Khasiat Yang Terkandung dari Ayat-Ayat Al Qur'an

Di antara cabang dalam disiplin ilmu Al Qur'an adalah ilmu khawashsh al Qur'an, yaitu ilmu yang menerangkan tentang khasiat-khasiat yang dikandung oleh ayat-ayat al Qur'an. Para pakar ilmu al Qur'an seperti al-lmam al-Muhaddits Badruddin al-Zarkasyi dalam al-Burhan fi Ulum al Qur'an dan al-Hafizh al-Suyuthi dalam al Itqan fi 'Ulum al Qur'an, membuat satu bab khusus tentang khawashsh al Qur'an. 

Al Qur'an sebagai obat penawar


Ada sekian banyak dalil yang menjelaskan bahwa Al Qur'an memiliki sekian banyak khasiat bagi kebutuhan manusia di dunia. Dalam al Qur'an al-Karim, Allah SWT berfirman: 

وَنُنَزِّلُ مِنَ الۡـقُرۡاٰنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحۡمَةٌ لِّـلۡمُؤۡمِنِيۡنَ‌ۙ

Dan kami turunkan dari al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. al-lsra' : 82). 

Menurut Ibnu Qayyim al Jauziyyah, ayat ini memberikan penjelasan bahwa seluruh kandungan al Qur'an itu dapat menjadi penyembuh yang sempurna dari segala penyakit, pelindung yang bermanfaat dari segala mara bahaya, cahaya hidayah dari segala kegelapan dan rahmat yang merata bagi orang-orang yang beriman. Dalam konteks ini, Ibnu Qayyim mengatakan dalam kitabnya Zad al Ma'ad (4/162): 

“Dan telah diyakini bahwa sebagian perkataan manusia memiliki sekian banyak khasiat dan aneka kemanfaatan yang dapat dibuktikan. Apalagi ayat-ayat al Qur'an selaku firman Allah, Tuhan semesta alam, yang keutamaannya atas semua perkataan sama dengan keutamaan Allah atas semua makhluk-Nya. Tentu saja, ayat-ayat al Qur'an dapat berfungsi sebagai penyembuh yang sempurna, pelindung yang bermanfaat dari segala marabahaya, cahaya yang memberi hidayah dan rahmat yang merata. Dan andaikan al Qur'an itu diturunkan kepada gunung, niscaya ia akan pecah karena keagungannya. Allah telah berfirman: “Dan kami turunkan dari al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. al Isra': 82). Kata-kata “dari al Qur'an”, dalam ayat ini untuk menjelaskan jenis, bukan bermakna sebagian menurut pendapat yang paling benar. (Ibn al Qayyim, Zad al-Ma'd, 2/162).

Al-Hafizh al-Dzahabi dalam kitabnya 'al Thibb al-Nabawi' (hal. 165) secara lebih gamblang juga menyebutkan:

"Yakni, Kami (Allah SWT) menurunkan al Qur'an yang semuanya dapat berfungsi sebagai penyembuh..." 

Dari pernyataan-pernyataan di atas ada beberapa kesimpulan yang dapat kita petik, yaitu: 

Pertama, sebagian perkataan manusia diyakini memiliki sekian banyak khasiat dan faedah yang dapat dibuktikan melalui percobaan. 

Kedua, seluruh ayat-ayat al Qur'an al-Karim -yang tentu lebih utama daripada perkataan manusia-, jelas lebih banyak kandungan khasiat dan manfaatnya bagi kehidupan daripada perkataan manusia. 

Ketiga, ayat-ayat al Qur'an dapat berfungsi sebagai penyembuh dan penawar yang sempurna dari segala penyakit. 

Keempat, ayat-ayat al Qur'an dapat berfungsi sebagai pelindung yang bermanfaat dari segala marabahaya dan kejahatan. 

Kelima, ayat-ayat al Quran dapat berfungsi sebagai cahaya petunjuk dari kegelapan.

Keenam, ayat-ayat al Qur'an dapat berfungsi sebagai rahmat yang merata bagi orang-orang yang beriman. 

Kaitannya dengan hal ini, ada sebuah kisah menarik yang dijabarkan dalam sebuah hadits dari Abu Sa'id al-Khudri RA:

“Abu Said al-Khudri RA berkata: “Suatu ketika beberapa orang sahabat Rasulullah SAW bepergian, hingga sampai pada satu perkampungan Arab. Mereka meminta penduduk kampung Arab itu agar menerima mereka sebagai tamu, tetapi mereka menolaknya. Lalu kepala suku kampung itu tersengat kalajengking beracun. Akhirnya penduduk kampung itu berupaya menolong kepala sukunya dengan segala cara, akan tetapi hasilnya nihil. Lalu sebagian mereka berkata: “Bagaimana kalau kita mendatangi rombongan yang lagi singgah itu, barangkali di antara mereka dapat menolong”. 

Kemudian mereka mendatanginya, dan berkata: “Wahai rombongan, kepala suku kami disengat kalajengking. Kami sudah berusaha menolongnya dengan segala cara, tapi hasilnya nihil, Apakah di antara kalian ada yang bisa membantu?”. 

Sebagian mereka (para sahabat Nabi) menjawab: “Ya, demi Allah saya bisa meruqyah. Tetapi kalian telah menolak kami sebagai tamu. Jadi saya tidak mau meruqyah sehingga kalian menjanjikan upah buat kami”. Lalu mereka menyetujui dengan imbalan beberapa ekor kambing. 

Salah seorang sahabat kemudian meruqyahnya dan membaca surah al-Fatihah. Setelah itu sang kepala suku langsung sembuh. Ia segera dapat berjalan tanpa merasakan sakit sama sekali. 

Abu Sa'id al-Khudri berkata: “Lalu mereka memenuhi upah yang dijanjikan”. Sebagian rombongan mengatakan: “Bagi-bagi”. Lalu yang meruqyah berkata: “Jangan dulu, sehingga kita mendatangi Rasulullah SAW, kita laporkan apa yang terjadi. Kita lihat apa perintah beliau”. 

Lalu mereka mendatangi Rasulullah SAW dan menceritakan kejadiannya. Rasulullah SAW bersabda: “Jadi kamu tahu kalau itu ruqyah?” Beliau bersabda: “Kalian benar, bagi-bagikan hasilnya. Dan saya minta bagian juga”. 

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (2115), Muslim (2201), Abu Dawud (3900), al-Tirmidzi (2064), al-Nasa'i dalam 'Amal al Yaum wa al-Lailah (1028), dan Ibn Majah (2156). Hadits ini juga menunjukkan bahwa sesuatu yang belum pernah diajarkan oleh Rasulullah belum tentu jelek dan keliru. Hadits ini juga menunjukkan bahwa al Qur'an itu dapat digunakan sebagai penyembuh. 

Selain sebagai penyembuh, al Qur'an juga dapat digunakan sebagai pelindung dari segala marabahaya dan kejahatan. Sebuah hadits menyebutkan:

Khaulah binti al Hakim al Salamiyah RA berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa singgah di suatu tempat lalu mengatakan: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan Allah”, maka ia tidak akan ditimpa oleh marabahaya apapun sampai ia pergi dari tempat singgahnya itu.” (HR. Muslim) 

Hadits ini mengajarkan kita agar berlindung dengan kalimat-kalimat Allah, dan tentu saja termasuk al Qur'an al Karim, dari marabahaya dan kejahatan yang mungkin mengancam kita di suatu tempat. Sebenarnya hadits-hadits seperti di atas ini ada banyak sekali dan dapat dirujuk dalam kitab-kitab karya Ulama Salaf. 

Pengamalan Ulama Salaf Terkait Khasiat dari Ayat-Ayat Al Qur'an


Menurut al Hafizh al Suyuthi dalam al-Itqan fi 'Ulum al Qur'an, ada dua cara untuk mengetahui khasiat-khasiat yang dikandung al Qur' an al Karim. Pertama yaitu melalui keterangan dan hadits-hadits Rasulullah SAW. Kedua, melalui pengamalan orang-orang yang saleh. 

Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh khasiat-khasiat al Qur'an berdasarkan pengamalan dari Ulama Salaf yang Saleh. 

1. Abdurrahman bin 'Auf RA

Al-lmam al-Muhaddits Badruddin al-Zarkasyi menyebutkan dalam kitabnya al Burhan fi' Ulum al Qur'an (1/434) bahwa Sayyidina Abdurrahman bin Auf RA pernah menuliskan huruf-huruf yang ada di permulaan surat-surat Al Qur' an untuk tujuan menjaga harta benda dan perkakas rumahnya, sehingga semuanya aman dan terjaga. 

2. Imam Sufyan al-Tsauri RA

Al lmam Sufyan al-Tsauri, salah seorang ulama salaf terkemuka, pernah menuliskan untuk wanita yang akan melahirkan pada lembaran yang digantungkan di dadanya, yaitu ayat 1 - 4 Surat Al Insyiqaq: 

اِذَا السَّمَاۤءُ انْشَقَّتْۙ. وَاَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْۙ. وَاِذَا الْاَرْضُ مُدَّتْۙ. وَاَلْقَتْ مَا فِيْهَا وَتَخَلَّتْۙ 

3. Imam Syafi'i RA

Seorang laki-laki mengeluh kepada Imam al Syafi'i tentang matanya yang rabun. Lalu beliau menuliskan ayat (Surat Qaf ayat 22): 

 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاۤءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيْدٌ

lalu tulisan tersebut dijadikan kalung oleh laki-laki ini, sehingga matanya segera pulih dan dapat melihat dengan baik. 

4. lmam Ahmad bin Hanbal RA

Ibnu Qayyim meriwayatkan dalam Zad al Ma'ad fi Hady Khair al Ibad (4/326), bahwa al-Marwazi berkata: “Aku pernah terserang penyakit demam dan didengar oleh Abu Abdillah al lmam Ahmad bin Hanbal. Lalu beliau menuliskan pada satu kertas untukku: 

Doa dari Imam Ahmad


Dalam ta'widz yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal di atas mengandung tawassul dengan Nama Allah, nama Muhammad Rasulullah SAW, dan ayat-ayat al Qur'an. Ta'widz dari lmam Ahmad bin Hanbal ini, juga dianjurkan untuk diamalkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitabnya Zad al Ma'ad. 

5. Imam Ilkiya al-Harrasi RA

Al Imam Ilkiya al-Harrasi, faqih bermadzhab Syafi'i yang sangat populer dan rekan lmam Hujjatul Islam  Al Ghazali, apabila dalam perjalanan beliau membaca huruf-huruf yang terdapat di permulaan surat-surat. Dan ketika beliau ditanya tentang hal itu, beliau menjawab: “Orang yang membaca atau menyimpan tulisan huruf-huruf itu, akan terjaga dirinya dan harta bendanya dari marabahaya.” 

6. Ibnu Taimiyah al-Harrani 

Ibnu Qayyim meriwayatkan dalam Zad al Ma'ad (4/326), bahwa Ibnu Taimiyah pernah menuliskan ayat berikut ini (Surat Hud Ayat 44) bagi orang yang mimisan atau keluar darah dari hidungnya. 

وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Ibnu Taimiyah menuliskan ayat ini di dahi orang yang hidungnya keluar darah. Ibnu Taimiyah berkata: “Beberapa kali aku melakukannya, dan berhasil sembuh”. 

Berdasarkan pengamalan-pengamalan dari ulama terkemuka di atas, dapat disimpulkan bahwa ayat-ayat al Qur'an, dipastikan memiliki sekian banyak khasiat dan manfaat dalam segala kebutuhan umat manusia. Tentu saja khasiat dan manfaat ayat-ayat al Qur'an tersebut hanya dapat diketahui melalui nash-nash dari Nabi SAW atau pengamalan orang-orang saleh. Wallaahu A'lam


Labels: Kajian Islam, Mozaik

Thanks for reading Khasiat Yang Terkandung dari Ayat-Ayat Al Qur'an. Please share...!