Asal - Usul Nama dan Sejarah Kota Kebumen

Kebumen

Ketika di perantauan, saya sering ditanya oleh teman-teman mengenai asal kota saya, dan saya akan menjawab bahwa saya berasal dari Kebumen. Namun yang membuat saya hampir selalu menahan marah adalah banyak diantara teman saya yang mengejek kota kelahiran saya. Mereka mengatakan bahwa Kebumen berasal dari kata kebo (kerbau) dan men sehingga menjadi Kebumen.

Mungkin sebenarnya mereka tidak bermaksud mengejek atau menjelekkan kota saya, karena mereka memang tidak tahu asal usul yang sebenarnya, lagipula mereka juga punya tanah kelahiran masing-masing. Sebagai orang Kebumen, menjadi keharusan bagi saya untuk selalu meluruskan anggapan teman-teman saya yang salah itu.

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki asal usul dan sejarahnya sendiri, begitu pula dengan Kebumen. Kebumen adalah sebuah kabupaten di Jawa Tengah bagian barat dan berada di pesisir selatan pulau jawa. 

Sejarah mengenai asal usul keberadaan Kabupaten Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan Kesultanan Mataram Islam. Pada masa itu belum dikenal nama Kebumen, melainkan Panjer. Konon pada waktu Sultan Agung menyerang Batavia, banyak pemuda-pemuda dari Panjer yang bergabung menjadi prajurit laskar Mataram.

Kebumen atau Panjer pada masa itu termasuk wilayah bagian dari kekuasaan Mataram Islam yang disebut daerah Manca Negara Kulon atau wilayah Kademangan Karanglo. Panjer juga tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan Mataram ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. 

Adapun mengenai asal-usul penamaan Kebumen dan hari jadi Kabupaten Kebumen ada beberapa versi yang berkembang di masyarakat. Namun versi yang cukup terkenal adalah bahwa asal mula nama Kebumen adalah berasal dari adanya tokoh yang bernama Pangeran Bumidirja.

Pangeran Bumidirja adalah Salah seorang Punggawa keraton Mataram yang masih merupakan adik Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Sewaktu Mataram dipimpin oleh Sunan Amangkurat I, Pangeran Bumidirja melihat banyak kezaliman yang merajalela, bahkan Sunan Amangkurat juga diketahui berkompromi dengan VOC (Belanda). 

Melihat hal itu, beliau tidak setuju dan memperingatkan keponakannya tersebut karena sudah melanggar keadilan dan bertindak zalim. Karena peringatan beliau ternyata tidak digubris oleh Sunan Amangkurat I, maka Pangeran Bumidirja memutuskan pergi meninggalkan keraton dan melakukan perjalanan menuju ke arah barat. 

Dalam pelarian akhirnya beliau sampai di wilayah Panjer. Di Panjer, beliau mendapat hadiah tanah dari penguasa Panjer pada masa itu, yakni tanah di sebelah utara kelokan sungai Lukulo. Pada masa itu juga kemudian dibangun sebuah padepokan/pondok sebagai tempat mengajar dan tempat tinggal beliau. 

Dari sejarah inilah, wilayah tempat kediaman Pangeran Bumidirja atau yang juga dikenal dengan nama Kyai Bumi, kemudian dikenal dengan daerah Ke-bumi-an dan akhirnya berubah menjadi KEBUMEN. Kata Kebumen yang mendapat awalan Ke dan akhiran an yang menyatakan tempat adalah sebagaimana makna kata rumah Lurah yang disebut Kelurahan atau rumah Bupati yang disebut Kabupaten. 

Jika dilihat dari sejarah keberadaan tokoh Pangeran Bumidirja, maka asal usul kota Kebumen dan hari jadinya adalah berdasar pada peristiwa tinggalnya Pangeran Bumidirja di tanah Panjer atau Kebumen, yaitu pada tanggal 26 Juni 1677. Hal ini berarti menunjukan bahwa sebenarnya Kebumen sudah berusia ratusan tahun. Akan tetapi, penetapan hari jadi Kebumen yang dipakai dan diperingati setiap tahunnya adalah justru berdasar pada peristiwa saat Kebumen dipimpin oleh Bupati yang ke 11 yakni Arungbinang ke 8 (1934-1942).
Pada saat itu terjadi penggabungan daerah-daerah Kabupaten (regentschaap) untuk mempermudah administrasi pemerintahan. Pemerintah Belanda yang saat itu masih menjadi penguasa menggabungkan Kabupaten Karanganyar (di bagian barat) dan Kabupaten Kebumen menjadi satu yakni menjadi Kabupaten Kebumen.

Surat keputusan tentang penggabungan kedua daerah ini tercatat dalam lembaran negara Hindia Belanda tahun 1935 nomor 629. Surat Keputusan Gubernur Jendral De Jonge Nomor 3 tertanggal 31 Desember 1935 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 1936. Inilah yang kemudian menjadi patokan hari jadi kota Kebumen hingga kini. Bertepatan dengan tahun baru, 1 Januari juga merupakan hari jadi kota Kebumen yang setiap tahun diperingati dan dirayakan oleh segenap warga Kebumen. 

Update!!!, Sesuai dengan ketentuan baru berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun 2018 tentang Hari Jadi Kabupaten Kebumen, maka ketentuan hari jadi yang semula bertanggal 1 Januari 1936, kini diubah menjadi 21 Agustus 1629. Ketentuan baru ini merupakan hasil diskusi melalui proses panjang yang dikaji oleh tim ahli dari para peneliti UGM, sejarawan, budayawan, dan tokoh-tokoh masyarakat. 

Penetapan 21 Agustus 1629 sebagai hari jadi Kebumen yang baru berlandaskan pada peristiwa heroik saat Ki Bodronolo (Bupati Pertama Panjer/ Kebumen) menyokong pasokan pangan untuk pasukan Mataram pimpinan Sultan Agung saat menyerang VOC ke Batavia. Sosok Panembahan Ki Bodronolo memiliki peran penting dalam membantu Sultan Agung ketika hendak menyerang kolonial Belanda di Batavia. Beliau adalah utusan kerajaan Mataram yang diberi amanah oleh Sultan Agung untuk mempersiapkan perbekalan logistik bagi para prajurit Mataram yang hendak berperang melawan kolonial Belanda.

Atas mandat dari Sultan Agung ini, maka Ki Bodronolo menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan memusatkan perbekalan logistik di wilayah Panjer Kebumen. Atas jasanya tersebut, maka Sultan Agung memberikan penghargaan kepada Ki Bodronolo sebagai Kyai Ageng Gede Panjer sekaligus diberikan kekuasaan sepenuhnya untuk memimpin wilayah Panjer (Kebumen). Peristiwa heroik tersebut diyakini terjadi pada 21 Agustus 1629.

Dari kajian mendalam melalui penelusuran dan penelitian atas sejarah peristiwa tersebut, maka disepakati bahwa latar peristiwa heroik Ki Bodronolo dan pemuda Panjer saat mendukung pasukan Mataram dalam penyerangan di Batavia tersebut dinilai paling tepat untuk diperingati sebagai hari jadi Kebumen. Sehingga dengan perubahan ini, pada peringatan hari jadi yang akan  dimulai pada 21 Agustus 2019, Kabupaten Kebumen akan genap berusia 390 tahun.

Demikian, Semoga dengan perubahan hari jadi yang baru ini, menjadikan Kebumen semakin maju, makmur dan sejahtera rakyatnya, sehingga warga Kebumen akan semakin cinta dan bangga terhadap daerahnya. Kebumen juga kudu tambah maen, dan sesuai dengan slogannya Kota BERIMAN, Kebumen menjadi kota yang Bersih, Indah, Manfaat, Aman dan Nyaman.

DAFTAR NAMA-NAMA TUMENGGUNG/ ADIPATI/ BUPATI KEBUMEN

1. Panembahan Bodronolo 1642-1657, Panjer.

2. Hastrosuto 1657-1677, Panjer

3. Kalapaking I 1677-1710, Panjer

4. KRT. Kalapaking II 1710-1751, Panjer

5. KRT. Kalapaking III 1751-1790, Panjer

6. KRT. Kalapaking IV 1790-1833, Panjer

7. KRT. Arungbinang IV 1833-1861, Panjer

8. KRT. Arungbinang V 1861-1890, Kebumen

9. KRT. Arungbinang VI 1890-1908, Kebumen

10. KRT. Arungbinang VII 1908-1934, Kebumen

11. KRT. Arungbinang VIII 1934-1942, Kebumen

12. R. Prawotosoedibyo S. 1942-1945, Kebumen

13. KRT. Said Prawirosastro 1945-1947, Kebumen

14. RM. Soedjono 1947-1948, Kebumen

15. R.M. Istikno Sosrobusono 1948-1951, Kebumen

16. R.M. Slamet Projorahardjo 1951-1956, Kebumen

17. R. Projosudarto 1956-1961, Kebumen

18. R. Sudarmo Sumohardjo 1961-1963, Kebumen

19. R.M. Suharjo Notoprojo 1963-1964, Kebumen

20. DRS. R. Soetarjo Kolopaking 1964-1966, Kebumen

21. R. Suyitno 1966-1968, Kebumen

22. Mashud Mertosugondo 1968-1974, Kebumen

23. R. Soepeno Soerjodiprodjo 1974-1979, Kebumen

24. DRS. H. Dadiyono Yudoprayitno 1979-1984, Kebumen

25. Drs. Iswarto 1984-1985, Kebumen

26. H. M.C. Tohir 1985-1990, Kebumen

27. H.M. Amin Soedibyo 1990-1995, Kebumen

28. H.M. Amin Soedibyo 1995-2000, Kebumen

29. Dra. Rustriningsih, M.Si. 2000-2005, Kebumen

30. Dra. Rustriningsih, M.Si. 2005-2008, Kebumen

31. K.H. Nashiruddin Al Mansyur 2008-2010, Kebumen

32. H. Buyar Winarso, SE 2010-2015, Kebumen

33. Ir. H. M. Yahya Fuad, SE 2016-......., Kebumen.

Diolah dari berbagai sumber

Labels: Kebumen, Sejarah

Thanks for reading Asal - Usul Nama dan Sejarah Kota Kebumen. Please share...!

0 Komentar untuk "Asal - Usul Nama dan Sejarah Kota Kebumen"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.