Bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat adalah saat-saat yang menenangkan. Rasa dan aroma teh yang khas menjadikan minuman ini banyak disukai baik kalangan orang tua maupun kaum muda. Daun teh juga mengandung zat antioksidan dan kafein yang baik bagi kesehatan tubuh kita. Teh yang biasanya sudah dalam kemasan siap seduh ini diolah dari pucuk daun muda tanaman teh yang memiliki nama latin Camelia Sinensis.
Ada beragam jenis teh yang biasa kita jumpai di pasaran. Namun banyak dari kita yang belum tahu bahwa sebenarnya beragam jenis teh tersebut berasal dari tanaman yang sama.
Produk daun teh dapat menjadi berbeda satu sama lain karena diproses melalui berbagai metode atau cara pengolahan yang berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Oksidasi adalah proses yang melibatkan interaksi oksigen dengan permukaan daun teh sehingga kemudian menghasilkan komponen aktif yang bermanfaat bagi tubuh.
Jadi, proses pembuatan yang berbeda ini akan menghasilkan jenis produk teh yang berbeda pula. Salah satu cara membedakan jenis produk teh yang satu dengan yang lain yaitu dari aromanya. Saat teh diseduh dengan air panas, maka akan menimbulkan aroma serta rasa khas yang berbeda pula. Beragam jenis teh ini juga memiliki manfaatnya dan keunggulannya masing-masing bagi kesehatan tubuh kita.
Jenis-Jenis Teh, Kandungan dan Manfaatnya
Berdasarkan proses pembuatannya, produk teh seduh pada umumnya diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Teh Hijau (Green Tea)
Teh hijau dibuat dari daun teh yang hanya melalui satu kali penyaringan, atau dihasilkan tanpa proses fermentasi (oksidasi enzimatis). Prosesnya yaitu dengan cara menginaktifkan enzim fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar. Caranya yaitu melalui proses pemanasan sehingga oksidasi terhadap katekin (zat antioksidan) dapat dicegah. Proses pemanasan biasa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan udara kering (pemanggangan/sangrai) dan pemanasan basah dengan uap panas (steam).
Masing-masing dari kedua cara ini punya hasil dan kelebihan yang berbeda. Jika melalui proses pemanggangan, maka daun teh akan punya aroma dan flavor yang lebih kuat, sedangkan jika melalui cara pemberian uap panas, maka warna teh dan seduhannya akan lebih hijau terang. Dari kedua cara ini, daun teh sama-sama menjadi layu, tetapi karena daun teh segera dipanaskan setelah pemetikan, maka hasil tehnya tetap berwarna hijau.
Kandungan dan Manfaat
Teh hijau dikenal memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Zat antioksidan bermanfaat untuk mencegah infeksi pada kandung kemih dan dapat membantu melawan jenis kangker tertentu seperti kangker paru dan kangker payudara. Teh hijau juga dapat berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Karena sifatnya yang dapat menurunkan kolesterol, teh hijau juga dapat berfungsi untuk membantu mencegah terjadinya aterosklerosis, yaitu penyumbatan pembuluh darah yang diakibatkan oleh tingginya kadar lemak jahat dalam tubuh. Terjadinya aterosklerosis ini mesti cepat dicegah karena dampaknya dapat mengakibatkan penyakit jantung dan stroke di kemudian hari.
Selain kaya akan antioksidan, teh hijau juga mengandung senyawa polifenol yang dapat berfungsi untuk menghambat penyerapan kolesterol oleh usus halus dan secara bersamaan membantu tubuh membuang kelebihan kolesterol. Manfaat lainnya dari teh hijau adalah dapat untuk mengobati perut begah, mengontrol kadar gula darah, mengatur suhu tubuh, melancarkan pencernaan dan dapat juga untuk meningkatkan kemampuan kognitif otak.
2. Teh Hitam (Black Tea)
Teh hitam merupakan jenis teh yang banyak diproduksi di Indonesia. Bahkan Indonesia sendiri merupakan salah satu negara pengekspor teh hitam ke-5 terbesar di dunia. Orang barat menyebutnya teh hitam karena daun teh yang digunakan untuk penyeduhan biasanya berwarna hitam. Sedangkan orang timur sendiri lebih mengenalnya sebagai teh merah, karena larutan teh yang dihasilkan dari teh ini akan berwarna merah.
Teh hitam dihasilkan melalui proses fermentasi. Bahkan dikatakan pengolahan teh hitam ini dilakukan dengan fermentasi penuh, karena dalam prosesnya, daun teh paling banyak mengalami pemrosesan fermentasi. Proses fermentasi teh hitam ini tidak menggunakan mikrobia sebagai sumber enzim, melainkan menggunakan enzim fenolase yang terdapat di dalam daun teh itu sendiri. Pada proses ini, sebagian besar katekin dioksidasi menjadi teaflavin dan tearubigin, suatu senyawa antioksidan yang tidak sekuat katekin.
Tahapan pembuatan teh hitam diawali dengan meletakan daun teh di rak dan dibiarkan layu selama 14 hingga 24 jam. Setelah itu kemudian daun digulung dan dipelintir untuk melepaskan enzim alami dan mempersiapkan daun untuk proses oksidasi. Pada tahap ini daun teh masih berwarna hijau. Setelah proses penggulungan, daun teh siap untuk proses oksidasi. Tahapan selanjutnya daun teh diletakkan di tempat dingin dan lembab. Setelah itu proses fermentasi pun berlangsung dengan bantuan oksigen dan enzim. Lamanya proses fermentasi ini sangat menentukan kualitas hasil akhir. Dari hasil proses fermentasi ini akan memberikan warna dan rasa pada teh hitam. Tahap terakhir yaitu daun teh dikeringkan atau dipanaskan untuk menghentikan proses oksidasi dan untuk mendapatkan rasa serta aroma yang diinginkan.
Kandungan dan Manfaat
Kandungan kafein yang ada pada teh hitam merupakan yang paling tinggi di antara jenis teh lainnya. Kadar kafein yang tinggi ini dapat berfungsi untuk menstimulasi kerja tubuh dan otak. Karena sifat kadar kafeinnya yang tinggi, teh hitam juga cocok sebagai alternatif pengganti kopi. Teh hitam juga memiliki kandungan antioksidan yang efektif dalam mengurangi risiko serangan jantung, aterosklerosis, kanker ovarium, batu ginjal dan penyakit Parkinson. Selain itu, kandungan antiksidan juga berfungsi untuk mencegah terjadinya hipotensi ortostatik, yaitu kondisi di mana seseorang merasa pusing dan berkunang-kunang akibat penurunan tekanan darah, terutama saat tiba-tiba berdiri dari posisi duduk atau tiduran.
Manfaat lain dari teh hitam yaitu dapat juga untuk menurunkan kadar kolesterol serta membantu meningkatkan kadar energi. Berdasarkan penelitian, teh hitam juga dapat mencegah paru-paru dari kerusakan yang disebabkan oleh paparan asap rokok dan polusi udara. Hal ini juga dapat mengurangi risiko stroke. Kandungan lain yang dimiliki teh hitam adalah fluoride. Fluoride berfungsi untuk melindungi gigi dari karies gigi atau gigi berlubang.
3. Teh Putih (White Tea)
Disebut teh putih karena jenis teh ini ketika dipetik kuncup daunnya masih ditutupi seperti rambut putih yang halus. Teh putih diproses dari daun teh muda pilihan terbaik yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar mekar. Karena diambil dari kuncup daun terbaik dari setiap pohonnya, maka teh putih ini juga terkenal sebagai dewa dewinya teh. Teh putih juga memiliki rasa sedikit lebih manis dibanding jenis lainnya. Teh putih dibuat dari daun teh yang paling sedikit mengalami pemrosesan. Pembuatan teh putih juga tidak mengalami proses fermentasi sama sekali. Proses pengeringan dan penguapan daun teh juga dilakukan dengan sangat singkat.
Dalam prosesnya, daun teh dikeringkan dengan metode penguapan (steam dried) atau dibiarkan kering oleh udara (air dried). Pucuk daun muda (kuntum daun yang baru tumbuh) tidak dioksidasi. Pucuk-pucuk ini juga dihindarkan dari sinar matahari demi mencegah dari pembentukan klorofil. Dibandingkan jenis teh lain, teh putih hanya diproduksi sedikit, oleh karenanya, harganya pun menjadi lebih mahal dibandingkan teh lainnya. Pada awalnya, teh putih kebanyakan berasal dari perkebunan teh di China dan Taiwan. Tetapi saat ini, teh jenis ini juga telah diproduksi di Indonesia.
Kandungan dan Manfaat
Dari semua jenis teh, jenis teh putih ini memang paling sedikit mengalami pemrosesan. Berbeda dengan jenis teh lainnya yang pada umumnya mengalami empat sampai lima langkah pemrosesan. Dengan proses yang lebih singkat tersebut, kandungan zat katekin pada teh putih adalah yang tertinggi, sehingga konon mempunyai khasiat yang lebih ampuh dibanding teh jenis lainnya. Kandungan kafein dan antioksidan yang disebut zat katekin ini dapat membantu menurunkan berat badan dan memecah lemak tubuh.
Kandungan dalam teh putih ini juga memiliki manfaat untuk kesehatan mulut dan membantu penghambatan pertumbuhan sel kanker. Selain itu, teh putih juga memiliki jumlah polifenol yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis teh lainnya. Fungsi polifenol diketahui memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antivirus.
4. Teh Oolong
Teh jenis ini memang belum begitu popular di Indonesia, berbeda dengan jenis teh hijau atau teh hitam. Seperti halnya teh putih, kebanyakan daun teh oolong juga dihasilkan dari perkebunan teh di China dan Taiwan. Dalam bahasa China, oolong berarti naga hitam. Disebut teh oolong karena saat daun teh ini diseduh, daunnya akan mirip dengan naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Meski awalnya dari China, saat ini teh oolong juga telah diproduksi di Indonesia, seperti Jawa Oolong, Olong Bengkulu, dan Olong Organik Banten.
Teh oolong diproses secara semi fermentasi dan dibuat dengan bahan baku khusus, yaitu varietas tertentu seperti Camellia sinensis varietas Sinensis yang memberikan aroma khusus. Bahan baku teh oolong diambil dari 3 daun teh teratas, yang dipetik tepat pada waktunya, yaitu pada saat tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Teh oolong dihasilkan melalui proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses penggulungan daun, dengan tujuan untuk menghentikan proses fermentasi, oleh karena itu teh oolong disebut sebagai teh semi fermentasi.
Tahapan pembuatan teh oolong diawali dengan membuat daun teh menjadi layu, caranya yaitu daun dibiarkan layu selama beberapa jam dibawah sinar matahari. Proses ini dilakukan kurang dari satu hari. Setelah daun menjadi layu, daun kemudian diaduk untuk mengeluarkan tetes kecil air dari daun sehingga proses oksidasi bisa dimulai. Ketika daun terpapar udara, maka akan berubah warna menjadi lebih gelap. Lamanya waktu daun mengalami oksidasi tergantung dari jenis oolong. Beberapa jenis hanya 10% teroksidasi, sedangkan yang lain bisa sampai 50% yang teroksidasi. Proses selanjutnya daun teh dipanaskan untuk menghentikan proses oksidasi dan kemudian dikeringkan.
Kandungan dan Manfaat
Sama halnya seperti jenis teh lainnya, teh oolong juga memiliki kandungan antioksidan yang terkenal dapat mencegah berbagai penyakit, seperti mencegah kanker ovarium. Pada teh oolong juga terdapat antioksidan jenis flavonol. Selain itu, manfaat lain dari teh oolong yaitu dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan membantu menurunkan berat badan.
Dari penjabaran di atas, selain perbedaan varietas pada teh oolong dan perbedaan daun yang dipetik, maka perbedaan teh hijau, teh hitam, teh putih dan teh oolong adalah terletak pada proses pengolahannya. Dari proses pengolahan yang berbeda ini turut memberikan aroma dan sensasi rasa yang berbeda saat diseduh dan dinikmati.
Begitu pula dengan manfaatnya, masing-masing jenis teh di atas juga memberikan tingkat khasiat yang berbeda sehubungan dengan tingkatan antioksidan katekin yang dikandungnya. Pada dasarnya semua jenis teh sehat dengan manfaatnya masing-masing. Oleh karenanya, kita bisa memilih jenis teh yang sesuai dengan kebutuhkan kita berdasarkan manfaat yang dikandungnya.
Sumber:
http://balittri.litbang.pertanian.go.id
http://lifestyle.kompas.com
Labels:
Info & Sains,
Kesehatan
Thanks for reading Jenis-Jenis Teh, Kandungan dan Manfaatnya. Please share...!
0 Komentar untuk "Jenis-Jenis Teh, Kandungan dan Manfaatnya"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.