Sejak masa pembentukan bumi hingga saat ini, ada beragam jenis makhluk hidup yang pernah tinggal di planet nan indah ini. Namun seiring waktu, beberapa dari makhluk-makhluk tersebut punah atau menghilang menyisakan mereka yang mampu bertahan hidup dalam menghadapi pergantian zaman. Orang-orang biasanya mengenali fenomena ini dengan sebutan seleksi alam. Apakah sebenarnya seleksi alam itu?.
via pixabay
Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih makhluk hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus bertahan hidup. Pemilihan ini dilakukan terkait kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karenanya, keadaan lingkungan yang bisa berubah-ubah menuntut setiap makhluk hidup untuk selalu berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bagi mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya, maka akan terseleksi dan mati.
Terkadang, dalam suatu wilayah mungkin hanya terdapat beberapa jenis makhluk hidup, bahkan adakalanya hanya didiami oleh satu jenis makhluk hidup. Hal ini dapat terjadi karena mungkin makhluk hidup yang lain tidak sanggup bertahan hidup di daerah tersebut akibat suhu yang terlalu ekstrem, sulit mendapatkan makanan, ketersediaan air, cahaya, dan faktor-faktor alami lainnya. Inilah yang dimaksud dengan seleksi alam.
Jadi, seleksi alam adalah penyaringan pada suatu lingkungan hidup sehingga hanya makhluk hidup tertentu yang dapat bertahan hidup atau mampu menyesuaikan diri untuk tetap tinggal di suatu wilayah. Mereka jugalah yang mampu berkembang biak untuk melanjutkan keturunannya. Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan maka akan punah atau pindah ke tempat lain.
Ada beberapa faktor utama yang menentukan seleksi alam, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Faktor Alam
Faktor alam membatasi kemampuan hidup suatu organisme. Faktor alam juga mempengaruhi organisme untuk mengembangkan karakteristik baru dalam bertahan hidup. Sebagai contoh, di daerah gurun atau padang pasir hanya terdapat beberapa jenis tumbuhan tertentu yang tahan terhadap iklim kering dan jumlah air yang sangat sedikit.
via pixabay
2. Faktor Lingkungan
Sesama makhluk hidup saling bersaing untuk memperebutkan makanan dan ruang hidup. Akibat persaingan tersebut, maka yang kalah akan punah, sedangkan yang menang akan tetap bertahan hidup. Contohnya, saat ini, harimau, badak bercula satu, dan beberapa jenis hewan lain sudah jarang ditemukan. Hewan-hewan tersebut kalah bersaing dengan makhluk hidup lain yaitu manusia. Contoh lainnya, rumput di dalam hutan kalah bersaing dengan tumbuhan besar (pohon) dalam memperebutkan sinar matahari. Di Australia, pernah kejadian lembu dan biri-biri terancam mati kelaparan karena persediaan rumput habis dimakan oleh kelinci pada saat musim kemarau panjang.
Para ilmuwan membagi seleksi alam menjadi 3 macam, yaitu:
1. Seleksi Alam Terarah
Seleksi alam ini terjadi ketika kondisi lingkungan berubah sehingga tekanan seleksi terhadap suatu spesies makhluk hidup menyebabkan makhluk hidup tersebut beradaptasi pada kondisi baru. Di dalam populasi, akan ada rentang individu yang berdasarkan dengan salah satu karakter. Contohnya yaitu pada rekaman fosil beruang hitam di Eropa yang menunjukkan bahwa ukuran beruang hitam di Eropa menurun selama periode interglasial dari zaman es, tetapi meningkat selama setiap periode glasial.
2. Seleksi Alam Stabilisasi
Seleksi alam ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil keekstriman atau penonjolan di dalam suatu kelompok. Seleksi alam stabilisasi bertujuan untuk mengurangi kemampuan menghasilkan variasi dalam suatu populasi, dengan demikian mengurangi pula kesempatan mengalami perubahan evolusi. Contohnya yaitu masa kelahiran manusia. Bayi dengan massa yang rendah kehilangan panas lebih cepat dan lebih mudah terserang penyakit, sementara bayi dengan massa yang besar sulit dilahirkan. Bayi dengan massa rata-rata lebih mampu bertahan. Untuk bayi besar atau kecil, tingkat kematiannya lebih tinggi.
3. Seleksi Alam Disruptif
Seleksi alam ini merupakan tipe seleksi yang berlawanan dengan seleksi alam stabilisasi. Seleksi alam disruptif terjadi apabila faktor-faktor lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah. Contohnya yaitu pada populasi burung finch yang terdiri dari tiga jenis yaitu burung finch berparuh kecil yaitu pemakan biji-bijian lunak, burung finch berparuh besar yaitu pemakan biji-bijian keras, dan burung finch berparuh sedang yang tidak mampu memecahkan kedua jenis biji tersebut sehingga burung finch jenis ini memiliki kebugaran yang lebih rendah.
"Setiap mahkluk hidup di dunia ini berada dalam pergulatan terus-menerus untuk bertahan hidup. Selama itu pula, selalu ada spesies yang lebih kuat dibandingkan yang lain" (al-Jahiz)
Santos el SalamJanuari 21, 2021AdminBandung Indonesia
Apakah Seleksi Alam Itu?
Santos el Salam
21 Januari 2021
Sejak masa pembentukan bumi hingga saat ini, ada beragam jenis makhluk hidup yang pernah tinggal di planet nan indah ini. Namun seiring waktu, beberapa dari makhluk-makhluk tersebut punah atau menghilang menyisakan mereka yang mampu bertahan hidup dalam menghadapi pergantian zaman. Orang-orang biasanya mengenali fenomena ini dengan sebutan seleksi alam. Apakah sebenarnya seleksi alam itu?.
via pixabay
Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih makhluk hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus bertahan hidup. Pemilihan ini dilakukan terkait kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karenanya, keadaan lingkungan yang bisa berubah-ubah menuntut setiap makhluk hidup untuk selalu berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bagi mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya, maka akan terseleksi dan mati.
Terkadang, dalam suatu wilayah mungkin hanya terdapat beberapa jenis makhluk hidup, bahkan adakalanya hanya didiami oleh satu jenis makhluk hidup. Hal ini dapat terjadi karena mungkin makhluk hidup yang lain tidak sanggup bertahan hidup di daerah tersebut akibat suhu yang terlalu ekstrem, sulit mendapatkan makanan, ketersediaan air, cahaya, dan faktor-faktor alami lainnya. Inilah yang dimaksud dengan seleksi alam.
Jadi, seleksi alam adalah penyaringan pada suatu lingkungan hidup sehingga hanya makhluk hidup tertentu yang dapat bertahan hidup atau mampu menyesuaikan diri untuk tetap tinggal di suatu wilayah. Mereka jugalah yang mampu berkembang biak untuk melanjutkan keturunannya. Sebaliknya, makhluk hidup yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan maka akan punah atau pindah ke tempat lain.
Ada beberapa faktor utama yang menentukan seleksi alam, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Faktor Alam
Faktor alam membatasi kemampuan hidup suatu organisme. Faktor alam juga mempengaruhi organisme untuk mengembangkan karakteristik baru dalam bertahan hidup. Sebagai contoh, di daerah gurun atau padang pasir hanya terdapat beberapa jenis tumbuhan tertentu yang tahan terhadap iklim kering dan jumlah air yang sangat sedikit.
via pixabay
2. Faktor Lingkungan
Sesama makhluk hidup saling bersaing untuk memperebutkan makanan dan ruang hidup. Akibat persaingan tersebut, maka yang kalah akan punah, sedangkan yang menang akan tetap bertahan hidup. Contohnya, saat ini, harimau, badak bercula satu, dan beberapa jenis hewan lain sudah jarang ditemukan. Hewan-hewan tersebut kalah bersaing dengan makhluk hidup lain yaitu manusia. Contoh lainnya, rumput di dalam hutan kalah bersaing dengan tumbuhan besar (pohon) dalam memperebutkan sinar matahari. Di Australia, pernah kejadian lembu dan biri-biri terancam mati kelaparan karena persediaan rumput habis dimakan oleh kelinci pada saat musim kemarau panjang.
Para ilmuwan membagi seleksi alam menjadi 3 macam, yaitu:
1. Seleksi Alam Terarah
Seleksi alam ini terjadi ketika kondisi lingkungan berubah sehingga tekanan seleksi terhadap suatu spesies makhluk hidup menyebabkan makhluk hidup tersebut beradaptasi pada kondisi baru. Di dalam populasi, akan ada rentang individu yang berdasarkan dengan salah satu karakter. Contohnya yaitu pada rekaman fosil beruang hitam di Eropa yang menunjukkan bahwa ukuran beruang hitam di Eropa menurun selama periode interglasial dari zaman es, tetapi meningkat selama setiap periode glasial.
2. Seleksi Alam Stabilisasi
Seleksi alam ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil keekstriman atau penonjolan di dalam suatu kelompok. Seleksi alam stabilisasi bertujuan untuk mengurangi kemampuan menghasilkan variasi dalam suatu populasi, dengan demikian mengurangi pula kesempatan mengalami perubahan evolusi. Contohnya yaitu masa kelahiran manusia. Bayi dengan massa yang rendah kehilangan panas lebih cepat dan lebih mudah terserang penyakit, sementara bayi dengan massa yang besar sulit dilahirkan. Bayi dengan massa rata-rata lebih mampu bertahan. Untuk bayi besar atau kecil, tingkat kematiannya lebih tinggi.
3. Seleksi Alam Disruptif
Seleksi alam ini merupakan tipe seleksi yang berlawanan dengan seleksi alam stabilisasi. Seleksi alam disruptif terjadi apabila faktor-faktor lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah. Contohnya yaitu pada populasi burung finch yang terdiri dari tiga jenis yaitu burung finch berparuh kecil yaitu pemakan biji-bijian lunak, burung finch berparuh besar yaitu pemakan biji-bijian keras, dan burung finch berparuh sedang yang tidak mampu memecahkan kedua jenis biji tersebut sehingga burung finch jenis ini memiliki kebugaran yang lebih rendah.
"Setiap mahkluk hidup di dunia ini berada dalam pergulatan terus-menerus untuk bertahan hidup. Selama itu pula, selalu ada spesies yang lebih kuat dibandingkan yang lain" (al-Jahiz)