Pendakian Puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah

Gunung merbabu

Bagi para pendaki gunung, sampai di puncak merupakan sensasi tersendiri yang bisa dirasakan. Rasa capek, lelah, penat terbayarkan sudah ketika kita bisa mencapai puncak. Gunung merbabu merupakan salah satu gunung yang terbilang cukup tinggi di pulau jawa. Terletak di wilayah Magelang dan Boyolali, puncak tertinggi gunung merbabu dengan puncak triangulasinya berada di ketinggian 3.142 mdpl.

Pendakian Gunung Merbabu cukup populer dikalangan para pendaki karena gunung merbabu merupakan salah satu gunung yang tinggi dengan pemandangan yang indah di Indonesia. Selain itu, pendakian gunung merbabu juga memiliki tingkat kesulitan yang tidak terlalu sulit, meskipun kadang juga ditemui lokasi yang cukup ekstrem bagi pendakian.

Ada cerita unik sebelum kami memutuskan untuk melakukan pendakian di gunung merbabu ini. Sebelumnya, berminggu-minggu atau berhari-hari sebelum berangkat, kami telah merencanakan bukan untuk mendaki merbabu, melainkan gunung Andong di Magelang. Bahkan pada hari menjelang jam berangkat dari Semarang, tujuan kami masih ke gunung Andong. Namun pada saat berkumpul di kos hendak berangkat, sembari menunggu personil yang awalnya akan berjumlah 8 orang, salah seorang teman saya, fakhri menyeletuk bagaimana kalau mendaki diganti ke gunung merbabu saja yang lebih tinggi dan pastinya lebih menantang. Celetukan teman saya ternyata dianggap serius dan akhirnya menjadi kesepakatan kami yang saat itu masih hanya bertiga.

Dikarenakan hari semakin sore dan personil kami yang lain tidak juga datang, akhirnya kami bertiga memutuskan untuk berangkat dan menjemput mereka di tempatnya yang berada di pondok. Setibanya di pondok, ternyata mereka belum berkumpul, bahkan ada yang masih pergi atau belum pulang dari kegiatan di kampus. Setelah dipertimbangkan akhirnya satu teman dari pondok yaitu deni ikut dengan kami untuk langsung ikut berangkat ke merbabu, sementara empat personil yang lain yang dimotori Ulil dan kawan-kawan memutuskan berangkat jam 5 sorean menyusul. Belakangan diketahui empat personil tersebut akhirnya berangkat menuju tujuan awal yaitu gunung Andong di Magelang. Jadi dari 8 personil akhirnya kami terbagi menjadi dua kelompok, 4 ke Merbabu dan 4 yang lain ke Andong.

Pada perjalanan pendakian di gunung merbabu ini, saya dengan tiga orang teman saya, fakhri, reza dan deni berangkat dari Semarang pada hari sabtu waktu ashar 15 agustus 2015 dan kembali ke Semarang pada minggu malam 16 agustus 2015, atau tepat satu hari sebelum HUT Kemerdekaan RI. Ini dilakukan karena pada tanggal 17 nya teman saya ada yang ikut upacara di tempat kerjanya.

Merbabu 2

Jalur pendakian menuju puncak merbabu ada beberapa alternatif, diantaranya via jalur thekelan, Chuntel, Wekas dan jalur Selo. Pada pendakian ini, kami berempat mengambil jalur Chuntel yang merupakan sebuah dusun yang terletak di desa Kopeng, Kec. Getasan, Kab. Semarang. Untuk menuju basecamp pendakian di dusun Chuntel yang berada tidak jauh dari kawasan wisata kopeng, Jalan yang kami lewati sepanjang kopeng hingga chuntel berupa jalan aspal menanjak yang masih mulus.

Menjelang waktu maghrib kami sampai di lokasi basecamp Chuntel yang letaknya berada tepat di kiri jalan sebelum gapura masuk dusun chuntel. Setibanya di basecamp pendakian Chuntel ini, kami menjumpai banyak sekali pendaki yang hendak melakukan pendakian dan pendaki yang ingin merayakan hari kemerdekaan di puncak merbabu. Ratusan lebih para pendaki berdatangan dari berbagai penjuru tanah air, bahkan juga dari luar negeri.

Setelah melakukan registrasi, persiapan dan istirahat secukupnya, tepat setelah habis shalat isya kami langsung bergegas melakukan pendakian. Pada awal perjalanan, kami melewati perkampungan penduduk dengan jalanan yang beraspal. Setelahnya, kami melalui ladang perkebunan penduduk dan beberapa bak air penampungan. Setelah melewati areal ladang, kami mulai memasuki kawasan hutan gunung merbabu. Jalan yang kami lewati cukup landai, belum ditemui jalur-jalur terjal. Hanya saja karena kami mendaki pada musim kemarau, banyak debu yang beterbangan sehingga para pendaki harus memakai masker.

Sekitar 30 menit berjalan, kami sampai di pos bayangan 1. Di pos bayangan 1 terdapat bangunan yang bisa digunakan pendaki untuk beristirahat. Beranjak dari pos bayangan, perjalanan terasa lebih menanjak dari sebelumnya. Kami terus berjalan melewati hutan lereng merbabu hingga sekitar 45 menit kemudian kami sampai di pos pertama. Di pos pertama, tempatnya tidak terlalu luas dan tidak ada bangunan untuk beristirahat, sehingga banyak pendaki yang lebih memilih melanjutkan perjalanan. 

Perjalanan dari pos 1 menuju pos berikutnya kami lewati tidak begitu berbeda dari sebelumnya. Perjalanan menanjak melewati areal hutan merbabu. Setelah sekitar 60 menit kami berjalan, akhirnya kami sampai di pos 2. Di sekitar pos 2 ini terdapat sumber mata air yang bisa diambil para pendaki untuk mengisi perbekalan air minum. Untuk mengambil air kami melewati jalan menurun di sisi kanan lintasan. Sumber mata air berada sekitar 20 meter dari pos 2. Mata air ini akan tetap ada meskipun pada musim kemarau.

Setelah dari pos 2, kami menuju ke pos 3 dengan melewati medan yang lebih terbuka dari sebelumnya. Sekitar 60 menit dari pos 2, kami sampai di pos 3. Pos 3 berada di sebuah areal datar yang luas, sehingga banyak pendaki yang memanfaatkannya untuk mendirikan tenda. Kebanyakan para pendaki yang mendaki malam itu bersama rombongan kami mendirikan tenda di pos 3 ini. Saya dan ketiga teman saya sempat berunding untuk mendirikan tenda, tetapi hasil berunding akhirnya kami memutuskan melanjutkan perjalanan dan mendirikan tenda di tempat berikutnya. 

Sekitar 15 menit berjalan, tepat di pinggir jalanan hutan di atas pos 3 kami akhirnya mendirikan tenda di bawah naungan pepohonan dan dikelilingi semak-semak. Kami saat itu mendirikan tenda sekitar pukul 11 atau 12 malam. Setelah tenda berdiri, kami sempatkan memasak mie instan untuk mengisi perut kami sebelum akhirnya kami terlelap tidur malam.

Merbabu 3

Pukul 5 pagi kami bangun dan melanjutkan pendakian. Tenda sengaja kami tinggalkan untuk mengurangi beban bawaan. Sunrise matahari terbit kami lalui dalam perjalanan ini. Setelah beberapa menit kami berjalan, akhirnya sampailah kami di pos pemancar. Pos pemancar merupakan lapangan yang cukup luas tetapi sangat terbuka, selain itu angin juga cukup keras menerpa kita, oleh karenanya bagi para pendaki harus hati-hati dan waspada karena di sekitarnya banyak lereng yang curam. Di pos pemancar kami sempatkan beristirahat sembari menikmati pemandangan pagi alam gunung merbabu dari atas ketinggian.

Merbabu 4

Selepas dari pos pemancar, perjalanan menuju puncak kami lanjutkan hanya berdua, yakni saya dan reza, sementara fakhri dan deni tetap berada di pos pemancar. Beranjak dari pos pemancar kami berdua berjalan mengikuti jalan yang menurun di sela sela rerumputan hijau yang indah. Perjalanan menuju ke puncak kentengsongo banyak kami temui pemandangan indah.

Merbabu 5

Kami harus naik turun bukit dan sesekali seperti memutari gunung. Sampai-sampai beberapa kali saya dan teman saya reza seperti 'tertipu' ketika melihat seperti puncak di depan mata, tetapi setelah didatangi ternyata masih ada puncak lagi dibelakangnya, begitu seterusnya berulang kali. Di tengah perjalanan kami sempat berpapasan dan menyapa pendaki asing yang hendak turun. Saat teman saya Reza bertanya asalnya, mereka mengatakan berasal dari Netherland (Belanda). Dalam perjalanan kami juga melewati jembatan setan yang terkenal di gunung merbabu. Kami juga sempat mencium aroma belerang dalam perjalanan ini.

Merbabu 6

Setelah terus mendaki akhirnya kami sampai di sebuah pertigaan. Jalan yang menanjak ke arah kiri akan membawa pendaki ke puncak syarif yaitu puncak tertinggi ke-2 setelah puncak kentengsongo. Berhubung hari sudah semakin siang dan badan semakin lelah, pada saat itu kami berdua memutuskan untuk melewatkan puncak syarif ini dan langsung menuju puncak tertinggi gunung merbabu yakni puncak kentengsongo atau puncak triangulasi.

Merbabu 7

Untuk menuju puncak kentengsongo, kami mengambil arah kanan dari persimpangan, kami melewati jalur yang sedikit menurun ke arah bukit kecil. Setelahnya kami berjalan memutari bukit yang jalurnya sempit dan berlereng terjal. Banyaknya pendaki saat itu membuat kami sering berpapasan dengan pendaki yang hendak turun. Oleh karenanya kami harus berhati-hati dengan berbagi jalan yang sempit dengan pendaki-pendaki yang lain. Setelah melewati satu tanjakan lagi, akhirnya sekitar jam 10 pagi menjelang siang sampailah kami berdua di puncak tertinggi di gunung merbabu.

Merbabu 8

Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan, namun begitu sampai puncak, terbayarkan sudah perjuangan kami. Berdiri di puncak merbabu seakan berada di atas langit dengan panorama gunung-gunung lain yang berdiri di sekelilingnya.
Dari pendakian di merbabu ini banyak pelajaran yang bisa kami ambil. Jauh dan lama perjalanan menuju puncak membuat kami sadar bahwa perlengkapan terutama persediaan makanan atau air minum harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh sebelum pendakian. Hal ini karena kami merasakan sendiri bagaimana rasanya kelaparan ketika sampai puncak, persediaan makanan dan minum kami sangat menipis karena kurangnya persediaan dan sebagian persediaan tertinggal bersama 2 personil kami yang menunggu di pos pemancar. 

Selain itu kondisi medan juga menjadi perhatian kami ketika akan mendaki. Sebagaimana yang kami alami di pendakian merbabu, ketika musim kemarau banyak sekali debu yang beterbangan setiap kali kaki melangkah, apalagi jika berada di tempat terbuka dan tiba-tiba muncul angin besar, maka debu akan semakin banyak memenuhi udara. Hal ini yang mengharuskan kami untuk melindungi hidung kami dengan masker atau penutup hidung, sehingga debu tidak masuk paru-paru dan membahayakan kesehatan. Hampir sepuluh jam atau lebih pendakian merbabu ini jika kami kalkulasikan. Tetapi yang jelas pendakian ini menjadi salah satu pengalaman berharga bagi kami dalam mengenal alam, menikmati hidup dan mengagumi keindahan ciptaan Tuhan.

Merbabu 9

Merbabu 10

Merbabu 11

Merbabu 12


Labels: Jelajah

Thanks for reading Pendakian Puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Please share...!

0 Komentar untuk "Pendakian Puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah"

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan. Maaf, Komentar berisi Link Aktif, Promosi Produk Tertentu, J*di, P*rn*, Komentar berbau SARA dan Permusuhan, tidak akan dipublish.