Kita mungkin pernah tiba-tiba terbangun di tengah malam karena bermimpi buruk. Kita juga pernah bermimpi indah yang membuat kita merasa tidak ingin bangun karena begitu senangnya, meski itu hanya dalam mimpi. Bermimpi itu seperti halnya melamun atau berkhayal. Saat kita tidur, otak tidak sepenuhnya beristirahat. Oleh karenanya, jika saat kita terjaga banyak menerima hal-hal baru, maka kemungkinan besar kita akan bermimpi ketika tidur. Mimpi juga dapat dipengaruhi oleh kenangan-kenangan dalam hidup kita. Kenangan yang masih tersimpan dalam memori otak juga kadang dapat terbawa ke dalam mimpi kita.
Jika kita bermimpi indah (baik) atau pun bermimpi buruk, apa yang sebaiknya kita lakukan? Atau bagaimana cara kita menyikapinya?. Dalam pembahasan tentang mimpi di tulisan saya sebelumnya, telah diuraikan mengenai jenis-jenis mimpi dalam Islam. Pada tulisan kali ini, secara ringkas akan saya uraikan mengenai bagaimana cara kita dalam menyikapi mimpi yang baik (indah) dan mimpi yang buruk.
Dalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad dari Jabir bin Abdullah RA disebutkan: "Seorang lelaki datang menemui Rasulullah dan berkata, 'Ya Rasulullah! Saya telah bermimpi kepalaku terpenggal dan menggelinding, dan saya pun terus mengikutinya. Mendengar perkataan lelaki tersebut, Rasulullah SAW menjawab, 'Mimpi itu berasal dari syetan. Apabila salah seorang di antara kalian bermimpi tentang sesuatu yang tidak disukainya, maka janganlah ia menceritakannya kepada siapa pun, dan hendaklah ia berlindung (membaca ta'awudz) kepada Allah dari gangguan syetan.
Dalam hadits riwayat Bukhari dari Abu Sa'id al Khudri disebutkan: "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang bermimpi dengan mimpi yang disukainya (mimpi baik), maka mimpi itu berasal dari Allah dan hendaklah ia bersyukur kepada Allah (dengan mengucap Alhamdulillaah) dan ceritakanlah kepada orang lain. Dan apabila ia bermimpi yang tidak demikian, yakni mimpi yang dibencinya (mimpi buruk), maka mimpi itu berasal dari syetan dan hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya (membaca ta'awudz) dan jangan menceritakannya kepada orang lain, niscaya mimpi itu tidak akan mencelakakan atau membahayakannya".
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Imam Muslim dari Jabir bin Abdullah RA juga disebutkan: "Rasulullah SAW bersabda: 'Apabila salah seorang di antara kalian bermimpi dengan mimpi yang tidak disukainya, maka meludahlah ke sebelah kirinya sebanyak tiga kali sembari membaca ta'awudz, memohon perlindungan Allah sebanyak tiga kali pula, lalu berbaliklah dari posisi tidur semula".
Dari ketiga hadits di atas, jelaslah bagaimana seharusnya kita menyikapi mimpi yang baik dan mimpi yang buruk. Mimpi yang baik atau mimpi yang disukai mestinya disikapi dengan mengucapkan Alhamdulillah sebagai tanda syukur kepada Allah, sebab mimpi itu berasal dariNya. Kita juga diperbolehkan, jika dirasa perlu, untuk menceritakannya kepada orang lain. Sedangkan mimpi yang buruk kita sikapi dengan meludah ke arah kiri sebanyak tiga kali disusul dengan membaca ta'awudz sebanyak tiga kali pula. Meludah di sini bukan berarti meludah sembarangan, tapi cukup sekedarnya saja dalam rangka mengikuti anjuran Rasul. Setelah itu kemudian berbalik dengan merubah posisi tidur semula, dan jangan ceritakan mimpi buruk itu kepada orang lain. Hal ini agar supaya mimpi itu tidak mengganggu pikiran kita dan tidak timbul bencana karena mimpi itu.
Labels:
Horizon
Thanks for reading Cara Menyikapi Mimpi Baik dan Mimpi Buruk. Please share...!
0 Komentar untuk "Cara Menyikapi Mimpi Baik dan Mimpi Buruk"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.