Melestarikan Kesenian Wayang Sebagai Kebudayaan Jawa

Kebudayaan jawa yang adiluhung mulai sukar ditemui di zaman yang seperti sekarang ini. Kemajuan zaman hampir-hampir tidak bisa lagi dikendalikan. Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) setiap tahun juga semakin berkembang. Di mana saja kini sudah ada piranti yang disebut internet, termasuk di desa-desa internet juga sudah menjadi barang lumrah.

Ironisnya, para generasi muda malahan lebih suka belajar budaya asing yang katanya lebih tren dan gaul. Sedangkan budaya bangsa yang adiluhung malah dijauhi dan disingkiri. Anak remaja zaman sekarang seakan tidak peduli terhadap warisan luhur yang semakin memprihatinkan. Budaya-budaya yang harusnya dipelajari oleh mereka malah tidak dijamah sama sekali. Sementara di sisi lain banyak turis asing justru sangat menyukai terhadap budaya jawa.

pagelaran wayang

Budaya jawa khususnya wayang kulit semakin menyusut penggemarnya. Keadaan yang seperti ini tentu sangat miris dan membuat prihatin. Wayang kulit yang bisa menjadi tuntunan dan tontonan harusnya bisa menarik perhatian para kaum muda, jangan sampai dianggap kuno dan membosankan. Jika generasi muda sudah tidak mau nguri-uri budayanya sendiri, lantas siapa yang bakal mengembangkan budaya tersebut?

Pertanyaan tersebut rasa-rasanya seperti menggugah para penggiat budaya supaya ikut mendukung kebudayaan jawa agar tetap bisa lestari. Untuk menyemarakkan dan mengembangkan kebudayaan jawa, terutawa wayang purwa memang tidak gampang. Semua harus bekerja sama saling bahu membahu mendukung hal ini supaya bisa terlaksana.

Wayang kulit adalah salah satu sarana untuk pembelajaran. Banyak hal penting dan bermanfaat yang bisa didapatkan ketika menonton pagelaran wayang kulit. Contoh saja perihal pengetahuan tentang wayang, karakter-karakternya, bahasa yang digunakan, ajaran budi pekerti luhur dan masih banyak lagi lainnya. Tidak sedikit faedah yang bisa dipetik dari kesenian wayang kulit.

pandawa lima

Wayang juga bisa sebagai sarana tuntunan, maksudnya bahwa wayang digelar tidak hanya sebagai hiburan, tapi di dalamnya juga terkandung pendidikan atau pengajaran dan tuntunan luhur. Cerita wayang banyak terkandung pengajaran dan nasehat luhur yang penting bagi kehidupan manusia. Maka dengan adanya pagelaran wayang tersebut pengajaran-pengajaran atau tuntunan dalang dapat menyentuh perhatian pemirsanya. 

Maka para sesepuh, para penggiat budaya, dan para generasi muda yang masih peduli terhadap budaya jawa khususnya wayang kulit mesti bersama-sama nguri-uri wayang dengan cara menggelar rutin wayang purwa dengan harapan wayang purwa dapat terus lestari. Di beberapa kota di Jawa yang kental dengan budaya jawanya, pegelaran wayang kulit masih sesekali rutin diselenggarakan. Seperti halnya di kota Solo, sering kali dalang-dalang dari berbagai daerah tua, muda, semua berkumpul untuk memainkan lakon wayang sebagai sarana agar kesenian wayang kulit tetap lestari. 

Selain mengadakan pagelaran wayang, upaya untuk terus melestarikan budaya wayang kulit juga bisa dilakukan dengan cara menceritakan kisah dan mengenalkan seputar wayang kepada siswa-siswa sekolah. Dengan cara tersebut maka anak/siswa itu dapat mengenal wayang sejak dini atau mulai saat masih kecil. Cara lainnya yang bisa digunakan yaitu dengan mengadakan festival dalang cilik. Dengan cara tersebut maka wayang kulit bakal bisa tetap lestari. 

Bagi sebagian orang, wayang adalah seni yang indah dan elok. Meski keadaan zaman semakin maju, budaya asing juga sudah merasuki budaya kita, jangan sampai sekali-kali kita tidak peduli terhadap budaya milik bangsa sendiri. Wayang yang sudah diakui UNESCO bisa menjadi cara yang ampuh untuk menyemarakkan kembali budaya tersebut di segenap penjuru Nusantara bahkan hingga mancanegara. 

Labels: Seni Budaya

Thanks for reading Melestarikan Kesenian Wayang Sebagai Kebudayaan Jawa. Please share...!