Said bin Zaid bin Amr bin Nufail al Adawi adalah seorang sahabat nabi dari golongan Muhajirin. Said bin Zaid juga termasuk di antara sepuluh sahabat Nabi yang dijanjikan masuk surga. Saat Rasul menyerukan agama Islam, ia segera menyambut seruan Rasul dan membenarkan kerasulan Muhammad, serta menjadi pelopor bagi orang-orang beriman. Oleh karenanya dia juga termasuk golongan orang-orang yang pertama masuk Islam (Assabiqunal Awwaluun).
Said lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang tetap berpegang teguh pada kebenaran. Keluarganya mengingkari kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy yang sesat. Said dididik oleh seorang ayah yang sepanjang hidupnya giat mencari agama yang haq. Dalam pencariannya, sang ayah berkelana mulai di Makkah sampai ke Syam. Zaid bin Amr bin Nufail, ayah Said, bercerita:
''Saya pelajari agama Yahudi dan Nasrani. Tetapi, keduanya saya tinggalkan karena saya tidak memperoleh sesuatu yang dapat menentramkan hati saya dalam kedua agama itu. Lalu saya berkelana ke seluruh pelosok kota mencari agama Ibrahim. Ketika saya sampai ke negeri Syam, saya diberitahu tentang seorang Rahib yang mengerti ilmu kitab. Maka saya datangi Rahib tersebut, kemudian saya ceritakan kepadanya tentang pengalaman saya belajar agama".
Rahib berkata kepadaku: "saya tahu anda sedang mencari agama Ibrahim, hai putra Makkah?''. Saya menjawab: ''betul, itulah yang saya inginkan''. Rahib berkata lagi: ''anda mencari agama yang dewasa ini sudah tak mungkin lagi ditemukan. Tetapi pulanglah anda ke negeri anda. Allah akan membangkitkan seorang Nabi di tengah-tengah bangsa anda untuk menyempurnakan agama Ibrahim. Bila anda bertemu dengan dia, tetaplah anda bersamanya.''
Zaid memutuskan berhenti berkelana. Dia kembali ke Makkah menunggu Nabi yang dijanjikan. Ketika sedang dalam perjalanan pulang, Allah mengutus Muhammad menjadi Nabi dan Rasul dengan agama yang haq. Tetapi sayangnya, belum sempat bertemu dengan beliau, Zaid dihadang perampok-perampok Badui di tengah jalan dan terbunuh sebelum ia sampai ke Makkah. Saat ia akan menghembuskan nafasnya yang terakhir, Zaid menengadah ke langit dan berseru: ''Wahai Allah, jika Engkau mengharamkanku dari agama yang lurus ini, janganlah anakku Said diharamkan pula daripadanya''.
Ternyata Allah memperkenankan doa Zaid, ketika Rasulullah menyerukan agama yang haq, tak butuh lama bagi putranya, Said, untuk menerima ajakan Rasul. Ketika masuk Islam, umur Said belum lebih dari dua puluh tahun. Said masuk Islam tidak seorang diri. Dia masuk Islam bersama-sama istrinya, Fatimah binti Al Khattab, adik perempuan Umar bin Khattab. Ketika pemuda Quraisy ini masuk Islam, dia disakiti dan dianiaya, dipaksa kaumnya supaya kepada agama mereka. Usaha mereka tidak berhasil. Bahkan Said dan istrinya lah yang telah menyebabkan Umar bin Khattab masuk Islam.
Said bin Zaid selalu ikut menyertai bersama Rasulullah dalam setiap peperangan, kecuali perang Badar. Dia juga ambil bagian bersama kaum Muslimin saat mencabut singgasana Kisra Persia dan menggulingkan kekaisaran Rum. Reputasinya juga luar biasa dalam perang Yarmuk. Said bin Zaid bercerita:
"Ketika terjadi perang Yarmuk, pasukan kami hanya berjumlah 24.000 orang, sedangkan tentara Rum berjumlah 120.000 orang. Musuh bergerak ke arah kami dengan langkah-langkah yang mantap bagaikan sebuah bukit yang digerakkan tangan-tangan tersembunyi. Di barisan paling depan berbaris pendeta-pendeta, perwira-perwira tinggi dan paderi-paderi yang membawa kayu salib sambil mengeraskan suara membaca doa. Doa itu diulang-ulang oleh tentara yang berbaris dibelakang mereka dengan suara mengguntur.''
Tatkala tentara kaum Muslimin melihat musuhnya seperti itu, kebanyakan mereka terkejut, lalu timbul rasa takut di hati mereka. Abu Ubaidah pun bangkit mengobarkan semangat jihad kepada mereka. Abu Ubaidah berpidato:
''Wahai hamba-hamba Allah, menangkan agama Allah, pasti Allah akan menolong kalian dan memberikan kekuatan kepada kalian. Wahai hamba-hamba Allah, tabahkan hati kalian, karena ketabahan adalah jalan lepas dari kekafiran, jalan mencapai keridhaan Allah dan menolak kehinaan. Siapkan lembing dan perisai, tetaplah tenang dan diam, kecuali mengingat Allah dalam hati kalian masing-masing. Tunggu perintah saya selanjutnya, insya Allah!.''
Said melanjutkan ceritanya: tiba-tiba seorang prajurit Muslim keluar dari barisan dan berkata kepada Abu Ubaidah: "saya ingin syahid sekarang, adakah pesan-pesan anda kepada Rasulullah?''. Jawab Abu Ubaidah: ''Ya, ada! Sampaikan salam saya dan kaum Muslimin kepada beliau. Katakan kepada beliau, sesungguhnya kami telah mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan kami.''
Setelah berakhirnya perang Yarmuk, Said bin Zaid juga turut berperang menaklukan Damsyiq. Bahkan akhirnya Abu Ubaidah bin Jarrah mengangkat Said bin Zaid menjadi wali di sana. Dia lah wali kota pertama dari kaum Muslimin setelah kota itu berhasil dikuasai dan jatuh ke pangkuan umat Islam. Said bin Zaid RA wafat pada 51H (671) di daerah pedalaman, yakni di Aqiq. Tetapi jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Madinah oleh Saad bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Umar, keponakannya sendiri. Dia kemudian dimakamkan di Baqi, di antara beberapa sahabat Rasulullah SAW lainnya.
Labels:
Kisah Hikmah
Thanks for reading Sa'id bin Zaid RA, Salah Seorang Sahabat Rasul Yang Dijamin Masuk Surga. Please share...!
0 Komentar untuk "Sa'id bin Zaid RA, Salah Seorang Sahabat Rasul Yang Dijamin Masuk Surga"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.