Rasulullah Muhammad SAW Sebagai Sumber Ajaran Tasawuf


Al Qur'an merupakan landasan utama tasawuf yang dijadikan pedoman oleh para Sufi. Banyak ayat-ayat Al Qur'an yang menjadi dasar pengamalan ibadah para sufi. Kedudukan Al Qur'an sebagai sumber utama dalam pelaksanaan tasawuf oleh kalangan sufi tercermin dalam praktek kehidupan, moral dan ucapan-ucapan Nabi Muhammad, karena Nabi adalah 'Al Qur'an yang hidup'. Akhlak Nabi adalah akhlak Al Qur'an, sehingga akhlak Nabi juga dijadikan sumber tasawuf oleh para sufi.

Jalan tasawuf Nabi dan para Sahabat

Kehidupan Nabi Muhammad SAW baik sebelum beliau menjadi Rasul atau pun setelah beliau diangkat menjadi Rasul, sarat akan berbagai ilmu, kebijaksanaan dan amal. Para sufi menjadikan pedoman seluruh peri kehidupan Nabi sebagai bukti dan ajaran tasawuf. Kehidupan Rasulullah sebelum diangkat menjadi Rasul, sebelum mendapat wahyu sudah mencerminkan sikap hidup sufi.

Baca: Asal Istilah dan Pengertian Tasawuf

Rasulullah selalu menjauhi keramaian hidup, menghindari kelezatan dan kemewahan dunia, menghindari makan dan minuman yang berlebihan, merenungi segala yang ada, berfikir tentang adanya Sang Pencipta, semua dilakukan beliau di tempat yang sunyi di gua Hira. Semua amal dan ketekunan beliau yang demikian inilah yang membuat hatinya bersih, bersinar, mengantarkan beliau untuk menerima wahyu dari Sang Pencipta Allah SWT.

Kehidupan dan laku keprihatinan yang dipraktekkan oleh Nabi selama di dalam gua Hira tersebut dijadikan pedoman sebagai cikal bakal kehidupan sufi. Amal ibadah yang dimulai oleh Nabi tersebut kemudian dihayati oleh para sufi, bahwa untuk memperoleh kebersihan kalbu, mencapai pada penghayatan tentang Sang Pencipta adalah dengan melakukan apa yang pernah dilakukan oleh Nabi.

Nabi Muhammad SAW walaupun sudah menerima wahyu dan diangkat oleh Allah menjadi Rasul, ternyata tidak terus kendor atau menjadi malas beribadah. Praktek kehidupan dan amal ibadah Nabi setelah diangkat menjadi Rasul justru semakin bertambah meningkat, dengan bimbingan Allah langsung. Pembatasan diri dari makan dan minum yang berlebihan, serta latihan rohaniah pun masih terus dilakukan oleh Nabi, sehingga seluruh perikehidupan Nabi penuh dengan makna-makna rohaniah. Kesederhanaan dan sikap yang tidak tamak terhadap dunia, membiasakan bahkan mewajibkan diri beribadah malam bukanlah sekedar kewajiban agama, tetapi merupakan suri tauladan. Nabi memberikan teladan kepada semua umatnya agar tidak diperbudak oleh kekayaan dan kekuasaan dunia.

Sikap Nabi yang selalu sabar, kasih sayang terhadap sesama selalu dipraktekkan dalam menghadapi masyarakatnya yang majemuk. Nabi pun tidak hanya sekedar mengajarkan untuk bersyukur dan bertawakkal terhadap segala ketentuan Allah, tetapi memberikan contoh teladan dalam kehidupan beliau. Semua ini memberikan kejelasan bahwa sikap hidup sufi yang penuh dengan ajaran moral, tingkatan dan keadaan buah-buah rohaniah dapat dipetik dari kehidupan, moral dan sabda Nabi. Oleh karenanya tepatlah jika segala tindakan dan perbuatan Nabi merupakan teladan yang harus kita ikuti. Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا   

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab, 21)

Begitu pula dengan perikehidupan para Sahabat Nabi. Para sahabat merupakan orang yang terdekat dengan Nabi, sehingga mereka mengetahui dan paham betul dengan hidup keseharian yang dipraktekkan Nabi. Nabi merupakan panutan dan guru, sehingga para sahabat pun mengikuti jejak Nabi dalam semua ucapan dan kehidupannya. Allah pun dalam firmannya juga memuji para sahabat:

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍ  ۙ  رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا  ۗ  ذٰ لِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah, 100)

Berdasarkan firman Allah tersebut maka para sufi tidak ragu-ragu lagi menetapkan bahwa semua kehidupan dan para sahabat juga dapat dijadikan sebagai landasan tasawuf. Kehidupan dan ucapan para sahabat penuh dengan hal-hal yang berkaitan dengan hidup sufi, hidup sederhana, sikap qanaah dan tawakkal yang tinggi terhadap segala ketentuan Allah SWT. 
Labels: Horizon

Thanks for reading Rasulullah Muhammad SAW Sebagai Sumber Ajaran Tasawuf. Please share...!

0 Komentar untuk "Rasulullah Muhammad SAW Sebagai Sumber Ajaran Tasawuf"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.