Pendakian Gunung Ungaran, Semarang

Gunung Ungaran

Gunung Ungaran adalah nama sebuah gunung yang berlokasi di bagian selatan Kota Semarang. Gunung ini memiliki ketinggian 2050 meter di atas permukaan laut (2050 mdpl). Gunung Ungaran memiliki medan pendakian yang lumayan menguras tenaga, namun masih cocok bagi para pendaki pemula. Pendakian di gunung Ungaran kami lakukan pada hari sabtu tanggal 7 sampai 8 Februari 2015. Pada pendakian kali ini saya mendaki bersama 5 orang teman saya yaitu Kang Mukhlis, Kang Fakhri, Kang Reza, Kang Alim dan Kang Azka. Kami berenam sepakat mendaki Ungaran melalui jalur Medini.

Sebelumnya hujan deras mengiringi perjalanan kami bersepeda motor dari Ngaliyan menuju Medini. Beruntung ketika sampai Medini, hujan sedikit reda. Setelah membayar karcis masuk dan memarkirkan sepeda motor, kami terlebih dahulu sempatkan makan siang di sebuah warung untuk mengisi tenaga. Pada saat itu, ternyata di Medini suasananya cukup ramai karena banyak rombongan anak sekolah (pramuka) yang sedang berkemah.

Selesai makan, perbekalan pun kami cek dan siang itu sehabis dzuhur, kami langsung memutuskan untuk mendaki. Pendakian dari medini sebetulnya ada dua jalur, pertama yaitu dengan jalan kaki mengikuti jalur kendaraan yang biasa dilalui motor dan mobil hingga Promasan, dan kedua jalur lewat hutan yang juga akan sampai Promasan. Promasan adalah perkampungan atau tempat singgah terakhir sebelum ke puncak Ungaran. Setelah berunding, kami berenam memutuskan untuk melalui jalur hutan sekalian mencari tantangan.

Aliran air gunung Ungaran

Pada awalnya, perjalanan yang kami lalui berjalan lancar. Kami berjalan menyusuri pinggiran aliran air sungai dan sesekali menjumpai batu-batuan besar. Tapi setelah mulai memasuki hutan lebat, ternyata kami tersesat karena tidak ada yang tahu arah, jalan buntu, ditambah kemudian hujan turun begitu derasnya. Sungguh memilukan keadaan saat itu, berada di lereng hutan dengan hujan deras yang mengguyur. 

Setelah kami berenam berdebat panjang, akhirnya daripada tersesat semakin jauh (sebenarnya kami juga sudah tersesat cukup jauh), kami memutuskan untuk kembali ke Medini dan perjalanan dimulai kembali dari awal melewati jalur kendaraan dari medini menuju promasan. Meskipun sebenarnya lebih jauh, tapi itu lebih aman dibanding lewat hutan yang penuh resiko dengan buta arah. Apalagi setelah  kemudian kami juga mendapati ternyata di kaki dan jas hujan yang kami pakai sewaktu hujan tadi banyak ditempeli lintah.

Perjalanan melewati jalur kendaraan memang lebih mudah karena jalanan berupa tanah rata atau batu yang sudah tersusun rapi dengan kerikil-kerikil kecil. Namun karena berkelok-kelok memutari gunung, perjalanan menjadi lebih jauh dibanding lewat jalur hutan.

Jalan di tengah kebun teh

Lewat jalur ini, sepanjang perjalanan yang kami lalui hanyalah perkebunan teh yang membentang luas. Sesekali kami juga berjumpa dengan pengendara sepeda motor baik yang naik maupun hendak turun. Setelah hampir 3 jam kami berjalan kaki, petang akhirnya kami sampai di Promasan. 

Di Promasan, kami langsung bergegas mencari mushola untuk melaksanakan shalat. Setelah habis isya, kami menyempatkan makan di warung milik warga yang juga tempat istirahat bagi para pendaki. Dari berbincang dengan sesama pendaki, muncul kabar bahwa pendakian menuju puncak ditutup untuk sementara. Namun karena sudah bertekad, kami berenam akhirnya memutuskan akan tetap mendaki dini hari nanti.
Menjelang malam kami memutuskan untuk berkemah menggunakan tenda yang kami bawa. Setelah mencari tempat yang cocok untuk mendirikan tenda, akhirnya kami berkemah di tengah kebun teh masih di sekitar promasan. Malam itu kami isi dengan membuat kopi dan mengobrol sambil ngopi. Sehabis itu, kami bergegas tidur.

Bermalam di tengah kebun teh

Sekitar pukul setengah 3 pagi, tenda kami bongkar dan bersiap-siap untuk melakukan pendakian. Perjalanan menuju Puncak dari Promasan selanjutnya yang kami lalui masih berupa perkebunan teh, setelahnya medan mulai bervariasi mulai jalur setapak memasuki hutan yang tidak begitu lebat dengan lamtoro gunung dan pohon cemara hingga medan berikutnya yang cukup berat karena medan yang berbatu-batu, dan tak jarang kami juga harus merunduk karena di tengah jalan yang sempit juga banyak ditemui pohon-pohon atau kayu yang tumbang dan melintang di tengah jalan.

Alang-alang gunung Ungaran

Perjalanan berikutnya kami juga menemui tebing-tebing batu yang berketinggian sekitar 20 meter dan dihiasi oleh padang sabana dengan pepohonan yang jarang. Disini kebanyakan hanya alang-alang, karena tidak adanya pohon-pohon pelindung yang tumbuh. Jalur disini menuntut kewaspadaan yang tinggi, karena kami melewati punggungan yang terjal berbatu besar serta licin. Kami juga menempuh jalan setapak dengan tebing-tebing tinggi di sekelilingnya.

Mengitari tebing

Setelah kami mencapai hutan kecil yang diapit oleh 2 punggungan, puncak gunung Ungaran sudah mulai terlihat. Setelah menyusuri jalan setapak dengan tebing-tebing tinggi, akhirnya sampailah kami di puncak tertinggi gunung Ungaran yang berada di ketinggian 2050 mdpl. Di Puncak Ungaran ini juga terdapat sebuah tugu Banteng Raiders yang dibangun oleh batalyon militer dari Semarang.

Tugu Banteng Raiders, Puncak Ungaran

Kami memang tidak sempat melihat sunrise cahaya mentari karena sampai di puncak sudah pagi. Meskipun begitu, keindahan pemandangan dari puncak sudah cukup memuaskan bagi kami. Sewaktu di puncak, kami juga berjumpa dengan rombongan pendaki lain yang terlebih dahulu sampai. Setelah puas menikmati keindahan di atas puncak dan berfoto mengabadikan gambar, sekitar jam 7 pagi kami pun memutuskan turun dari puncak kembali menuju promasan.

Puncak Ungaran

Sesampainya di Promasan, kami berhenti untuk membersihkan diri di sebuah kamar mandi umum dan sendang berupa pancuran air yang dihiasi patung-patung kecil. Setelah itu kami juga sempat mengunjungi sebuah goa yaitu Goa Jepang yang berada di tengah-tengah perkebunan teh. Di depan mulut Goa ini, kami sempatkan memasak mie instan untuk mengisi perut kami yang kelaparan. Menjelang siang hari, kami memutuskan untuk turun gunung melalui hutan menuju Medini. Di perjalanan melewati hutan di siang hari ini alhamdulillah berjalan lancar tidak tersesat seperti sebelumnya. 

Sekian.


Sendang di Promasan

Goa Jepang

Menuju puncak

Panorama diatas Ungaran

Team pendakian

Labels: Jelajah

Thanks for reading Pendakian Gunung Ungaran, Semarang. Please share...!

1 comments on Pendakian Gunung Ungaran, Semarang

  1. Jalur Medini keren juga gan...

    Ane baru pernah via Mawar... http://www.menggapaiangkasadunia.web.id/2016/04/ungaran-dekat-indah-murah-dan-mudah.html

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.