Dalam tradisi masyarakat barat, waktu adalah uang. Sementara bagi bangsa Arab, waktu adalah pedang. Meski beda pengibaratan, kedua pepatah tersebut menunjukkan betapa berharganya waktu sehingga siapa pun kehilangan waktu, maka sungguh ia tak kan pernah mampu mendapatkannya kembali. Amat sayang jika ada waktu kita lalui tanpa bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Mereka yang suka menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, tentu lebih bodoh dari orang yang membakar uangnya sendiri. Sebab, harta dapat diganti, sedangkan umur bila sudah berlalu, tak mungkin dapat kembali. Ibnu Mas'ud RA pernah berkata, “Aku tidak pernah menyesali sesuatu seperti aku menyesali hari yang mataharinya sudah terbenam, sedang umurku berkurang dan amalku tidak bertambah’’.
|
via pixabay |
Sesungguhnya, waktu tidak lain adalah hidup itu sendiri. Oleh karenanya, mengetahui serta menyadari akan urgennya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kehidupan. Sebaliknya, orang yang tidak mengenal pentingnya waktu, maka ia seakan-akan hidup dalam keadaan mati, meskipun ia masih bernapas di muka bumi ini. Membuang-buang waktu dapatlah diartikan melemparkan hidup itu sendiri dan menyia-nyiakannya.
Waktu akan selalu menjadi patokan dalam hidup manusia. Oleh karenanya, mesti kita sadari kembali bahwa hidup ini selalu berpacu dengan waktu. Ibarat pedang yang tajam, dapatlah waktu digunakan sebagaimana yang dikehendaki, atau jika tidak, ia akan siap memotong anda. Mari kita pergunakan waktu yang tersisa ini dengan sebaik mungkin, karena jika telah tiada tentu waktu pun sudah habis bagi kita.
Sebagai bahan renungan, di bawah ini kami rangkumkan beberapa hadits Nabi SAW pilihan berkaitan dengan urgensi waktu. Semoga kita dapat memanfaatkan waktu dalam hidup ini dengan sebaik-baiknya.
Dari lbnu Abbas RA dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari).
Dari Ibnu Umar RA berkata: Rasulullah SAW pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.’ Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.’ (HR. Bukhari)
“Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari)
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara:
1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
2. Waktu sehatmu sebelum tiba waktu sakitmu,
3. Waktu kayamu sebelum datang waktu kefakiranmu,
4. Waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu,
5. Waktu hidupmu sebelum datang waktu matimu.” (HR. Al Hakim)
“Apa peduliku dengan dunia?. Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi )
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Barzah, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara:
1. Tentang umurnya untuk apa ia habiskan,
2. masa mudanya untuk apa ia gunakan,
3. hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan
4. ilmunya, apa yang telah diamalkannya.” (HR. Tirmidzi)