Sejarah Pensil dan Proses Pembuatannya


Bagi pelajar atau pekerja dalam bidang desain, gambar, sketsa atau semacamnya, penggunaan pensil sudah menjadi peralatan yang tidak boleh ditinggalkan. Pensil merupakan alat tulis yang telah banyak mewarnai hidup kita semenjak kita kecil hingga beranjak tua. Dari TK, SD, hingga kuliah, atau bahkan telah bekerja, kita mungkin tidak bisa terlepas dari peralatan tulis ini. Dari tukang bangunan, tukang jahit, hingga arsitek atau insinyur juga banyak yang menjadikan pensil sebagai peralatan tempur mereka. Namun pernahkah kita berpikir bagaimana para pekerja membuat pensil yang kita gunakan sehari-hari?. Namun sebelum itu alangkah baiknya jika kita juga mengetahui sejarah asal usul pensil. 

Pensil-pensil berserakan
via surtan.id

Sejarah dan Perkembangan Pensil


Melansir dari wikipedia, pensil adalah sebuah alat tulis dan lukis yang pada awalnya terbuat dari grafit murni atau karbon yang berasal dari alam. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Sayangnya, penggunaan grafit murni cenderung rapuh, terlalu lembut dan mudah patah. Selain itu juga memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan pula saat dipegang. Oleh karenanya seiring perkembangan zaman, saat ini dibuat pensil yang merupakan campuran dari grafit dan tanah liat sehingga lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu.

Menurut sejarahnya, penggunaan bahan dasar pensil seperti timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya memberikan efek goresan abu-abu, meski efek goresan grafit sedikit lebih hitam. Sebelumnya grafit sangat jarang dipakai, hingga kemudian pada tahun 1564 ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap, serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi. 

Pada masa itu, istilah grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya "seperti timah" mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itulah istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang. Karena tekstur timah yang berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuk tongkat dan dibebat dengan tali. Tidak seorang pun tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di benua Eropa.

Tidak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman, dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik. Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale pun menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris kemudian mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1779, seorang ahli kimia Carl W. Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal. Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah. Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, maka pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil.

Pada awalnya, pensil grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun kemudian ditemukan cara lebih praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit dan kemudian disatukan. Penggunaan grafit murni mungkin lebih disukai seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun untuk penggunaan sehari-hari, diperlukan grafit yang berkualitas lebih rendah agar lebih fleksibel. Pada tahun 1795, ahli kimia Prancis, Nicolas Jacques Conté, menemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat agar dihasilkan pensil yang lebih baik dan praktis. Ia mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk campuran itu menjadi batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi pensil yang menghasilkan berbagai gradasi warna hitam—proses yang digunakan sampai sekarang. Salah satu produk turunannya adalah pensil Konte.

Pada abad ke-19, pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan wilayah yang sekarang disebut Republik Ceko. Di Jerman dan kemudian di Amerika Serikat, sejumlah pabrik pensil juga dibuka. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak sekolah sudah menggunakan pensil. Pada 30 Maret 1858, Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten ini dibatalkan dengan alasan sebenarnya tidak ada penemuan hal baru dari pensil tersebut. Sedangkan peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer.

Pembuatan Pensil di Era Modern


Pensil di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi bentuk bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak dibuat menjadi bentuk yang panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus. Pada awalnya pensil lebih banyak dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi. Namun di era modern, lebih banyak ditemui bentuk bulat yang lebih nyaman digenggam. Meskipun demikian, tetap banyak yang menggemari bentuk pensil bersudut karena memberi pegangan yang lebih kuat dan mudah dikontrol saat menulis.

Proses pembuatan pensil
Ilustrasi proses pembuatan pensil, via ar-royyan-dwi-saputra1.blogspot.com

Dikutip dari tentangkayu.com, terdapat 9 proses penting dalam produksi pensil, urutannya adalah sebagai berikut:

1. Persiapan lembaran-lembaran kayu solid setebal 4mm (ukuran standar). Atau tergantung pada diameter pensil ukuran jadi, lebih besar diameter tentu lebih tebal pula lembaran kayu yang disiapkan. Panjang kayu disesuaikan panjang pensil, dengan sedikit kelebihan untuk pemotongan ukuran jadi, dan lebar kayu disesuaikan dengan jumlah pensil yang ingin dibuat. Biasanya dibelah menjadi sekitar 8-9 batang pensil per lembar.

2. Lembaran-lembaran kayu tersebut kemudian dibuat alur searah serat dan ukuran grafitnya dengan mesin khusus.

3. Setelah selesai dialur, batang-batang grafit disusun dan dilapiskan lem khusus kayu untuk menempelkan lembaran kayu. Proses perakitan ini ditunggu hingga 8 jam hingga lem benar-benar kering.

4. Dengan mesin khusus juga, hasil rakitan pensil dibelah menjadi batang pensil. Hasilnya sangat bagus dan cepat. Kerusakan terjadi pada permukaan pensil akan tetapi sangat sedikit.

5. Pensil-pensil tersebut kemudian dihaluskan dan diolesi bahan cat dasar. Proses penghalusan tersebut sangat menarik, karena ratusan batang pensil disusun sejajar dan diletakkan ke dalam sebuah lingkaran elastis yang digerakkan dengan mesin sedemikian rupa sehingga seluruh batang pensil saling bergesekan satu sama lainnya. Gesekan-gesekan tersebut juga membuat permukaan batang pensil menjadi lebih halus.

6. Sampai pada proses finishing, terdapat minimal 4 cara dan model finishing untuk pensil. Ada prose cat biasa untuk pensil dengan motif sederhana, ada model seperti stiker (sudah ada gambar tercetak) yang direkatkan dengan cara 'heating', ada model seperti perekatan glitter, dan terdapat juga cara cat dengan sistem perendaman. Semua proses tersebut tergantung jenis gambar dan permukaan yang diinginkan oleh desainer pensil.

7. Setelah finishing, pensil mulai dipotong sesuai dengan panjangnya. Dan pada saat yang sama beberapa aksesoris misalnya karet penghapus atau hiasan karakter juga dirakit.

8. Kode produksi. Dilakukan dengan mesin cetak, dan beberapa jenis pensil lainnya sudah tercantum pada bahan packingnya. Akhir-akhir ini sangat diperlukan dan menjadi aturan ketat untuk membuat kode produksi sesuai prosedur, terutama untuk mengetahui asal-usul kayu yang digunakan.

9. Terakhir pengemasan (Packaging).

Karakteristik, Identitas dan Jenis-jenis Pensil


Berbeda dengan pena, pensil cenderung memberikan kesan abu-abu dan warna yang lemah dan pecah dibandingan dengan pena yang memberikan warna yang padat dan tajam. Pensil juga lebih mudah dihapus dibandingkan pena. Jika kita perhatikan, pensil juga memiliki identitas yang berbeda antara satu dengan lainnya. Identitas pensil dibedakan menurut komposisinya. Huruf B menginformasikan ketebalan (boldness), yang berarti kandungan grafitnya lebih banyak. Sementara huruf H menginformasikan kekerasan komposisi leadnya, yang berarti kandungan tanah liatnya lebih banyak. Pensil dengan tanda F berarti komposisinya sangat tepat untuk diraut hingga keruncingan maksimal. Sementara angka di depan huruf memperlihatkan tingkat ketebalan atau kekerasan komposisi suatu pensil. Misalnya 2H akan lebih keras daripada H, atau 2B akan lebih lembut dan tebal dibandingkan B. HB berarti pensil memiliki kedua sifat keras dan tebal.

Macam macam pensil
via bacaterus.com

Pemilihan warna pada pensil memperlihatkan area produksinya. Pabrik-pabrik di Amerika Utara biasanya memberi warna kuning, sedangkan Jerman dan Brasil memberi warna hijau. Swiss memberi warna merah, sedangkan Inggris memberi warna kuning dan hitam. Sementara di beberapa wilayah Asia seperti India, Indonesia dan negara Asia lainnya memberi warna hitam dan merah. Kebanyakan standardisasi warna ini diciptakan produsen Faber-Castell, namun banyak pula produsen yang tidak mengikuti standar ini.

Pensil berwarna
Pensil-pensil berwarna, via pixabay.com

Adapun jenis-jenis pensil yang bisa ditemui di era modern ini ada banyak macam sesuai dengan kegunaannya masing-masing. Di antaranya yaitu Pensil timah, Pensil grafit murni, Pensil mekanik, Pensil warna, Pensil Konte, Pastel dalam bentuk pensil, dan pensil Dermatograf. Pensil pada masa kini adalah alat tulis dan gambar yang canggih sekaligus serbaguna, yang setiap tahun diproduksi di seluruh dunia hingga miliaran batang. Pensil biasa dapat membuat garis sepanjang 60 kilometer dan menulis 45.000 kata. Isi pensil mekanis, yang tangkainya dari logam atau plastik, juga tidak perlu diraut. Sebagai ganti grafit, kita juga sekarang banyak menjumpai pensil berwarna yang berisi bahan pewarna dan pigmen dalam puluhan warna.


Sumber:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pensil
http://www.tentangkayu.com/2016/07/9-proses-penting-pembuatan-pensil.html
Labels: Mozaik, Sejarah

Thanks for reading Sejarah Pensil dan Proses Pembuatannya. Please share...!

0 Komentar untuk "Sejarah Pensil dan Proses Pembuatannya"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.