Kisah Pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS

Kisah Pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS

Kisah Pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS

Nabi Ibrahim As dan putranya yaitu Nabi Ismail As, keduanya adalah Rasul (utusan) Allah yang mana kisahnya juga diabadikan dalam syariat perintah ibadah haji dan perayaan Hari Raya Kurban (Idul Adha) bagi umat Islam. Selain kisah Asal Usul Hari Raya Idul Adha (Baca: Kisah Nabi Ibrahim dan Asal Usul Hari Raya Kurban), kisah terkenal lainnya dari kedua Rasul ini adalah peristiwa dibangunnya ka'bah pasca banjir besar pada masa Nabi Nuh As. 

Kisah tentang penyembelihan Nabi Ismail (yang kemudian Allah ganti dengan seekor domba kibas) memang menjadi salah satu bukti ketaatan serta ketulusan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam mematuhi perintah Allah. Meski mendapatkan ujian yang berat dari godaan Iblis laknatullah, keduanya tetap teguh dan yakin dalam menjalankan segala perintah dari Allah SWT. 

Waktu pun terus berjalan, keduanya kembali menjalani hidup masing-masing di tempat terpisah yang lumayan jauh jaraknya. Nabi Ibrahim dan Ismail harus berpisah karena Nabi Ismail tinggal di Makkah sementara Nabi Ibrahim tinggal di Palestina. Tahun demi tahun, tanpa terasa Nabi Ismail pun sudah menginjak dewasa dan telah membina bahtera rumah tangga dengan seorang putri dari Bani Israil.

Pada suatu hari, Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk mendirikan Baitullah (Ka'bah) di tanah Makkah. Nabi Ibrahim pun datang kembali ke Makkah untuk melaksanakan perintah Allah tersebut. Sebelum itu, ia mencari putranya, Nabi Ismail untuk membantunya dalam membangun ka'bah. Setelah beberapa lama mencari, maka ketemulah Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail. 

Kebetulan, Nabi Ismail saat itu sedang di suatu tempat didekat mata air zam-zam. Nabi Ismail sedang berteduh dibawah pohon rindang sambil meraut anak panahnya. Setelah bertemu, Nabi Ibrahim melepas rindu dengan rasa haru dan gembira dapat berjumpa kembali dengan sang anak tercinta. Setelah melepas rindunya, maka Nabi Ibrahim mulai menceritakan maksud kedatangannya. Nabi Ibrahim berkata:

“Wahai Ismail, Allah telah memberikan perintah kepadaku.”

"Kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu.", Nabi Ismail menanggapi. 

"Apakah engkau bersedia membantuku?", tanya Nabi Ibrahim seraya menunjuk ke arah tumpukan tanah yang lebih tinggi dari tanah sekitar dan berkata:

"Allah telah memerintahkan untuk membangun sebuah rumah di sini!”

Mendengar permintaan ayahnya, Nabi Ismail pun dengan begitu gembira menyatakan kesanggupannya untuk membantu ayahnya. Dengan rencana dan pemikiran yang bulat untuk membangun rumah Allah, maka dimulailah pembangunan Ka'bah yang berlokasi diatas sebuah bukit dan dikerjakan oleh mereka berdua yaitu Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. 

Akhirnya, ayah dan anak itu pun bekerja sama membangun ka'bah. Ismail mengangkut batu, sementara Ibrahim memasangnya. Keduanya bekerja tanpa kenal lelah. Mereka saling bekerja sama mengumpulkan batu, meninggikan pondasi, dan segala hal mereka kerjakan dengan ketekunan. Kisahnya diabadikan dalam firman Allah:

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah, 127)

Saat Nabi Ibrahim tidak bisa menjangkau bagian atas, ia menyuruh Nabi Ismail untuk mencari sebuah batu sebagai pijakan untuk mencapai tembok yang sudah tinggi. Batu bekas pijakan Nabi Ibrahim sampai sekarang dinamai dengan “Maqam Ibrahim".

Dengan penuh ketekunan dan kesabaran, maka selesai jualah pembangunan Ka’bah. Bentuknya seperti kubus sesuai dengan petunjuk dan perintah Allah SWT. Menurut sejarawan, bentuk ka'bah pada masa Nabi Ibrahim ini masih sederhana berupa susunan tumpukan batu tanpa atap dan tanpa ada perekat semacam semen untuk melengketkan batu-batu tersebut. 


Setelah selesai tugas mendirikan Ka'bah, Nabi Ibrahim beserta Nabi Isma'il kemudian berdo'a: 

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak-cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah, 128)

Selengkapnya
7 Taman Laut Eksotis dan Menakjubkan di Indonesia

7 Taman Laut Eksotis dan Menakjubkan di Indonesia

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah perairan luas yang menyimpan keanekaragaman makhluk hidup di dalamnya. Kekayaan alam tersebut merupakan aset yang sangat berharga sehingga mesti dijaga kelestariannya. Selain kawasan Taman Nasional, Indonesia juga memiliki sejumlah taman laut indah dan menakjubkan yang menjadi habitat bagi beragam biota laut di dalamnya. 

Ada banyak taman laut eksotis nan mempesona yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Nah, pada artikel berikut ini kita akan mengenal 7 di antaranya. 

1. Taman Laut Raja Ampat


Raja Ampat
via shutterstock

Taman Laut ini terletak di barat bagian kepala burung Pulau Papua yang masuk dalam wilayah kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Taman Laut Raja Ampat merupakan salah satu lokasi penyelaman terbaik di dunia. Beberapa sumber menyebutkan bahwa wilayah ini merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bukan itu saja, kawasan ini juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air saat ini. Wilayah perairan Raja Ampat memiliki ribuan spesies ikan, berbagai jenis terumbu karang, moluska, mamalia laut, dan penyu. 

2. Taman Laut Banda


Laut Banda
via tagar.id

Kawasan ini merupakan taman laut yang terletak di gugusan pulau Neira, pulau Gunung Api, pulau Ai, pulau Sjahrir, dan pulau Hatta di kabupaten Maluku Tengah. Kawasan Taman Laut Banda termasuk sebagai salah satu kawasan Warisan Dunia yang ditetapkan PBB. Taman Laut Banda memiliki kekayaan terumbu karang yang indah dengan ratusan spesies ikan di dalamnya, dan terdapat juga karang purba yang dilindungi. Selain keanekaragaman hayatinya, kawasan ini juga menyimpan potensi lainnya yaitu sebagai wisata sejarah dan agrowisata di bagian daratannya. 

3. Taman Laut Kepulauan Derawan


Derawan
via kompas.com

Taman laut ini terletak di kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kawasan ini cukup terkenal di kalangan penyelam karena keindahan pemandangan alam bawah lautnya. Kepulauan Derawan memiliki setidaknya 28 spot menyelam yang sudah diakui oleh dunia Internasional. Taman laut ini dihuni oleh 460 jenis terumbu karang dan sekitar 832 jenis spesies ikan karang yang siap memanjakan mata anda. Kawasan ini juga menjadi rumah bagi beberapa spesies satwa seperti beragam jenis penyu, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan satwa-satwa lainnya. 

4. Taman Laut Takabonerate


Takabonerate
via travelingyuk.com

Taman Laut Takabonerate terletak di Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Taman laut ini memiliki kawasan atol terbesar ketiga di dunia dengan luas total dari atol ini mencapai 220.000 hektare dengan sebaran terumbu karang mencapai 500 km². Selain keragaman jenis terumbu karang, kawasan ini juga memiliki sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi, serta berbagai jenis penyu. Tidak hanya sebagai objek wisata bahari, kawasan ini juga mempunyai beberapa tempat wisata bersejarah seperti Taka Mariam dan Taka Gantarang. 

5. Taman Laut Pulau Menjangan


Pulau Menjangan
via kintamani.id

Terletak di kawasan Taman Nasional Bali Barat, Taman Laut ini dikenal sebagai wall diving terbaik di Bali yang memiliki taman bawah laut dengan visibility yang baik dan penuh warna sekaligus kaya akan biota laut. Nama pulau menjangan sendiri diambil dari nama penghuni utama di pulau ini yaitu menjangan, sejenis hewan rusa liar. Wilayah perairan di kawasan ini mempunyai beragam terumbu karang cantik dan alami serta beragam jenis ikan yang mudah ditemukan di spot penyelaman. Disamping keindahan bawah lautnya, potensi daratan pulau Menjangan pun menawarkan pesona yang tidak kalah indahnya.

6. Taman Laut Pulau Rubiah


Pulau Rubiah
via dolandolen.com

Taman laut ini terletak di ujung utara Pulau Sumatera, tepatnya berada di kawasan Pulau Weh, sebelah barat Kota Sabang. Nama pulau Rubiah sendiri diambil dari nama seorang wanita bernama Cut Nyak Rubiah yang makamnya berada di sekitar kawasan ini. Taman Laut Pulau Rubiah cukup terkenal akan pamandangan bawah lautnya yang menakjubkan. Kawasan ini juga memiliki beragam spesies biota laut yang bervariasi mulai dari beraneka jenis terumbu karang, ikan, dan beragam jenis satwa lainnya. Tidak heran kawasan ini juga sering disebut sebagai surganya taman laut bagi para wisatawan yang hobi menyelam.

7. Taman Laut Selat Pantar


Selat Pantar
via shutterstock

Taman Laut Selat Pantar berada di wilayah Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan seluas  2.864,64 kilometer persegi ini juga terkenal akan keindahan alam lautnya sehingga sering dikunjungi para penyelam dari berbagai negara. Mereka bahkan mengakui kawasan ini sebagai taman laut terindah nomor dua di dunia setelah Taman Laut Kepulauan Karibia di Amerika Selatan. Taman Laut Selat Pantar memiliki beragam jenis terumbu karang dan biota laut lainnya yang unik dan mengagumkan. Ikan-ikan cantik dan beraneka warna dapat dijumpai di kawasan ini. Bahkan pada bulan-bulan tertentu, di kawasan ini juga sering terlihat kawanan lumba-lumba yang ramah dan bersahabat.

Selengkapnya
Kisah Ashabul Kahfi dan Bukti Nyata Keberadaan Mereka

Kisah Ashabul Kahfi dan Bukti Nyata Keberadaan Mereka

Anda pernah mendengar kisah Ashabul Kahfi (para penghuni gua)?. Ashabul Kahfi ( اصحاب الکهف )‎ merupakan kisah tentang para pemuda shaleh yang tertidur lelap di dalam gua selama ratusan tahun. Kisah yang termaktub dalam agama Abrahamik (Samawi) ini diperkirakan terjadi jauh sebelum masa Nabi Muhammad SAW. Dalam versi Kristen, kisah ini dikenal dengan nama The Seven Sleepers dan digolongkan ke dalam legenda mitologi Kristen.

pemuda Ashabul Kahfi

Dalam Al Qur'an Surah Al-Kahfi ayat 9 hingga ayat ke 26 disebutkan:

"Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) Ar-Raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?" (QS. Al-Kahf: 9)

"(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, Ya Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami." (QS. Al-Kahf: 10)

"Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu selama beberapa tahun," (QS. Al-Kahf: 11)

"kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu)." (QS. Al-Kahf: 12)

"Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka," (QS. Al-Kahf: 13)

"dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru Tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran." (QS. Al-Kahf: 14)

"Mereka itu kaum kami yang telah menjadikan tuhan-tuhan (untuk disembah) selain Dia. Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang jelas (tentang kepercayaan mereka)? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?" (QS. Al-Kahf: 15)

"Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu." (QS. Al-Kahf: 16)

"Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan apabila matahari itu terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas di dalam (gua) itu. Itulah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya." (QS. Al-Kahf: 17)

"Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka." (QS. Al-Kahf: 18)

"Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, Sudah berapa lama kamu berada (di sini)? Mereka menjawab, Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari. Berkata (yang lain lagi), Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun." (QS. Al-Kahf: 19)

"Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempari kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya." (QS. Al-Kahf: 20)

"Dan demikian (pula) Kami perlihatkan (manusia) dengan mereka, agar mereka tahu, bahwa janji Allah benar, dan bahwa (kedatangan) hari Kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika mereka berselisih tentang urusan mereka maka mereka berkata, Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka. Orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, Kami pasti akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atasnya." (QS. Al-Kahf: 21)

"Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, (Jumlah mereka) tiga (orang), yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan, (Jumlah mereka) lima (orang), yang keenam adalah anjingnya, sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, (Jumlah mereka) tujuh (orang), yang kedelapan adalah anjingnya. Katakanlah (Muhammad), Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit. Karena itu janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan lahir saja dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada siapa pun." (QS. Al-Kahf: 22)

"Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, Aku pasti melakukan itu besok pagi," (QS. Al-Kahf: 23)

"kecuali (dengan mengatakan), Insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini." (QS. Al-Kahf: 24)

"Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun." (QS. Al-Kahf: 25)

"Katakanlah, Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); milik-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain Dia, dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan." (QS. Al-Kahf: 26)

Siapa Para Pemuda "Ashabul Kahfi" Ini? 


Sebagaimana tersirat dalam ayat Al Qur'an di atas, para tokoh dalam kisah Ashbabul Kahfi ini adalah para pemuda shaleh yang berusaha melarikan diri dari kekejaman Raja Dikyanus, seorang penguasa di wilayah Efesus. Raja Dikyanus memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh orang-orang yang menolak untuk menyembah berhala, karena ia ingin mengembalikan ajaran agama Romawi kuno. Demi menyelamatkan agama dan iman mereka, para pemuda tersebut kemudian bersembunyi di dalam sebuah goa.

nama nama ashabul kahfi
via stringfixer.com

Menurut beberapa sejarawan Islam, nama-nama para pemuda tersebut yaitu Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika, serta seekor anjing bernama Qithmir yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang kelak masuk surga. Dalam Surah Al Kahfi Ayat 18 di atas juga disebutkan bahwa saat bersembunyi di dalam goa, para pemuda tersebut ditidurkan oleh Allah SWT hingga ratusan tahun berlalu, yakni selama kurang lebih 309 tahun lamanya. 

Bukti Nyata Peninggalan Ashabul Kahfi


Setelah berabad-abad lamanya, kisah yang telah diuraikan dalam Al Qur'an mengenai para pemuda "Ashabul Kahfi" ini belakangan terungkap persis melalui rangkaian temuan dan sejumlah penelitian. Pada tahun 1963, seorang arkeolog Yordania, Rafiq Wafa Ad-Dujaniy menemukan bahwa gua tempat persembunyian para pemuda tersebut terletak di daerah Ar-Raheib, sebelah selatan Amman, Yordania.

gua ashabul kahfi
via republika.co.id

Memang terkait lokasi goa Ashabul Kahfi ini masih diperdebatkan. Ada yang mengatakan bahwa gua tersebut terletak di Asia, ada pula yang berpendapat goa itu berada di Skotlandia. Namun berdasarkan bukti-bukti historis, arkeologis, dan astronomis, besar kemungkinan bahwa gua tersebut memang terletak di sekitar delapan kilometer sebelah selatan Kota Amman, Yordania. Hal ini berdasarkan bukti-bukti sebagai berikut:

1. Bukti Historis


Beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa gua yang terdapat dalam Surah Al Kahfi itu berada di Gunung Raqim di Yordania. Di antara para sahabat Nabi itu adalah Ubadah ibn As-Shamit, Mu’awiyah ibn Abu Sufyan, dan Ibnu Abbas. Mereka mengaku pernah berkunjung ke sana dan melihat sisa tulang-belulang para penghuni gua tersebut. 

2. Bukti Arkeologis


Ditemukan adanya sebuah bangunan bersejarah di atas gua tersebut dan ternyata bangunan itu dahulu merupakan gereja dan beralih fungsi menjadi masjid pada masa kekuasaan Islam. Ditemukan pula tujuh pilar batu yang sudah tidak sama lagi tingginya dan dalam posisi membentuk lingkaran. Rupanya, itulah bangunan yang disebut dalam Surah Al Kahfi ayat 21:

"Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: 'Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka.' Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: 'Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya'."

Selain bangunan masjid, ditemukan pula sejumlah kuburan di dalam goa tersebut, persis sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur'an. Kuburan-kuburan di atas batu tersebut empat di antaranya berada di lorong sebelah kanan pintu masuk gua dan empat lainnya ada di lorong sebelah kiri gua. Sedangkan tepat di persimpangan antara dua lorong tadi ditemukan kerangka anjing, beberapa keping uang, gelang, cincin, dan bejana berharga.

Kisah Ashabul Kahfi dan Bukti Nyata Keberadaan Mereka
via okezone.com

Seorang pakar geologi, Nazim Al Kailani, dalam penelitiannya mengatakan bahwa tanah gua dan lokasi dimana Gunung Raqim berada sangat berperan penting dalam menjaga keutuhan kondisi tubuh para penghuni gua. Sebab, tanah di lokasi tersebut diketahui mengandung karbohidrat, kalsium, dan magnesium serta tumbuhan dan hewan yang jenuh. 

Penelitian juga menemukan kesesuaian lubang gua sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an. Diketahui bahwa celah gua di sebelah selatan mengarah ke barat daya, sehingga ketika seseorang berdiri di dalam gua di waktu petang, maka posisi sinar matahari bergerak ke arah kanan dan menyorot orang yang berdiri serta memberi ruang untuk melihat ke arah pemandangan luar gua. Sinar matahari tidak memasuki gua pada tengah hari, sedangkan ketika matahari terbenam, sinar matahari sedikit dan sesaat memasuki gua.

Hal ini sama persis dengan apa yang dijelaskan dalam Al Qur'an Surah Al Kahfi Ayat 17:

"Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya."

Bukan hanya itu saja. Di dalam dinding gua juga pernah ditemukan adanya tulisan dalam berbagai bahasa kuno yang mengisyaratkan akan keesaan Allah SWT. Demikianlah pembahasan mengenai kisah para pemuda mukmin penghuni goa "Ashabul Kahfi" dan bukti nyata keberadaan mereka. Wallaahu A'lam

Sumber: wikipedia, republika.co.id, okezone.com

Selengkapnya
Makna Idul Fitri dan Penjelasannya

Makna Idul Fitri dan Penjelasannya

Idul fitri 2019

Bagi Umat Islam di Indonesia, hari raya Idul Fitri menjadi hari yang begitu istimewa. Perayaan Idul Fitri merupakan bentuk ekspresi kebahagiaan dan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah berhasil menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. 

Selain itu, Hari raya Idul Fitri juga menjadi momen penting bagi keluarga muslim untuk berkumpul kembali bersama keluarga atau sanak saudara yang terpisah karena pekerjaan, pernikahan atau lainnya. Tidak heran, di Indonesia dikenal istilah mudik atau pulang ke kampung halaman. Biasanya, dua minggu atau seminggu menjelang Idul Fitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya Idul Fitri ini. 

Istilah Idul Fitri berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata yaitu 'iid ( عيد ) dan fithr ( فطر ). Dalam bahasa Arab, Kata Id berasal dari akar kata 'aadaya'uudu ( عاد - يعود) yang berarti kembali, sedangkan fitri memiliki dua makna, bisa berarti berbuka puasa (makan) dan bisa juga berarti suci. 

1. Mengenai kata fithri yang berarti buka puasa, hal ini berdasarkan pada makna kata ifthar, yang merupakan sighat mashdar dari afthara - yufthiru (أفطر - يُفْطِرُ) yang berarti buka puasa. Dalam sebuah hadits disebutkan:

Dari Anas bin Malik RA ia berkata: "Tidak sekalipun Nabi Muhammad SAW pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fithri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya" (dalam riwayat lain Nabi SAW makan kurma dalam jumlah ganjil)" (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain juga disebutkan:

Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Idul Fitri adalah hari dimana kalian berbuka, dan Idul Adha adalah hari dimana kalian berkurban." (HR. Ibnu Majah)

Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa hari raya Idul Fitri merupakan hari dimana kita kembali berbuka atau makan setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah puasa. Bahkan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri kita juga disunnahkan untuk makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri merupakan waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.

Baca juga: 7 Amalan Sunnah Pada Hari Raya Idul Fitri

2. Sedangkan kata Fitri yang berarti suci atau bersih dari segala dosa sebagaimana bayi yang baru lahir, hal ini berdasar pada makna kata fithr yang berasal dari akar kata fathara-yafthiru (فطر - يفطِرُ) yang berarti suci, bersih. 

Dasar pendapat ini juga sebagaimana makna yang terkandung dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini:

"Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih/ suci). Orangtuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi" (HR. Bukhari)

Makna fitri yang berarti suci atau bersih dari dosa ini juga sejalan dengan keutamaan yang diraih seseorang setelah menjalankan ibadah puasa. Dalam haditsnya yang terkenal Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq 'alaih).

Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa dengan berakhirnya kita menjalankan kewajiban ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka pada hari raya Idul Fitri kita telah kembali kepada keadaan suci, sehingga kita terbebas dari segala dosa yang telah terhapus karena kita telah menjalankan ibadah puasa dengan dilandasi iman dan semata-mata mengharapkan ridha dari Allah SWT. Hal ini juga berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai dari kewajiban berpuasa, yaitu menjadi manusia yang bertaqwa.

Dari penjelasan mengenai kedua makna fithri sebagaimana yang didasarkan pada hadits-hadits yang disebutkan di atas, maka kedua pendapat di atas adalah benar adanya. Kedua makna tersebut tidak bertentangan sama sekali dan justru kedua makna tersebut saling melengkapi. 

Artinya dapat dikatakan bahwa makna hari raya idul fitri adalah hari yang dianugerahkan oleh Allah kepada Umat Islam, dimana pada hari itu kita dikembalikan kepada fitrahnya menjadi suci dan bersih dari dosa karena mendapat ampunan dari Allah SWT, sekaligus Hari raya idul fitri juga merupakan hari bergembiranya Umat Islam dimana kita diperintahkan untuk makan dan minum (berbuka) sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. 
Mengenai bergembira pada perayaan hari raya, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Abu Bakar RA pada saat hari raya Idul Fitri ketika ia sedang menghardik dua hamba sahaya perempuan yang mendendangkan syair di rumah Aisyah:

يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْدًا وَإِنَّ الْيَوْمَ عِيْدُنَا

"Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya, dan sesungguhnya hari ini adalah hari raya kita." (HR. Nasa’I)

Selengkapnya
Asal Usul Kolak dan Makna Filosofisnya

Asal Usul Kolak dan Makna Filosofisnya

Kolak enak
gambar via instazu.com. 

Setiap memasuki bulan suci Ramadhan, kolak (kolek) menjadi salah satu menu berbuka yang sering kali kita jumpai. Rasanya yang manis menjadikannya cocok sebagai menu hidangan untuk buka puasa. Kolak juga bisa disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin, tergantung pada selera masing-masing. 

Hidangan dengan kuah santan kelapa dan gula yang rasanya manis ini biasanya dilengkapi dengan isian pisang, singkong, kolang-kaling dan lainnya. Selain rasanya yang mantap, kandungan gula pada kolak cukup ampuh untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Maka tak heran jika kolak seakan menjadi hidangan wajib yang selalu ada di bulan Ramadan.

Asal Usul Kolak


Mungkin dari kita jarang yang menduga bahwa kolak pada awalnya merupakan media pensyiaran Islam di tanah jawa lewat kuliner di masa lalu. Para Ulama pada masa lalu memang cukup kreatif dalam usaha untuk membuat masyarakat tertarik akan Islam. Mereka dakwah lewat berbagai media, seperti kesenian, tradisi budaya dan termasuk juga lewat kuliner. Penciptaan nama kolak sendiri konon berasal dari kata kholiq ( خَالِقُ ). 

Dalam bahasa Arab, kata kholiq "khaliq" maknanya adalah Sang Pencipta (alam semesta), dalam hal ini yaitu Allah SWT. Bagi yang pernah belajar ilmu sharaf (tata bahasa Arab), kata khaliq adalah bentuk isim fa'il dari fi'il madhi khalaqa ( خَلَقَ ) yang artinya (telah) menciptakan atau juga isim mashdar khalq ( خَلْقِ ) yang berarti penciptaan. Jadi, dari perubahan kata ini bisa dimungkinkan bahwa sebutan kolak memang berasal dari perubahan kata khaliq tersebut. Sehingga dengan demikian, penamaan kolak ini mengandung i'tibar agar kita senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, yaitu Allah SWT.

Jika kolak dibawa oleh penyebar Islam di masa lalu, apakah berarti hidangan kolak juga bukan hidangan asli Indonesia?. 

Menurut berbagai kalangan, hidangan kolak kemungkinan berasal dari negara Timur Tengah. Hal ini berdasarkan kesamaan masyarakat timur tengah yang menyukai hidangan manis seperti halnya masyarakat jawa. Hanya saja memang para Ulama penyebar Islam saat itu kemudian mengkreasikannya dengan bahan makanan lokal yang banyak ditemui di pulau Jawa. Maka dengan isian gula aren, pisang, ubi atau singkong jadilah kolak.

Pada mulanya, sajian kolak bukan merupakan hidangan pada bulan Ramadhan. Kolak pada mulanya hanya disajikan pada satu bulan menjelang bulan Ramadhan, yakni pada bulan Ruwah (Sya'ban). Pada bulan sya'ban, umat Islam diajak untuk mempersiapkan diri dalam menyongsong datangnya bulan suci ramadhan. 

Oleh karenanya, dengan mengambil filosofi kolak, umat Islam dihimbau untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, sehingga pada saatnya memasuki bulan Ramadhan, kita akan lebih khusyu' dan mantap dalam meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Namun lama-kelamaan, kolak juga biasa disajikan pada bulan Ramadhan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Bahkan kini kolak menjadi menu takjil favorit untuk berbuka puasa bagi masyarakat Indonesia.

Makna Filosofis Kolak


Selain makna sebutan kolak, ternyata dari bahan-bahan yang ada pada sajian kolak juga mempunyai makna filosofis yang dalam. Bahan yang paling umum dari kolak adalah pisang. Biasanya pisang yang digunakan untuk isian kolak adalah pisang kepok (kapok). 

Pisang kepok atau di jawa juga biasa disebut pisang kapok ini memiliki makna filosofis bahwa kita harus kapok atau jera dalam melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Sehingga dengan jera dan menyesal, kita mestinya segera bertaubat mohon ampun kepada Allah SWT.

Selain pisang kapok, bahan lain yang biasa digunakan dalam kolak adalah ubi atau dalam bahasa jawa disebut telo kependem. Makna filosofisnya adalah bahwa kita harus mengubur (memendam) dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat, dengan memperbanyak amal-amal shaleh yang dapat menghapus dosa-dosa yang telah lampau. 

Hal ini juga selaras dengan keutamaan dari berpuasa di bulan ramadhan, di mana disebutkan bahwa jika kita berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ampunan Allah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu.

Pada awalnya, kolak memang hanya menggunakan pisang kepok atau ubi sebagai isiannya. Namun seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai berinovasi dengan bahan-bahan lain. Bahkan sekarang tampilan kolak pun semakin mewah dan beragam. Sekarang banyak dijumpai kolak yang isinya bervariasi ada kolang-kaling, nangka, durian, dan berbagai macam toping lainnya. Meski dengan variasi dan isian yang berbeda-beda, semoga dengan mengambil makna filosofisnya, kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, Allah SWT.

Hingga kini, kudapan manis bersantan ini begitu populer terutama saat di bulan Ramadhan. Bahkan kini sajian kolak bukan hanya menjadi tradisi orang Jawa, beberapa daerah di nusantara bahkan beberapa negara di Asia Tenggara pun memiliki hidangan yang berjenis hampir sama dengan kolak. Dan setiap bulan Ramadhan, kolak menjadi sajian yang begitu dicari sebagai hidangan takjil untuk berbuka puasa.


Selengkapnya