5 Ciri-ciri Orang Yang Diterima Shalatnya oleh Allah

Orang Shalat

Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat maka ia menegakkan agama dan barang siapa meninggalkan shalat maka ia merobohkan agama. Sebagai umat Islam, kita mesti berupaya semaksimal mungkin dalam menjalaninya agar shalat kita diterima oleh Allah SWT. Kita memang tidak tahu apakah shalat kita diterima oleh Allah. Tapi dalam sebuah hadits Qudsi, Allah memberitahukan pada kita mengenai ciri-ciri orang yang shalatnya diterima oleh Allah SWT. Zakiyuddin al Mundziri dalam kitabnya, At Targhib wat Tarhiib menyebutkan sebuah Hadits qudsi yang menjelaskan mengenai ciri-ciri orang yang shalatnya diterima, disebutkan:

"Sesungguhnya Aku (Allah) hanya akan menerima shalat dari orang yang rendah hati dihadapan keagunganku, tidak menyombongkan diri dengan shalatnya kepada makhlukKu, yang tidak mengulang-ulang maksiat kepadaKu, yang menggunakan waktu siangnya untuk terus mengingatKu, yang menyayangi orang miskin, orang dalam perjalanan (ibnu Sabil), wanita yang ditinggalkan suaminya dan orang yang ditimpa musibah."

Dari hadits qudsi di atas, kita memperoleh pemahaman bahwa shalat, meski bentuknya ibadah mahdhah (murni), ternyata berkaitan erat dengan akhlak. Nilai sebuah ibadah ternyata tidak hanya dilihat dari segi syariatnya, melainkan juga dilihat dari segi fungsi ibadah tersebut dalam membentuk kepribadian dan akhlak orang yang mengerjakannya. Jika dijabarkan dari hadits di atas, maka ciri-ciri orang yang diterima shalatnya yaitu:

1. Orang yang rendah hati (tawadhu') di hadapan Allah.

Kerendah hatian kepada Allah ini tampak dalam kekhusyuan di saat mengerjakan shalat. Khusyu' jiwa dan raga, karena benar-benar merasa sedang berada di hadapan Allah Yang Maha Agung. Ketika mengucapkan Allahu Akbar, maka segera tertanam di dalam jiwa betapa kecil dan lemahnya kita di hadapan Sang Maha Pencipta dan Penguasa alam semesta. Dengan kesadaran seperti ini, maka akan membentuk sifat rendah hati dalam diri orang yang menjalankannya, baik itu di hadapan Allah Yang Maha Besar maupun dalam pergaulan dengan sesama manusia.

Baca juga: Faktor-faktor yang mempengaruhi diijabahnya doa

2. Orang yang tidak menyombongkan diri dengan shalatnya kepada sesama manusia.

Sombong adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah. Kita sebagai makhluknya tidak boleh dan tidak pantas untuk berlaku sombong dihadapanNya. Lebih celaka lagi kalau kita sombong dengan shalat kita, agar kita dilihat dan mendapat pujian dari orang lain, maka sia-sialah ibadah kita. Hal ini juga berlaku saat di luar shalat. Jadi, kalau kita telah melaksanakan shalat, tetapi kita masih berperilaku sombong, baik itu karena kekuasaan yang kita genggam, kekayaan yang kita miliki, ilmu yang kita punyai, atau kita merasa paling rajin dalam beribadah, maka janganlah merasa puas dengan kualitas shalat kita.

3. Orang yang tidak mengulangi maksiat kepada Allah.

Jika kita melaksanakan shalat dengan sepenuh hati, maka seharusnya ia dapat mengubah perilaku buruk kita menjadi lebih baik. Dengan shalat, juga akan menyebabkan kita menjauhi perbuatan jahat dan keji. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ankabut ayat 45: .."Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar". Rasulullah juga pernah mengingatkan bahwa "barang siapa shalatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, maka shalatnya hanya akan menjadikannya bertambah jauh dari Allah". Maka jika kita telah melaksanakan shalat, harusnya kita mesti tinggalkan kebiasaan berdusta, menipu, korupsi, iri dengki, menggunjing, memfitnah dan semua perbuatan maksiat yang lain.

4. Orang yang menggunakan waktunya untuk senantiasa berdzikir (mengingat Allah)

Dzikir artinya mengingat Allah dalam hati dan menyebutNya dengan lisan. Dzikir hati dan dzikir lisan ini harus seiring  sejalan, dan diamalkan dalam keterpaduan. Jika kita mengingat dan menyebut Allah hanya dalam shalat, sementara di luar shalat hati kita lengah, lalai dan melupakan Allah, maka shalat kita tidak akan mendekatkan diri kita kepada Allah, dan juga tidak menuntun kita ke jalan keselamatan. Mengingat dan menyebut Allah harus kita amalkan dalam setiap langkah hidup kita, karena dengan demikian pastilah akan membimbing manusia ke jalan kebenaran, serta melahirkan perkataan dan perbuatan yang diridhai Allah. 

5. Orang yang menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama manusia.

Ketika salam penutup shalat telah diucapkan, sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, maka seorang muslim telah terlahir kembali sebagai sosok yang penuh kedamaian, yang menebarkan salam dan kasih sayang kepada segenap penghuni alam. Kita sebagai manusia sudah sepatutnya untuk saling menyayangi antara satu dengan yang lainnya. Jika kita melihat penderitaan orang lain, pasti hati akan terketuk untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan menumbuhkan rasa kepedulian kepada sesama, maka akan tercipta kehidupan yang harmoni di antara sesama umat manusia.

Itulah lima ciri orang yang shalatnya diterima oleh Allah. Jika kelima ciri tersebut dapat kita terapkan, maka kata Allah dalam lanjutan hadits qudsi di atas, "Cahayanya bak cahaya matahari. Aku lindungi dia dengan kebesaranKu. Aku perintahkan malaikat untuk menjaganya. Aku berikan cahaya ketika ia dalam kegelapan. Aku berikan ilmu ketika ia dalam ketidak tahuan. Perumpamaan orang ini dengan makhlukKu yang lain bagaikan firdaus di dalam surga".


Labels: Refleksi

Thanks for reading 5 Ciri-ciri Orang Yang Diterima Shalatnya oleh Allah. Please share...!

0 Komentar untuk "5 Ciri-ciri Orang Yang Diterima Shalatnya oleh Allah"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.