Pernahkah anda melihat seseorang yang sedang mengobrol dengan anda atau pun sedang beraktifitas tetapi tiba-tiba terdiam karena ternyata dia tidur?. Jika pernah, bisa jadi orang tersebut menderita narkolepsi. Selama ini, sebagian dari kita hanya tahu insomnia saja sebagai penyakit tidur, padahal ada juga hipersomnia atau yang lebih dikenal dengan istilah narkolepsi. Sebetulnya ada banyak orang yang menderita narkolepsi, tapi selama ini tidak banyak mendapat perhatian. Kurangnya pengetahuan akan narkolepsi membuat masyarakat kerap mencap penderitanya mengidap gangguan jiwa karena sering berhalusinasi. Bagi pengidapnya, penyakit ini dapat menyebabkan depresi, karena penderita narkolepsi biasanya tidak bisa beraktifitas secara normal.
Rasa kantuk berlebihan secara tiba-tiba
Narkolepsi adalah gangguan rasa kantuk hingga tidur kronis pada siang hari dan serangan tidur yang terjadi tiba-tiba. Serangan tidur ini bisa terjadi dalam setiap jenis kegiatan di sepanjang hari. Salah satu gejala narkolepsi adalah ditandai dengan rasa kantuk yang tidak tertahankan. Umumnya gejala ini terjadi di siang hari dan kebanyakan diidap oleh anak muda usia 15 - 25 tahun. Penderita narkolepsi akan mengantuk terus sepanjang hari tanpa bisa dikontrol. Dan pada waktu-waktu tertentu sampai dia harus tidur siang setengah jam, bangun, aktifitas lagi beberapa jam dan ngantuk lagi, kemudian harus tidur lagi.
Menurut penelitian, satu dari 2000 orang menderita narkolepsi. Penderita narkolepsi akan sulit beraktifitas sehari-hari seperti berkendara, masak dan sebagainya, karena khawatir akan terjadi serangan tidur secara tiba-tiba. Ketua Kelompok Staf Medik (KSM) Psikiatri RSUP dr Kariadi Semarang, Soesmeyka Savitri mengungkapkan, narkolepsi termasuk kelompok gangguan otak jangka panjang. Narkolepsi merupakan penyakit tidur yang menyerang sistem pengaturan tidur R. Tidur R adalah tahapan tidur di mana kita kebanyakan bermimpi. Akibat gangguan ini, maka terjadi kekacauan antara kondisi terjaga dan bermimpi.
Karakteristik utama narkolepsi adalah mengantuk luar biasa dan keinginan tidak terkendali untuk tidur siang. Seorang penderita narkolepsi tak benar-benar lelap saat tidur dan tak benar-benar terjaga saat bangun. Beberapa ahli menyatakan, narkolepsi mungkin disebabkan oleh kurangnya produksi bahan kimia yang disebut hypocretin oleh otak. Hipokretin itu neurotransmitter yang mendorong agar kita tetap terjaga. Penyebab pasti narkolepsi memang tidak diketahui. Genetika mungkin memainkan peran. Faktor-faktor lain seperti infeksi, stres atau terkena racun dapat berkontribusi pada pengembangan narkolepsi.
Kantuk pada siang hari yang berlebihan biasanya adalah gejala pertama yang muncul dan menyulitkan, sehingga sulit untuk berkonsentrasi dan bekerja dengan maksimal. Seorang penderita narkolepsi biasanya akan tertidur di mana saja dan kapan saja. Misalnya tiba-tiba terkantuk saat bekerja atau berbicara dengan teman, kemudian tidur selama beberapa menit atau sampai setengah jam, bangun dan merasa segar, tapi akhirnya kembali tertidur. Gejala khas narkolepsi di antaranya yaitu hipersomnia, lumpuh tidur, dan katapleksi.
Gejala-gejala Narkolepsi
Hipersomnia adalah kantuk yang berlebihan. Rasa kantuk berlebih di siang hari atau disebut excessive daytime sleepines (EDS) secara umum bisa mengganggu aktivitas normal sehari-hari. Orang yang mengalami EDS melaporkan bahwa mereka mengalami kekaburan mental, kekurangan energi dan konsentrasi, keadaan tertekan, atau kelelahan ekstrem.
Sedangkan gejala kelumpuhan tidur (paralisis) adalah gejala yang melibatkan ketidakmampuan sementara untuk bergerak atau berbicara saat tidur atau bangun. Periode ini umumnya singkat, berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit. Jelasnya, penderita narkolepsi sering mengalami ketidakmampuan sementara untuk bergerak atau berbicara saat tidur atau setelah bangun.
Adapun gejala cataplexy, biasanya ditandai dengan melemasnya otot secara mendadak. Otot yang melemas bisa beberapa otot saja sehingga kepala terjatuh, mulut membuka, menjatuhkan barang-barang, atau bisa juga keseluruhan otot tubuh. Keadaan ini dipicu oleh lonjakan emosi, baik itu rasa sedih maupun gembira. Narkolepsi dapat menyebabkan masalah serius baik secara profesional maupun pribadi. Orang lain mungkin melihat hal ini sebagai malas, lesu atau tak sopan. Kantuk ekstrem juga dapat menyebabkan dorongan seks rendah atau impotensi.
Ada sejumlah kondisi lain yang juga dapat menyebabkan kantuk berlebihan pada siang hari. Antara lain kurang tidur, kurang mendapatkan cukup tidur di malam hari akibat begadang, kerja bergiliran, depresi, mendengkur, lemah, lesu dan kurang tenaga. Dampak narkolepsi yang mungkin bisa terjadi yakni obesitas, penilaian negatif dari lingkungan serta cedera. Cedera yang dimaksud dapat terjadi lantaran kantuk datang di situasi yang tidak tepat, misalnya saat sedang mengemudi.
Penelitian di Inggris menunjukan bahwa satu dari lima kecelakaan di jalan raya disebabkan karena pengemudinya mengantuk. Masalah ini menjadi lebih mengkhawatirkan untuk pekerjaan tertentu seperti dokter, sopir bus, kondektur kereta, pilot, atau profesi lain yang perkerjaannya mempengaruhi keselamatan publik.
Penanganan Narkolepsi
Pemeriksaan untuk gangguan yang sering menyebabkan mengantuk perlu dilakukan agar tidak semakin parah. Apalagi bila kantuk terjadi pada pagi dan siang hari saat melakukan berbagai aktivitas. Untuk memastikan seseorang menderita narkolepsi, tidak bisa hanya dengan melihat seberapa sering dia tertidur tiba-tiba dan kemudian terbangun. Yang bisa memastikan seseorang menderita narkolepsi adalah dokter ahli kedokteran tidur.
Diagnosis narkolepsi diperlukan pemeriksaan tidur khusus, dengan tambahan pemeriksaan multiple sleep latency test (MSLT). Pemeriksaan ini dilakukan pagi hingga sore setelah pemeriksaan tidur satu malam dan dilakukan dilaboratorium tidur dengan menggunakan alat berupa polisomnografi (PSG). Pemeriksaan ini untuk membedakan narkolepsi dengan penyakit tidur lain yang menyebabkan kantuk berlebihan dan juga untuk menegakkan diagnosis narkolepsinya sendiri.
Sedangkan pengobatan bagi penderita narkolepsi tergantung dari tingkat keparahannya. Jika gejalanya ringan, teknik dan manajemen sederhana seperti mengatur waktu tidur di siang hari akan sangat membantu. Pengaturan jumlah waktu tidur yang cukup serta membuat kondisi tubuh yang lebih nyaman juga bisa dilakukan. Namun dalam kasus yang berat, penggunaan obat-obat untuk merangsang sistem saraf akan digunakan.
Dikutip dari Suara Merdeka, 2 Desember 2017.
Labels:
Info & Sains,
Kesehatan
Thanks for reading Mengenal Narkolepsi, Serangan Tidur Secara Tiba-tiba. Please share...!
0 Komentar untuk "Mengenal Narkolepsi, Serangan Tidur Secara Tiba-tiba"
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.