7 Qari Internasional dengan Suara Merdu

Qari suara merdu

Setiap dari kita pasti pernah mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an yang diputar lewat rekaman kaset, CD player atau lewat mp3 di ponsel. Rangkaian ayat-ayat suci yang dilantunan dengan suara yang merdu serasa membuat hati bergetar namun hati terasa menjadi lebih tenang. Pada dasarnya, ayat-ayat Al Qur'an memang memiliki keistimewaan untuk membangun perasaan dan juga menyentuh relung terdalam hati orang yang mendengarnya dengan penuh penghayatan. Maka tidak heran, banyak orang yang kemudian mendapat hidayah karena mendengarkan keagungan dari lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an. 

Tahukah anda siapa dibalik suara-suara merdu pelantun ayat-ayat suci tersebut?. Para Qari (pelantun/pembaca) Al Qur'an yang dikenal memiliki suara merdu dan rekaman suaranya banyak beredar di sekitar kita memang jumlahnya cukup banyak. Dari sekian banyaknya Qari, berikut adalah profil singkat 7 Qari Internasional dengan suara merdu yang sering kita dengar rekaman suaranya:

1. Mishary Rasyid Al-Afasy


Shaikh Mishary Rashid Ghareeb Mohammed Rashid Al-Afasy yang lahir pada 5 September 1976 adalah seorang munsyid, hafiz dan imam berkebangsaan Kuwait. Beliau adalah Imam dari Grand Mosque (Kuwait). Mishary Rasyid dikenal memiliki suara yang indah dan unik dalam pembacaan Al Qur'an. Banyak Qari lain datang untuk meniru gaya bacaannya. Pada tanggal 25 Oktober 2008, Mishary Rasyid menerima penghargaan Arab Creativity Oscar yang disponsori oleh Sekjen Liga Arab, Amir Musa, atas jasa-jasanya dalam mendakwahkan ajaran Islam yang damai dan santun dengan memanfaatkan berbagai media.

Mishary Rasyid banyak dikenal karena resital Al-Quran dan nasyid yang dilantunkannya. Salah satu nasyidnya yang sangat populer adalah yang berjudul Qolbi Ashghiir (My Small Heart). Mishary Rasyid juga sering muncul dalam acara pembacaan Al-Quran di televisi-televisi di kawasan Timur Tengah Amerika dan Eropa. Bahkan Mishary Rasyid juga memiliki 2 Saluran Ruang khusus dalam pembacaan Al-Qur'an, yang pertama adalah Alafasy TV dan yang kedua adalah Alafasy Q.

2. Abdurrahman As Sudais


Asy-Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz bin Muhammad as-Sudais adalah Imam dan Khatib Masjidil Haram yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Beliau lahir di Riyadh pada 10 Februari 1960. Beliau telah menghafal al-Qur'an pada usia 12 tahun. Beliau menghafal Al-Qur'an atas bimbingan Syaikh Abdurrahman bin Abdullah Alu Faryan. Ia juga belajar dari Syaikh al-Muqri Muhammad Abdul Majid Dzakir dan Syaikh Muhammad Ali Hasan. Beliau lulus membaca Al-Qur'an menggunakan qira'at Hafs dari Ashim pada tahun 1979/1399 H dengan predikat sangat baik. 

Pada tahun 1408 H, beliau menyelesaikan studi magisternya dengan predikat Cum Laude dari Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud. Kemudian studi doktoralnya beliau selesaikan di Universitas Umm Al-Qura dengan predikat Cum Laude. Sedangkan gelar Profesor dalam bidang Ushul Fiqih beliau raih atas penelitiannya dengan judul Permasalahan-permasalahan Ushul Fiqih yang terkait dengan dalil-dalil syar'i yang dipertentangkan Ibnu Qudamah al-'Azali. Pada tahun 2005, Ia mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Muslim tahun 2005 dari Penghargaan Al-Qur'an Internasional Dubai sesi kesembilan atas jasanya dalam bidang Al-Qur'an dan Islam.

3. Saad Al Ghamidi


Syaikh Sa’ad Said Al Ghamidi adalah seorang Qari yang berasal dari Arab Saudi. Beliau dilahirkan pada tanggal 19 Mei 1967 di kota Dammam, Mantiqah Syarqiyah. Beliau juga menjadi Imam dan khatib di Masjid Yusuf bin Ahmad di Dammam. Selain sebagai Qari dan menjadi Imam Masjid, beliau juga seorang penulis dengan beberapa karya tulis dan juga seorang munsyid yang cukup digemari. Salah satu nasyid yang paling dikenang dari beliau berjudul Ghuraba. Namun di seluruh dunia Islam, beliau lebih dikenal sebagai seorang qari’ Al Qur’an yang rekaman murattalnya telah beredar di seantero dunia.

Saad Al Ghamidi menyelesaikan pendidikan dasarnya di Dammam. Setelah itu kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Universitas Imam Muhammad bin Saud dari fakultas Ushuluddin. Beliau lulus dari Universitas ini pada tahun 1410 H. Pada tahun 1990, beliau telah menghafal 30 Juz Al Quran. Bacaan Al Quran beliau sangat mudah dicirikan dengan lantunan suara yang sangat indah.  Tahun 1415 dan tahun 1417, ia mendapat gelar Sarjana Muda dari sanad qira’ah diambil dari riwayat Hafsh dari Ashim. Rekaman bacaan Al Quran beliau juga sangat sukses. Selain dikenal di banyak dunia arab, beliau juga dikenal di beberapa negara luar Arab seperti Austria, Amerika Serikat dan Inggris. 

4. Faris Abbad


Abdul Rabbuh Mohammed Faris Abbad lahir di Sanaa, Yaman pada 12 April tahun 1980. Beliau adalah salah seorang qari’ yang juga terkenal dalam dunia ruqyah-meruqyah. Selain dalam urusan ruqyah, beliau juga dikenal memiliki keahlian dalam urusan tilawah al-Qur’an. Saat bakatnya dalam melafalkan Qur'an mulai dikenal, dan suaranya semakin dikagumi banyak orang, beliau terpilih sebagai imam shalat Tarawih di Masjid Bilal Ibn Rabah pada tahun 1994.

Faris Abbad dikenal memiliki suara yang indah dalam melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an. Jenis murottalnya adalah berdasarkan riwayat Hafsh dari ‘Aashim. Dari segi suara, pakar tilawah yang berasal dari negeri Yaman ini dikenal memiliki suara cukup nyaring dan jernih, sehingga mudah dimengerti. Bacaannya memiliki kecepatan sedang yang membuat kita sebagai pendengarnya tidak terlalu kesulitan mengikuti gaya bacaannya.

5. Mahir Al Mu'aiqly


Syaikh Mahir bin Hamad Al Mu'aiqly lahir di Madinah pada 7 Januari 1969. Beliau adalah seorang imam Masjid besar kota suci Mekkah, yakni Masjidil Haram. Beliau adalah pemilik suara emas yang dapat membaca al-Quran dengan lagu yang indah. Ketika masih muda, beliau begitu mengidolakan salah satu gurunya yakni Muhammad Abdul Karim, dalam membaca al-Quran. Setiap kali gurunya menjadi imam dalam shalat jamaah di salah satu masjid di daerah Awali kota Jeddah, dari barisan ma’mum Syaikh Mahir diam-diam menyimak dan berusaha menirukan lagu bacaan gurunya itu. 

Dari kuatnya inspirasi yang didapatkan oleh Syaikh Mahir dari gurunya ini, dan berkat alunan bacaan indahnya, ia kemudian terpilih menjadi salah satu imam di Masjidil Haram. Sebelum ditunjuk menjadi Imam di Masjidil Haram, beliau banyak menghabiskan usianya di Madinah. Beliau diangkat sebagai Imam Masjidil Haram pada tahun 1428 H, yang mana sebelumnya beliau adalah Imam Masjid Nabawi pada tahun 1427 H.

6. Abdul Basit Abdul Samad


Abdul Basith Abdul Samad lahir pada tahun 1927 di desa Al-Muzaazah, kota Armant yang terletak di propinsi Qana Mesir. Sejak muda beliau dikenal akan kejeniusan dan kecerdasannya dalam hafalan Al Qur'an. Potensinya dalam bidang ilmu Al Qur'an telah menarik perhatian gurunya di sekolah. Beliau telah hafal seluruh Al Qur'an pada usia 10 tahun. Beliau pernah menimba ilmu qiraat di hadapan Syaikh Muhammad Salim al-Minshawi, salah seorang ustad yang populer dalam qiraat dan saat itu menjadi perbincangan banyak kalangan. 

Abdul Basith memiliki suara indah nan merdu yang dapat membuat seseorang terpikat dengan suara emasnya. Lantunan bacaan ayat-ayat suci Al Qur'an yang keluar dari mulutnya laksana sungai yang mengalir. Beliau pernah melakukan banyak lawatan ke berbagai penjuru dunia dan mempersembahkan tilawah-tilawah merdunya di tengah-tengah para pecinta al-Quran. 

7. Muhammad Siddiq Al-Minshawi


Muhammad Siddiq Al-Minshawi adalah salah satu Qari terkemuka dari Mesir. Beliau yang lahir pada tahun 1920 adalah putra dari seorang Qari terkemuka Syaikh Siddiq al-Sayid Taib al-Minshawi. DNA keluarganya memang telah dikenal sebagai pencetak Qari yang menjaga warisan tilawah Al-Qur'an. Dari mulai kakeknya, ayahnya dan saudara-saudaranya merupakan qari terkemuka Al Qur'an. Ayahnya memberinya nama Muhammad mengambil berkah dari nama Rasulullah SAW. Muhammad Siddiq Al Minshawi menghafal Al-Quran sedari usia 8 tahun dan populer setelah beberapa kali melakukan tilawah di Mesir Hulu dan suaranya juga sampai ke luar daerah tersebut.

Syaikh Muhammad Siddiq Al-Minshawi pernah mendapatkan berbagai piagam penghargaan dari berbagai negara seperti Indonesia, Suriah, Lebanon dan Pakistan. Beliau terserang penyakit aterosklerosis (peradangan) pada tahun-tahun terakhir umurnya. Meski dokter telah melarangnya untuk melakukan tilawah Al-Quran karena upaya berlebihan dalam menarik tenggorokannya, beliau tetap melanjutkan kegiatan-kegiatannya sampai hari-hari terakhir kehidupannya. Beliau meninggal di usia 49 tahun, dimana selama hidupnya beliau telah melakukan tilawah di 150 majelis Al-Quran dan suaranya juga direkam untuk radio.



Diolah dari berbagai sumber

Labels: Mozaik

Thanks for reading 7 Qari Internasional dengan Suara Merdu. Please share...!

0 Komentar untuk "7 Qari Internasional dengan Suara Merdu"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.