saat berpuasa. Disarankan bagi penderita untuk mulai melakukan gaya hidup sehat dengan mengupayakan gizi seimbang, olahraga teratur, istirahat yang cukup, serta mengendalikan faktor resiko bagi penderita penyakit sistemik.

Saat berpuasa, asupan makanan sebaiknya yang bernutrisi tinggi, khususnya yang mengandung vitamin B yang baik untuk kesehatan saraf, seperti nasi, buah, sayur dan daging. Jika diperlukan, konsumsi vitamin neurotropik satu kali sehari secara rutin sejak dini. Bagi yang puasa, vitamin neurotropik sebaiknya dikonsumsi pada saat sahur untuk mencukupi kebutuhan vitamin yang dibutuhkan saraf saat menjalankan ibadah puasa. Vitamin neurotropik terdiri atas vitamin B1, B6 dan B12 yang berfungsi menjaga dan menormalkan fungsi saraf dengan memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf. 

Selain itu, memberikan asupan yang dibutuhkan supaya saraf dapat bekerja dengan baik. Vitamin ini juga terlibat dalam metabolisme energi sel sehingga dapat dipakai untuk mengatasi kelelahan dan membantu dalam masa penyembuhan penyakit. Kesediaan vitamin B12 yang lebih banyak sangat dibutuhkan oleh tubuh karena vitamin B12 yang masuk ke dalam tubuh hanya diserap kurang dari 2%.

Pada kasus tertentu, penderita neuropati diabetes misalnya, saat puasa harus tetap mengonsumsi makanan yang rendah kadar gula agar dapat terkontrol dengan baik. Diusahakan untuk mencapai angka di bawah 130 mg/dL sesudah puasa delapan jam atau sesudah makan di bawah angka 180 mg/dL dan angka HbA1c di bawah angka 7%.

Agar Sistem Saraf Sehat


👉 Pilih makanan yang mampu melumpuhkan radikal bebas, sekaligus membersihkan dinding pembuluh darah sehingga aliran darah ke otak lancar. Makanan itu antara lain yang kaya antioksidan, seperti sayuran berdaun hijau (bayam, sawi hijau, daun singkong, daun pepaya, daun katuk dan lainnya), umbi atau buah berwarna oranye atau kuning (wortel, ubi jalar merah atau kuning, pepaya, jeruk, mangga dan lainnya), dan buah berwarna merah seperti semangka atau stroberi.

👉 Makan makanan kaya vitamin B kompleks, vitamin B kompleks, terutama B1, B6 dan B12 merupakan bahan baku untuk memproduksi asetilkolin, yaitu neurotransmitter yang berperan dalam fungsi mengingat. Vitamin B banyak terdapat dalam padi-padian (beras merah, gandum), sayur berdaun hijau, dan kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai dan lainnya). Telur, ragi, kacang hijau, kacang kedelai, dan hasil olahannya (tempe, tahu, susu kedelai) juga kaya kanakotin.

👉 Konsumsi sumber protein yang tepat. Untuk mempertajam ingatan dan kesehatan saraf secara keseluruhan, pilih bahan makanan yang kaya protein dan rendah lemak. Contohnya kedelai dan hasil olahannya (tempe, tahu, susu kedelai), susu rendah lemak, dan kacang-kacangan, kecuali kacang tanah.

👉 Makan karbohidrat kompleks mengandung asam amino triptofan. Triptofan bekerja merangsang produksi serotonin sehingga pikiran dapat dikonsentrasikan, meski sedang banyak masalah. Jangan lupa asam lemak omega-3 dan omega-6. Asam lemak omega-3 dan omega-6 merupakan asam lemak tidak jenuh.



Dikutip dari Koran Sindo, edisi Senin, 22 juli 2013.

Labels: Kesehatan

Thanks for reading Puasa dapat Turunkan Resiko Kerusakan Saraf. Please share...!

0 Komentar untuk "Puasa dapat Turunkan Resiko Kerusakan Saraf"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.