Mengenal Pembagian Empat Zaman Pembentukan Bumi

zaman terbentuknya bumi
ilustrasi via scitechdaily.com

Bumi tempat kita tinggal ini ternyata memang sudah sangat tua usianya. Menurut kajian ilmu geologi (ilmu yang mempelajari lapisan kulit bumi), kurun waktu sejak mulai terbentuknya bumi ini sampai menjadi seperti sekarang ini dapat dibagi menjadi beberapa zaman, yaitu zaman Azoikum, zaman Paleozoikum, zaman Mesozoikum dan zaman Neozoikum. Berikut sedikit ulasannya.

Azoikum atau Archaeikum (Zaman Tertua) 


Zaman Azoikum atau zaman tertua ini berlangsung kurang lebih 2,5 milyar/ 2500 juta tahun yang lalu. Pada masa itu, kulit bumi masih sangat panas karena masih dalam proses pembentukan. Oleh karenanya, pada zaman ini belum ditemui adanya tanda-tanda kehidupan.

Paleozoikum (Zaman Kehidupan Tua)


Zaman ini berlangsung kurang lebih 340 juta tahun lalu. Keadaan bumi masih belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Akan tetapi, pada zaman ini mulai ada tanda-tanda kehidupan seperti makhluk bersel satu (mikroorganisme), hewan-hewan kecil yang tidak bertulang belakang, jenis-jenis ikan, amfhibi dan reptil. Ada pula jenis-jenis tumbuhan ganggang dan rerumputan. Zaman ini juga disebut zaman Primer (zaman Pertama).

Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan)


Zaman ini juga dinamakan zaman Sekunder (zaman Kedua), dan berlangsung kurang lebih 140 juta tahun lalu. Pada zaman ini, iklim sudah semakin membaik, meski suhu masih berubah-ubah. Kadang suhu udara tinggi sekali, tetapi ada kalanya rendah sekali, curah hujan juga mulai berkurang. Sungai-sungai besar dan danau banyak yang kering dan berlumpur. Pohon-pohon besar dan hewan yang hidup di darat mulai muncul.

Beberapa jenis amfhibi tumbuh menjadi besar sekali, bahkan ada yang melebihi seekor buaya. Demikian pula juga reptil mencapai bentuk yang sangat besar seperti Dinosaurus (12 meter), Tyranosaurus (30 meter), dan Brontosaurus yang besarnya sepuluh kali gajah. Ada pula jenis reptil Pteranodon yang memiliki sayap dan mampu terbang berjam-jam di udara untuk mencari mangsa. Karena pada zaman ini berkembang berbagai jenis reptil, maka zaman ini disebut juga zaman Reptil. Pada akhir zaman ini, hewan sejenis mamalia sudah mulai ada.

Neozoikum atau Kainozoikum (Zaman Kehidupan Baru)


Zaman ini berlangsung kurang lebih 60 juta tahun yang lalu sampai sekarang. Zaman Neozoikum ini dibagi atas dua zaman lagi yaitu zaman Tersier dan zaman Kwarter.

1. Zaman Tersier (Zaman Ketiga)


Zaman ini dibagi lagi menjadi beberapa masa, yaitu Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman tersier ini binatang-binatang menyusui berkembang pesat, sedangkan reptil-reptil raksasa lambat laun lenyap. Makhluk primata (binatang menyusui serupa kera) mulai nampak sejak zaman Paleosen. Orang utan juga mulai ada pada masa Miosen. Pada zaman Pliosen, yaitu sekitar 10 juta tahun lalu, hidup hewan yang lebih besar daripada gorilla yang disebut Giganthropus. Hewan ini ditemukan di bukit Siwalik di kaki Himalaya, dan di dekat Simla (India Utara).

Selain Giganthropus, dari masa yang sama hidup makhluk lain yang disebut Australopithecus yang ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. Sedangkan di Kalimantan Barat (Indonesia) dari kala Eosen akhir ditemukan fosil hewan vertebrata yaitu Anthracotherium dan Choeromous (sebangsa babi purba) yang juga ditemukan di Asia Daratan. Penemuan fosil ini juga membuktikan bahwa pada kala Eosen akhir, Kalimantan Barat bergabung dengan daratan Asia.

2. Zaman Kwarter (Zaman Keempat)


Zaman ini dimulai sejak sekitar 600.000 tahun yang lalu, dan dibagi menjadi dua kala, yaitu kala Pleistosen (Diluvium) dan kala Holosen (Alluvium).

a. Kala Pleistosen (Dilluvium) 

Kala Pleistosen berlangsung sekitar 600.000 tahun lalu. Keadaan alam kala ini masih liar dan labil karena silih bergantinya dua zaman yaitu zaman Glasial dan zaman Interglasial. 

Zaman Glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di kutub utara sehingga Eropa dan Amerika bagian utara tertutup es. Sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat bertahun-tahun. Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya daratan di berbagai tempat karena adanya pergeseran bumi dan kerja gunung-gunung berapi sehingga banyak lautan, termasuk di Indonesia menjadi kering, maka muncullah Sunda Plat dan Sahul Plat. Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Malaysia Barat bergabung menjadi satu benua dengan benua Asia. Kalimantan Utara bergabung dengan Filiphina dan Formosa (Taiwan) terus ke benua Asia. Begitu pula Sulawesi melalui Minahasa, Pulau Sangir ke Filiphina. Antara Jawa Timur dan Sulawesi Selatan berhubungan melalui Nusa Tenggara. 

Zaman Interglasial adalah zaman di antara dua zaman es. Temperatur naik sehingga lapisan es di kutub utara mencair. Akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi banjir besar-besar di berbagai tempat, hal ini menyebabkan banyak daratan terpisah-pisah oleh lautan dan selat. 

Pada kala Pleistosen ini hanya hewan-hewan berbulu tebal yang mampu bertahan hidup. Salah satunya yaitu Mammouth (gajah berbulu tebal). Sedangkan hewan yang berbulu tipis pindah ke daerah tropis. Perpindahan binatang dari Asia Daratan ke Jawa, Sulawesi dan Filiphina ada yang melalui Malaysia ke Jawa (jalan barat) dan ada pula yang melalui Formosa, Filiphina kemudian ke Kalimantan, Jawa dan Sulawesi (jalan timur). Garis Wallace adalah garis antara selat Makassar dan Lombok yang merupakan batas antara dua jalan penyebaran binatang tersebut. 

b. Kala Holosen

Pada awal kala Holosen, sebagian besar es di kutub sudah lenyap sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah paparan Sunda dan paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian, muncullah pulau-pulau di Nusantara. Pada masa ini, muncullah manusia yang cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia sekarang. 

Labels: Info & Sains

Thanks for reading Mengenal Pembagian Empat Zaman Pembentukan Bumi. Please share...!