Asal Kata Tasawuf dan Pengertiannya


Secara bahasa, kata tasawuf belum dikenal oleh umat Islam pada masa Nabi. Sejak umat Islam generasi pertama, masa Nabi hingga masa para sahabat, tidak pernah ditemukan adanya penggunaan istilah tasawuf. Bahkan akar kata tasawuf pun sendiri kabarnya tidak dijumpai dalam bahasa Arab. Sebagian kalangan juga berpendapat bahwa kata maupun definisi tasawuf tidak ditemukan dalam Al Qur'an, meski ajaran tasawuf itu sendiri banyak bersumber dari Al Qur'an dan hadits.

Asal Kata Tasawuf


Jalan tasawuf

Penelusuran tentang asal kata tasawuf telah banyak dilakukan oleh para Ulama dan ilmuwan. Ada yang berpendapat bahwa kata tasawuf itu berasal dari kata shafw yang artinya bersih, atau shafaa yang juga berarti bersih. Menurut Dr. Zaki Mubarok, kata tasawuf berasal dari beberapa kata, yaitu:

1. Tasawuf berasal dari nama atau gelar yang diberikan kepada seorang anak Arab yang shalih dan selalu mendekatkan diri pada Tuhannya pada masa jahiliyah.

2. Tasawuf berasal dari kata Suffah, yakni semacam ijazah yang diberikan untuk orang yang naik haji.

3. Tasawuf berasal dari kata kerja Shafaa, yang berarti bersih atau suci. Seseorang disebut sufi karena kebersihan atau kesucian hatinya dalam mengabdi kepada Allah SWT.

4. Tasawuf berasal dari bahasa Yunani Shofia, yang berarti hikmat atau filsafat.

5. Kata Tasawuf berasal dari nama sebuah ruangan dekat masjid Nabi di Madinah yang disebut Sufah. Ruangan ini biasa digunakan oleh Nabi untuk memberikan pengajaran kepada para sahabat.

6. Kata Tasawuf berasal dari kata Shuf, yang berarti bulu kambing (wol). 

Dari beberapa kemungkinan di atas, pendapat terakhir lah yang agaknya lebih populer di kalangan umat Islam. Abu al Wafa al Ghanimi menerangkan bahwa jika ditinjau dari segi bahasa, kata tasawuf berasal dari kata shuf (wol). Jika dilihat dari perubahan katanya, maka kata tasawuf (tashawwuf) berasal dari bentuk fi'il madhi tashawwafa yang berarti dia memakai kain wol. Pemaknaan ini sebagaimana kata taqammasha yang berarti dia memakai kemeja. Begitulah arti tasawuf menurut kaidah bahasa Arab (tata bahasa). Seseorang disebut sufi (pengamal tasawuf) bukan sekedar karena dia memakai kain wol saja, melainkan karena kesucian dan kebersihan hatinya yang merupakan karunia dari Allah SWT.

Pengertian Tasawuf


Adapun mengenai pengertian tasawuf, berikut beberapa pendapat para Ulama tentangnya:

Basyir al Harits mendefinisikan orang yang mengamalkan tasawuf (sufi) sebagai orang yang telah bersih hatinya, hidupnya semata-mata hanya untuk Allah SWT. Sedangkan Abu Ali Al Ruzbari mendefinisikan seorang sufi ialah orang yang memakai kain shuf untuk membersihkan jiwanya, menekan dan menyiksa nafsunya, meletakan dunia di bawah tempat duduk dan berjalan menurut contoh dari Rasulullah SAW. 

Abu Bakar al Kalabadzi berpendapat bahwa kata sufi memiliki semua arti penting seperti penarikan diri dari dunia, menjauhkan jiwa dari keduniawian, meninggalkan semua tempat tinggal yang telah mapan, secara tetap dan terus menerus mengadakan perjalanan (safar), mengingkari kesenangan dunia (jasmani) bagi jiwanya, menyucikan tingkah laku, membersihkan bathin, melapangkan dada dan mutu kepemimpinan. 

Ma'ruf Al Karkhi, seorang sufi ternama, saat mengartikan tasawuf dia menyebutkan bahwa seseorang disebut sufi jika mengambil hakikat dan putus asa dari apa yang ada ditangan makhluk. Menurutnya, hakikat adalah sebaliknya syariat, namun hal ini bukan berarti berpegangan dengan batin syariat saja tanpa melaksanakan lahirnya. Maksudnya adalah wajib melihat batin syariat di samping berpegangan pada lahirnya. Sedang yang dimaksudkan putus asa adalah zuhud terhadap apa yang dimiliki orang lain. Dengan demikian, tasawuf menurut pandangan Ma’ruf memiliki dua sisi, yakni zuhud terhadap materi dan memandang hakikat Islam, tidak cukup hanya memandang lahirnya taklif.

Sedangkan Abu Husein An Nuri berkata bahwa tasawuf itu bukan suatu bentuk atau ilmu tetapi ia adalah moral, yakni berakhlak dengan akhlak Allah. Tasawuf adalah moral, barang siapa yang di antara kamu semakin bermoral, tentu jiwanya pun semakin bening. Jadi tasawuf merupakan kesempurnaan moral yang semata-mata hanya untuk mencapai Allah. Tasawuf adalah semangat Islam, karena semua hukum Islam berdasarkan landasan moral. 

Imam Junaid al Baghdadi mendefinisikan tasawuf dengan bahasa lain, yaitu bahwa tasawuf adalah jika engkau dilalaikan dari dirimu sendiri dan dihidupkan oleh Nya. Seorang sufi akan meninggalkan segala miliknya dan dengan gigih berusaha mencapai segala yang menjadi milikNya, bila ia mati dalam hal-hal yang berhubungan dengan dirinya sendiri, maka ia akan hidup dalam hal-hal yang berhubungan dengan Allah.

Perilaku tasawuf yang merupakan ajaran mistik dalam Islam, tercermin dari perikehidupan Rasulullah semenjak sebelum dan sesudah menjadi Nabi. Seluruh sendi kehidupan Rasulullah dapat dikatakan sebagai peletak dasar praktek tasawuf, tidak hanya didasarkan pada pola pikirnya saja tetapi juga tindakan yang bersumber kebenaran. Segala bentuk materiil dan spiritual yang dicapai oleh Rasulullah berdasarkan karakter seorang mistikus sejati melalui tindakan atau perbuatannya, oleh karenanya pantaslah jika beliau dijuluki sebagai Uswah Hasanah (suri tauladan yang baik).

Baca juga: Rasulullah SAW Sebagai Sumber Ajaran Tasawuf

Dalam prakteknya, tasawuf mengutamakan pemakaian hati, dzauq (perasaan) dalam menghayati dan mengamalkan syariat. Para pengamal tasawuf meyakini bahwa hanya dengan hatilah manusia dapat mencapai hakikat Ilahiah, karena kemuliaan dan keutamaan manusia yang melebihi dari makhluk-makhluk lainnya adalah kemampuan untuk ma'rifat kepada Allah SWT. Keutamaan dan kemuliaan manusia karena dikaruniai Allah dengan anggota badan yang disebut hati (qalb), dan hati inilah yang dapat digunakan untuk mengenal Allah SWT. Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barang siapa yang mengenal dirinya sendiri (melalui hatinya), maka sungguh ia mengenal Tuhannya, dan barang siapa mengenal Tuhannya maka tidak ada ketakutan dalam dirinya.

Dari uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa tasawuf adalah falsafah hidup dan cara tertentu dalam tingkah laku manusia dalam upaya merealisasikan kesempurnaan moral pemahaman tentang hakikat realitas dan kebahagiaan rohani. Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai oleh tasawuf semua sama, hanya terdapat sedikit perbedaan masing-masing pengikut dalam memberikan definisi dan jalan yang ditempuhnya. Tujuan dari seseorang mengikuti tasawuf adalah agar dapat mencapai hakikat tertinggi, yaitu Allah SWT.

Tasawuf hanyalah wasilah yang membimbing seseorang untuk dapat mencapai Allah, seorang sufi hanya cinta Allah, berpikir, bertafakur dan berdoa hanya untuk Allah semata. Satu-satunya yang diketahui hanya Allah dan apabila berpikir hanya tentang Allah, maka pikirannya akan tersucikan, dan disinilah seorang sufi mendapati dirinya bersatu dengan Allah, hubungan dengan lainnya terputus. Tasawuf hanya mencari jalan untuk memperoleh kecintaan dan kesempurnaan rohani.
Labels: Horizon

Thanks for reading Asal Kata Tasawuf dan Pengertiannya. Please share...!

0 Komentar untuk "Asal Kata Tasawuf dan Pengertiannya"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.