Mistisisme Masyarakat Jawa

Orang jawa

Sebagaimana yang kita ketahui, masyarakat jawa sebelum masuknya agama Islam, bahkan sebelum masuknya ajaran Hindu dan Budha sekalipun, adalah masyarakat yang sudah terbiasa hidup dalam suasana mistik. Mistik bagi masyarakat jawa dianggap sebagai sikap hidup, pola pikir dan dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak literatur mengatakan bahwa kepercayaan masyarakat jawa saat itu bertumpu pada penyembahan terhadap roh-roh leluhur (animisme) dan kekuatan magis dari benda-benda (dinamisme). 

Kepercayaan animisme dan dinamisme ini bahkan telah dianut masyarakat jawa sejak zaman pra-sejarah. Dasar pemikiran ajaran animisme dinamisme yaitu adanya kepercayaan tentang kekuatan atau energi yang mendiami benda-benda keramat dan adanya roh-roh halus (termasuk arwah leluhur) yang menempati alam sekeliling mereka. Selain itu, mereka juga mempercayai bahwa manusia (khususnya bagi orang-orang tertentu) mampu mengadakan kontak langsung dengan alam arwah atau dunia gaib. Orang - orang dengan kemampuan ini bahkan mampu mengendalikan alam arwah tersebut dan menggunakan kekuatan gaib untuk kepentingan duniawi dan spiritual mereka. 

Bentuk kontak dengan roh atau alam gaib bagi masyarakat jawa diekspresikan dengan adanya upacara-upacara ritual pemujaan terhadap sesuatu yang dianggap sakral (keramat). Upacara ritual tersebut diwujudkan dengan adanya perlengkapan upacara yang berupa sesaji, pembacaan mantra-mantra dan menggunakan mediator yakni seorang dukun atau orang-orang yang dianggap memiliki tingkat kemampuan spiritual tertentu. 

Kepercayaan masyarakat jawa semakin berkembang dengan masuknya orang-orang Melayu purba sekitar tahun 3000 SM dari pegunungan Cina selatan melalui Vietnam, serta kedatangan orang-orang Melayu yang sudah memiliki peradaban agak tinggi yang memiliki kepercayaan akan kuasa roh-roh dalam kehidupan manusia, semakin memberi warna bagi kepercayaan masyarakat jawa saat itu. Terlebih dengan masyarakat jawa yang memiliki watak lembah manah membuat kepercayaan baru yang masuk menjadi mudah diadopsi dan diserap oleh mereka.

Seiring berjalannya waktu, kepercayaan masyarakat jawa kemudian banyak dipengaruhi budaya agama Hindu diikuti ajaran Budha yang dibawa oleh bangsa India. Dengan masuknya ajaran Hindu dan Budha yang juga membawa ajaran esoterik dan mengajarkan mistik, maka terjadilah pergumulan dengan ajaran mistik jawa yang sudah mapan, sehingga terjadilah proses saling mempengaruhi antara mistik Hindu Budha dan mistik jawa yang sama-sama menjadi sikap dan falsafah hidup. Hal ini tentunya semakin menyuburkan khazanah mistis masyarakat jawa. 

Hal ini terjadi pula saat agama Islam masuk ke tanah jawa. Terlebih penyebaran agama Islam yang saat itu banyak dimotori oleh kaum sufi, yang bentuk praktek keagamaannya cenderung menekankan aspek batin (esoterik), semakin melengkapi dan memperkaya dimensi spiritual, khazanah pemikiran dan pola hidup masyarakat jawa. Sufisme sebagai mistisisme Islam mendapat apresiasi dari masyarakat yang luar biasa, karena memang pada dasarnya masyarakat jawa sudah akrab dengan dunia mistis. Dari perpaduan kepercayaan inilah kemudian muncul istilah yang disebut Islam Kejawen. 

Pergumulan mistik Islam (tasawuf) dengan mistik jawa tampak terlihat jelas dari perkembangan sikap hidup keagamaan orang jawa. Munculnya aliran-aliran kebatinan merupakan wujud pengolahan jawa atas mistik Islam. Mistik yang merupakan salah satu sikap hidup orang jawa sejak dari mereka hanya mengenal ajaran animisme dinamisme, hingga masuknya ajaran Hindu Budha, telah diperkaya dengan warna lain, yaitu mistik Islam. Intinya bahwa semua agama yang masuk ke tanah jawa diterima dan diolah secara 'jawa', sehingga dalam beberapa aspek ajarannya juga telah mengalami jawanisasi.

Pengaruh Islam terhadap mistik jawa terlihat dalam partisipasinya dengan sikap hidup orang jawa. Sikap hidup orang jawa yang selalu ditekankan pada hidup batin, pada kenyataannya juga senada dengan ajaran tasawuf Islam seperti sikap rila, narimo, legowo, waspodo, eling dan seterusnya. Ajaran jawa tersebut identik dengan ajaran Islam seperti ridha, qanaah, tawakkal, sabar dan dzikir. Salah satu ritus mistik orang jawa adalah slametan. Slametan merupakan nilai yang sakral bagi masyarakat jawa. Ritual ini dilakukan sejak menyambut kelahiran seorang bayi, khitanan, pernikahan sampai pada kematian. Slametan yang pada masa sebelum Islam banyak menggunakan tradisi mistis seperti berbagai macam sesaji, setelah Islam datang diubah dengan pembacaan doa-doa dan ayat-ayat Al-Qur'an yang dipanjatkan oleh seorang Kyai atau pemuka agama.

Selain slametan ada juga nyadran. Adat ini biasa dilakukan pada bulan Ruwah (Jawa) atau Sya'ban (Islam) dengan cara berziarah mengadakan tabur bunga di kubur, kemudian selanjutnya melakukan mandi suci untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Sebelum datangnya Islam, pada masa dahulu upacara adat ini dilakukan dengan pemanggilan roh-roh halus, meminta berkah dan restu pada arwah. Ketika Islam datang, pola hidup mistik yang ada di adat tersebut diubah, upacara ziarah dan tabur bunga tetap dijalankan, tetapi disertai dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dan pembacaan doa yang dilakukan dengan cara Islami. Sementara pemanggilan roh dan permohonan doa pada roh dihilangkan, diganti dengan doa yang diarahkan hanya pada Allah SWT. 

Ajaran Islam yang memperkenalkan konsep tentang Tuhan dan ketuhananNya melalui ajaran tasawufnya, telah diadopsi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat jawa. Tasawuf (mistik Islam) yang mengajarkan bagaimana konsep tentang manusia, Tuhan dan alam, serta bagaimana cara berhubungan dengan Tuhan (melalui jalan mistik) juga banyak digunakan dalam praktek mistik jawa, oleh aliran-aliran kebatinan. Pandangan hidup, falsafah, kearifan dan kebijaksanaan dalam Islam juga banyak diadopsi masyarakat jawa. Islam tidak hanya sekedar diterima oleh masyarakat jawa sebagai sebuah agama, tetapi juga menjadi penyubur khazanah mistik bagi masyarakat jawa. 
Labels: Horizon, Seni Budaya

Thanks for reading Mistisisme Masyarakat Jawa. Please share...!

0 Komentar untuk "Mistisisme Masyarakat Jawa"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.