Bilakah Hari Kehancuran Alam Semesta Tiba...

"Suatu saat matahari akan kehabisan bahan bakarnya. Tiba-tiba sejenak sangat terang sekali, dan tidak lama kemudian lalu berangsur-angsur meredup hingga mencapai 0° Celsius.", begitu kata Prof. George Ganauw. 

Pada tahun 1948, Ganauw memproklamirkan bahwa panas matahari bukanlah hasil dari penyejukan, sebagaimana pendapatnya sebelumnya. Menurutnya, panas matahari berasal dari pemecahan unsur-unsur tertentu, sehingga matahari bisa panas sampai sekarang ini. Akan tetapi, lambat laun akan mencapai nol derajat Celsius sehingga nantinya seluruh tata surya berikut planet-planet akan mengalami pembekuan. Tidak ada siang dan malam, seluruhnya gelap gulita. 

Sekitar tahun 1973, para ahli astronomi dari Amerika menyelidiki adanya bintik-bintik hitam matahari. Kiranya bintik-bintik itu berasal dari unsur yang sudah padam. 

"Dengan bintik-bintik hitam tersebut, panas matahari sudah menurun 6 derajat celsius atau 1,5 persen dari suhu semula yakni 6.000 derajat celsius. Artinya, matahari akan padam dan tidak lagi bersinar", demikian kata para analisis sarjana Amerika.

alam semesta
ilustrasi via gatra.com

Dalam sebuah buku berjudul The Expanding Universe (Alam semesta gerakannya mengembang), dikatakan bahwa langit yang menampung galaksi-galaksi yang berisi bintang-bintang atau planet-planet, satelit yang berjuta-juta, sebenarnya gerakannya saling mengembang. Dengan pengembangan gerakan tersebut, galaksi yang memuat milyaran bintang, akan meledak pada saatnya tiba.

Ibarat balon yang ditiup terus-menerus tanpa henti, maka lama kelamaan balon yang mengembang besar itu akan meletus jika sudah mencapai batasnya. Demikian pula galaksi dan segala isinya, juga akan meledak dan hancur bila tiba waktunya. Memang, langit dan segala sesuatu di dunia ini tidak diciptakan untuk selamanya. Mereka akan hancur lebur menurut waktu yang sudah ditentukan, sejalan dengan kekuatan daya alam itu sendiri. 

Keadaan alam yang selalu mengembang ini juga sesuai dengan pendapat Ganauw dan Edwin P. Hubble. Teori ini menyebutkan bahwa "manakala pengembangan itu sampai pada batas maksimum, maka meletuslah alam beserta bagian-bagiannya. Langit yang besar akan pecah, bintang-bintang yang ada pada akhirnya akan hancur." 

Betapa besar ledakan tersebut, sebab semua galaksi beserta isinya akan hancur. Dari sinilah kekuatan manusia tidak berarti. Mungkin hanya serupa dengan debu, atau seperti kapas diterbangkan angin. 

Fenomena kehancuran alam semesta ini memang mengundang banyak pertanyaan. Tidak heran berbagai produk ramalan pun muncul, disertai dengan teori-teori gejala alam yang telah atau akan terjadi. Nyatanya, bumi tempat tinggal kita ini juga semakin tua dengan kondisi yang tidak stabil lagi. Akibatnya, macam-macam bentuk bencana datang silih berganti mendera peradaban manusia. 

Mungkin, inilah siklus yang harus dijalani oleh jagat semesta, dan manusia pun tak dapat mencegahnya walau dengan cara apapun juga. 

Hancurnya alam semesta ini memang suatu keniscayaan. Itu bisa terjadi kapanpun dan manusia tidak bisa mengelak darinya. Sayangnya, di saat bumi semakin renta, umat manusia justru semakin lupa daratan. Angkara murka muncul di seluruh jagat, sementara kekayaan alam terus digali secara membabi-buta. Kita bisa meyakini, kecenderungan inilah yang akan mempercepat datangnya hari kiamat, hari kehancuran alam semesta. 


Labels: Info & Sains

Thanks for reading Bilakah Hari Kehancuran Alam Semesta Tiba... . Please share...!

0 Komentar untuk "Bilakah Hari Kehancuran Alam Semesta Tiba... "

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.