Bidadari-Bidadari Surga dan Keutamaan Wanita Shalihah

Di dalam Al Qur'an, istilah Huurun 'Iin biasa diterjemahkan sebagai bidadari yang bermata jeli. Bidadari adalah pasangan bagi muslim beriman para penghuni surga kelak. Para bidadari digambarkan selalu perawan, dengan umur sebaya yang diciptakan langsung tanpa proses kelahiran, dan digambarkan bahwa payudara mereka padat dan fisik mereka seperti gadis remaja.

Bidadari-bidadari surga memiliki kulit putih, bening, bersih dan lembut yang sempurna, diibaratkan seperti telur yang tersimpan dengan baik, dan diibaratkan pula para bidadari itu seperti permata yakut dan mutiara. Dijelaskan pula bahwa para bidadari itu sangat sopan, selalu menundukkan pandangannya, dan mereka tidak pernah disentuh oleh bangsa manusia atau jin.

ilustrasi bidadari
sekedar ilustrasi

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitabnya 'Raudhatul Muhibbin' (Taman Para Pecinta) menyebutkan bahwa para bidadari adalah pelayan-pelayan surga yang dikatakan di dalam Al Qur'an bahwa kecantikan dan budi pekerti mereka tidak terbanding dengan segala kecantikan di dunia ini kecuali wanita-wanita shalihah yang senantiasa mentaati perintah Allah dan RasulNya. 

Bidadari surga adalah makhluk yang sangat dirindukan oleh orang-orang yang beriman. Allah SWT menganugerahkan sifat-sifat terindah kepada para bidadari surga dan memberi mereka perhiasan-perhiasan terbaik. 

Ath-Thabrani meriwayatkan sebuah hadits yang berasal dari Ummu Salamah RA, salah seorang istri Rasulullah SAW. la berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai firman Allah: 

وَحُورٌ عِينٌ

"Dan (di dalam surga itu) ada bidadari yang bermata jeli." (QS. Al-Waaqi'ah: 22)

Beliau lalu bersabda, 'huur berarti bidadari yang kulitnya putih. Sedangkan yang disebut mata jeli atau indah (‘iin) berarti matanya lebar (besar). Dan rambutnya berkilau indah seperti sayap burung nasar.' 

Aku (Ummu Salamah RA) kemudian bertanya lagi tentang makna ayat:

كَأَمْثٰلِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ

"Laksana mutiara yang tersimpan baik." (QS. Al-Waaqi'ah: 23) 

Beliau pun bersabda, 'Maksudnya, bersihnya mereka seperti bersihnya mutiara yang berada dalam cangkangnya, yang belum pernah tersentuh tangan manusia.' 

Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, beritahu pula aku tentang makna firman Allah:

فِيهِنَّ خَيْرٰتٌ حِسَانٌ

"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan jelita." (QS. Ar-Rahman: 70)

Beliau bersabda, 'Akhlaknya baik (khairat) dan wajahnya cantik.' 

Aku pun bertanya lagi, 'Terangkan pula tentang firman Allah:

كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُونٌ

"seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik." (QS. As-Saffat: 49)

Beliau bersabda, 'Kelembutan kulit mereka seperti lembutnya kulit telur bagian dalam yang kamu lihat, yang tertutup oleh cangkang telur.' 

Aku bertanya lagi, 'Terangkan pula tentang firman Allah:

عُرُبًا أَتْرَابًا

"yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya," (QS. Al-Waqi'ah: 37)

Beliau bersabda, 'Mereka adalah para wanita yang telah wafat di dunia dalam keadaan tua renta, matanya sudah rabun dan beruban rambutnya. Setelah itu Allah SWT kembali menciptakan mereka, dan menjadikan mereka perawan lagi. 'Uruban artinya penuh cinta dan kasih sayang. Sedangkan atraban bermakna mereka lahir dalam satu waktu (usia mereka semua sama).' 

Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, mana yang lebih utama, wanita dunia atau bidadari? 

Beliau menjawab, 'Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari, seperti kelebihan apa yang tampak dari apa yang tidak tampak.' 

Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, mengapa demikian?' 

Beliau bersabda, 'karena shalat mereka, puasa mereka, dan ibadah mereka karena Allah SWT. 
 
Allah memberi cahaya di wajah mereka. Mereka mengenakan sutra di tubuhnya. Warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, sanggul mereka dari mutiara, dan sisir mereka adalah emas. Mereka mengatakan: 

'kami adalah perempuan-perempuan abadi yang takkan mati. Kami adalah perempuan-perempuan bahagia yang takkan pernah miskin. Kami adalah perempuan-perempuan penduduk tetap yang takkan pindah selamanya. Ketahuilah, kami adalah perempuan-perempuan yang ridha dan takkan marah selamanya. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami menjadi miliknya.' 

Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang menikah dua kali, tiga kali, dan empat kali, kemudian ia wafat dan masuk surga. Sedangkan para suami itu juga masuk surga bersamanya. Lalu, pria mana yang akan menjadi suaminya di surga kelak?' 

Beliau menjawab, 'Hai Ummu Salamah, nanti dia akan memilih, mana yang paling baik akhlaknya. Wanita itu nanti akan berkata, "Ya Tuhan, laki-laki itu paling baik akhlaknya kepadaku di antara lainnya saat hidup bersama di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya". Maka wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.' (HR. Ath-Thabrani) 

Labels: Horizon

Thanks for reading Bidadari-Bidadari Surga dan Keutamaan Wanita Shalihah. Please share...!