Teladan Rasulullah Akan Pentingnya Bekerja dan Tolong Menolong Di Antara Sesama Muslim

Sedari masih berusia sangat muda, Nabi Muhammad SAW memang sudah terbiasa hidup mandiri karena beliau ditinggal wafat oleh kedua orang tuanya semenjak beliau masih kecil. Meski berada dalam pengasuhan pamannya, Rasulullah tidak sungkan untuk bekerja menggembalakan kambing milik Bani Sa'ad, milik penduduk Mekkah, dan bahkan milik penduduk luar kota Mekkah. Dari hasil menggembalakan kambing-kambing tersebut, Nabi SAW kemudian memperoleh upah dari mereka.

Sebelum Nabi Muhammad SAW menikah dan diangkat menjadi Rasul, beliau juga terkenal di kalangan penduduk Mekkah sebagai orang yang berakhlak mulia, berperilaku benar dan jujur, serta dapat dipercaya. Maka tidak heran jika penduduk Mekkah kemudian menjuluki beliau dengan sebutan Al-Amin, artinya yaitu orang yang dapat dipercaya. 

Sehubungan dengan itu, seorang janda kaya penduduk Mekkah yang bernama Khadijah meminta kesediaan beliau untuk memperdagangkan harta perniagaannya ke negeri Syam dengan ditemani seorang pembantunya yang bernama Maesarah. Permintaan tersebut diterima dengan baik oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam usaha dagangnya beliau memperoleh keuntungan yang besar karena keramah-tamahannya dan kejujurannya dalam berdagang.

Setelah diangkat menjadi Rasul dan memiliki banyak pengikut yang selalu menyertainya, Rasulullah juga selalu menekankan kepada para sahabatnya akan pentingnya bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga-keluarganya. Sebagai contohnya, suatu ketika beliau dan para sahabatnya pernah bertemu dengan seorang tukang batu yang tangan dan kulitnya tampak kasar seperti melepuh akibat terbakar panasnya sinar matahari. 

Setelah mendekat, Rasulullah pun bertanya kepada orang tersebut, "Mengapa tanganmu kasar sekali?". Si Tukang batu pun menjawab, "Ya Rasulullah, beginilah pekerjaan saya setiap hari, membelah batu dan saya jual batu-batu itu ke pasar. Hasilnya kemudian saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya. Karena itulah tangan saya kasar"

Mendengar penuturan si tukang batu yang tangannya sampai kasar dan melepuh demi menafkahi keluarganya dengan cara halal, Rasulullah pun kemudian menggenggam tangan orang tersebut dan menciumnya seraya bersabda, "Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya"

ilustrasi tukang batu
ilustrasi via suara.com

Dalam kesempatan lain, Rasulullah dan para sahabatnya juga pernah bertemu dengan seseorang yang giat dan tangkas dalam bekerja. Para sahabat pun berkata kepada Nabi, "Wahai Rasulullah, andaisaja orang tersebut menggunakan tenaganya untuk ikut berjihad di jalan Allah (jihad fi sabiilillah), maka alangkah baiknya".

Mendengar perkataan para sahabatnya itu, Rasulullah kemudian bersabda, "Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu (jihad) fi sabilillah, kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu (jihad) fi sabilillah, kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu juga (jihad) fi sabilillah. Namun jika ia bekerja untuk riya' atau bermewah-mewahan, maka ia (jihad) di jalan syaithan". (HR. Thabrani) 

Selain pentingnya bekerja untuk mencari nafkah yang halal, Rasulullah SAW juga selalu menekankan kepada para sahabatnya akan pentingnya saling tolong menolong di antara saudara sesama Muslim. 

Suatu ketika, seorang hamba sahaya yang telah masuk Islam bernama Salman Al-Farisi dijanjikan oleh tuannya akan dimerdekakan asalkan ia mampu menyerahkan kepada tuannya uang emas sebanyak empat puluh ukiyah dan menanamkan untuk tuannya tersebut tiga ratus pohon kurma.

Mengetahui hal itu, Rasulullah SAW pun meminta kepada para sahabatnya untuk membantu Salman Al-Farisi mencarikan bibit kurma. Para sahabat pun memenuhi permintaan Rasulullah SAW dan berhasil mendapatkan sebanyak 300 bibit kurma. Setelah semua terkumpul, mereka pun menyerahkan bibit-bibit itu kepada Salman Al-Farisi atas perintah Rasulullah SAW.

Salman Al-Farisi kemudian menggali sendiri lubang-lubang untuk menanam bibit kurma itu. Sedangkan Rasulullah SAW ikut membantu menanamnya. Mengenai uang emas sebanyak empat belas ukiyah, karena Rasulullah mengetahui bahwa Salman Al-Farisi tidak memiliki uang sebanyak itu, dan kebetulan Rasulullah SAW memilikinya, Rasulullah pun menyerahkan uang miliknya kepada Salman Al-Farisi untuk menebus dirinya. 

Setelah Salman Al-Farisi menjadi Muslim yang merdeka, dia senantiasa ikut berjuang bersama Rasulullah dalam menegakkan Islam dan mendakwahkannya. Karena kepandaian, kejujuran, dan kesederhanaannya, Khalifah Umar bin Khattab kemudian mengangkat Salman Al-Farisi menjadi gubernur di Madain. Salman Al-Farisi wafat pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. 

Labels: Kisah Hikmah

Thanks for reading Teladan Rasulullah Akan Pentingnya Bekerja dan Tolong Menolong Di Antara Sesama Muslim. Please share...!